Setelah acara makan bersama selesai, Yun Yi tidak langsun pergi ke paviliunnya. Ia malah melangkah menuju tempat latihan para prajurit.
Sesampainya di sana, ia melihat Caho Yun, wakil Jendral, yang sedang melatih para prajurit.
Di lapangan para prajurit tengah berlari sambil membawa sebuah batu dengan ukuran cukup besar di punggung mereka masing-masing.
"Ayo semuanya lebih cepat." Intrupsi Wakil Jendral Chao kepada prajutir yang masih berada jauh dari teman-teman nya yang lain.
"Hallo Jendral Chao." Sala Yun Yi ketika sudah di samping Chao Yun.
"Hallo?" Gumam Chao Yun tidak mengerti dengan ucapan Yun Yi.
"Itu adalah kata yang di pakai ketika menyapa orang." Jelas Yun Yi yang di angguki oleh Chao Yun.
Chao Yun tersadar kalau gadi di depannya adalah Er'Xiăo Jiě di Huang Fu ini.
"Maafkan saya Er'Xiăo Jiě karena tidak mengenali anda lebih awal." Hormat Chao yun , ia membungkukkan badannya.
"Tidak perlu terlalu formal Jendral Chao, anda boleh bangkit."
"Terimakasih Er'Xiăo Jiě." Yun Yi mengangguk lalu kembali melihat para prajurit.yang tengah berlari.
"Jika boleh tau ada perlu apa Er'Xiăo Jiě datang kemari?" Tanya Jendral Chao.
"Aku ingin ikut berlatik fisik bersama mereka." Tunjuk Yun Yi pada prajurit yang sedang berlari.
"Apa?!" Karena terlalu terkejut Jendral Chao pun dengan reflek berkata dengan suara tinggi.
Yun Yi mengabaikan ke terkejuttan Jendral Chao, ia dengan santai mengambil batu yang berada tak jauh dari sana lalu mualai berlari mengikuti para prajurit.
Jendral Chao yang melihat itu melotot. "Er'Xiăo Jiě anda tidak boleh melakukan ini." Teriak Jendral Chao, tapi di abaikan oleh Yun Yi.
Jendral Huang yang sedang berjalan melewati tempat latihan para prajurit. Ketika matanya melihat Yun Yi yang tengah berlari sambil membawa batu seperti prajurit yang lain.
Jendral Huang masuk ke lapangan, "Yi'er apa yang sedang kamu lakukan?!" Jendral Huang berteriak panik ketika Yun Yi berlari semakin cepat.
Yun Yi tersenyum ke arah Jendral Huang, "Hallo Ayah."
"Yi'er bukan waktunya untuk menyapa, berhenti berlari." Jendral Huang kembali berteriak cemas, takut Yun Yi terjatuh.
"Tidak mau, aku baru melakukan beberapa putaran." Sahut Yun Yi yang masih terus berlari.
Jendral Huang menghela nafas, ia mencoba memikirkan cara agar Yun Yi mau berhenti berlari.
Tiba-tiba ada prajurit yang berlari menghampiri Jendral Huang yang masih berdiri di tepi lapangan latihan para prajurit.
"Lapor Jendral." Prajurit itu langsung berbicara dengan tergesa-gesa seolah tengah di kejar sesuatu yang seram.
"Ada apa? Mengapa begitu buru-buru?" Tanya Jendral Huang.
"Yang mulia kaisar bersama Raja Xin." Ucapan Prajurit itu membuat Jendral Huang.
"Apakah kau tidak salah mengenalinya? Bagaimana mungkin Raja Xin datang kemari." Jendral Huang merasa tidak percaya.
"Saya tidak salah mengenali, saya yakin bahwa laki-laki yang bersama yang mulia kaisar adalah Raja Xin." Mendengar itu Jendral Huang mengerutkan alisnya.
"Apakah Raja Xin akan langsung membahas tentang pertunangan?" Gumam Jendral Huang.
"Pertunangan siapa?" Jendral Huang terjengkit kaget, ia menoleh ke belakang dan mendapati Yun Yi yang sudah di banjiri keringat akibat berlari.
"Yi'er, kau mengagetkan Ayah." Terang Jendral Huang.
"Hehe, maaf Ayah." Yun Yi menggaruk tengkuk yanga yang tidak gatal.
"Karena kamu sudah di sini kau cepatlah bersihkan diri dan datanglah ke aula." Titah Jendral Huang tidak ingin di bantah.
Yun Yi hanya mengangguk, "Kalau begitu aku pergi dulu."
Jendral Huang bergumam, lalu berucap. "Jangan terlalu lama." Ucap Jendral Huang.
"Baik." Ucap Yun Yi sambil berlari.
Jendral Huang pun pergi dari tempat latihan menuju aula. Sesampainya di sana, sudah ada Kaisar yang tenah duduk di kursi dekat danau dan Raja Xin yang tengah duduk santai sambil meminum teh yang telay para pelayan sajikan.
"Saya memberi salam kepada yang mulia kaisar dan Raja Xin." Jendral Huang meletakkan tanannya di depan dada lalu membungkuk. Yang di balas anggukkan oleh Raja Xin.
"Silahkan berdiri Jendral." Ucap Xi Luo Yan, kaisar ke tujuh di kekaisaran ini.
"Terimakasih, Bixia¹."
Kaisar Xi mengngguk, dia menatap sekeliling lalu bertanya.
"Di mana putrimu dan Selir Qiu?"
"Apa maksud anda adalah Yun Yi?" Tanya Jendral Huang.
"Benar." Kaisar mengangguk.
"Ijin menjawab, Bixia. Yun Yi sedang membersihkan diri. Dia pasti akan segera datang." Baru saja berucap para prajurit mengumamkan kedatangan Yun Yi.
"Er'Xiăo Jiě Huang memasuki ruangan."
"Yi'er kemarilah." Panggil Jendral Huang pada Yun Yi.
Yun Yi menghampiri Jendral Huang.
"Yi'er beri salam kepada yang mulia kaisar dan Raja Xin." Titah Jendral Huang.
"Saya memberi salam kepada yang mulia kaisar dan Raja Xin."
Kaisar tersenyum, "Kau boleh bangkit."
"Kau benar-benar mirip dengan ibumu Yun Yi." Ucap Kaisar setelah memperhatikan Yun Yi.
"Terimakasih atas pujiannya Bixia."
Merasa ada mata yang terus menatapnya Yun Yi pun mengalihkan pandangannya. Ia mendapati laki-laki dengan Zaosan berwarna hitam putih dengan ukiran naga perak di beberapa sudut.
Auranya nampak begitu agung, wajahnya yang sempurna dengan mata hitam pekat yang tajam, hidung mancung, dan alis tebal.
'Apakah dia Raja Xin?' batin Yun Yi.
"Bixia, jika saya boleh tau, anda ada keperluan apa sampai datang kemari secara tiba-tiba." Jendral Huang memberanikan diri untuk bertanya.
"Sebenarnya bukan Zhen² yang punya keperluan, tapi Raja Xin." Kaisar menunjuk ke arah Raja Xin yang sedari tadi menyimak percakapan mereka.
Atensi Jendral Huang dan Yun Yi langsung berpaling ke arah Raja Xin.
Raja Xin yang di tatap pun menganggukkan kepalanya, ia berucap.
"Raja ini ingin berbicara dengan Er'Xiăo Jiě."
"Dengan ku?" Tunjuk Yun Yi pada dirinya sendiri.
Raja Xin menganggukkan kepalanya, Raja Xin terus menatap Yun Yi tanpa berniat mengalihkan pandangannya.
Yun Yi menengok ke arah Jendral Huang, ia melayangkan tatapan bertanya. Yun Yi seolah bertanya 'Bagaimana ini Ayah?'
"Baiklah kalau begitu." Jendral Huang bangkit dari duduknya.
"Yi'er berbicaralah dengan Raja Xin." Ucap Jendral Huang.
Ketika Yun Yi ingin protes, Jendral Huang dan Kaisar Xi terlebih dulu keluar dari aula, dan hanya menyisakan dirinya dan Raja Xin.
Suasananya menjadi hening, setelah beberapa saat belum ada yang berinisiatif untuk berbicara terlebih dahulu.
"Yun Yi." Setelah beberapa saat Akhirnya Raja Xin mengeluarkan suara nya.
Yun Yi yang di panggil segera menoleh. "Ya dengan saya, sendiri."
"Saya menyetujui permintaan mu." Mendengar ucapan Raja Xin, Yun Yi mengerutkan dahinya, bingung.
"Maksud anda? Permintaan yang mana ya? Bukankah kita baru pertama kali bertemu."
Melihat Raja Xin yang hanya tersenyum tanpa berniat membalas ucapannya, Yun Yi semakin mengernyit, bingung.
"Sepertinya Jendral Huang belum memberitahu kan tentang calon pasangan mu ya." Ujar Raja Xin yang masih di sertai senyum nya.
"Calon pasangan?" Gumam Yun Yi.
"Tentang laki-laki yang akan di jodohkan dengan mu, itu adalah aku." Ucap Raja Xin semakin melebarkan senyumnya.
Mata Yun Yi membulat, jadi laki-laki di depannya ini adalah laki-laki yang dijodohkan dengannya.
...🔸️To Be Continued🔸️...
Note 📝:
Bixia \= yang mulia.
Zhen \= sebutan 'aku' bagi kaisar/raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
ciru
cakep
2023-12-01
0
siti fatimah
crazy up...lagi...lagi makin seru aja thor ceritanya
2023-05-29
0