Bab 19 Biarkan Saja

Sampai di UKS, dokter yang berjaga langsung memeriksa Bianca. Selama ujian kelas 12, sekolah memang menyediakan seorang dokter untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Teman kamu tidak apa-apa, tidak gejala gegar otak atau patah tulang hidungnya.” Dokter yang berjaga memberikan penjelasan kepada Devano, Mia dan Della yang masih menunggu di UKS.

“Tapi tadi dia muntah Dok,” tutur Mia.

“Bukan karena gegar otak,” dokter menjawab sambil tersenyum. “Sepertinya teman kamu ini belum sarapan dan terlalu capek, bisa juga karena kurang tidur.”

Mia mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan dokter.

“Gaya !” Della berbisik sambil menyenggol bahu Mia.

“Kalau kalian mau melanjutkan ujian silakan aja, temannya biar di UKS, ada saya dan perawat yang berjaga.”

Devano yang mendengar penuturan dokter langsung berbalik dan meninggalkan UKS tanpa bicara apa-apa.

“Terima kasih dok,” Mia dan Della berpamitan sambil menganggukkan kepalanya tanda hormat.

“Saya titip teman saya dulu dok,” Mia berhenti sejenak sebelum membuka pintu.

Dokter dan seorang perawat yang ada di situ tersenyum dan menganngguk.

“Sip !” Dokter mengangkat jempolnya.

Della dan Mia tersenyum dan ikut mengangkat jempol mereka sebelum keluar dari ruangan.

“Lihat aja tuh Nindi sama cecurutnya !” Della mengepalkan dsn menggosokan kedua tangannya dengan perasaan marah mengingat kelakuan Nindi pada Bianca.

“Tapi mereka keroyokan Del.”

“Terus kita jadi takut ? Beraninya keroyokan !”

“Jangan langsung bertindak kalau Bianca belum kita ajak bicara,” Mia menepuk bahu Della pelan.

“Aahhh kalo ngomong sama Bianca pasti disuruh ngalah sama tuh anak” dengus Della dengan kesal.

Mia hanya menarik nafas panjang membenarkan omongan Della dengan manggut-manggut. Temannya yang satu itu memang banyak mengalahnya. Bukan karena takut tetapi tidak mau ribut. Pembawaannya memang paling kalem di antara mereka bertiga.

Sampai di lapangan, Della sengaja melewati lapangan basket. Nindi dan genk nya sudah mengakhiri praktek ujian mereka dan duduk di pinggir lapangan basket dengan gaya sok kalem yang buat Della dan Mia bikin pengen muntah. Mia melihat ke arah lapangan pada teman-temannya yang sedang menjalankan ujian praktek basket.

“Pantes,” gunam Mia sambil mencebik.

“Pantes apaan ?” Della yang berjalan lebih dulu menoleh mendengar gumanan Mia.

“Noh lihat aja siapa yang di lapangan,” Mia menunjuk dengan mengangkat dagunya. Della menoleh melihat sekelompok siswa yang sedang antri ujian praktek. Di sana ada Devano dan empat teman cetarnya. Terlihat Devano tidak pakai kaos olahraga sekolah, hanya kaos putih dengan tulisan pendek.

“Heh !” Della menggertak sambil mendorong bahu Nindi yang saat itu sedang asyik tertawa dengan Chika.

“Elo emang demennya cari gara-gara ya Ratu Ular,” Della melotot membalas tatapan Nindi yang terihat sangat kesal didorong oleh Della.

“Oooo mau jadi pahlawan kesiangan ?” Cebik Nindi dengan nada mengejek.

“Setia kawan ceritanya nih yeee…”ledek Chika.

Della memajukan langkahnya dan tangannya sudah siap ingin memukul Nindi tapi ditahan oleh Mia.

“Kenapa ? Mau main kasar ?” Nindi sengaja mengadu bahunya dengan bahu Della.

“Bianca butuh bodyguard macam elo buat ngebela dia ?” Nindi mengejek Della yang terlihat menahan emosi.

“Eh ratu ular,” Della menunjuk wajah Nindi yang segera ditepisnya. “Inget ya, elo kira dengan hidup menindas orang elo bakal bahagia selamanya ? Tunggu aja karma elo !”

“Duuhhh takut…” Nindi dengan gaya drama quuen nya memasang tampang ketakutan sambil mengatupkan kedua tangannya di dada. Aksinya memancing tawa teman-teman satu genk nya.

Beberapa siswa yang masih ada di sekitar lapangan basket ikut melirik interaksi mereka. Devsno, Arya dan Ernest yang sudah selesai mengikuti ujian praktek suduk tidak jauh dari situ hingga bisa mendengar percakapan Della vs Nindi.

“Kalau sampai Bianca kenapa-napa, jangan harap elo bisa tinggalin SMA dengan kenangan baik,” Della masih menatap tajam ke arah Nindi sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah rivalnya itu.

“Emangnya elo siapa bisa nentuin hidup gue,” balas Nindi dengan tatapan yang tidak kalah galaknya.

“Siapapun gue bakal bikin hidup elo nggak tenang kalo sampai Bianca kenapa-napa !” balas Della.

“Mia ! Della !” Suara Pak Arman yang sedikit berteriak dari arah lapangan basket memutus interaksi Della dan Nindi yang saling menatap tajam.

Della menoleh bersamaan dengan Mia ke arah Pak Arman.

“Kalian sudah ditunggu Pak Edi.” Pak Arman memberi kode dengan tangannya agar Mia dan Della segera ke lapangan voly untuk mengikuti ujian praktek senam lantai.

“Lihat aja lo,” Della mendorong kembali bahu Nindi dengan bahunya sebelum meninggalkan Nindi dan kawan-kawannya.

“Duuhhh takut mama,” kembali Nindi dengan gaya centilnya menjawab Della yang sudah mulai berjalan. Sementara teman-teman Nindi lainnya hanya tertawa-tawa mengejek.

Beberapa siswa yang melihat kejadian itu ada yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nindi dan teman-temannya yang memang terkenal suka menindas orang. Ernest yang sedsng duduk dengan Devano, Arya dan kedua temannya yang baru saja selesai ujian praktek hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Serem !” Ucapnya sambik menggedikan bahu.

“Siapa ?” Leo bertanya sambil membuka botol airnnya.

Ernest hanya menjawab dengan menggerakan dagunya mengarah ke Nindi dan teman-temannya.

“Amit-amit,” Ernest megetuk 3x kepalan tangannya ke lantai. “Moga-moga kagak punya pacar modelan kayak gitu.”

“Lagian siapa juga yang mau sama elo,” ledek Joshua sambil tertawa.

“Dih kalo mau juga guenya yang kagak mau sama cewek modelan begitu,” Ernest mencebik sambil bergidik.

“Hati-hati simalakama Bro,” Leo menimpali sambil tertawa.

Sementara Devano dan Arya terlihat biasa saja tanpa bereaksi apa-apa. Nindi dan teman-temannya yang baru menyadari Devano dan genk nya sudah duduk tidak jauh dari mereka bersiap-siap mencari perhatian.

“Gue balik kelas dulu Bro,” Ernest bangun duluan sambil menepuk bahu Leo yang ada di sebelahnya.

“Jangan sampai gue kena simalakama,” lanjutnya sambil tertawa.

Devano dan Arya yang mendengar ucapan Ernest menoleh sekilas ke arah Nindi dan genknya yang sedang sibuk bebenah diri dan bersiap menghampiri mereka akhirnya ikutan bangun juga.

“Kantin aja Bro,” Joshua mengajak keempat temannya.

“Gue balik kelas aja,” jawab Ernest lanjut melangkah.

Akhirnya hanya Joshua dan Leo yang pergi ke kantin sedangkan Ernest, Devano dan Arya balik ke kelas.

Dari tempatnya berdiri Nindi terlihat kesal dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai lapangan. Wajahnya langsung ditekuk bagai kain lecek.

“Rese !” Gumamnya kesal.

“Belum jodoh,” Chika menepuk bahu sahabatnya, sementara yang lainnya hanya senyum-senyum.

30 menit berlalu, Mia dan Della sudah beres dengan ujian praktek olahraga mereka. Sebelum beristirahat ke kantin, mereka lanjut ke UKS menengok Bianca. Sampai di sana ternyata Bianca sudah sadar dan sedang minum teh manis hangat yang disediakan di sana. Sebelah tangannya memegang kompres dingin yang ditempelkan pada pipi kirinya.

“Bi, elo dah nggak apa-apa ?” Mia menyentuh kening Bianca. Dilihatnya pipi sebelah kiri Bianca agak membiru bekas lemparsn bola basket.

“Sakit banget Bi ?” Mia menyentuh pelan-pelan pipi Bianca yang masih dikompres.

“Udah mendingan,” jawab Bianca pelan.

“Laper,” Bianca menatap kedua sahabatnya dengan tatapan memelas.

“Kantin yuukkk !” ajak Della.

“Ujian gue gimana ya ?” Bianca tampak cemas.

“Udah elo kenyangin perut dulu, nanti pingsan lagi. Nanti sebelum pulang sekolah coba omongin sama Pak Edi.” jawab Della.

Bianca mengangguk dan meletakkan gelas teh manis di meja samping ranjang. Setelah itu dia turun dan meletakkan kompressan dingin di atas meja yang sama.

“Suster saya balik dulu, mau cari makan,” Bianca pamit pada perawat yang duduk di meja dekat situ. Dokter yang tadi memeriksa dan merawatnya tidsk terlihat dalam ruangan.

“Sudah nggak pusing lagi ?” tanya perawat meyakinkan Bianca yang masih sedikit pucaf.

“Kalau sudah kenyang kayaknya aman Sus,” Bianca menepuk pelan perutnya. “Cacingnya udah berontak minta makan.”

Perawat tadi hanya tertawa kecil sambil menganggukan kepalanya.

“Semoga cepat sehat kembali biar lancar ujiannya.”

“Terima kasih Sus,” Bianca mengatupkan kedua tangannya di dada. “Tolong bilangin dokter terima kasih sudah mengobati saya.”

Perawat itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Dan akhirnya ketiganya pamit meninggalkan UKS.

“Hidung elo dah nggak sakit Bi ?” tanya Della yang dijawab dengan gelengan kepala.

“Tadi kita udah mau bales aja tuh nenek lampir,” Mia mengoceh dengan nada kesal.

“Dih tadi diem aja lo,” Della menoyor kepala Mia.

“Eh emang kalian ngapain ?” Bianca menatap kedua sahabatnya bergantisn kiri dan kanan karena posisinya di tengah-temgah.

“Nih preman mau kasih pelajaran,” Mia menunjuk Della. “Sayang udah dipanggil Pak Arman suruh lanjut ke tempat Pak Edi.”

“Udahlah,” tutur Bianca pelan. Kedua sahabatnya langsung saling bertatapan dan melakukan tos.

“Kalian kenapa sih ?” Bianca kembali menatap keduanya bergantian.

“Kita udah nebak Bi kalo elo bakal suruh biarinin aja kelakukan tuh ratu ular,” jawab Della dengan penuh emosi.

“Jangan mengalah terus lah Bi,” Mia mulai mengompori.

“Terus mau sampai kapan kalo bales-balesan terus ? Lagian bentaran lagi lulus, toh kita nggak bakal ketemuan lagi sama dia.”

“Elo yakin nggak bakal ketemuan dia lagi ke depannya ?” Della menatap Bianca.

“I hope so,” gumam Bianca.

“Terus kapan mereka kapoknya kalo seantero sekolah cuma diemin aja kelakuan mereka ?” Della yang masih terbakar emosi terus menjawab.

“Tuhan nggak pernah tidur. Modelan mereka tinggal tunggu waktunya aja.” Bianca terlihat santai.

Della dan Mia hanya bisa geleng-geleng melihat tanggapan Bianca. Dan tidak terasa langkah mereka sudah sampai di depan kantin. Ketiganya bergegas masuk dan mencari tempat duduk. Kantin tidsk terlalu ramai karena anak kelas 10 dan 11 libur.

Terpopuler

Comments

Rikson Wabiser

Rikson Wabiser

ceritanya bagus enak di baca 🙏

2023-03-19

3

Anonymous

Anonymous

ceritanya bguss banget thorr, tulisannya ngena jdi keingat masa2 sma dulu aduuuhh indahnya hahaha😄😄

2023-01-25

2

Nuraeniy352

Nuraeniy352

mang d'situ g da guru yg ngawasin gitu g ngasih teguran ,,,hermuuun q tah

2022-11-16

2

lihat semua
Episodes
1 Surat Cinta
2 Bab 2 Geng Centil vs Geng Idola
3 Bab 3 Devano vs Arya
4 Bab 4 Kecurigaan Della
5 Bab 5 Ketemu Si Centil
6 Bab 6 Buang atau Kenang
7 Bab 7 Mimpi Buruk (Dimulai)
8 Bab 8 Mimpi Buruk Episode 1
9 Bab 9 Curahan Hati Bianca
10 Bab 10 Percakapan Tiga Sahabat
11 Bab 11 Ketemu Camer ?
12 Bab 12 Makan Siang
13 Bab 13 Terima Raport
14 Bab 14 Jangan Coba-Coba
15 Bab 15 PDKT yang Gagal
16 Bab 16 Kuliah, Sahabat dan Cinta
17 Bab 17 Mimpi Buruk Episode 2
18 Bab 18 Masih Lanjutan Mimpi Buruk 2
19 Bab 19 Biarkan Saja
20 Bab 20 Yang Pertama dan Terakhir
21 Bab 21 Kecelakaan
22 Bab 22 Pertemuan Tak Terduga
23 Bab 23 Takdir Kita
24 Bab 24 Kesempatan
25 Bab 25 Arti Persahabatan
26 Bab 26 Setitik Kebahagiaan
27 Bab 27 Rindu Papa
28 Bab 28 Tentang Arya
29 Bab 29 Aku Membencimu
30 Bab 30 Selamat Tinggal Putih Abu-abu
31 Bab 31 Selamat Tinggal Putih Abu-abu (2)
32 Bab 32 Devano vs Bianca
33 Bab 33 Selepas Putih Abu-abu
34 Bab 34 Hanya Untuk Kenangan
35 Bab 35 Selamat Jalan
36 Bab 36 Selamat Tinggal
37 Bab 37 Seorang Van yang Lain
38 Bab 38 Kejutan yang Mengejutkan
39 Bab 39 Menginap
40 Bab 40 Pelakor dan Pebinor ?
41 Bab 41 Pertemuan Bianca dan Diana
42 Bab 42 Bolehkah Aku Menyukaimu ?
43 Bab 43 Ketemuan di Mal
44 Bab 44 Biarkan Apa Adanya
45 Bab 45 Persiapan Magang
46 Bab 46 Berdikari Putra Wijaya
47 Bab 47 Jalan Baeng Diana
48 Bab 48 Rahasia Devano
49 Bab 49 Mengungkapkan
50 Bab 50 Semua Dapat Kejutan
51 Bab 51 Obrolan Empat Pria
52 Bab 52 Makan Malam
53 Bab 53 Drama Pagi Hari
54 Bab 54 Sang Pewaris
55 Bab 55 Kenapa Kamu Begitu ?
56 Bab 56 Reuni Lima Sekawan
57 Bab 57 Bukan Sekedar Karyawan
58 Bab 58 Sebenarnya Bagaimana ?
59 Bab 59 Kunjungan Sahabat
60 Bab 60 Kejutan untuk Bianca
61 Bab 61 Bukan Prank ?
62 Bab 62 Ke Kantor Arya
63 Bab 63 Melepasmu
64 Bab 64 Kunjungan Opa Ruby dan Mama Angela
65 Bab 65 Berakhirnya Waktu Magang
66 Bab 66 Pamitan
67 Bab 67 Sepenuhnya Sarjana
68 Bab 68 Permintaan Desta
69 Bab 69 Permintaan yang Sulit
70 Bab 70 Pertemuan di Mal
71 Bab 71 Psikolog Atau Cenayang ?
72 Episode 72 Cinta atau Obsesi ?
73 Bab 73 Kemarahan Opa Ruby
74 Bab 74 Tidak Rela
75 Bab 75 Gagal Fokus
76 Bab 76 Macan Ompong
77 Bab 77 Obrolan Sore
78 Bab 78 Sidak (Inspeksi mendadak)
79 Bab 79 Bukan Sulap Bukan Sihir
80 Bab 80 Para Mantan Penggemar
81 Bab 81 Curahan Hati Devano
82 Bab 82 Curahan Hati Devano (2)
83 Bab 83 Cemburunya Devano
84 Bab 84 Jangan Buat Baper
85 Bab 85 Beri Aku Waktu
86 Bab 86 Mendadak Pulang
87 Bab 87 Kenapa Jadi Kamu ?
88 Bab 88 Kok Pada Tahu ?
89 Bab 89 Nasehat Para Mama
90 Bab 90 Jangan Sampai Menyesal
91 Bab 91 Perseteruan Musuh Lama
92 Bab 92 Maunya Calon Suami
93 Bab 93 Para Sahabat
94 Bab 94 Undangan Lamaran
95 Bab 95 Tidak Sesuai Rencana
96 Bab 96 Lamaran yang Tertunda
97 Bab 97 Tiga Bulan
98 Bab 98 Semakin Mencintaimu
99 Bab 99 POV Devano
100 Bab 100 Hari Bahagia
101 Ucapan Terima Kasih
102 Promo Novel Baru
103 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Surat Cinta
2
Bab 2 Geng Centil vs Geng Idola
3
Bab 3 Devano vs Arya
4
Bab 4 Kecurigaan Della
5
Bab 5 Ketemu Si Centil
6
Bab 6 Buang atau Kenang
7
Bab 7 Mimpi Buruk (Dimulai)
8
Bab 8 Mimpi Buruk Episode 1
9
Bab 9 Curahan Hati Bianca
10
Bab 10 Percakapan Tiga Sahabat
11
Bab 11 Ketemu Camer ?
12
Bab 12 Makan Siang
13
Bab 13 Terima Raport
14
Bab 14 Jangan Coba-Coba
15
Bab 15 PDKT yang Gagal
16
Bab 16 Kuliah, Sahabat dan Cinta
17
Bab 17 Mimpi Buruk Episode 2
18
Bab 18 Masih Lanjutan Mimpi Buruk 2
19
Bab 19 Biarkan Saja
20
Bab 20 Yang Pertama dan Terakhir
21
Bab 21 Kecelakaan
22
Bab 22 Pertemuan Tak Terduga
23
Bab 23 Takdir Kita
24
Bab 24 Kesempatan
25
Bab 25 Arti Persahabatan
26
Bab 26 Setitik Kebahagiaan
27
Bab 27 Rindu Papa
28
Bab 28 Tentang Arya
29
Bab 29 Aku Membencimu
30
Bab 30 Selamat Tinggal Putih Abu-abu
31
Bab 31 Selamat Tinggal Putih Abu-abu (2)
32
Bab 32 Devano vs Bianca
33
Bab 33 Selepas Putih Abu-abu
34
Bab 34 Hanya Untuk Kenangan
35
Bab 35 Selamat Jalan
36
Bab 36 Selamat Tinggal
37
Bab 37 Seorang Van yang Lain
38
Bab 38 Kejutan yang Mengejutkan
39
Bab 39 Menginap
40
Bab 40 Pelakor dan Pebinor ?
41
Bab 41 Pertemuan Bianca dan Diana
42
Bab 42 Bolehkah Aku Menyukaimu ?
43
Bab 43 Ketemuan di Mal
44
Bab 44 Biarkan Apa Adanya
45
Bab 45 Persiapan Magang
46
Bab 46 Berdikari Putra Wijaya
47
Bab 47 Jalan Baeng Diana
48
Bab 48 Rahasia Devano
49
Bab 49 Mengungkapkan
50
Bab 50 Semua Dapat Kejutan
51
Bab 51 Obrolan Empat Pria
52
Bab 52 Makan Malam
53
Bab 53 Drama Pagi Hari
54
Bab 54 Sang Pewaris
55
Bab 55 Kenapa Kamu Begitu ?
56
Bab 56 Reuni Lima Sekawan
57
Bab 57 Bukan Sekedar Karyawan
58
Bab 58 Sebenarnya Bagaimana ?
59
Bab 59 Kunjungan Sahabat
60
Bab 60 Kejutan untuk Bianca
61
Bab 61 Bukan Prank ?
62
Bab 62 Ke Kantor Arya
63
Bab 63 Melepasmu
64
Bab 64 Kunjungan Opa Ruby dan Mama Angela
65
Bab 65 Berakhirnya Waktu Magang
66
Bab 66 Pamitan
67
Bab 67 Sepenuhnya Sarjana
68
Bab 68 Permintaan Desta
69
Bab 69 Permintaan yang Sulit
70
Bab 70 Pertemuan di Mal
71
Bab 71 Psikolog Atau Cenayang ?
72
Episode 72 Cinta atau Obsesi ?
73
Bab 73 Kemarahan Opa Ruby
74
Bab 74 Tidak Rela
75
Bab 75 Gagal Fokus
76
Bab 76 Macan Ompong
77
Bab 77 Obrolan Sore
78
Bab 78 Sidak (Inspeksi mendadak)
79
Bab 79 Bukan Sulap Bukan Sihir
80
Bab 80 Para Mantan Penggemar
81
Bab 81 Curahan Hati Devano
82
Bab 82 Curahan Hati Devano (2)
83
Bab 83 Cemburunya Devano
84
Bab 84 Jangan Buat Baper
85
Bab 85 Beri Aku Waktu
86
Bab 86 Mendadak Pulang
87
Bab 87 Kenapa Jadi Kamu ?
88
Bab 88 Kok Pada Tahu ?
89
Bab 89 Nasehat Para Mama
90
Bab 90 Jangan Sampai Menyesal
91
Bab 91 Perseteruan Musuh Lama
92
Bab 92 Maunya Calon Suami
93
Bab 93 Para Sahabat
94
Bab 94 Undangan Lamaran
95
Bab 95 Tidak Sesuai Rencana
96
Bab 96 Lamaran yang Tertunda
97
Bab 97 Tiga Bulan
98
Bab 98 Semakin Mencintaimu
99
Bab 99 POV Devano
100
Bab 100 Hari Bahagia
101
Ucapan Terima Kasih
102
Promo Novel Baru
103
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!