Kantin tidak terlalu ramai karena memang belum waktunya istirahat. Sebagian anak menghabiskan waktu di kelas melewati jam kosong yang infonya berlangsung sampai jam istirahat pertama.
Bianca, Della dan Mia langsung menuju ke salah satu meja di pinggir kiri kantin dari arah pintu masuk.
“Duh males banget nih ketemu sama Geng Centil,” bisik Mia.
Della dan Bianca sudah melihat Nindi dan teman-temannya sudah duduk di meja yang letaknya di tengah kantin.
“Biarin aja sih, kagak ada urusan juga,” Della menanggapi bisikan Mia dengan suara yang juga agak pelan.
Bukan masalah takut sama Nindi dan Geng nya yang sudah terkenal karena kecentilannya. Sering ditegur guru karena make up mereka yang lumayan mencolok untuk ukuran anak SMA.
“Mau pesan apa ?” Mia beranjak bangun dari duduknya untuk memesan makanan dan minuman.
“Gue air jeruk aja, gula sama es nya jangan banyak-banyak,” sahut Bianca
“Gue jus buah naga ya, jangan manis juga,” lanjut Della.
Mia cuma mengangguk dan menuju tempat minuman. Belum sampai tempat tujuannya, Nindi dan geng nya terdengar riuh. Reflek Mia menoleh mencari sumber kehebohan mereka. Bianca dan Della ikut menoleh juga karena suara Nindi dan geng nya cukup menarik perhatian siswa siswi yang ada di kantin.
Di pintu masuk kantin nampak Joshua dan Arya, diikuti Ernest dan Leo dan paling terakhir Devano. Mereka berlima memang selalu mendapat perhatian khusus bagi banyak siswi di SMA Dharma Bangsa, terutama Nindi dan Gengnya yang melabelkan diri sebagai Devano Fans Club.
Bianca yang posisi duduknya membelakangi pintu masuk kantin buru-buru membalikkan badannya kembali. Hatinya kembali deg deg kan dan khawatir saat melihat rombongan kelima cowok yang mendapat gelar Geng Sang Idola memasuki kantin. Apalagi dia sempat menangkap sosok Devano di paling belakang.
“Halo cowok-cowok ganteng,” Nindi yang kecentilan langsung bangun dan menghampiri meja kelima cowok idola itu. Di sampingnya sudah berdiri Chika yang nggak kalah centilnya.
Mia yang sudah selesai dengan pesanan minumannya sedikit mencibir melihat kelakukan Nindi dan Chika.
“Halo cantik,” Joshua yang menanggapi. Ernest dan Leo hanya senyum-senyum saja sementara Arya dan Devano bersikap cuek. Arya malah bangkit dari bangkunya menuju tempat makanan dan minuman.
“Titip es jeruk Bro,” tutur Devano sambil mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari saku kemejanya.
“Gue es kopi Bro,” Ernest ikutan bersuara.
”Gue sama es kopi Bro,” lanjut Leo yang ikut memesan juga. Sementara Joshua masih mencoba menanggapi Nindi dan Chika yang matanya malah fokus ke Devano.
“Heh kampret, elo kagak pesen minuman ?” Ernest yang posisi duduknya persis sebelah Joshua langsung menyenggol bahu cowok itu.
“Apa aja yang bisa bikin tambah manis,” jawab Joshua asal tanpa memalingkan wajahnya. Tatapannya masih pada Nindi dan Chika yang berdiri di ujung meja dekatnya.
Melihat Arya bangun, Nindi buru-buru menempati posisi Arya yang tepat di seberang Devano. Cowok itu sendiri masih cuek dan asyik dengan berbagai aplikasi di handphonenya.
“Van,” suara Nindi halus dengan nada yang dibuat-buat. “Besok Sabtu jalan-jalan yuk, nonton kek, makan atau jalan-jalan aja juga boleh,” Nindi mulai mengeluarkan nada rayuannya.
“Males,” jawab Devan singkaf tanpa merubah posisinya yang masih menunduk karena asyik dengan gadgetnya.
“Van, kan PAS udah selesai, tinggal tunggu pembagian raport dan libur kenaikan kelas,” Nindi masih terus mengoceh.
“Yuk lah kalo elo mau sama teman-teman cantik elo,” kali ini Ernest yang menjawab sambil menaik turunkan alisnya.
Spontan Nindi langsung melotot menatap Ernest karena tujuannya mau ajak Devano sendiri, bukan ramai-ramai dengan geng mereka.
Devan mengangkat kepalanya dan melempar pandangan pada Arya di sudut minuman. Dikihatnya Arya sudah selesai membayar dan sebagian pesanan mereka sudah tersedia. Arya yang posisinya memang menatap meja teman-temannya bersitatap dengan Devano dan langsung mengerti dengan kode yang diberikan Devano padanya.
Devano langsung beranjak dari kursinya. Berasa kesal harus mendengar obrolan dengan Nindi yang buatnya sangat mengganggu.
“Devan !” Nindi meraih tangan Devan yang baru saja berdiri. “Aku belum selesai ngomong,” wajah Nindi langsung ditekuk dan terlihat sangat kesal.
“Masih ada Jo, Ernest sama Leo,” Devan menoleh menatap ketiga sahabatnya bergantian. Tangannya ditarik dari genggaman Nindi.
Di sisi lain Bianca juga beranjak bangun karena memang minumannya sudah habis.
“Mau kemana ?” Mia menahan tangannya sambil mengangkat gelasnya yang masih berisi setengah.
“Gue mau balik kelas dulu, pusing di sini,” Bianca keluar dari bangkunya sementara Mia sudah melepaskan tangannya. Akhirnya Mia dan Della ikut bangkit dan berjalan bareng Bianca.
Arya yang melihat Bianca dan kedua temannya beranjak dan ingin meninggalkan kantin, buru-buru mengambil pesanan minuman untuknya, es jeruk untuk Devan dan segelas es jeruk lainnya.
“Woi, minuman kalian tinggal ambil ya, udah dibayar,” tuturnya saat melewati meja yang tadi ditempatinya dan menyerahkan segelas es jeruk pada Devan yang mulai meninggalkan tempat duduknya.
Sedikit berlari, Arya menuju pintu kantin sisi kanan tempat Bianca, Della dan Mia keluar. Devano yang melihat kelakuan Arya mengikuti tingkah laku sahabatnya itu dengan tatapan tajamnya.
“Buat kamu,” Arya menyodorkan segelas es jeruk untuk Bianca.
Reflek Bianca, Della dan Mia berhenti saat Arya berdiri di depan mereka lalu menyodorkan segelas air jeruk untuk Bianca. Mia terihay senyum-senyum di belakang Bianca.
“Aku udah minum es jeruk tadi,” Bianca menolak halus pemberian Arya.
“Tapi kayaknya belum cukup,” Arya tetap menyodorkan gelas es jeruk kali ini disertai senyum tipis.
“Muka kamu kelihatannya masih sedikit dehidrasi, masih kurang es jeruknya dengan gula dan es sedikit.”
Bianca sedikit jengah dengan kondisi yang diberikan Arya saat ini. Saat dia membuang pandangannya, tidak sengaja pandangannya bersitatap dengan Devano yang ternyata masih berdiri di depan pintu tengah kantin melihat kejadian Arya dan Bianca. Gadis itu sempat menatap ke arah Devano sekian detik dengan perasaan tidak menentu.
“Udah kalo Bibi nggak mau, buat gue aja,” Mia yang masih berdiri di belakang Bianca langsung menyodorkan tangannya hendak mengambil es jeruk dari tangan Arya. Reflek cowok itu mengangkat gelas es jeruk lebih tinggi hingga Mia gagal mengambilnya.
“Enak aja,” Arya mencibir. “Serakah ya, itu minuman di tangan elo aja belum habis. Udah nyamber aja minuman orang,” suara Arya mengomel. Mia cuma cekikikan.
“Habis daripada sia-sia,” lanjut Mia.
Karena merasa tidak enak dan mulai jadi perhatian akhirnya Bianca mengambil gelas yang masih dipegang Arya.
“Terima kasih ya,” ucap Bianca lalu melanjutkan langkahnya.
Devano masih menatap ketiga gadis itu yang mulai melangkah meninggalkan kantin.
“Semoga berhasil Bro,” Arya dengan wajah senang berjalan menghampiri Devano dan merangkul bahu sahabatnya itu.
“Tadi pagi gue seneng banget lihat dia ke kelas, pikir mau ketemu gue,” Arya melanjutkan curahan hatinya sambil berjalan beriringan dengan Devano. Tangannya sudah tidak lagi merangkul bahu Devano.
“Elo suka sama dia ?” tanya Devano.
”Iya,” jawab Arya mantap. “Kalah cantik memang dibanding Nindi dan teman-temannya. Tapi manis,” Arya senyum-senyum sendiri memjawab pertanyaan Devano.
Devano menarik nafas panjang, Tangannya yang dimasukkan ke saku celana menggenggam kertas yang tadi pagi diberikan oleh Bianca di halaman belakang.
“Bro,” Devano menepuk bahu Arya. “Hati-hati patah hati, kayaknya tuh cewek nggak merespons elo dengan baik tadi,” lanjutnya.
Arya menoleh menatap Devano dengan menautkan alisnya tapi kemudian dia tersenyumlagi.
“Yang penuh perjuangan itu menarik Bro,” tutur Arya sumringah. “Lagian sepertinya dia juga belum punya pacar.”
Devano menarik nafas panjang kembali. Ada sedikit perasaan tidak nyaman melihat semangat Arya yang menggebu untuk mendapatkanBianca. Sepertinya kejadian tadi pagi dengan Bianca membuat hati Devano yang selama ini dingin dan keras terhadap kaum perempuan sedikit galau apalagi mendapati sahabatnya sendiri seperti sekarang.
Akhirnya mereka sampai juga di dalam kelas. 5 menit sesudahnya, Joshua, Ernest dan Leo juga memasuki kelas dan duduk di tempat mereka.
Hay guys,
Jangan lupa like, vote dan komennya yaaa😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
watini fitrah
psti byk yg sdh ngalami yg di mau siapa yg dteng siapa
2023-05-08
1
Maxiss
bagus lanjut baca
2023-04-03
2
Rosa Rosiana
mantap, mau lanjut baca lg
2023-02-15
3