Yoriichi tersedak nafasnya sendiri ketika tidak sengaja mendengar itu, dan Mue Luan langsung memberikan tatapan dingin sebelum menciptakan penghalang kedap suara di sekitarnya.
"Ah..." Yoriichi tersenyum pahit, menyesal karena tidak berusaha untuk tidak terkejut.
Xiao Chen juga bereaksi sama dengan Yoriichi, tetapi dia hanya mendapatkan senyuman lembut dari Mue Lian.
"Nona Lian... Kurasa..." Xiao Chen menggaruk kepalanya, ia tidak tau harus bagaimana menanggapinya.
Xiao Chen mencoba meminta saran dari guru keduanya, tetapi Yue Ying memilih untuk menutup telinganya dan tidak berniat menyaksikan semua itu.
"Bagaimana kakak Chen?" Tanya Mue Lian tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.
Xiao Chen terdiam sejenak untuk berpikir, sebelum menyetujui hal tersebut dirinya memberikan beberapa persyaratan yang mungkin akan memberatkan Mue Lian.
Tidak sesuai ekspetasi Xiao Chen, Mue Lian menerima semua persyaratan itu dalam hitungan detik.
Xiao Chen menghela nafas panjang, sementara Mue Lian mulai menceritakan tubuh spesialnya atau lebih tepatnya kedua matanya yang bisa melihat berbagai macam aura makhluk hidup walaupun sudah disembunyikan tanpa tersisa.
"Sejak aku berumur enam tahun, aku bisa melihat aura-aura yang ditampilkan oleh makhluk hidup. Jika seseorang mengeluarkan aura hitam itu artinya dia mempunyai niat buruk, sedangkan aura putih mengandung arti yang sebaliknya." Mue Lian menghela nafas panjang dan kembali melanjutkan perkataannya, "Aku sudah bereinkarnasi selama tiga kali dan di setiap reinkarnasi, aku mendapatkan ingatan-ingatan asing yang belum pernah terjadi padaku selama hidup... Seolah... Itu adalah ingatan yang sudah lama ditanamkan pada jiwaku."
Mue Lian terdiam dan memerhatikan reaksi Xiao Chen terhadap ceritanya, ia mendapati pria tampan itu memberikan tatapan tak percaya seakan baru saja mendengarkan dongeng jaman dahulu.
Mue Lian hanya tersenyum pahit sebelum kembali melanjutkan ceritanya. Dia mengatakan kalau Xiao Chen mempunyai aura persis dengan sosok yang ada di ingatan asingnya, wajah mereka bahkan terlihat sama hanya saja wujud dari sosok tersebut terlihat lebih berwibawa dari Xiao Chen.
"Setelah bereinkarnasi sebanyak tiga kali, aku menyimpulkan kalau pemilik dari ingatan ini adalah kekasih dari sosok yang mirip denganmu itu."
Xiao Chen tidak mengatakan apa-apa, mulutnya terbuka tapi tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Beberapa saat kemudian, helaan nafas keluar dari mulut Xiao Chen, "Jadi, tindakan yang kau lakukan selama kita bertemu untuk mencari kebenaran atas semua ingatan yang sudah kau dapatkan?" Xiao Chen bertanya memastikan, karena terkadang Mue Lian menanyakan hal-hal pribadi tentangnya.
Mue Lian tersenyum canggung sebelum menganggukkan kepalanya, ingatan yang dia dapatkan selama ini juga mempengaruhi perasaannya terhadap Xiao Chen.
Xiao Chen terdiam sejenak, memikirkan apakah dia harus mempercayai cerita Mue Lian atau tidak. Beberapa saat kemudian, ketika Xiao Chen ingin membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu, suara Ji Pian Wei memanggil nama dari ketiga peserta yang tersisa.
"Nona Lian... Kita akan membicarakan ini setelah turnamen." Xiao Chen bangkit berdiri, dia meminta wanita cantik berambut ungu itu untuk menghilangkan penghalang kedap suaranya.
Mue Lian hanya mengangguk, dia menghilangkan penghalang Qi dan sorot matanya mengarah ke arah Yoriichi yang sedang berjalan kemari.
"Kalian sudah selesai?" Tanya Yoriichi setelah sampai.
Xiao Chen mengangguk, sedangkan Mue Lian tidak menanggapinya karena masih kesal dengan tingkah Yoriichi saat mendengar perjanjiannya yang dia ajukan.
Yoriichi hanya tersenyum pahit, Xiao Chen sendiri hanya menggeleng pelan sebelum mengajak pria berambut merah gelap itu berjalan bersamanya.
Mue Lian ditinggalkan sendiri di ruang tunggu, ia kemudian berjalan keluar dari sana dan memilih mencari tempat yang lebih bagus untuk menonton pertandingan.
***
Saat ini ketiga peserta sedang berdiri di setiap ujung arah mata angin arena, mereka mengeluarkan senjata masing-masing dan bersiap untuk memulai pertandingan.
Tidak ada tiga wasit yang sebelumnya menjadi pengawas pertandingan karena Ji Pian Wei sendiri yang akan menjadi wasitnya, kemampuan dia sudah hampir mendekati True Immortal dan membuat semua orang yakin kalau pertandingan terakhir akan berjalan dengan mulus.
Mereka semua tidak ada yang menyadari kalau ada sosok yang sudah mengawasi jalannya turnamen dari balik awan, dia bersembunyi di antara awan tebal dan tatapan yang sedikit mengandung nafsu membunuh.
"Aku tak percaya membiarkan satu orang lolos..." Pria paruh baya itu menghela nafas panjang sambil menggeleng pelan, "Aku berhutang budi kepada ahli nujum Gao. Andai dia tidak meramal masa depanku, suatu saat nanti anak itu sendiri yang akan datang membunuhku..."
Je Liang, adalah seseorang yang pernah membantai ras Slayer dalam hitungan hari. Dia adalah sosok yang mengaku sebagai Dewa, yang sebenarnya adalah seorang kultivator dari Dunia tingkat empat.
Meskipun Je Liang adalah sosok yang bisa membantai ras Slayer dalam hitungan hari, tetapi 'artefak itu' berperan besar dalam pembantaiannya.
Perlu diketahui juga, batasan kultivasi seorang kultivator dari dunia tinggi akan dikunci jika mengunjungi dunia rendah. Sebagai contoh, Je Liang adalah seorang kultivator ranah Supreme Saint di dunianya, namun jika dia berada di dunia tingkat sembilan atau sepuluh, basis kultivasinya akan dikunci sampai Heavenly Emperor akhir.
Je Liang sebenarnya mempunyai kemampuan untuk meratakan sekte Delapan Api, tetapi ia lebih takut Dao of The Heavens menghukumnya.
Je Liang memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat, dia juga merasa tertarik dengan pertandingan di turnamen itu, melihat ada beberapa bakat yang mungkin setara dengan jenius di dunia asalnya.
Di sisi lain, Ji Pian Wei menjelaskan kalau ketiga peserta akan bertarung satu sama lain sebagai musuh, tentu saja ia mengingatkan untuk tidak memberikan luka fatal seperti membuat cacat seumur hidup atau semacamnya.
Xiao Chen dan dua peserta yang lainnya mengangguk paham, sementara Ji Pian Wei terdiam sejenak sebelum memulai pertandingannya.
Whooosh!
Yoriichi lebih dulu melesat maju, ia mengincar Hao Wenli pertama kali karena tau kalau perempuan itu adalah yang terlemah di antara mereka bertiga.
Pedang Hao Wenli mengeluarkan cahaya kuning saat melihat Yoriichi menghampirinya, ukuran pedangnya memanjang disertai kobaran api yang begitu panas.
"Seni Delapan Api: Pedang Api Biru..."
Kobaran api yang tadinya berwarna merah berubah menjadi biru cerah, hawa panas yang keluar dari api itu menembus array level delapan dan sampai membuat beberapa penonton merasa sedikit terganggu.
Yoriichi terus melesat maju, kepalan di tangan kirinya semakin erat dan energi spiritual mulai menyelimuti tubuhnya.
Di sisi lain, Xiao Chen tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya dan memilih untuk mengawasi pertarungan keduanya lebih jauh, walau begitu dirinya sudah menyiapkan beberapa serangan dari elemen api untuk berjaga-jaga.
Ketika Yoriichi bertarung dengan Hao Wenli, raut wajahnya tidak terlihat baik melihat api biru tersebut dapat dengan mudah melenyapkan Qi yang melindungi tubuhnya.
"Api biru itu... Jauh lebih kuat dari api biasa." Yoriichi bergumam pelan, fokusnya tidak pernah menurun meski ada banyak pikiran di otaknya.
Yoriichi kemudian melirik Xiao Chen sesaat dan mendapati pria berpedang ganda itu tersenyum saat mengetahui lirikannya, "Aku tidak bisa membiarkanmu seenak itu, saudara Xiao."
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Harman LokeST
foooooikkkuuuuuuuuuosssssssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss Xiao Chen untuk menghadapi semua lawan lawanmu
2024-02-28
0
Nur Tini
santai bro
2023-12-11
1
malest
bagus 👍👍👍
2023-02-06
1