2. bermuka 2

sudah 2 Minggu kami nempati rumah ini. rasanya tinggal agak jauh dari rumah ibu mertuaku sangat tenang dan tentram. bukan tak ingin slalu tinggal dekat dengannya. tapi jika tinggal dekat dengannya aku tak bisa menjamin keselamatan jiwa dan mental ku.. hal itu lah yang membuat aku dan suamiku memutuskan untuk pindah ke rumah yang agak jauh.

dan juga, suamiku semakin ke sini rasanya semakin menyayangiku.. ia tak pernah sungkan membantu ku mengerjakan pekerjaan rumah. Bahakan jika ia sedang tidak bekerja, ia sangat telaten memomong anak kami.. rasanya rumah tanggaku adalah rumah tangga yang paling bahagia. sejak tinggal di sini, tak ada pertengkaran di antara kami. walau hanya sebuah pertengkaran kecil..

tentang ibunya, aku tak mau menyia- nyiakan waktu dan fikiran ku untuk memikirkan segala polah dan kebenciannya terhadapku. bagiku menjauhinya itu lebih baik dari pada harus menambah dosa dan juga beban fikiran ku.

selama 2 Minggu ini kami tak pernah berkunjung ke rumah ibu mertua ku dan saling bertanya kabar melalui telfon, SMS atau lain- lain pun tak juga ada.. ia datang ke rumah kamipun tak akan mungkin.. karena ia pasti gak akan merindukan anak kami, mungkin juga anak kami tak di anggap cucu olehnya. itu bisa aku lihat dari caranya yang begitu cuek bahkan hampir tak pernah sedikitpun ingin menyentuh ataupun bermuka manis terhadap anakku apalagi terhadapku.

rasanya jika mengingat betapa aku, suami dan anak ku ia beda- bedakan bahkan ia banding- banding kan dengan anak, mantu dan cucu- cucu kesayangannya itu sangat menyakitkan.. biar lah begini.. jauh dan tak melihat apapun yang ia berikan, ia sanjungkan dan perlakuan manisnya kepada mereka.

hingga suatu malam ku dengar ada suara seseorang memanggil- manggil nama ku sembari mengetuk pintu rumahku.. aku bangkit dari tempat tidur, ku lirik jam yang bertengger di dinding masih menunjukkan pukul 21.38.. ternyata aku tadi tertidur saat menina bobokan "Khaira" buah hati aku dan suami ku.. terdengar lagi suara itu sambil menggedor pintu rumah ku.. aku keluar kamar dan ingin melihat siapa yang datang.. tapi entah mengapa suara itu tak asing di pendengaran ku.. tapi apakah mungkin ??

huuunhh rasanya tak akan mungkin, ku intip dari balik Gordin jendela rumah ku. aku tak mau asal membuka pintu tanpa tau siapa yang datang terlebih dahulu. karena di tv dan media sosial sangat marak aksi perampok dengan berbagai modus..

saat mata ku menangkap sosok seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu..

degghhhhh..

tenyata itu benar ia, IBU MERTUAKU..

"cepat buka pintunya, apa selama tinggal di sini kupingmu pun ketutup sama lintah sawah dari depan sana ?? sampai- sampai kau macam patung di situ pura- pura ga dengar aku panggil ?". teriaknya dengan nada sombong..

gegas aku membuka pintu, sebelum ada kata- kata hinaannya yang selanjutnya yang bisa membuat gendang telingaku terasa bernanah.. mendengar yang tadi saja rasanya kupingku sudah seperti di tusuk- tusuk pisau..

malam ini sepertinya aku akan menghadapinya sendirian. karena hari ini suamiku kerja shift siang pulangnya pun sudah jam 00.12 baru akan sampai di rumah..

tanpa ku persilahkan masuk ia gegas bejalan Masuk kerumah ku..

"mana Ahmad ?? cepat panggil dia"

"dia belum pulang Bu. dia lagi giliran shift siang kerjanya"

"kalau gitu cepat ambikan uang 450rb. ceeeepppaaattt !!!" hardiknya padaku.

"u-uaang untuk apa Bu ??"

"bukan urusan mu untuk apa uang itu, kau hidup dari uang gaji anakku. jadi kau tak punya hak tanya- tanya begitu samaku"

"i-iya Bu, tapi aku tak punya uang segitu"

"dasar perempuan setan, kenapa kau tak pernah sadar diri sih ?? mana mungkin uang anakku ga ada. pasti ada dan kau yang mengaturnya. cepat ambilkan atau aku koyakkan mulutmu". astagfirullah.. kali ini bukan hanya hinaaan. tapi juga ancaman yang aku terima. rasanya ini sudah sangat keterlaluan. ku Hela nafas panjang guna mengumpulkan keberanian untuk membalas ucapan wanita yang katanya menyandang gelar seorang "IBU"..

"maaf Bu, aku tau aku cuma numpang hidup dari uang anak ibu, tapi itu bukan kemauan ku. tapi kemauan ibukan ?? ibu yang tak mau memomong anak ku ketika aku bekerja, sementara suamiku tak memberi izin aku bekerja jika anak kami harus kami percayakan pada orang lain. sementara cucu- cucu dari anak dan mantu kesayangan ibu, ibu jaga dan rawat supaya menantu kesayangan ibu itu bisa bekerja dengan tenang. bahkan ibu rela jadi pengasuh dan ojek gratisan untuk mengantar jemput menantu kesayangan ibu itu bekerja. dan satu lagi, jika aku anak setan. berarti ibu adalah induknya setan Bahkan nenek moyangnya setan. karena hanya anak setan lah yang akan menikah dengan anak setan yang lainnya". ku jawab panjang lebar dan ku balas semua hinaannya tadi padaku..

ia menampar pipi kanan ku hingga pipiku terasa panas. kali ini aku tak mau tinggal diam menerima hinaan, cacian dan tamparannya itu saja. cukup selama ini aku hanya menangis menerima perlakuannya.. selama ini aku begitu takut akan dosa. dia adalah ibu yang sudah melahirkan suamiku dan ayah dari anakku. tapi semakin ke sini. aku yg tak melihat kalau ia adalah seorang ibu untuk aku dan keluarga kecilku. perlakuan dan ucapannya mengikis habis gambaran seorang wanita penghuni surga dari dirinya. jika aku di minta untuk terus bersabar, mungkin sebagai manusia sabar ku telah melebihi batasnya.. ku balas dengan menampar balik pipinya. tapi sayang. tamparan ku tak mengenai dirinya. melainkan mengenai tas yang sedang ia sandang.. mungkin ia tau kalau aku akan membalas tamparannya hingga ia bisa mengelak dan melindungi wajahnya dengan tas sandangnya.. aku tak putus asa, ku serang ia bertubi- tubi.. hingga tamparanku yang terakhir berhasil mengenai pipinya..

carrrrrrrrrr...

itu lah suara yang terdengar saat telapak tangan ku mengenai pipinya.. astagfirullah.. ya Allah maaf kan aku.. tubuh ku bergetar. aku tak percaya kalau aku sampai seperti ini.. air mata ku yang dari tadi masih bisa ku tahan sekarang lolos berderai membasahi pipiku..

"B-buuu.. ma-maaf kan aku". ucap ku terbata. aku sadar aku salah. seharusnya aku gak membalasnya.. bukan kah selama ini aku bisa diam ??

tapi mengapa akhir- akhir ini aku seperti bukan diri ku lagi ??

ia tak menghiraukan permintaan maaf ku. ia menjambak rambut ku sambil mengucapkan sumpah serapahnya.. "dasar pe****r, anak setan, sampah, an***g, mati kauuuu".. selain menjambak rambutku ia juga menendang perutku.. bahkan saking kerasnya tendangan kakinya di perut ku aku sampai terpental beberapa langkah ke belakang dan menyebabkan jambakan tangannya di rambutku lepas. terlihat di tangannya ada rambut ku yang terlepas dan menempel di tangannya..

Terpopuler

Comments

Nurul Parwati

Nurul Parwati

kasar bgt kata-katanya

2022-12-10

1

Ajiba Chan

Ajiba Chan

kok punya ibu mertua sekejam itu....amit-amit deh..jgn sampai

2022-10-15

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!