Para penonton bergemuruh, terutama dari tribun kelas satu. Mereka mulai menatap Xiao Chen dengan mata yang serakah, menginginkan pemuda itu berada di pihak mereka.
Sedangkan Yong Shu di tribun kelas dua hanya diam dengan raut wajah datar, telinganya dapat mendengar jelas suara-suara yang menginginkan muridnya itu.
"Bocah bodoh, padahal aku sudah mengingatkan untuk tidak bertindak gegabah." Yong Shu menghela nafas panjang sambil menggeleng pelan, "Ya, sudahlah. Mau bagaimana lagi, dia pasti tidak kepikiran cara lain."
Ketika api menyelimuti tubuh Xiao Chen, seluruh serangan proyektil es berhenti. Hu Long Qie yang menjadi lawannya tidak bisa untuk tidak terkejut, matanya melebar seolah tak percaya dengan apa yang baru saja disaksikannya.
"Dua elemen?" Suara Hu Long Qie sedikit bergetar, dan kemudian raut wajahnya berubah menjadi kesal, "Jadi kau tidak mengerahkan seluruh kemampuanmu, ya? Bajingan!"
Ribuan proyektil es tiba-tiba saja muncul dari lantai arena dan mengelilingi Xiao Chen. Di detik selanjutnya, semua proyektil es itu melayang dan menyerang Xiao Chen dengan sangat cepat.
Xiao Chen merapatkan gigi, matanya tertuju kepada Hu Long Qie yang tampaknya sudah kehabisan energi spiritual, "Keparat itu... Apa sebenarnya dia ingin membunuhku?"
Xiao Chen tidak lagi berpikir lebih jauh, ia harus mengurus semua serangan yang sedang datang kepadanya.
Api yang menyelimuti tubuh Xiao Chen kemudian meluas, dan proyektil es yang sedang mengarah ke tempatnya perlahan mencair di udara. Namun tidak semuanya berhasil dicairkan, meskipun Xiao Chen sudah berusaha keras untuk menangkis sisanya, masih ada puluhan proyektil es yang menembus tubuhnya dan bahkan hampir menghancurkan beberapa organ dalamnya.
Xiao Chen memuntahkan darah segar dari mulutnya, rasa sakit yang menyelimuti tubuhnya membuat dia terjatuh berlutut.
"Sialan! Ini sangat menyakitkan!" Xiao Chen mengumpat marah, matanya mencari Hu Long Qie dan mendapati orang itu yang sudah tergeletak pingsan, "Dasar keparat bajingan. Kalau bukan di turnamen, aku akan mencabik-cabik tubuhmu!"
Xiao Chen menutup lukanya dengan Qi sembari mengutuk Hu Long Qie dalam hati, pertemanannya dengan orang itu kini sudah benar-benar lenyap.
Di sisi lain, wasit di arena satu dengan segera mendatangi Xiao Chen, ia mengumumkan kalau pemuda tampan itu keluar sebagai pemenangnya, lalu membawanya ke bagian luar array yang sudah ditunggu oleh beberapa kultivator ahli medis.
Ketika itu terjadi, kursi di ketiga kelas tribun menjadi berisik, pihak-pihak yang mempunyai latar belakang yang luar biasa berniat untuk merekrut Xiao Chen saat turnamen berakhir, tidak terkecuali pihak dari Kekaisaran.
Di ruang tunggu, Mue Lian mengepalkan kedua tangannya dengan erat, aura membunuh merembes keluar dari tubuhnya tanpa peduli dengan banyak mata yang tertuju padanya.
"Dasar kau bajingan, Long Qie. Aku tidak akan pernah memaafkanmu." Mue Lian terus menerus mengumpat dalam hati, sorot matanya begitu tajam menatap layar kotak di tengah ruangan.
Yoriichi yang sedari tadi diam akhirnya bangkit berdiri dari kursinya, ia menepuk pelan pundak wanita cantik itu dan mencoba untuk menenangkannya.
Awalnya Mue Lian tidak menghiraukan Yoriichi, tetapi setelah mendengar ceramah dari orang itu membuatnya menjadi tenang sementara waktu.
Mue Lian menarik kembali aura membunuhnya, ia kemudian duduk di kursinya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Haah..." Yoriichi sendiri menghela nafas berat, lalu duduk di samping Mue Lian.
***
"Dimana aku?" Xiao Chen perlahan membuat mata, ia mendapati langit-langit ruangan berwarna putih, "Ah, sialan. Sepertinya aku kehilangan kesadaranku."
Xiao Chen mencoba untuk bangun, tetapi tubuhnya begitu lemas seolah dia tidak mempunyai tenaga sedikitpun.
"Tetap berbaring, kakak Chen."
Suara familiar terdengar di telinga Xiao Chen.
"Nona Lian?" Xiao Chen bertanya untuk memastikan.
"Apa kau membutuhkan sesuatu?"
Wajah cantik Mue Lian muncul beberapa meter di depannya, dia tersenyum lembut saat menanyakan itu.
Xiao Chen terdiam sejenak sebelum menggelengkan kepalanya, "Tidak. Ngomong-ngomong, sudah berapa lama aku tertidur?"
"Hm... Tidak sampai dua jam." Jawab Mue Lian, lalu melanjutinya, "Turnamen akan mencapai akhirnya beberapa jam lagi, gunakan waktumu itu untuk memulihkan stamina yang terkuras."
Xiao Chen tidak membalas, ia memeriksa tubuhnya dan tidak lagi menemukan luka yang dia dapat dari serangan proyektil es milik Hu Long Qie.
"Ah, iya. Dimana bajingan itu berada?" Tanya Xiao Chen sambil menatap Mue Lian.
Mue Lian yang mengetahui 'bajingan' yang dimaksud oleh Xiao Chen langsung menggelengkan kepalanya, "Dia tidak lagi terlihat setelah pertandingan selesai. Tapi, kemungkinan besar dia langsung pulang setelah mengetahui kekalahannya."
Xiao Chen kembali menatap langit-langit, pikirannya saat ini sedang kemana-mana.
"Kalau kau penasaran alasan dia menjadi seperti itu, sepertinya karena penolakanku tadi malam." Ucap Mue Lian dengan suara pelan.
Xiao Chen sedikit mengangkat alisnya, tanpa menoleh dirinya bertanya, "Apa maksudmu?"
"Sederhananya, aku menolak cintanya karena dirimu." Jawab Mue Lian singkat.
Xiao Chen tidak berkata apa-apa, jika itu adalah kebenarannya ia tidak mau menyalahkan Mue Lian atas apa yang terjadi.
"Kalau begitu, aku pergi dulu." Mue Lian berbalik setelah mengatakan itu, lalu melangkahkan kakinya.
***
Babak Final turnamen sekte Delapan Api sudah berlangsung selama tujuh jam, langit sudah mulai gelap dan peserta yang tersisa kini hanya dapat dihitung dengan jari.
Ji Pian Wei selaku pembawa acara mengumumkan kalau pertandingan akan dilakukan satu kali lagi di tiga arena. Kemudian, nama dari keenam peserta di panggil ke arena.
Di ruang tunggu, Xiao Chen cukup terkejut karena Mue Lian akan menjadi lawannya di arena tiga. Reaksi dari wanita cantik berambut ungu itu juga tidak jauh berbeda dengan Xiao Chen.
"Saudara Xiao, nona Lian. Kuharap kalian tidak membawa perasaan pribadi di pertarungan itu. Aku hanya berniat mengingatkan saja, agar hubungan kalian nantinya tidak bertambah longgar." Yoriichi menatap keduanya dalam-dalam.
Mue Lian dan Xiao Chen hanya menanggapinya dengan anggukan paham. Sedangkan Yoriichi yang melihat itu hanya menghela nafas panjang.
***
Arena tiga.
Xiao Chen memunculkan Azure Dragon Sword di kedua tangannya, Mue Lian juga melakukan hal yang sama dia mengeluarkan belati perak di tangan kanannya.
"Kakak Chen, aku harap kau bisa mengalahkanku." Mue Lian memulai percakapan sambil tersenyum tipis.
Xiao Chen mengangkat sudut bibirnya, "Kata-katamu terdengar angkuh, kau tau? Tapi aku menyukainya..." Sahutnya lalu terkekeh pelan.
Di sisi lain, wasit di arena tiga langsung memulai pertarungan itu. Dia kemudian mundur menjauh dan menutupi tubuhnya dengan pelindung tak kasat mata.
Sesaat setelah pertandingan Xiao Chen dengan Mue Lian dimulai, pertandingan di dua arena lainnya juga dilangsungkan.
Yoriichi menjadi lawan Yu Meng Gu di arena dua. Dan, Yu Luan Ling mendapatkan lawan perempuan yang mempunyai umur sepantaran dengannya, dia bernama Hao Wenli, mereka berdua bertanding di arena satu.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Harman LokeST
ternyata Xiao Chen masih sangat lemah
2024-02-28
0
Mas Bos
lawannya Yu Luan Ling
sepantaran apa seumuran
/Silent//Silent//Silent/
2024-02-27
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss 👍👍
2024-02-24
1