Happy reading 😍
🌹🌹🌹
"Siapa? aku baru kembali ke Indonesia, baru seminggu aku menggantikan Papa," ucap Agra Barend.
"Mungkin saja musuh dalam persaingan bisnis," ucap Albert.
"Dalam dunia bisnis, orang yang kau anggap kawan. Dalam sebentar saja, mereka bisa beralih menjadi musuh dalam selimut," kata Albert.
"Agra, aku sarankan. Kau harus memberi pengawalan kepada keluargamu, bisa saja. Orang ini akan menargetkan keluargamu," kata Michael.
"Apa sampai seperti itu." gumam Agra.
"Aku setuju dengan pendapat Michael, ini baru berupa ancaman seperti ini. Mungkin saja, kedepannya. Orang itu akan melakukan hal yang lebih ekstrim lagi, seperti penculikan. Aku bukan ingin menakut-nakuti Agra, tapi. Sebelum kejadian itu terjadi, bukannya kita lebih baik. Waspada," sambung Michael lagi.
"Ada agensi bodyguard yang bisa kau rekomendasi untukku?" tanya Agra pada Albert.
"Tenang, mulai besok. Aku akan memerintahkan orang kepercayaan ku, untuk mulai bergerak untuk melindungi keluargamu," kata Albert.
"Tapi, jangan sampai terlalu kelihatan. Aku khawatir, Mama dan Oma akan cemas," kata Agra.
"Aku sarankan, Om Abraham harus kau beritahu. Agra Om Abraham bisa waspada juga, mungkin saja. Om Abraham tahu, siapa yang ingin bermain," kata Michael.
Perbincangan mereka terhenti, saat melihat Eva kembali. Setelah menyelesaikan ritual membersihkan badan.
"Apa yang sedang kalian bincang kan?" tanya Eva.
"Kami sedang mencari seorang pria untukmu, biar kau jangan terus mengikuti kami," kata Michael.
"Untuk apa kalian mencari lagi, didepan mata sudah ada," ujar Eva sambil mencolek dagu Agra.
Albert dan Michael tertawa lebar, sehingga. Beberapa pasang mata menatap ke arah mereka berempat.
"Aku balik." Agra bangkit dari duduknya, dan berlalu dari hadapan ketiga temannya.
"Agra! aku nebeng," ujar Eva.
"No!" tolak Agra, dan terus melangkah.
"Ih..Agra! kau menyebalkan." umpat Eva sembari menghempaskan bokongnya keatas kursi yang bari ditinggalkan oleh Agra.
"Aku juga duluan, Va. Kau bersama Michael atau ikut bersamaku?" tanya Albert.
"Aku bawa mobil," sahut Eva.
"Terus, kenapa kau tadi ingin nebeng Agra?" tanya Albert.
"Iseng, godain Agra. Aku sudah lama tidak mengganggunya, Aku heran. Dia diberi makan apa oleh Malika, sehingga sebucin itu pada wanita itu. Sudah meninggal juga tidak bisa move on."
"Karena kau belum pernah jatuh cinta, jika kau sudah jatuh cinta pada seorang pria. Kau juga seperti Agra, tidak bisa pindah ke lain hati," ucap Albert.
"Hei! aku pernah jatuh cinta, tuh... dengan Agra," ujar Eva.
"Huh..! kau kira kami bodo...kau itu tidak cinta pada Agra, mulutmu berkoar-koar bilang cinta. Sedangkan hatimu, pasti masih pada pemuda berseragam yang kau temui di bandara beberapa tahun yang lalu. Iya kan?" goda Michael.
"Sialan Agra..!" umpat Eva dengan kesal, karena rahasia hatinya telah dibocorkan olehnya kepada Albert dan Michael.
"Hei.. Nona, tidak ada rahasia diantara kita. Rahasia yang kau simpan dengan rapat, sudah kami ketahui sejak kau menceritakannya pada Agra. Bukan Agra yang mengatakannya, tapi. Kedua telinga ini mendengar sendiri," ucap Albert.
"Hah..! kapan?" tanya Eva dengan wajah bingung.
"Makanya Nona, kalau galau. Jangan dibawa ke minum-minum, mabuk. Semua keluar dari dalam mulutmu ini." tangan Michael mencengkeram bibir Eva, sehingga mengerucut seperti mulut ikan.
"Mabuk?" tambah bingung Eva.
Albert dan Michael tertawa senang, saat melihat wajah Eva terlihat bingung.
"Kenapa boy? lupa ya? goda Michael.
"Begini ya, saat kau mabuk dulu."
Albert berdiri, dan memegang gelas. Seolah-olah gelas adalah sebotol minuman keras.
"Hei friends, aku lagi jatuh cinta. Pria ini sangat gagah, kalian dua lewat...!" Albert memperagakan saat Eva mabuk.
"Hah..!" dua tangannya menutupi mulutnya, dia ingat.
"Lihatlah, kau jatuh cinta pada pria yang baru kau jumpa di bandara. Sudah lima tahun, kau belum bisa melupakan pria itu." ledek Michael.
"Cinta buta, nama dan alamat tidak tahu. Baru melihat baju seragam pilot saja, kau sudah bucin setengah mati..!" seru Albert seraya mendorong kening Eva.
"Kau tidak pernah melihatnya lagi, mungkin saja dia sudah menikah. Ingat Eva, jangan jadi perusak rumah tangga orang," ujar Michael.
"Iye Boss," sahut Eva sambil nyengir.
*
*
"Alma, sepertinya. Niat kita mendekat Agra dengan Jeanny akan semakin mudah," ujar Gracia sembari rebahan di joglo dihalaman belakang mansion.
Halaman belakang mansion, tempat favorit Gracia dan Alma untuk melepaskan lelah. Halaman belakang yang begitu asri, ditumbuhi pohon-pohon dan bunga-bunga, membuat keduanya betah duduk berlama-lama.
"Betul Ma, tidak disangka ya. Jeanny akan menjadi guru Lisa, sepertinya. Gusti Allah merestui apa yang kita inginkan," ucap sang menantu, Alma.
"Betul sekali, sekolah untuk Lisa. Agra yang merekomendasikan, secara tidak langsung. Dia sudah mendekati calon istrinya, calon menantu kita," ujar Gracia sambil tertawa kecil, karena gembira.
"Tapi Ma, jalan kita untuk menyatukan keduanya sangat lebar. Agra, tidak ingin menikah lagi," kata Alma.
"Betul juga, apa yang harus kita lakukan?"
Keduanya bingung, bagaimana. Agar sang putra yang sudah menyandang status duda selama lima tahun mau menikah kembali.
"Pakai pelet apa dulu wanita itu, sehingga. Dia sudah tiada, Agra belum bisa melupakannya," ucap Gracia.
"Pelet cinta lah Ma," sahut Alma, sang menantu.
"Bagaimana, jika besok. Agra kita ajak untuk mengantarkan Lisa pertama sekali masuk sekolah," ucap Gracia, Obut Lisa.
"Setuju ma, kita suruh Lisa untuk membujuk Agra. Jika Lisa yang meminta, dia tidak akan bisa menolaknya," ucap Alma, sang menantu.
"Setuju, jika kita yang meminta. Sampai kucing melahirkan macan belum tentu Agra nurut," ujar Gracia.
"Mama, perumpamaan yang aneh. Mana mungkin kucing melahirkan macan," ujar Alma.
Gracia tertawa, begitu juga dengan Alma.
Malam di Mansion.
Lisa masuk kedalam kamar Papanya, matanya celingukan mencari keberadaan Papanya.
"Mana Papa? kata Oma sudah pulang."
Lisa melangkah mendekati pintu kamar mandi, tidak ada terdengar suara orang sedang mandi. Karena kamar mandi didalam mansion semua kedap suara, sehingga. Semua aktivitas didalam kamar mandi tidak terdengar keluar.
"Papa belum pulang, kata Oma sudah pulang. Hemh... Oma sudah pikun," ujar Lisa, seraya melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kamar.
Lisa tidak mengetahuinya, sehingga. Dia mengira Papanya belum pulang.
Ketika sampai pintu keluar, pintu kamar mandi terbuka. Agra keluar sembari mengeringkan rambutnya yang terlihat masih basah, dan dia tidak melihat keberadaan putrinya dalam kamarnya.
Lisa memutar tumitnya, dan berjalan dengan langkah yang sangat pelan. Menuju ketempat Papanya berdiri.
Setelah dekat.
"Papa...!" seru Lisa sembari memeluk Papanya dari belakang.
"Hei! mulai nakal ya, mau mengagetkan Papanya." Agra memutar badannya, menghadap ke arah putrinya.
"Papa kaget?" tanya Lisa dengan bibir tersenyum menatap wajah Papanya.
"Sangat..sangat kaget, jantung papa sampai ingin loncat keluar," ujar Agra sambil memegang dadanya.
Lisa tertawa, kedua tangannya menutupi mulutnya.
"Tunggu di sini, papa pakai baju dulu," kata Agra pada putrinya, lalu kemudian. Agra masuk kedalam walk on closet.
"Jangan lama-lama Pa...!" seru Lisa.
"Baik my princess," sahut Agra dari dalam walk in closet.
*
*
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
zahra ou
jgn2 mantan jamie yg ninggalin dy si malikan kedelai hitam yg drawat seperti ank sendiri
2023-10-27
0
Ciciajadeh Ciciajadeh
Jamieee???
2023-10-04
0
💕Bernadet Wulandari💕
kirain eva bakal jadi saingan jenny eh tahunya malah kepincut sama jamie. 😂😂😂
2023-09-09
0