Setelah kejadian itu siang hari karena sekolah sudah libur Maysa mengajak kedua teman nya itu untuk bertemu di basecamp atau dirumah Anita
Ya mereka sudah berkumpul di sana, jika biasa nya Maysa membatu ayah nya Anita mengutak-atik motor kali ini gadis itu tengah serius dihadapan sahabat-sahabat nya
"jadi apa yang lo lakukan?" tanya nya kepada Nando
"siapa cewek yang tadi pagi suara nya masuk pas gua telfon elo?"
"kok bisa lo gak pulang dan bikin keluarga lo itu khawatir?"
"Nando! jawab! lo masih sahabat kita kan? kalo lo ada masalah ngomong jangan di pendam!" Maysa melontarkan pertanyaan demi pertanyaan nya kepada Nando yang setiap kali Nando hendak menjawab nya tidak jadi karena muncul pertanyaan yang satu nya lagi
"sabar May! kasih Nando waktu" ucap Anita dengan mengelus punggung Maysa
"ya orang ditanya mah jawab! kenalpot aja digas bunyi, kalah lo sama kenalpot?" lagi-lagi Maysa terbawa emosi
"dah May lo diem dulu" ucap Nita menenangkan Maysa
"Nando, lo jelasin gih, biar kita gak salah paham sama lo" ucapan Anita lebih kalem dari pada Maysa, Nando menghela nafas nya sejenak sebelum ia menjelaskan kejadian semalam
"jadi begini, kemarin setelah pulang dari sekolah... " kata-kata Nando dipotong oleh Maysa
"iya kemarin lo jadian sama Sinta dan lo ninggalin gua di sana!" tukas Maysa yang tersulut emosi tingkat dewa
"jangan di sela dulu May, biar Nando jelasin dulu duduk permasalahan nya" ucap Anita
"karena selalu mengingat kalau cinta ku salah alamat, kemarin sore aku pergi minum, tapi aku bersumpah aku ke bar sendiri tidak bersama Sinta" ujar Nando
"apa? Sinta? jadi kau sendiri ke bar? lalu?" tanya Anita yang meminta kelanjutan cerita dari Nando
"aku frustasi karena tadi nya aku ingin menyatakan perasaan ku pada Maysa bukan nya pada Sinta, tapi seperti nya Sinta akan marah atau mungkin bahkan memusuhi Maysa jika aku tidak membalas cinta nya Sinta makanya kemarin aku berpura-pura menyatakan cinta pada nya" jelas Nando dengan nada yang dipenuhi rasa sesal
" lalu? kok bisa ada Sinta saat kau bangun tidur pagi tadi" Anita menimpali, sedangkan Maysa ia mengusap wajah nya dengan kasar, tak akan mengira kalau sahabat nya ini mempunyai perasaan yang lebih terhadap nya
"gua gak habis pikir Ndo, lo bisa punya perasaan begitu!! apa lo gak sayang sama persahabatan kita?" gumam Maysa dengan suara yang bergetar, gadis itu menganggap perasaan Nando ialah perasaan yang salah yang tak seharusnya tumbuh ditengah-tengah persahabatan mereka
"sabar dulu May, kita dengar dulu penjelasan Nando, ayo Ndo lanjut kan" lagi-lagi Anita yang menjadi penengah antara emosi nya Maysa dan pengakuan Nando
"masalah Sinta, aku tidak tau bagaimana dia bisa sampai ke bar itu dan membawa ku atau aku yang membawa nya ke hotel, tentang itu aku pun tidak ingat jelas" Nando menghela nafas nya panjang
"yang aku ingat..." Nando berhenti sejenak
"aku sedang bersama Maysa, aku pikir itu mimpi, aku dapat menyentuh nya, memiliki penuh atas dirinya, aku pikir... aku.... dapat memiliki nya walau pun hanya dalam mimpi aku..." ucapan Nando terhenti karena tiba-tiba saja tangan Maysa menampar pipi nya "PLAK!!"
"TEGA SEKALI KAU SAMPAI MEMPUNYAI PEMIKIRAN KOTOR TENTANG KU!! JADI SELAMA INI KAU ANGGAP AKU INI APA? SERENDAH ITU KAH AKU DI MATA MU FRENANDO!" teriak Maysa dengan menghajar Nando dengan tak henti-henti nya
"STOP MAY STOP!" ucap Anita sambil meraih tangan Maysa dan menahan nya
"sungguh aku pun tidak menginginkan perasaan seperti ini tumbuh ditengah-tengah persahabatan kita, aku pun juga bingung May, harus bagaimana kah aku menghadapi mu? kau mau marah pada ku? marahlah itu hak mu, kau ingin memukul ku? pukul lah jika itu membuat mu lega, tapi itu semua tak sedikit pun mengurangi perasaan yang ada di dalam hati ku May" ucap Nando dengan lebam-lebam di wajah nya, May pun tak dapat lagi berkata-kata ia hanya menggeleng-gelengkan kepala nya
"nit, urus tu anak, gua mau balik!" Maysa berjalan keluar dari rumah Anita untuk pulang ke rumah nya
Sedangkan Anita masih duduk di samping Nando, gadis itu masih dengan sabar mendengarkan cerita dari sahabat nya yang baru saja terjerumus ke lembah surga nya dunia yang menyesatkan.
.../......°°°...... /...
Maysa mengendarai motor nya dengan ugal-ugalan ia tak lagi dalam kondisi yang waras rohani, gadis itu seperti tersiksa batin nya, ia tak mengira sahabat nya dapat berpikiran seperti itu terhadap nya
Sesampai nya di rumah, Maysa membuka pintu dan mendapati koper-koper sudah tertata rapi diruang tengah, gadis itu celingukan bingung dengan apa yang ia saksikan saat ini
"ada apa ini? siapa yang mau pindahan?" gumam nya dengan berjalan mendekati koper-koper itu, Sasya terlihat sedang berjalan menuruni anak tangga ia membawa nya tas Maysa
"kakak?? kok bawa-bawa tas aku?" tanya Maysa dengan berjalan mendekati sang kakak
"lah kamu lupa dek besok kan kamu sudah harus masuk pondok, jadi nggak? kata nya mau masuk pondok" ucap Sasya yang meletakan tas yang dibawa nya barusan di atas salah satu koper
"sebanyak ini? kok kaya aku mau pergi jauh gak pulang-pulang ya" gumam Maysa yang melihat kembali koper-koper dan kardus-kardus yang berjejer
"ini kan nggak semua nya barang-barang kamu, sebagian itu barang-barang mau di sumbangkan" ujar Sasya
"lah kamu tumben ke rumah Anita jam segini udah pulang" sambung Sasya sambil duduk di sofa ruang tengah
"hehe nggak papa sih, pengen pulang aja" jawab Maysa sambil tertawa dan duduk di samping kakak nya
"nggak ada balapan berati kan?" selidik Sasya yang curiga
"nggak lah, kalau ada balapan mana mungkin aku sudah pulang jam segini" Maysa menyenderkan punggung nya pada sofa yang empuk
"TIN-TIN" terdengar suara klakson mobil dari depan rumah
"nah tuh, kayak nya ayah sama bunda udah pulang" ucap Sasya yang beranjak dari duduk nya menuju pintu utama
"memang nya mereka dari mana kak?" tanya Maysa, gadis itu sudah berpikir tidak mungkin ayah sudah pulang padahal baru jam 3 sore,
"mereka dari shopping, mencarikan barang-barang yang kan kau bawa ntar malem" Sasya menjelaskan dengan sangat sabar
Malam hari ketika Maysa sudah siap dan rapi mereka mengantarkan Maysa ke pondok pesantren, di sana Moza berpesan kepada putri bungsu nya
"nak, jangan nakal ya, jangan jahil sama teman-teman" dengan mata berkaca-kaca Moza memeluk putri bungsu nya, kini gantian Zulfa yang berpamitan dengan Maysa
"May sayang?" ucap Zulfa dengan membelai pipi Maysa
"iya bunda?" sahut Maysa dengan menatap mata bunda nya
"jangan mengecewakan ayah sama bunda ya nak, jangan bandel" ucap Zulfa dengan tangan nya membelai pucuk kepala Maysa
Setelah berpamitan Sasya membisikan kata-kata kepada adik kesayangan nya itu
"awas jangan sampai berantem kamu! kakak nggak ada buat belain kamu" ucap Sasya dengan berbisik kemudian Maysa hanya tersenyum, ya di sana diujung mata ada sesuatu yang mengintip ingin rasa nya keluar tapi ada rasa malu yang menghambat nya, mau bagaimana lagi ini adalah keinginan dari Maysa sendiri...
jangan lupa dukungan nya ya para readers ku tersayang, like and komen jangan lupa... ok see you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
❤️🔥Istrinya Sky Wingky🫦
Si may kang nyerampang 😂
2022-05-14
2
...◕😜
Semingittt mbku tayang 😘😘
2022-05-03
4