Masih berdiri ditempat nya Maysa melongo dengan mulut yang menganga, sedangkan Fasha dengan sedikit menahan tawa menyenggol lengan Maysa dengan siku nya
"hey sadar dong! jangan melongo! itu dua juz menunggu mu" ucap Fasha yang berhasil membuyarkan lamunan Maysa
"Masya'Allah" dengan mata yang membulat lebar bak bola ping pong Maysa tersadar dan ingat dengan hukuman yang baru saja menimpa nya.
"Duh dua juz ya, emmm... oh key... bisa di atur" ucap gadis itu dengan berjalan perlahan menuju masjid
"dasar, bocah santuy! ada mah orang kena hukuman itu takut, ini malah kek girang, awalnya aja kaget, ternyata... kaget nya hanya acting" Fasha menggeleng-geleng kan kepala nya melihat tingkah Maysa yang seperti tidak menjadikan hukuman barusan beban hidup.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka menuju masjid bersama dengan santri yang lain nya yang kebetulan juga sudah sampai di sekitar mereka.
Dari kejauhan Nur melihat Maysa yang bertabrakan dengan Rayyan, gadis itu mulai curiga "May! kamu pasti sengaja kan nabrak ustad Rayyan! dasar gadis ganjen!" umpat nya dengan suara lirih dan mata lurus menatap kearah Maysa, Fasha dan Rayyan berdiri
Sesampai nya di dalam masjid Maysa duduk di samping Fasha karena memang, baru Fasha yang ia kenal dan Fasha juga sabar menjelaskan apa pun yang Maysa belum paham.
"kayak nya sih kak Rayyan salah deh ngasih kamu hukuman" celetuk Fasha sebelum kajian dimulai
"salah kenapa? ya wajar aja lah kakak mu kasih aku hukuman karena memang tidak seharusnya aku ngata-ngatain dia tadi" ucap Maysa dengan raut wajah yang biasa saja
"Assalamu'allaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seseorang yang tengah berdiri di atas mimbar.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" sahut semua santri yang mengikuti kajian pada sore hari ini.
Lagi-lagi Maysa di buat terkejut karena saat ia melihat ke arah mimbar wajah Rayyan lah yang ia lihat "pas sekali dengan bayangan ku di perjalanan kesini tadi" batin nya dengan mata yang menatap kagum ke arah Rayyan yang berdiri penuh karisma di atas mimbar.
Banyak sekali kata yang mengandung ilmu telah terucap dari bibir ustad tampan yang tengah berdiri di atas mimbar, tapi tak satu pun masuk kedalam otak Maysa.
"May! May!" bisik Fasha dengan menyenggol lengan Maysa berusaha menyadarkan nya.
Karena Maysa tidak merespon bisikan Fasha, gadis itu sedikit menaik kan nada suara nya.
"MAY!" panggil Fasha dengan suara yang keras dan membuat Maysa terkejut, refleks gadis itu langsung berdiri dan berkata "maaf ustad saya hanya mengagumi ustad, hukuman dua jus akan segera saya hafal" Maysa berdiri dan ber teriak dengan sangat cepat dan keras.
Semua mata tertuju pada nya tak terkecuali Nur yang menjadi sangat membenci Maysa, dan Rayyan yang menahan senyum dengan tetap menampilkan ekspresi dingin nya.
Sadar telah melakukan kesalahan, Maysa melihat ke kanan dan ke kiri kemudian melihat ke arah Rayyan yang kini menatap nya dengan satu alis yang terangkat, Fasha langsung menarik lengan Maysa supaya gadis itu kembali duduk.
Dengan pipi yang memerah karena malu Maysa kembali duduk dan menunduk kan kepala nya "bodoh-bodoh-bodoh!! kok bisa!!!" batin nyw merutuki diri sendiri.
"May? kau baik-baik saja?" tanya Fasha yang melihat Maysa hanya diam dan menundukkan kepala nya sejak kejadian tadi. Dan lagi gadis itu hanya mengangguk kan kepala nya, Fasha pun mengerti dan memutuskan untuk bertanya nanti ketika sudah di kamar saja.
.../......°°°...... /...
Malam hari Sasya memasuki kamar milik Maysa ia membuka pintu kamar itu dan seketika bayangan-bayangan ketika ia bercanda dengan sang adik pun terlintas di otak nya.
"May, baru juga beberapa hari, rumah ini sepi tanpa ulah mu" gumam Sasya lirih dengan mata menyapu kan pandangan ke seluruh ruangan yang di datangi nya itu.
Sesekali ia menghela nafas, merasakan atmosfer yang sama tapi tak serupa, sesak terasa mulai memenuhi dada, sesuatu kini telah mengintip di ujung mata, seolah ingin keluar akan tetapi sang empu nya masih menahan dengan mengatur nafas nya naik turun.
"Sya? kau sedang apa disini?" ucap Zulfa ketika ia memasuki kamar anak bungsu nya dan mendapati Sasya sang anak sulung tengah berdiri di tengah ruangan itu.
"eh bunda" ucap Sasya dengan mengusap kedua mata nya.
"kenapa Sya? kamu rindu adik mu?" ucap Zulfa dengan melangkahkan kaki nya mendekati Sasya.
"hehe... ya rindu sih rindu bun" ucap Sasya yang mengalihkan pandangan dari bunda nya menuju foto Maysa yang bertengger di meja belajar nya.
Zulfa pun mengikuti arah pandangan mata Sasya dan tersenyum tipis, kemudian ibu dua anak itu berjalan mendekati bingkai-bingkai foto yang berjajar rapi di meja belajar milik Maysa.
Di pandangi nya foto Maysa putri bungsu nya satu persatu, dan tiba pula pandangan Zulfa pada foto Maysa yang tengah bersama motor Ninja kawasaki nya, di angkat nya foto tersebut.
"Maysa putri bunda yang paling bandel kalau di kasih tau, bunda tau selama ini kamu masih diam-diam ikut balap liar, bunda tidak pernah melarang mu karena niat mu bukan untuk hal yang negatif, bunda hanya berdo'a semoga kau baik-baik saja dan selalu dalam lindungan nya" bulir bening pun tanpa permisi melintasi pipi putih milik Zulfa, dengan senyuman masih terkembang di sudut bibir nya.
"sekarang Maysa sudah besar, sudah mau masuk pondok, biasa nya setiap pagi selalu teriak-teriak, sekarang rumah ini sepi nak" dengan mengelus pigura berukuran sedang yang berisikan foto Maysa.
"bunda jangan nangis dong, biarkan saja Maysa belajar agama di sana, kita do'a kan saja semoga May bisa hidup mandiri dan serius belajar nya" ucap Sasya sambil memeluk Zulfa dari samping kanan nya.
Zulfa tak mampu berbicara lagi bulir bening yang membasahi pipi seakan semakin deras jika satu kata saja terucap dari bibir yang tak henti-henti nya menyunggingkan senyuman menatap foto anak bungsu nya.
Nando yang sedari tadi menguping dibalik jendela kamar Maysa, ya tepat nya di balkon, ia mendapati kenyataan bahwa ternyata sahabat nya kini tengah hidup di pondok pesantren, tidak lagi di rumah nya, dengan perlahan Nando meninggalkan balkon kamar Maysa, ia pun menuju base camp.
Sesampai nya di base camp...
"Nit lo udah tau kalau May mondok sekarang?" ucap Nando dengan sedikit berlari mendekati Anita yang masih lembur membantu bapak nya
"hah? mondok? masuk pesantren maksud lo?" ucap Anita dengan tangan masih fokus pada mesin di depan nya.
"iya, barusan gua ke rumah nya, niat hati mau minta maaf dan kasih tau info balapan jam 2 nanti" ucap Nando dengan menghempaskan bokong dan punggung nya di sofa yang empuk.
"ada balapan malam ini?" tanya Anita
"iya duit nya gede lagi, Maysa pasti gak nolak, tadi gua pikir begitu, tapi malah gak ada anak nya" dengan lesu Nando berkata
"tapi ndo! lo yakin May udah biasa aja kalau ketemu sama lo?" dengan memicingkan mata nya Anita bertanya
"ya maka nya, gua juga mau minta maaf lah" ucap Nando tulus
Suasana kembali hening, Nando sibuk dengan ponsel nya sedangkan Anita kembali sibuk dengan mesin yang ada di hadapan nya.
drrrrrttttzzzz....
drrrrrrttttzzzz....
tiba-tiba saja ponsel Nando bergetar tanya ada panggilan, dan nama My love Sinta pun tertera pada layar ponsel Nando
"iya hello? ada apa?" ucap Nando setelah jari nya menggeser tombol hijau dilayar ponsel nya
"Nando ini tante di rumah sakit, Sinta barusan jatuh dari tangga, sampai sekarang masih belum sadar tapi dia panggil-panggil nama mu terus, tolong kamu kesini ya nanti tante kirim alamat nya" ucap ibu nya Sinta lewat sambungan telefon
Nando hanya mengiyakan, kemudian pamit dengan Anita kalau ia akan segera ke rumah sakit karena Sinta baru saja kecelakaan...
...bersambung... ...
jangan lupa like dan komentar nya biar author semangat up nya lagi, butuh dukungan dari para readers ku tersayang
semoga kalian sehat selalu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
❤️🔥Istrinya Sky Wingky🫦
aku suka nya kalo part rayyan sama maysa di banyakin😭 dikit bgt part mereka thooorrr
2022-05-24
6
❤️🔥Istrinya Sky Wingky🫦
modus enggak tuh Sinta, kok aku curiga begini...?🤭
2022-05-24
0