Yoriichi menyimpan Katana-nya ke dalam cincin penyimpanan, ia menangkupkan tangannya ke arah Ang Shao dan kemudian berkata, "Senang bertanding denganmu."
Ang Shao juga menangkupkan tangan, "Kau sungguh kuat, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saat bertarung denganmu."
Yoriichi hanya tersenyum untuk menanggapi itu. Di sisi lain, wasit langsung mengumumkan kemenangan dari pemuda berambut merah gelap itu.
Sorakan penonton semakin menjadi, pihak-pihak besar dari tribun kelas satu juga sangat tertarik untuk merekrut Yoriichi.
Setelah pertandingan Yoriichi berakhir. Di arena satu, Yu Luan Ling keluar sebagai pemenangnya. Pertandingan di arena tersebut tidak banyak menarik perhatian penonton, karena mata mereka sudah teralihkan ke pertandingan di arena dua sebelumnya.
Namun setelah Yu Luan Ling mengakhiri pertandingannya, ada banyak penonton yang bersorak untuknya. Kecantikan yang dia miliki tentu saja menjadi faktor utamanya.
Setelah itu, beberapa nama peserta lainnya juga dipanggil. Banyak pertandingan yang memukau para penonton, tetapi itu tidak sebagus dengan pertandingan Yoriichi sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, nama Xiao Chen dipanggil ke arena dan di detik selanjutnya nama Hu Long Qie juga dipanggil.
"Wah, wah. Aku tak menyangka lawanku adalah dirimu, saudara Xiao." Hu Long Qie tersenyum sembari bangkit berdiri dari kursinya.
Xiao Chen terkekeh pelan, "Tolong jangan kecewakan aku, saudara Long." Sahut Xiao Chen sambil melirik temannya itu.
Hu Long Qie tidak mengatakan apa-apa, dia kemudian berjalan ke arena satu bersama dengan Xiao Chen.
Saat di arena satu. Xiao Chen dan Hu Long Qie sudah berhadap-hadapan dalam jarak dua puluh meter. Mereka berdua sudah mengeluarkan senjata masing-masing, dan wasit sendiri berada di tengah-tengah keduanya.
"Haah... Aku harap kalian berdua tidak berlebihan, mengerti? Aku sama sekali tidak suka terluka." Wasit mengingatkan dengan nada berat.
Xiao Chen tertawa pelan mendengarnya, "Kami mengerti kok, senior. Jadi jangan khawatir." Jawabnya cepat.
Wasit tidak mengatakan hal lain lagi dan menghela nafas panjang, ia kemudian mundur menjauh lalu memulai pertandingannya.
Whooosh!
Xiao Chen dan Hu Long Qie sama-sama melesat maju ke depan, ketika pedang mereka berbenturan terjadi gelombang kejut yang cukup kuat.
"Hm, apa yang terjadi dengannya?" Xiao Chen sedikit mengangkat alisnya melihat Hu Long Qie memasang ekspresi marah untuk sesaat, "Hey, kau ken-"
Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Xiao Chen terpental ke belakang karena Hu Long Qie mengeluarkan aura dingin dari tubuhnya.
"Jurus es: Seratus peluru."
Seratus proyektil es muncul di belakang punggung Hu Long Qie, dan di detik selanjutnya melesat ke tempat Xiao Chen berada.
"Wah, dasar bajingan ini. Dia ternyata tidak ragu-ragu, ya." Xiao Chen tersenyum tipis, dan kemudian menangkis seluruh serangan itu dengan kedua pedangnya.
Ketika seluruh proyektil es itu selesai ditangkis, Hu Long Qie sudah berada tepat di depan Xiao Chen dan sedang bersiap mengayunkan pedang di tangan kanannya.
Xiao Chen cukup terkejut, tanpa berpikir panjang ia langsung menggunakan kaki kanannya untuk menyerang. Namun hal tersebut sudah di prediksi oleh Hu Long Qie, dia langsung mengubah pola serangannya dan melukai kaki kiri lawannya.
Xiao Chen sendiri merapatkan giginya saat menerima serangan itu, ia langsung mundur menjauh tetapi Hu Long Qie sama sekali tidak memberikan dirinya waktu.
"Kau benar-benar membuatku kesal, sialan."
Elemen angin langsung memenuhi tubuh Xiao Chen, dan sebelum melakukan serangan balik dia menutup luka di kaki kirinya dengan Qi.
Xiao Chen mulai menyerang lawannya tanpa ragu, dan Hu Long Qie menjadi kesulitan karena itu. Di sisi lain, sorakan penonton semakin keras dan suasana ramai itu sampai terdengar ke luar wilayah sekte Delapan Api.
"Long'er, sepertinya kau mempunyai dendam kepada lawanmu, ya?"
Hu Shao Tien yang berada di tribun kelas satu menyipitkan mata saat mengatakan itu, ia dapat melihat mata dari keponakannya sesaat menunjukkan rasa marah terhadap Xiao Chen.
"Long'er bukanlah anak yang pendendam. Tapi, kenapa dia sampai seperti itu? Apa jangan-jangan..." Hu Shao Tien sejenak memikirkan wanita yang bernama Mue Lian.
Di ruang tunggu, Mue Lian sedikit mengerutkan alisnya melihat pertandingan di arena satu, "Apakah dia sedang melampiaskan amarahnya?" Batinnya penasaran, lalu melanjutinya, "Ya, sebenarnya aku tidak khawatir dengan kakak Chen. Namun jika demikian, bukankah tingkahnya sangat kekanak-kanakan?"
Mue Lian sedikit berpikiran negatif, namun ia langsung menepisnya dan memilih untuk tidak memikirkannya lebih jauh lagi.
Di arena satu, Hu Long Qie mengeluarkan beberapa jurusnya akan tetapi Xiao Chen bisa mengatasi semua itu dengan baik.
"Sialan... Aku jadi sangat kesal..." Hu Long Qie membatin sambil merapatkan giginya. Meskipun dia sudah menerima fakta kalau Mue Lian menolaknya karena Xiao Chen, tetapi tetap saja perasaan marahnya itu sulit untuk dihilangkan dalam waktu dekat.
Xiao Chen sendiri yang melihat Hu Long Qie sedang berpikir keras hanya diam, "Aku rasa dia menyimpan dendam kepadaku, apa alasannya?" Batinnya bertanya-tanya, ia tidak ingat pernah melakukan kesalahan.
"Jangan bilang..." Xiao Chen sesaat berpikir kalau Hu Long Qie bermuka dua, dalam artian munafik.
Hu Long Qie kemudian menciptakan serangan yang memberikan jarak lumayan jauh di antara mereka berdua, lalu menancapkan pedangnya ke tanah.
Energi spiritual Hu Long Qie mengalir ke pedang di tangannya, dan menyebar ke seluruh arena satu. Sesaat setelah itu, lantai arena berubah menjadi es dan membuat Xiao Chen kesulitan menyeimbangkan tubuhnya karena licin.
"Kau pikir mengubah medan arena membuatku kesulitan?" Xiao Chen sedikit mengangkat sudut bibirnya, lalu kedua kakinya langsung dilapisi dengan Qi dan membuat dia dapat menyeimbangkan tubuhnya kembali.
Hu Long Qie hanya diam, tujuan utamanya bukanlah mengubah medan arena tetapi mempermudah pertarungannya.
Tiba-tiba saja arena satu bergetar dan ratusan proyektil es muncul dari lantai, ketika Xiao Chen menyadarinya dia sudah terlambat.
Ratusan proyektil es itu melesat ke arah Xiao Chen dengan kecepatan yang sulit dilihat dengan mata biasa.
Xiao Chen berusaha untuk menghindari dan menangkis semua serangan itu semaksimal mungkin, tetapi karena jarak serangan yang terbilang cukup dekat membuat beberapa proyektil es lolos dan melukai tubuhnya.
"Sialan. Kalau terus begini, aku bisa saja kalah."
Xiao Chen diam-diam mengumpat dalam hati, tubuhnya kini mulai dipenuhi dengan lumuran darah.
Duar!
Dengan terpaksa akhirnya Xiao Chen mengeluarkan elemen apinya, meskipun memperlihatkan hal ini akan membuatnya sedikit kerepotan di masa depan tetapi sekarang dia tidak mempunyai pilihan yang lain lagi.
Di tribun, para penonton yang menyaksikan itu sejenak menjadi hening, mulut mereka terbuka lebar karena tak menyangka kalau Xiao Chen adalah seorang kultivator dengan dua elemen.
Kaisar Fang Lin sendiri juga mengeluarkan reaksi terkejut, ia tak pernah menduga akan menyaksikan sesuatu yang langka di turnamen ini.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Harman LokeST
makanya Xiao Chen jangan meremehkan orang
2024-02-28
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Tetap semangat Thor 💪💪
2024-02-24
1
Aris Robaka
terlalu lebay kata2 yg di pake 🗿🗿
pasti cewek yg buat ini
2024-02-22
0