Happy reading guys 🥰
🍂🍂🍂
"Saya masih sendiri, dan baru diputuskan tadi di taman," ujar Jeanny dengan raut wajah dan suara yang sedih, karena mengingat apa yang baru saja dialaminya tadi.
Tiba-tiba.
"Bagus...!" seru Obut Lisa sambil menepuk-nepuk pahanya dengan semangat, kacamata yang bertengger di atas hidungnya, menghiasi matanya sampai melorot. Karena Obut Lisa tertawa sampai kepalanya bergoyang-goyang.
Deg..
Jeanny kaget, mendengar ucapan Obut Lisa. Mata Jeanny bulat, mulutnya ternganga. Begitu mendengar ucapan Obut Lisa. Alma juga kaget, matanya mendelik menatap sang mertua. Karena meluapkan kegembiraan tanpa di sengaja.
"Mama....!" tegur Alma, pada Gracia. Sang mertua.
Begitu tersadar dengan apa yang baru saja dilakukannya, Obut Lisa diam dan menatap wajah Jeanny.
"Maaf, bukan maksud saya menertawakan Nona Jeanny. Tapi, saya teringat dengan apa yang saya tonton di televisi tadi. Drama Korea yang sangat lucu," ujar Obut Lisa sembari tertawa kecil.
"Nona Jeanny suka dengan drama Korea kan? saya suka." ngeles obut Lisa dengan pintar.
"Dasar Mama." suara hati Alma, sang menantu Gracia. Melihat Mama mertuanya pandai berkilah.
Jeanny berdiri.
"Kenapa berdiri? apa Nona Jeanny tersinggung ? maaf, sungguh. Saya tidak menertawakan kisah sedih yang baru Nona Jeanny alami," ujar Obut Lisa, yang merasa tidak enak hati. Karena Jeanny tiba-tiba berdiri.
"Bukan Tante, saya harus kembali Tante," ujar Jeanny.
"Mama mau kemana?" tanya Lisa, saat melihat Jeanny berdiri. Dan ingin pergi.
"Mama mau kembali bekerja, besok kita jumpa lagi ya," ujar Jeanny memberi alasan pada Lisa, agar di perbolehkan pergi dari rumah aneh menurut benaknya.
Tanpa disadarinya, dia menyebut diri dengan sendirinya "Mama"
"Apa Nona Jeanny tidak bisa menemani Lisa sebentar saja?" tanya Oma Lisa, Alma.
"Panggil Jeanny saja Tante."
"Kita belum berkenalan, saya Tante Alma., Oma Lisa. Dan ini mertua Tante," ujar Alma, dan menunjuk kearah Gracia. Sang mertua.
"Saya Obut," ujar Gracia.
"Obut?" tanya Jeanny heran.
"Singkatan dari Oma buyut," ujar Alma, dan terus tertawa.
"Oo.." ujar Jeanny.
"Saya harus pulang, Mama dan Papa saya sudah menunggu. Tadi saya mengatakan hanya keluar sebentar," ucap Jeanny.
"Sayang, biarkan Mama Jeanny pergi ya. Mama Jeanny mau kerja, nanti jika Mama Jeanny tidak kerja. Mama Jeanny kena marah." bujuk Alma pada Lisa.
Mata kecil Lisa melihat kearah Jeanny, ada perasaan yang tidak rela. Kedua matanya sudah berkaca-kaca.
Melihat Lisa tidak rela meninggalkan rumahnya, Jeanny jongkok didepan Lisa.
Dan berkata.
"Besok, jika Mama Jeanny tidak sibuk. Kita main-main, bagaimana?" bujuk Jeanny.
"Hore..! Lisa mau main-main..!" seru Lisa dengan lonjak kegirangan.
"Betul ya, Mama besok datang?" tanya Lisa dengan lekat menatap wajah Jeanny dengan tatapan mata polosnya.
"Iya," ujar Jeanny.
Jeanny memberikan kecupan dikedua pipi Lisa, baru menyalami kedua Oma Lisa.
"Permisi Tante, bye..bye Lisa." Jeanny melambaikan tangannya, dan dibalas Lisa.
*
*
Jeanny turun dari taxi didekat jembatan, karena dia belum ingin pulang kerumahnya dengan kondisi hati dan pikiran yang tidak tenang. Dia bingung, apa yang harus dikatakannya pada kedua orangtuanya.
Aaarrgghhh....!!" teriak Jeanny di jembatan yang tidak jauh dari dekat rumahnya.
Papa dan mamanya pasti kecewa, karena pernikahan Jeanny. Yang sebulan lagi akan dilaksanakan, batal.
"Kurang ajar kau Yudha! kau harus sengsara!" teriak Jeanny di jembatan yang sudah terpakai lagi, dan tidak ada orang yang melintas.
Teriakkan Jeanny bergema, membuat suasana yang sepi. Menjadi sedikit horor, dan beberapa burung yang berada disekitar jembatan terbang. Karena teriakan Jeanny menganggu waktu istirahat siang mereka.
Jeanny melangkah dengan gontai masuk kedalam rumahnya, dia tidak menyadari. Ada mobil terparkir didepan rumahnya, selain mobilnya dan mobil Papanya.
Jeanny melangkah masuk kedalam rumah, didepan pintu. Langkahnya terhenti. Saat tiba-tiba, tubuhnya dipeluk.
"Jean..!" seru Amira, Mamanya. Saat melihat sang putri memasuki rumah dengan langkah yang gontai dan wajah yang kusut.
"Mama..!" Jeanny mengeluarkan air mata, tidak ada terdengar suara tangis dari dalam mulutnya. Hanya air mata yang menandakan, dia tidak sedang baik-baik saja.
Amira mengurai pelukannya, dan menatap wajah Jeanny yang terlihat sangat sedih. Matanya sembab.
Tangan Mamanya, mengusap air mata yang membasahi pipinya.
"Jean, maafkan putra Tante," suara dari sisinya, membuat Jeanny tahu keberadaan orang tua Yudha di rumahnya.
Kini...
Air mata dan suara tangis Jeanny terdengar, saat melihat keberadaan Mama dan Papa Yudha. Yang sebulan lagi akan menjadi mertua, dan kini. Orangtua Yudha hanya sebagai mantan calon mertua baginya.
Mama Yudha dan Mamanya, mengandeng Jeanny. Dan membawanya duduk di kursi, keduanya mengapit Jeanny. Sedangkan Papa Jeanny, Andre. Dan Papa Yudha, Hendra. Hanya duduk, memandang Jeanny.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut keduanya, hanya mata yang memandang Jeanny. Dengan pandangan mata yang penuh dengan rasa kecewa.
"Maafkan Tante dan Om, karena telah gagal menjadi orang tua. Sehingga Yudha melakukan kesalahan yang sangat fatal," ujar Susan, Mama Yudha.
"Kami tidak akan mengakui wanita itu sebagai menantu kami, saat anak itu lahir. Yudha akan menceraikannya, dan kami harap kalian bisa menikah," ucap Susan, Mama Yudha.
Jeanny mengangkat kepalanya, dan menoleh menatap wajah Mama Yudha.
"Tante, apa Tante tidak sayang dengan cucu Tante?" tanya Jeanny.
"Sayang, Tante pasti sayang. Bagaimanapun, dia darah daging Yudha. Karena itu Yudha menikahi wanita itu. Setelah anak lahir, Yudha akan menceraikan wanita itu. Dan akan mengambil anaknya, wanita itu pasti mau menerima jika diberi uang," ujar Susan, Mama Yudha. Sedangkan Hendra Papa Yudha tidak bicara sepatah katapun,.
"Gila, Yudha dan orang**tuanya sudah kehilangan akal sehat." suara hati** Jeanny.
"Jean, Yudha akan tetap menikah denganmu. Tunggu, sampai wanita itu melahirkan. Kau dan Yudha akan menjadi orang tua anak itu," ucap Mama Yudha dengan tenang, dia sangat percaya. Jeanny menerima apa yang dikatakannya.
Mata Jeanny bulat, mendengar perkataan Mama Yudha. Apa yang dikatakan oleh Mama Yudha, sama dengan apa yang dikatakan oleh Yudha tadi saat mereka bertemu di taman.
"Kami sudah berbicara dengan Yudha, dan dia akan mempertahankan pernikahannya. Hanya sampai anak lahir." Papa Yudha menimpali ucapan istrinya.
Jeanny menoleh kearah mama dan papanya, matanya melihat. Papa dan Mamanya tidak menyukai apa yang dikatakan oleh orang tua Yudha. Keduanya, menggelengkan kepalanya sembari menatap wajah Jeanny.
Tangan Mamanya menyentuh tangan Jeanny, untuk memberikan kekuatan. Agar Jeanny bisa mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya, mengenai apa yang dikatakan oleh Mama dan Papa Yudha.
"Om, Tante. Jeanny tidak bisa!"
"Tidak bisa, tidak bisa apa?" tanya Mama Yudha dengan menatap wajah Jeanny dengan lekat.
"Melakukan apa yang Tante dan Om katakan, untuk melanjutkan hubungan dengan Yudha," ujar Jeanny.
*
*
Author Halu minta like n komentar reader jika berkenan ya, kalau mau kasih vote juga boleh..🤩🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
...
jodoh sudah di atur mau caranya salah..ya Yudha harus nya tetep dengan ruamh tangganya
2023-09-10
0
💕Bernadet Wulandari💕
ya ogahlah harus ngurus anak hasil zina. ini keluarga edan.
2023-09-09
0
fifid dwi ariani
trus Sehat
2023-07-26
0