Xiao Jung merapatkan giginya setelah pertarungan berlangsung selama beberapa waktu, ia sama sekali tak menyangka kemampuan Xiao Chen bisa menyamai dirinya.
"Bajingan... Aku tidak bisa menerima ini!" Xiao Jung mengeluarkan salah satu jurus terkuat di sekte Awan Putih.
"Jurus kabut putih, kamuflase petir!"
Kepulan kabut memenuhi arena ketiga, wasit yang berada di dalam sana tidak bertindak sedikitpun karena ia masih bisa mengawasi jalannya pertarungan lewat kesadaran spiritual.
Xiao Chen sedikit mengerutkan alisnya saat merasakan sengatan listrik di sekujur tubuhnya, ia kemudian melakukan serangan yang membuat jarak di antara lawannya, lalu melapisi tubuhnya dengan elemen angin.
Whooozh!
Disaat pusaran angin mengelilingi Xiao Chen, kabut yang memenuhi arena ketiga perlahan menghilang dan membuat suasana di dalam sana kembali normal.
Xiao Chen mengangkat sudut bibirnya, "Pantas saja sekte Awan Putih tidak pernah naik ke kelas atas, ternyata jurus terkuat mereka hanyalah sampah! Bahkan di medan yang seharusnya menguntungkan jurus itu." Xiao Chen berkata dengan nada sinis, sambil memasang raut wajah menghina.
Xiao Jung sendiri tidak bisa mengatakan apa-apa, mulutnya menganga seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja disaksikannya. Reaksi penonton tidak jauh berbeda, tak ada satupun dari mereka yang mengira kalau Xiao Chen sekuat ini.
***
Tribun kelas dua.
Yong Shu diam-diam terkekeh pelan saat menyaksikan pertandingan itu, "Lucu sekali. Melakukan manipulasi kabut dihadapan penggunaan elemen angin? Orang gilapun tau kalau itu akan sia-sia..."
Di rombongan sekte Awan Putih, tidak ada satupun dari mereka yang tidak terkejut melihat kemampuan Xiao Chen.
Xiao Fei dan Xiao Mei-Mei melebarkan mata, mereka berdua sampai tidak berkedip saat menyaksikan pertarungan itu.
Sedangkan reaksi Juan Sheng menunjukkan kebahagiaan, ia tak menyangka tuan mudanya sudah menjadi sekuat ini setelah angkat kaki dari sekte, "Tapi sebenarnya, apa yang telah tuan muda lalui selama ini?" Batin Juan Sheng penasaran.
***
Kembali ke arena.
Xiao Chen terkekeh melihat raut wajah kakaknya yang menunjukkan rasa marah, panik dan juga gelisah. Dia yakin, kalau Xiao Jung saat ini sedang mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan dirinya.
Xiao Jung sendiri menggertakkan gigi, tanpa sadar aura membunuh merembes keluar dari tubuhnya. Tapi itu tidak berlangsung lama, setelah dia mengingat kembali peraturan di turnamen ini.
"Sial. Aku harus tenang untuk sekarang..." Xiao Jung membatin, "Bedebah ini, dia benar-benar berbeda dari beberapa tahun yang lalu."
Xiao Jung kemudian menciptakan bor petir di ujung tombaknya, dan kecepatan serangannya jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Xiao Chen sendiri tidak terlalu kesulitan menghadapinya, ia sudah mengingat seluruh pola serangan kakaknya dalam waktu yang singkat.
Selang beberapa waktu, nafas Xiao Jung memburu dan tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, berbeda dengan Xiao Chen yang tubuhnya sama sekali tidak mengeluarkan keringat sedikitpun.
"Hahahaha... Ternyata hanya segini saja kemampuan anak tertua dari Patriark sekte Awan Putih!" Xiao Chen tertawa lepas, tawanya menggema di stadion.
Para penonton terus bersorak, dan semakin banyak dari mereka yang bertaruh kepada Xiao Chen.
Di sisi lain, Gao Lan memandang pertarungan di arena ketiga dengan raut wajah serius, perkembangan Xiao Chen setelah terakhir kali mereka bertemu benar-benar di luar nalar, "Aku jadi teringat dengan orang tua yang bersamanya..." Gumam Gao Lan, lalu melanjuti, "Apa dia yang sudah membuat anak itu menjadi monster dalam waktu yang sangat singkat? Jika iya, siapa dia sebenarnya?"
Yu Luan Ling sendiri kagum dengan kemampuan Xiao Chen, "Kurasa akan ada baiknya jika bisa berteman dengannya..." Batin Yu Luan Ling sambil tersenyum tipis.
***
Setelah dua batang dupa berlalu, arena ketiga.
Tubuh Xiao Jung terluka parah dan kedua pupil matanya terasa mati. Kondisi mentalnya sudah jatuh terpuruk, harga diri yang selalu dia jaga semasa hidup kini telah diinjak-injak oleh orang yang dulunya ia pandang dengan hina.
Xiao Chen sendiri tidak berkata apa-apa, hasrat balas dendam yang sudah lama ia pendam sedikit terpuaskan karena hal ini.
"Bagaimana rasanya, kakak? Tidak enak, bukan?" Xiao Chen melangkahkan kakinya, "Mengucilkanku hanya karena tidak berbakat, itu adalah tindakan kekanak-kanakan yang kalian lakukan. Dan bodohnya aku pernah berharap, pandangan kalian terhadapku bisa berubah. Tapi, sampai beberapa saat yang lalu kalian masih tetap memandang rendah diriku..."
Xiao Chen kemudian berhenti dihadapan Xiao Jung yang sepertinya sudah mulai menggila, "Roda nasib terus berputar, dan sekarang sudah saatnya aku yang memandang rendah kalian..." Xiao Chen menyimpan Azuren Dragon di cincin penyimpanan, lalu meninju ulu hati kakaknya itu sekuat tenaga.
Bam!
Xiao Jung terpental ke belakang dan menghancurkan array pertahanan level tujuh, dia menabrak dinding stadion dan menghasilkan kerusakan yang parah.
"Aku sebenarnya ingin sekali membunuhmu, tapi sekarang kita ada di dalam turnamen. Ya, meski begitu... Aku yakin, kau tidak akan bisa memegang senjatamu selama beberapa tahun ke depan." Xiao Chen kemudian menoleh ke tribun kelas dua, atau lebih tepatnya ke arah rombongan sekte Awan Putih.
Senyum tipis terukir di bibir Xiao Chen ketika melihat raut wajah ketakutan dari dua saudaranya, matanya kemudian bertemu dengan Juan Sheng sebelum dirinya berbalik dan kembali ke ruang tunggu.
Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi memakai topeng di dalam stadion, identitas Xiao Chen pasti akan menyebar ke seluruh penjuru negeri. Kejadian ini juga pasti akan sampai ke telinga ayahnya dalam beberapa hari ke depan.
Suasana stadion menjadi hening setelah Xiao Chen kembali ke ruang tunggu, hingga akhirnya sorakan yang penuh semangat memenuhi stadion.
***
Ruang tunggu.
Ketika Xiao Chen masuk, seluruh mata yang ada di ruangan itu tertuju kepadanya. Dia tentu mengetahuinya, namun sama sekali tidak menghiraukannya.
Yoriichi dan Mue Lian memandangi Xiao Chen yang berjalan kemari. Pria tampan berjubah hitam itu kemudian duduk di antara mereka berdua.
"Sepertinya kalian berdua terkejut..." Xiao Chen menatap Yoriichi di sebelah kiri, lalu berganti ke Mue Lian yang di sebelah kanan.
Mereka berdua yang mendengar itu langsung tertawa pelan.
"Ya, lumayan lah..." Balas Yoriichi.
"Tapi kamu sangat keren, kakak Chen." Timpal Mue Lian sambil tersenyum.
Xiao Chen ikut tertawa, "Hahahaha... Aku juga cukup terkejut karena bertindak sejauh itu, rasanya tubuhku seperti bergerak sendiri." Ucap Xiao Chen, lalu melanjuti, "Ngomong-ngomong, Mue Lian kenapa kamu masih belum dipanggil juga?"
Mue Lian mengangkat pundaknya, "Aku tidak tau, tapi mungkin sebentar lagi." Jawab Mue Lian cepat.
Xiao Chen mengangguk dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Mereka bertiga kemudian mengobrol satu sama lain untuk menghabiskan waktu yang ada.
.....
Beberapa jam kemudian, siang sudah berganti menjadi malam dan suasana di dalam stadion masih ramai serta meriah.
Nama Mue Lian akhirnya dipanggil, begitu juga dengan lawannya.
Yoriichi dan Xiao Chen langsung menyemangati wanita cantik itu. Mue Lian sendiri berterima kasih, dia kemudian keluar dari ruang tunggu dan menuju ke arena pertama.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuutttttt
2024-02-28
0
Mas Bos
kalo Yorichi vs Xiao Chen
gimana hasil pertarungannya
apa mending ngopi bareng aja
sambil main catur ga usa tarung
/Grin//Grin//Grin/
2024-02-27
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss 👍👍
2024-02-23
1