pov. bu aidar
hari ini kala di warung ku sedang ramai pembeli. ada satu orang wanita yang nuga datang ke warung ku. tapi bukannya berbelanja ia malah diam saja menatap ku.
"baru pindah sini ta dek ?? baru liat juga soalnya !!" aku mencoba akrab dengan nya. sukur- sukur nanti ia bisa jadi pelanggan setia ku. ya, punya usaha warung begini harus selalu ramah pada semua orang. agar jika ia berbelanja merasa nyaman dan ia pasti akan kembali membeli kebutuhannya di sini.
tapi aneh. ia hanya menanggapi ku dengan senyum simpul. beberapa waktu kemudian ia belum juga memilih belanjaan atau pun berkata sepatah kata pun.
'mau apa sebenarnya ia ke sini ??' batin ku terus bertanya akan wanita itu. bukan hanya aku saja, ibu- ibu yang dari tadi silih berganti berbelanja di warung ku juga terlihat memandang ke arahnya dengan tatapan penuh tanya. tapi mungkin mereka tak berani mengutarakannya. setelah suasana mulai sepi baru lah ia mendekati ku.
"bu, boleh aku berbicara dengan ibu dan keluarga sebentar ??" setengah berbisik ia bertanya kepada ku. aku menaikan sebelah alis mata ku. aku heran kenapa ia ingin berbicara dengan keluarga ku juga ??
'ahh mungkn saja ia ingin meminta uang untuk ongkos pulang. kalau ia juga bertemu dengan keluarga ku kan ia juga bisa meminta pada mereka !!' aku bermonolog dengan diri ku sendiri. ya jaman sekarang modus orang- orang dalam mencari uang memang bermacam- macam. wanita ini pasti nantinya mengaku dia mencari suami atau sanak saudara dan di perjalanan ia di rampok dan tak punya uang untuk ongkos pulang.. hummmm kelakuannya...
"keluargà ku tengah di luar semua. ada bekerja ada juga yang kursus. biar bisa nyari uang dengan halal" ucap ku dengan nada menyindir.
"ya sudah, dengan ibu saja. tapi aku tak enak kalau harus ngomong di sini. bisa di dalam saja kita ngobrolnya bu ??" wawwww ini namanya pengemis kelas sultan yang semau dia menunjuk ini dan itu.
aku iya kan saja sambil mempersilahkan dia masuk. aku tak khawatir akan terjadi hal- hal aneh. sebab di dalam ada mayana. jika terjadi sesuatu pasti ia lansung menerkam siapa pun yang membawa bahaya. melihat bobot badannya saja pasti orang- orang akan berfikir 1000 x untuk mencari keributan dengannya.
'ga sia- sia aku ngasih makannya hingga badannya kayak babon lembu. toh dia bisa ku jadi kan menantu rasa body guard' ucap batin ku sambil tersenyum membayang kan kalau hal buruk itu benar terjadi.
setelah sampai di ruang tamu aku mempersilah kan ia duduk di sofa. terlihat mayana juga ikut bergabung. tapi agak menjaga jarak dengan kami.
"bu.. aku ke sini ingin menikah dengan kobar. aku tak berani pulang ke rumah orang tua ku. aku di usir karena aku lebih memilih kobar. mereka tidak merestui ku jika menikah dengan kobar!!" ia berkata serperti tanpa beban.
"haaaah ??"
bugghhhhh..
ulu hati ku serasa di tonjok oleh mike tyson mendengar pengakuannya !!. kapan, yaaa sejak kapan kobar punya hubungan spesial dengan wanita ini ? aku syok hingga semua tenaga ku terasa habis. jika mayana tak dengan sigap menangkap tubuh ku tentu saja aku akan jatuh tersungkur karen kehilangan keseimbangan. dengan cekatan mayana menduduk kan ku di sofa. setelahnya ia bergegas mengambilkan ku air minum.
"siapa nama mu ??" setelah persekian menit aku berhasil mengatur nafas ku kembali dan mengumpulkan tenaga untuk meladeni wanita gila itu.
"kasi bu.. nama ku kasi" ucapnya dengan lembut.
"lalu, apa yang menyebab kan orang tua mu tak merestui hubungan mu dengan anak ku ??"
"kita beda keyakinan bu dan juga pekerjaan kobar yang gajinya masih tergolong kecil" tanpa rasa bersalah ia mengutarakan penyebab anak ku di pandang rendah oleh keluarganya.
"jelas orang tua mu tak merestui. sebab terkait keyakinan itu tak bisa di anggap main- main. dari kau lahir kau telah di ajarkan sesuai ajaran agama mu. setelah dewasa mana mungkin mereka rela kau meninggal kan keyakinan mu !!" aku menjelaskan padanya agar dia tak memaksakan kehendak.
"tapi aku tak berniat meninggalkan keyakinan ku bu. ika kobar tak ingin ikit agama ku, kami bisa menikah beda agama" ternyata ia sangat keras kepala.
"haahhhh ?? aku tak salah dengar kan ?? sama seperti orang tua mu, aku juga tak rela jika kobar meninggal kan keyakinannya. masalah menikah beda agama, kita hidup di indonesia yang mana kita hidup dengan kebudayaan yang jelas berbeda dengan kebudayaan orang di luar sana. intinya kau jangan memaksakan kehendak mu. pulang lah, orang tua mu pasti tak serius ketika mengusir mu tadi" panjang lebar aku terang kan padanya. tapi hasilnya ia malah diam seribu bahasa.
aku tinggal kan ia yang masih duduk diam di sofa ruang tamu rumah ku. ku lanjutkan aktifitas ku seperti biasanya. aku tetap berlalu lalańg di hadapanya, aku anggap ia tak ada di situ. dalam benak ku. jika ia bisa keras kepala seperti itu, aku pun bisa keras hati untuk tak menggapnya ada.
*******
setelah jam pulang kerja, anak- anak dan suami ku sudah berkumpul di ruang tamu rumah ku. kali ini semua keluarga besar ku juga ikut bergabung. semua tampak tegang membahas hal yang menurut ku sangat gila. dari tempat ku berdiri dapat ku lihat betapa kasi tetap dengan pendiriannya yang tetap ingin menikah dengan kobar.
3 jam berlalu keputusan pun di dapat. ia tetap menikah dengan kobar dan ia bersedia ikut keyakinan kami. tapi aku tak senang dengan keputusan itu. sebab ia berpindah keyakinan hanya karena ia ingin tetap menikah dengan kobar. bukan karena niat dari hatinya. ini akan menjadi beban berat di kemudian hari. belum lagi aku akan menghadapi kebencian orang tuanya. haaaaaa rasanya ini benar- benar tak masuk di akal.
setelah semua keluarga besar ku pulang. kasi tetap di sini. aku meminta mayana yang mengantar kan dia ke kamar yang biasa di tempati kobar. sementara kobar aku perintahkan untuk menumpang tidur di kamar ahmad. aku selalu menghindar ketika harus berpapasan atau menatap wajah kasi. sebab ia sudah menghancur kan harapan ku. hati ini serasa di remas- remas ketika aku melihat wajahnya.
rasanya menunggu 2 hari berada satu rumah dengannya bagaikan beribu tahun bagiku. setelah ia mualaf pun aku tak bisa menerima dia di hati ku. bukan karena agama. tapi aku sangat kecewa atas keras kepalanya.
tiba lah hari H kobar dan kasi akan melangsungkan akad nikah. aku sengaja menentukan tempatnya di kantor KUA saja.
setelah para saksi berkata SAH..
di situ lah rasanya berakhir sudah harapan baik ku terhadap kobar. hutang yang sudah terlanjur ada karena ulahnya pasti sangat sulit bagi ku untuk minta bantuannya dalam hal mencicil. ia masih lajang saja aku sangat susah untuk meminta bantuannya apa lagi setelah ia menikah. pasti beribu alasannya, rasanya aku ingin mati saja kalau begini.
aku dan suami sudah memutuskan kalau kobar dan kasi tak boleh tinggal bersama kami. karena suatu waktu keluarganya pasti datang kerumah kami mencari kasi. aku pasti sudah di pandang buruk oleh keluarganya. belum lagi para tetangga.. hhoooh tak pernah ku bayang kan hidup ini akan begini sulitnya.
kini harapan ku hanyalah rania.. ya, rania pasti akan sesuai dengan harapan ku.
*****
ini tahun ke 3 kobar berumah tangga. namun kasi belum juga dapat mencuri sedikit pun celah di hati ku. seperti yang pernah aku katakan. aku juga bisa keras hati untuk tak mengganggap nya ada. mungkin jika ia sedikit mengalah untuk mengambil hati ku, aku akan sedikit meluangkan celah untuk nya. ia terang- terangan memperlihatkan sikap pongah nya pada ku. kalau bukan karena kobar anak ku, aku tak akan pernah ingin mereka datang kerumah ku. hati kecil ku tak bisa ku tepis kalau kobar dan rasdi adalah anak kesayangan ku. tak peduli bagai mana pun mereka telah melukai hati ku. tapi tetap saja rasa maaf ku sangat luas buat mereka.
kini aku sudah tak punya usaha warung lagi. semua yang sempat ku miliki raib di sita bank dan juga rumah yang kami tempati di ambil paksa oleh rentenir. setelah melalui proses hukum, rumah itu tetap milik si rentenir dengan ia membeli rumah itu. harga di potong semua pinjaman ku beserta bunganya. lumayan lah, sisanya masih bisa untuk membangun rumah sederhana ini namun bisa menampung kami 3 keluarga.
yang di maksud 3 keluarga di sini ialah rasdi beserta anak istri nya, imah dan juga suami nya dan aku beserta suami dan anaķ ku ahmad. ya, imah terpaksa memilih menikah sebab aku tak mampu membiayainya lagi. setelah menikah ia tak pernah lagi memberatkan ku. aku hanya menampungnya tinggal di rumah ini. sementara rasdi, mungkin selama aku masih hidup. maka ia masih bergantung pada ku. ia tak pernah mau bekerja. dia selalu bilang capek atau bla bla blaaa. maklum lah, ia yang tak punya tamatan pekerjaan yang bisa ia dapat hanya lah pekerjaan kasar. mungkin candunya terhadap narkoba juga masih terus berlanjut. beberapa kali aku menebus motor yang aku belikan untuknya ia gadaikan pada tempat gadai yang tak resmi. bahkan terakhir kali aku tak mampu lagi menebus motor itu yang kembali ia gadai kan, aku harus merelakan motor itu jadi milik tempatnya menggadaikan motor itu. sedang kan kobar, walau ia dan anak istrinya tidak tinggal satu atap dengan. ia slalu datang ketika kehabisan uang, ia juga slalu meminta ku untuk memberinya uang untuk membeli susu formula anaknya. tentu aku dengan senang hati memberikannya. walau aku tak menyukai kasi. tapi aku sangat sayang pada anak mereka, karena ia adalah keturunan dari anak kesayangan ku. jangan tanya dari mana aku mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan kobar, sebab satu- satu nya mesin ATM ku sekarang adalah ahmad. sementara gaji suami ku hanya cukup untuk keperluan rumah dan membayar cicilan pada leasing mobil. sikap ahmad yang penurut tentu memudah kan ku untuk membuatnya melakukan apapun semau ku. ia sekarang juga terlibat hutang di salah satu bank. itu juga atas permintaan ku yang memerlukan uang untuk renovasi rumah ini dan biaya kasi melahir kan waktu itu. dasar kasi yang slalu ingin menyusah kan ku. ia tak mau melahir kan secara normal. ia memilih tanggal cantik untuk kelahiran anak nya dan memaksa kobar untuk mencari kan uang untuk biaya caesarnya. tentu saja kobar akan menghiba di depan ku agar aku memberinya uang untuk biaya caesar itu. belum lagi setelah melahir kan ia memilih untuk memberikan susu formula kelas atas. benar- benar si kasi yang tak tau di untung. dia datang tanpa membawa apa- apa dan sekarang ia bertingkah seolah- olah dia anak orang kaya. kobar tak sedikit pun memiliki tabungan karena hobi judinya itu. bahkan untuk membelikan perabotan kamar dan perlengkapan rumah tangga saja aku memaksa ahmad untuk menjual motornya demi untuk ku bisa memberikan uang itu pada kobar. yaa hanya motor ahmad lah yang memiliki nilai jual tinggi. dengan bermodal kepatuhannya terhadap ku. ia tak pernah keberatan melakukan semua yang aku inginkan. ia yang terbiasa berhemat membuat apa yang ia miliki sekelas dengan anak- anak orang kaya. tentu para tetangga mengira bahwa itu semua aku yang memberikannya padanya, nama baik ku sedikit terangkat oleh nya. untuk saat ini dia dan Rania lah harapan ku untuk menolong perekonomian kami. rania pasti akan patuh pada ahmad. sudah bisa ku bayang kan apa pun yang akan ku minta pada ahmad, rania juga tak bisa menolaknya.
*******
rania dan ahmad sudah serius akan menikah. aku tentu sangat mendukungnya. karena bagi ku rania sudah ku anggap seperti anak ku sendiri. namun ada hal yang aneh yang bisa ku tangkap dari ahmad. kini rania sudah tidak pernah datang walau hanya sekedar bertamu dan ahmad pun juga sudah tak pernah keluar rumah kecuali untuk bekerja. ia lebih banyak menghabiskan waktu nya dengan mengurung diri di kamar. melihat hal itu aku tentu saja penasaran, aku memberani kan diri untuk menggedor pintu kamarnya.
duk duk dukk..
pintu pun ia bukan, terlihat tangan kirinya masih memegangi hp yang di tempel kan di kuping kirinya.
"sebentar ya. nanti aku telfon lagi" ia memutuskan sambungan teleponnya.
"ada apa bu ??" ucapnya sambil memasukkan hp nya ke kantong celananya.
"betah banget sih kamu di kamar ?? ngapai aja sih ??"
"oooohh itu bu, aku malas aja bat kluar rumah" ia berkata lirih namun ada kesedihan di wajahnya.
"ada apa sebenarnya, apa kamu putus sama rania ??"
"ga kok bu, kami masih baik- baik aja.."
"yaakiiinn ?? trus napa kamu ga pernah ngapeli dia dan diA juga ga pernah lagi ke sini" aku menatapnya lekat sambil mengernyit kan dahi.
"dia sudah tidak lagi di kota ini bu, ia sudah kembali ke kampung halamannya ??.
degggg..
suasana hati ku mulai tak enak. apa jangan- jangan rania tak ingin menikah dengan ahmad ?? ahhh ituk mungkin, karena rania sangat mencintai ahmad.
"dia di jemput paksa oleh orang tuanya bu" ucapnya lagi dengan suara serak.
"loh. bukannya dia sudah bekerja di kota ini ?? jika sekarang ia di kampung halamannya. lalu bagai mana dengan pekerjaan nya ?? sayang banget kalau a berhenti dari pekerjaannya itu. jaman sekarang sangat susah cari pekerjaan, apa lagi posisinya sudah enak. manager store di ritel besar itu gajinya besar loh !!"
"i-iya bu.. tapi keluarganya menginginkan ia bekerja di kampung halamannya bu. ia sekarang bekerja salah satu bank milik negara"
"hahh iya kah ??" senyum ku lansung mengembang. ternyata aku benar. dengan latar belakang pendidikannya rania akan sangat mudah untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.
"sabar lah nak. ia pasti kembali ke sini dan jadi istri kamu" ucap ku sambil menepuk pundak ahmad. aku tau pasti ia sekarang sangat merindukan rania. karena selama ini ia tak pernah punya pacar selain rania. baginya rania adalah cinta pertamanya.
******
sudah 2 hari ahmad tak pulang. ia pamit pada ku pergi berlibur dengan teman- teman kerjanya. aku tak keberatan, karena ia juga harus menikmati hidupnya. apa lagi sepeninggal rania ia terlihat menutup diri dari hiruk pikuk dunia di sekitarnya.
sore hari ini kami sekeluarga duduk bersenda gurau di teras rumah. ada banyak topik yang menjadikan kami tertawa terbahak- bahak. namun situasi itu terhenti kala melihat ada taksi berwarna biru langit berhenti di depan rumah. beberapa menit sudah taksi itu berhenti. namun tak satu pun yang keluar dari taksi itu. setelah kami mulai acuh terhadap kehadiran taksi itu, terlihat pintunya terbuka dan turun lah wanita cantik bak model iklan shampo. ia dengan anggun menyeret kopernya ke arah rumah ku. semakin ia mendekat semakin jelas lah wajahnya yang sedari tadi di hiasi senyum.
degggh..
selamat kan aku tuhan..
itu rania. kini ia datang, sedang kan ahmad sedang berlibur dengan teman- temannya.
'apa yang harus aku lakukan, jujur atau kah berbohong. ia pasti mencari ahmad' batin ku bermonolog.
"assalamualaikum bu, ayah, kak imah dan mayana" ucapnya sambil menyalami kami dengan takzim.
"ternyata rania. ibu pikir siapa. habisnya kami pangling lihat kau ran" ucap ku dengan jujur. karena memang benar ia sangat cantik dan lebih manis dari dulu terakhir aku melihatnya..
"iya.. kmu cantik banget ran" imah juga menimpali serupa.
"ah perasaan kalian aja itu bu, kak imah. aku biasa aja kok kak. ayah apa kabar ??" begitu lah rania. suami ku saja yang tak pernah ramah pada mayana dan kasi. tapi dengan rania ia begitu mencair mengikuti ramah tamahnya rania.
"ayah baik ran. sini duduk" suami ku menepuk lantai yang ada dí sebelahnya.
tanpa sungkan ia duduk di sisi suami ku. suasana kembali terasa hangat penuh canda tawa. tapi sebenarnya aku tak begitu tenang dengan keadaan ini. aku takut jika nanti rania bertanya soal ahmad, aku salah dalam menjelas kan. bisa saja rania tak tau bahwa ahmad sedang liburan.
"oh iya. bang ahmad mana yah ??" benar bukan. rania akhirnya mecari keberadaan ahmad juga.
'ahmaddd.. pulang lah cepat' lirih batin ku.
"ahmad.. pergi..."
"ooo a-anu ran. ahmadnya masih belum pulang bekerja. tadi dia bilang melalui telfon kalau hari ini dia lembur" aku sengaja memotong ucapan suami ku. karena aku tau ia tak akan bisa berbohong.
"oh ya sudah bu. sepertinya aku akan lama di kota ini. aku mau healing.. lelah sekali rasanya dengan pekerjaan ku" ia terlihat memijit pelipis mata nya.
"hmmmm ibu sangat senang kalau kamu lama di sini ran. kami sangat rindu paa mu". aku mengambil tangannya dan menepuk lembut punggunggung tangannya itu.
kami pun kembali larut dalam cerita bahkan lelucon masing- masing. waktu sudah medekati waktu magrib. saat kami ingin masuk ke dalam rumah terlihat ahmad sudah tiba.
"tu kekasih hati mu datang !!" aku memancung kan bibir ku menggantikan jari telunjuk ku untuk menunjuk ke arah ahmad. rania lansung tersenyum simpul. dia sangat senang ketika melihat ahmad. begitu pun ahmad. ia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat melihat rania. lucu sekali melihat mereka saat ini. tapi ada yang mengganjal di lidah ku. rasanya aku ingin menanyakan nya pada ahmad.. tapi yaaa sudah lah. aku tak ingin merusak suasana mereka. tak berselang lama adik ku datang dengan membawa tas ransel yang di pakai ahmad ketika liburan.
"ini tas suami mu yang di pinjam anak ku kak" ucap adik ku sambil menyodorkan tas itu pada ku. ahhh pintar sekali ahmad agar rania tak marah ia menitipkan tas itu sebelum pulang ke rumah tadi. ternyata rania tidak tau kalau ahmad pulang dari liburan. tepat sudah kebohongan ku tadi. aku juga sudah berperan besar dalam menutupinya.
4 hari sudah rania di kota ini. tak ada tanda- tanda ia akan pulang ke kampung halamannya. aku tak menaruh curiga padanya saat ini, mungkin saja ia mendapatkan cuti yang panjang dari bank tempat ia bekerja.
"sudah lah. kalau kalian tak lagi menganggap ku. aku tak masalah, kalian pikir aku takut ?? kirim saja pembunuh bayaran kalian kemari" rania terdengar berbicara serius melalui sambungan telepon.
'ada apa dengannya, kenapa ia menyebutkan pembunuh bayaran ? apa ia akan di bunuh oleh seseorang?' aku membekap mulut ku sendiri agar aku tidak ketahuan tengah sedang menguping pembicarAan rania dengan orang yang di seberang telepon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments