Melampiaskan

Happy reading 🥰

☘️☘️☘️

Yudha yang berada dalam mobilnya, terus mengarahkan pandangannya pada sosok yang sangat di rindukannya. Yaitu Jeanny.

"Kau tetap ceria, sepertinya. Kau tidak kehilangan aku Jean." Yudha bicara sendiri didalam mobilnya, dengan pandangan mata terus terarah pada Jeanny dan kedua temannya.

Tangannya, sesekali membidik sosok Jeanny melalui layan ponselnya. Saat malam, hanya gambar Jeanny yang menemaninya saat matanya tidak bisa terpejam.

"Kita mau kemana?" tanya Valerie pada kedua temannya.

"Bagaimana, jika kita merayakan. Kebebasan Jeanny dari pelukan cowok yang tidak ada perasaan tersebut, kita nonton." usul Bella.

"Apa kalian tidak ada kesibukan lain?" tanya Jeanny.

"Demi untuk menghiburmu, kami berdua akan meluangkan waktu. Ayo...kita bersenang-senang..!" seru Valerie, dan kemudian masuk ke bangku bagian kemudi.

"Kau depan Jean, aku mau nyantai dibelakang." titah Bella, seraya mendorong Jeanny kebagian pintu depan. Bagian penumpang.

Mobil yang dikemudikan oleh Valerie meninggalkan depan sekolah, dibelakangnya. Mobil Yudha terus mengikuti, kemana arah mobil yang dikemudikan oleh Valerie melaju.

"Mau kemana mereka?" Yudha heran, karena sudah hampir satu jam lebih mobilnya mengikuti mobil yang dikemudikan oleh Valerie.

"Mereka mau keluar kota, hari sudah siang begini..?" gumam Yudha.

Mobil yang dikemudikan oleh Valerie, memasuki satu kawasan pantai. Karena, ketiganya mengurungkan niat awalnya untuk pergi nonton film. Mereka akhirnya mengganti rencana, mereka ingin menikmati matahari terbenam. Mobil yang dikemudikan oleh Valerie berhenti, ketiganya turun. Dan berlari menuju pantai.

Mobil yang dikemudikan oleh Yudha, berhenti ditempat parkir yang sedikit jauh dari tempat mobil Valerie berada. Karena dia takut, keberadaannya diketahui oleh Jeanny dan kedua temannya.

Jeanny berdiri di tepi pantai, hempasan ombak kecil berkali-kali menyapa kakinya.

"Jean, keluarkan isi hatimu. Keluarkan umpatan yang ingin kau berikan untuk penghianat itu," ujar Bella.

"Lakukan Jean, tidak ada yang akan melarang kita. Kita bebas untuk mengeluarkan uneg-uneg di sini, sini masih sepi. Anggap saja, pantai ini milik kita." timpal Valerie.

Suasana pantai sangat sepi, karena hanya ada mereka bertiga. Dan kapal nelayan ditengah lautan jauh dari tempat ketiganya berada.

"Yudha kurang ajar..! penjahat kelamin..! aku membencimu..! sangat..sangat membencimu..!" seru Jeanny dengan suara yang sekeras mungkin, sehingga Yudha yang berada dalam mobilnya. Mendengar apa yang diteriakkan Jeanny.

"Aku mengharapkan, kau impoten..!" sambung Jeanny kembali.

Deg...

Tangan Yudha spontan memegang bagian inti kebanggaannya. Saat mendengar Jeanny mengharapkan dia impoten, wajahnya menunduk melihat bagian area sensitifnya.

Hati Yudha tiba-tiba terasa teriris sebilah pisau berkarat, Sangat sakit. Mendengar apa yang dikatakan oleh Jeanny, perkataan Jeanny membuat hatinya hancur.

"Aku bukan penjahat kelamin Jean! aku tidak melakukan apa yang dituduhkan wanita itu. Tapi aku belum ada bukti, tunggu Jean. Setelah anak itu lahir, aku akan membawa bukti-bukti. Dan kita akan kembali bersama, mewujudkan impian kita yang tertunda," ucap Yudha dengan suara yang lirih, dan kedua bola matanya sudah mengeluarkan air bening.

"Kau tega mengharapkan aku impoten Jean." gumam Yudha dengan suara yang lirih.

"Semua laki-laki tidak setia..!" kali ini, suara Valerie yang berteriak. Suara teriakannya membuat kedua temannya menoleh kearahnya.

Menyadari bahwa kedua temannya, Jeanny dan Bella memandang dia dengan lekat. Valerie yang masih ingin mengeluarkan uneg-unegnya, membatalkannya.

"Ada apa? kenapa kalian menatapku seperti itu? apa ada yang aneh di raut wajahku ini?" tanya Valerie.

"Apa ada yang tidak kami ketahui? apa kau sudah mempunyai kekasih? dan, kau dikhianati juga seperti yang dialami Jeanny?" selidik Bella, matanya memicing menatap temannya tersebut.

Seperti Bella, Jeanny juga turut menatap wajah Valerie dengan lekat.

"Tidak ada larangan untuk kita mengumpat kan?, walaupun aku belum mempunyai kekasih. Tidak ada salahnya aku mengumpat para laki-laki kan?" tanya Valerie.

"Betul! jangan tunggu kita terzolimi seorang pria, baru kita mengumpatnya." timpal Bella.

"Ayo, kita keluarkan semua uneg-uneg kita," ujar Valerie dengan bersemangat.

"Ayo." balas Bella.

Ketiganya, saling berlomba mengeluarkan umpatan kepada manusia berjenis laki-laki.

"Sebenarnya, bukan semua laki-laki yang jahat. Papa dan Abang kita tidak jahat," ujar Jeanny.

"Betul! laki-laki yang tidak kuat imannya yang jahat, yang mata dan otaknya tidak tahan melihat wanita yang hanya mengandalkan bokong semok dan gundukan bukit yang harus kita beranggus dari muka bumi ini...!" seru Bella sembari merentangkan kedua tangannya Keatas.

Setelah puas mengumpat, ketiga mulai duduk di atas pasir.

"Bagaimana? kau puas?" tanya Bella pada Jeanny.

"Belum, aku belum puas. Jika belum melihat keduanya hancur! apa aku jahat? karena sangat menginginkan dia tidak bahagia?" tanya Jeanny pada kedua temannya.

"Sangat manusiawi, kita bukan Tuhan dan malaikat. Bibir bisa mengatakan, aku memaafkan semua kesalahanmu. Tapi, di sini. Tidak..!" Valerie menunjuk dada dan kepalanya.

"Betul." timpal Bella.

"Jangan sedih lagi, mungkin saja. Tulang rusuk yang sebenarnya, sedang mencari-cari keberadaan mu Jean. Tunggu saja, sekarang. Tulang rusuk itu sedang berada dibelahan dunia lain, mungkin. Kita tunggu saja kedatangan pangeran kuda putih untuk memberi kita cinta ," kata Bella.

Jeanny berdiri..

"Tulang rusukku..! datanglah..!" teriak Jeanny.

Valerie dan Bella kemudian berdiri juga, dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Jeanny.

"Kita seperti gadis yang sudah kehilangan akal sehat ya," ujar Jeanny sambil tertawa kecil.

"Tiga gadis gila, mungkin ada yang merekam kita. Besok kita sudah viral," ucap Bella.

Ketiganya tertawa, sembari saling berangkulan. Dan sesekali berlari dari empasan ombak yang datang menghampiri kaki mereka bertiga.

Yudha yang berada dalam mobil, hanya bisa menatap dengan perasaan yang sedih.

"Aku mau ke toilet, setelah berteriak. Aku ingin melakukan pembuangan," ujar Jeanny.

"Berani sendiri?" tanya Bella.

"Apa yang aku takutkan," sahut Jeanny.

"Mungkin saja, kau akan menangis Bombay didalam toilet." ledek Bella.

"Ih..! cukup sudah, tidak ada air mata untuk pria itu," ucap Jeanny dengan ketus.

Jeanny berlalu meninggalkan kedua temannya.

Jeanny masuk kedalam toilet umum yang tidak jauh dari tempat kedua temannya berada.

Setelah selesai, Jeanny keluar. Dan tanpa melihat kesekitarnya, Jeanny berjalan meninggalkan toilet.

Tapi, tiba-tiba. Ada tangan yang menutup mulutnya, agar tidak berteriak.

Jeanny meronta-ronta, dan menendang ke segala arah. Sampai satu kesempatan, Jeanny menggigit tangan yang membekap mulutnya.

"Aau..u..!" teriak orang yang membekapnya, dan melepaskan Jeanny.

"Tolong...!!" pekik Jeanny dengan sekeras mungkin, setelah tangan yang membekap mulutnya terlepas.

"Jean...!" seru Yudha sambil mengibaskan tangannya yang telah menjadi korban gigi Jeanny.

"Yudha...!" teriak Jeanny, saat melihat orang yang membekap mulutnya.

"Sakit Jean," ujar Yudha, dan menunjukkan jemari tangannya yang digigit Jeanny.

"Rasakan! untung baru tangan yang aku gigit, bagaimana jika aset masa depanmu yang aku tendang," ujar Jeanny dengan ketus.

"Oh ya, kau sudah punya penerus. Mungkin, kau tidak membutuhkan aset masa depanmu itu lagi." sambung Jeanny.

Mendengar teriakkan Jeanny, kedua temannya datang.

"Mas Yudha..!"

Ucap Bella dan Valerie secara bersamaan.

"Hai...!" Yudha melambaikan tangannya pada Bella dan Valerie, senyum kecil menghiasi bibirnya.

*

*

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Via

Via

kurang setuju sama kata kata jeani sakit hati boleh tp jgn SPT itulah sadis banget kesannya kaya gimana gitu lebay

2023-07-22

0

Sulati Cus

Sulati Cus

kutukan sang mantan akankah terealisasi 😂😂😂

2023-07-10

1

Bzaa

Bzaa

biar bagaimanapun kamu udah nikah yud, jgn egois .. jdi lepas kan jeanni..

2023-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kecewa
2 Terkejut
3 Bertemu
4 Dua Oma
5 Menolak
6 Kenangan
7 Marah
8 Pupus
9 Nikah terpaksa
10 Bogem mentah
11 Tidak seindah yang dibayangkan
12 Menguntit
13 Melampiaskan
14 Teror
15 Musuh tak terlihat
16 Dua Oma
17 Wanita siluman
18 Permintaan Lisa
19 Mau Mama Jeanny
20 Datang lagi
21 Rencana duo Oma
22 Rencana duo Oma
23 Takut.
24 Curiga
25 Akal Oma
26 Ribut
27 Bukan niat
28 Datang lagi
29 Marah
30 Janji
31 Potek
32 Pindah
33 Ancaman
34 Hari Abang dan adik.
35 Menghindar
36 Tidak sayang
37 Sakit
38 Masih Sakit
39 Petunjuk
40 Mencari
41 Marah
42 Bertemu penggoda
43 Yang salah merasa tersakiti
44 Serba salah
45 Memenuhi
46 Bertemu manusia Eskimo
47 Tidak layak
48 Marah
49 Tendangan maut
50 Penolong
51 Teman baru
52 Onar pagi hari
53 Siapa??
54 Tanggung jawab
55 Tanggung jawab 2
56 Pemaksaan
57 Calon
58 Canda membawa?
59 Bahagia ??
60 Menemui
61 Salah
62 Bertemu calon ipar
63 Senang
64 Masa lalu
65 Minggat
66 Pelajaran
67 Pelajaran 2
68 Siapa??
69 Penyesalan
70 Dibayar tunai
71 Hilang
72 Dendam masa lalu
73 Kucing vs tikus
74 Gadaikan
75 Drama
76 Usaha terakhir
77 Kado nyeleneh
78 Mengingat
79 Ghibah
80 Menuju sah
81 MDT
82 MDT
83 MDT
84 MDT
85 MDT
86 MDT
87 MDT
88 MDT
89 MDT
90 MDT
91 MDT
92 MDT
93 MDT
94 MDT
95 MDT
96 MDT
97 MDT
98 MDT
99 MDT
100 MDT
101 MDT
102 MDT
103 MDT
104 MDT
105 MDT
106 MDT
107 MDT
108 MDT
109 MDT
110 MDT
111 MDT
112 MDT
113 MDT
114 MDT
115 MDT
116 MDT
117 MDT
118 MDT
119 MDT
120 MDT
121 MDT
122 MDT
123 MDT
124 MDT
125 MDT
126 MDT
127 MDT
128 MDT
129 MDT
130 MDT
131 MDT
132 MDT
133 MDT
134 MDT
135 MDT
136 MDT
137 MDT
138 MDT
139 MDT
140 MDT
141 MDT
142 MDT
143 MDT
144 MDT
145 MDT
146 MDT
147 MDT
148 Menuju ending
149 Satu bab menuju ending
150 MDT Menuju end
151 TAMAT
152 Promosi cerita baru
153 Promosi karya baru
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Kecewa
2
Terkejut
3
Bertemu
4
Dua Oma
5
Menolak
6
Kenangan
7
Marah
8
Pupus
9
Nikah terpaksa
10
Bogem mentah
11
Tidak seindah yang dibayangkan
12
Menguntit
13
Melampiaskan
14
Teror
15
Musuh tak terlihat
16
Dua Oma
17
Wanita siluman
18
Permintaan Lisa
19
Mau Mama Jeanny
20
Datang lagi
21
Rencana duo Oma
22
Rencana duo Oma
23
Takut.
24
Curiga
25
Akal Oma
26
Ribut
27
Bukan niat
28
Datang lagi
29
Marah
30
Janji
31
Potek
32
Pindah
33
Ancaman
34
Hari Abang dan adik.
35
Menghindar
36
Tidak sayang
37
Sakit
38
Masih Sakit
39
Petunjuk
40
Mencari
41
Marah
42
Bertemu penggoda
43
Yang salah merasa tersakiti
44
Serba salah
45
Memenuhi
46
Bertemu manusia Eskimo
47
Tidak layak
48
Marah
49
Tendangan maut
50
Penolong
51
Teman baru
52
Onar pagi hari
53
Siapa??
54
Tanggung jawab
55
Tanggung jawab 2
56
Pemaksaan
57
Calon
58
Canda membawa?
59
Bahagia ??
60
Menemui
61
Salah
62
Bertemu calon ipar
63
Senang
64
Masa lalu
65
Minggat
66
Pelajaran
67
Pelajaran 2
68
Siapa??
69
Penyesalan
70
Dibayar tunai
71
Hilang
72
Dendam masa lalu
73
Kucing vs tikus
74
Gadaikan
75
Drama
76
Usaha terakhir
77
Kado nyeleneh
78
Mengingat
79
Ghibah
80
Menuju sah
81
MDT
82
MDT
83
MDT
84
MDT
85
MDT
86
MDT
87
MDT
88
MDT
89
MDT
90
MDT
91
MDT
92
MDT
93
MDT
94
MDT
95
MDT
96
MDT
97
MDT
98
MDT
99
MDT
100
MDT
101
MDT
102
MDT
103
MDT
104
MDT
105
MDT
106
MDT
107
MDT
108
MDT
109
MDT
110
MDT
111
MDT
112
MDT
113
MDT
114
MDT
115
MDT
116
MDT
117
MDT
118
MDT
119
MDT
120
MDT
121
MDT
122
MDT
123
MDT
124
MDT
125
MDT
126
MDT
127
MDT
128
MDT
129
MDT
130
MDT
131
MDT
132
MDT
133
MDT
134
MDT
135
MDT
136
MDT
137
MDT
138
MDT
139
MDT
140
MDT
141
MDT
142
MDT
143
MDT
144
MDT
145
MDT
146
MDT
147
MDT
148
Menuju ending
149
Satu bab menuju ending
150
MDT Menuju end
151
TAMAT
152
Promosi cerita baru
153
Promosi karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!