“Hei !” Mia menepuk kedua bahu Bianca dari belakang membuat Bianca sedikit terlonjak.
“Duh yang ngeliatin calon pacar sama calon mertua,” goda Mia kembali.
“Apaan sih ?” Bianca mengerutkan alisnya dan nada suaranya sedikit ketus.
Mia cekikikan melihat reaksi Bianca dengan wajah manyunnya. Della yang biasa memang lebih cool hanya memperhatikan interaksi kedua sahabatnya.
“Gimana calon mertua ? Kayaknya akrab banget nih,” Mia mengerlingkan matanya.
“Nggak ada ya calon pacar, mau dibuang jauh-jauh ke samudera Hindia bukan laut Ancol doang,” jawab Bianca asal membuat Mia tertawa dan Della akhirnya ikut tersenyum.
“Yakin lo ?” Della menatap santai tapi menggoda.
”Seribu rius,” jawab Bianca kembali membuat Mia dan Della masih tertawa.
Ketiganya asyik berbicara hingga tidak sadar ternyata sosok yang mereka bicarakan sudah berdiri di belakang Bianca membuar Della dan Mia spontan menghentikan tawa mereka.
“Kok mendadak diem ? Setan lewat ?” Bianca mencebik saat mendapati kedua temannya yang sibuk menggodanya mendadak menghentikan tawa mereka.
Della hanya mengangkat dagu mememberi kode ke arah Bianca sementara Mia mengangkat telunjuknya mengarah ke Bianca sambil tersenyum kecut.
“Apaan sih ?” Bianca menoleh dan kaget mendapati sosok Devano yang sudah berdiri di belakangnya. Reflek Bianca mundur karena saat berbalik posisi Devano menjadi lumayan dekat dengannya.
“Ikut gue !” Peritah Devano dan langsung melangkah meninggalkan Bianca, sementara gadis itu masih berdiri di tempatnya.
Devano menoleh dan tidak mendapati Bianca di belakangnya membuat langkahnya terhenti.
“Ikut gue, gue mau ngomong !”
“Nggak mau,” Bianca menggeleng. “Kita nggak ada urusan apa-apa lagi. Udah beres kemarin.”
Devano mendengus kesal dan melangkah mendekati Bianca lalu langsung menarik tangan Bianca untuk mengikuti langkahnya. Beberapa siswa siswi yang ada dekar di situ reflek menyoraki kondisi Devano yang menarik tangan Bianca. Mereka berpikir cerita di penutupan classmeeting ternyata berlanjut. Bianca yang mendengar sorakan teman-temannya menutup wajahnya menahan malu sementata Devano dengan cuek masih menarik tangannya. Di ujung tangga sepasang mata menatap mereka tidak suka. Reflek langkahnya mengikuti Devano yang membawa Bianca ke halaman belakang sekolah.
“Devano lepas ! Sakit !” Bianca berusaha melepaskan tangannya. Tapi semakin dia melawan semakin erat cengkeraman tangan Devano.
Sampai di halaman belakang, Devano menghempaskan tangan Bianca dengan kasar. Bianca mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah dan terasa sakt.
“Gue …” Devano belum sempat berbicara, Bianca langsung memutusnya dan mengangkat telunjuknya ke arah Devano.
“Anggap aja surat itu suatu kekhilafan gue. Dan ke depannya gue nggak bakal gangguin elo sama sekali,” Bianca menarik nafas. “Gue udah putusin akan membuang jauh-jauh perasaan gue ke elo.”
Devano menatap tajam ke arah Bianca.
“Elo udah bikin kacau hidup gue dengan masalah surat picisan elo,” sinis Devano.
Bianca membalas tatapan Devano dengan ekspresi yang tidak kalah galaknya.
“Mau picisan, mau gombalan, terserah elo mau bilang apa !” Bianca maju satu langkah.
“Terima kasih buat gue sadar dengan sikap elo hari ini bahwa sungguh buang-buang waktu memberikan hati buat orang kayak elo !” Bianca menujuk-nunjuk ke arah Devano.
“Elo…” Devano memegang telunjuk Bianca yang ada di depan wajahnya sementara tangan satunya mengepal keras.
“Lepasin !” Bianca berusaha melepaskan jari telunjuknya dari genggaman Devano.
“Bagus kalo memang elo punya pikiran kayak gitu.” Devano mendekatkan wajahnya ke Bianca yang membuat Bianca bergerak mundur.
“Dan ingat jangan coba-coba menuruti apa maunya mommy gue. NGERTI ?!” Devano sedikit menaikkan nada suaranya di akhir kalimatnya.
Bianca masih menatap Devano tanpa rasa takut. Namun sikap Devano saat ini sedikit mencubit hatinya. Sedikit sedih karena merasa bahwa Devano bukan hanya tidak menyukainya bahkan mungkin membencinya.
“Nggak usah khawatir,” Bianca menghentakan tangannya hingga jari yang tadi digenggam Devano terlepas.
“Gue benar-benar sadar dan nyesel banget udah pernah suka sama cowok kayak elo,” Bianca menjawab dengan nada tinggi lalu berbalik meninggalkan Devano.
Devano masih berdiri di temparnya. Dia memegang dadanya sendiri saat melihat Bianca melangkah meninggalkannya. Perasaan emosinya bercampur aduk dalam hati dan otaknya. Dia melangkah meninggalkan halaman belakang sekolah, namun langkahnya terhenti saat hendak melewati lorong dekat kamar mandi. Dilihatnya sosok Bianca berdiri menunduk dengan posisi membelakangi Devano sementara berdiri di depannya sosok Arya sedang mengelus kepala Bianca dengan lembut sementara tangan sebelahnya menepuk pelan bahu Bianca.
Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya saat melihat pemandangan seperti itu di depannya. Tanpa sadar Devano mengepalkan kedua tangannya. Namun akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya dan melewati keduanya. Tanpa menoleh atau menyapa Arya, Devano terus melangkah dengan sikap cuek dan dinginnya. Kedua tangannya sudah tidak lagi terkepal. Dia melangkah seolah-olah tidak terjadi apapun antara dia dan Bianca.
“Udah jangan sedih lagi,” Arya menyodorkan saputangan yang tadi tersimpan di saku celananya.
Bianca mendongakan kepalanya, menatap wajah Arya dengan tetesan air mata di pipinya. Arya tertawa melihat ekspresi gadis di depannya.
“Muka elo asli jelek banget,” Arya masih tertawa dan menangkup pipi Bianca lalu menggoyangkannya ke kiri dan ke kanan.
“Arya ! Sakit,” omel Bianca dengan wajah memberenggut. Arya masih tertawa melihat ekspresi Bianca.
“Asli udah jelek tambah jelek,” tangan Arya sudah tidak lagi menangkup wajah Bianca, berganti mengacak-acak rambut gadis yang tingginya hanya sebahunya.
Bianca memberenggut kesal dan menepiskan tangan Arya yang mengacak-acak rambutnya.
“Bete !” Dumelmya sambil meninggalkan Arya yang masih tertawa. Arya bergegas menyusul Bianca dan merangkul bahunya.
“Jangan ngambek,” ledeknya.
“Apaan sih,” Bianca masih dalam mode judes menepiskan tangan Arya dari bahunya.
Arya sempat melihat sekilas Devano yang berdiri cukup jauh namun masih bisa melihatnya dan Bianca. Arya sengaja merangkul kembali bahu Bianca dan sekali menjawil hidung Bianca yang membuat gadis itu terus mengomel dan menggerutu. Arya terus tertawa menanggapi sikap Bianca.
“Sorry Van, kalo elo memang suka beneran sama Bianca, elo perlu berjuang dan jangan jadi pecundang,” gumam Arya dalam hati.
Tidak lama Bianca sudah bergabung kembali dengan Mia dan Della yang ternyata masih menunggunya dekat kantin.
“Dih kayak sulap aja, pergi sama Devano baliknya sama Arya,” celoteh Mia saat keduanya sudah bergabung kembali.
“Dasar anak kecil,” gerutu Arya.
“Eh apa lo bilang ? Kalo gue anak kecil ya elo sama aja anak kecil juga, sok tua !” Mia mencebik sementara tangannya sempat menonjok bahu Arya.
“Dih cewek bar bar,” Arya mengusap bahunya.
“Lemah,” Mia melotot menatap Arya, sementara Arya membuang muka ke arah Bianca.
“Arya !” Teriak Mia yang membuat Bianca reflek menutup kupongnya dan Della langsung menepuk bahu Mia lumayan kencang.
Beberapa siswa dan orang tua yang kebetulan melintas dekat situ ikut menoleh.
Arya yang namanya dipanggil melotot menatap Mia dengan tatapan kesal.
“Eh cewek bar bar, gue ada di dekar sini nggak usah pake teriak-teriak,” Arya maju satu langkah dan semakin melotot menatap Mia.
Mia yang tidak mau kalah maju juga selangkah dan sengaja menabrakkan bahunya ke lengan Arya.
“Kenapa kalo gue bar bar. Nggak suka ?”
Belum sempat Arya membalas omongan Mia, Bianca menarik lengan Arya hingga tubuhnya mundur ke belakang.
“Udah malu jangan berantem melulu. Awas nanti malah berjodoh loh,” Bianca tertawa menggoda.
“Amit-amit !” Arya dan Mia menjawab barengan.
“Tuh kan jodoh,” Della menimpali dan tertawa berdua dengan Bianca.
“Udah yuk aah katanya mau jalan ke mal,” Bianca memutus pandangan Mia dan Arya.
“Gue ikut ya,” spontan Arya bicara menatap Bianca.
“No !!” Kompak ketiganya menjawab bersamaan.
“Nggak ada ya elo ikut-ikut,” Della mendorong Arya yang mulai ikut melangkah.
“Girl’s day Ya,” Bianca tersenyum.
Mia meleletkan lidahnya mengejek Arya yang membalas dengan pelototan. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil mengiringi ketiga gadis tadi yang mulai meninggalkan sekolah. Niatnya selama liburan akan mendekati Bianca.
Semangat Arya !!!! Ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
lie2k
sm arya dl aj deh....
2023-10-16
0
Vivin Ley
kayak drama koreaaah
2023-06-29
1
lela94
fix si Arya jodoh sm Mia😂
2023-06-03
1