"Baiklah, baiklah. Kalian ini tidak sabaran sekali, ya." Ucap Ji Pian Wei, lalu dengan segera melanjutinya, "Hadiah untuk pemenangan urutan ketiga adalah satu pil Fuzhou dan 30 ribu koin emas!"
"Woah! Gila, pil Fuzhou katanya?"
"Hahahaha... Sekte Delapan Api memang kaya raya!"
Orang-orang langsung bergemuruh ketika mendengar itu. Pil Fuzhou adalah pil jenjang tinggi, yang dimana jika seseorang yang berada di ranah Immortal ke bawah mengonsumsinya, dia akan menerobos dua bintang sekaligus dalam satu waktu.
Tidak hanya penonton dari tribun kelas dua dan tiga saja yang terkejut, tetapi beberapa pihak dari tribun kelas pertama juga terkejut mendengarnya. Mereka sedikit tak menyangka kalau pihak sekte Delapan Api berani mengeluarkan dana yang besar hanya untuk hadiah turnamen.
"Lalu, hadiah untuk pemenang urutan kedua adalah tiga pil Fuzhou, 50 ribu koin emas dan satu pedang tingkat rendah bintang satu!" Ucap Ji Pian Wei, lalu menimpali, 'Dan hadiah untuk pemenang urutan yang pertama adalah lima pil Fuzhou, seratus ribu koin emas dan satu mansion besar di kota Berlian bagian dalam!"
Semua orang yang mendengar itu kembali terkejut, kecuali dari pihak Kekaisaran, karena mereka sudah tau jauh sebelum turnamen dimulai.
Sekte Delapan Api sendiri sengaja memberitahu hal ini, dengan harapan semua peserta mengeluarkan kemampuan terbaik mereka agar bisa lolos ke babak Final.
Tentu saja rencana itu berhasil. Kini seluruh peserta yang tersisa di ruang tunggu sedang merasa senang, semangat mereka menggebu-gebu dan siap untuk memulai pertandingan selanjutnya.
"Baiklah! Tidak perlu berlama-lama lagi, ayo kita mulai pertandingan babak Semi-Finalnya!" Ji Pian Wei berteriak dengan lantang, dan di detik selanjutnya sorakan penuh semangat dari penonton terdengar.
Setelah itu, tiga wasit dengan basis kultivasi Immortal masuk ke dalam tiga arena yang sudah dilindungi dengan array pertahanan level tujuh.
Ji Pian Wei kemudian memanggil nama-nama peserta yang akan bertanding, dan Hu Long Qie adalah salah satunya.
Beberapa saat kemudian, Hu Long Qie keluar dari tunggu dan senyum cerah terukir jelas di wajahnya, saat di dalam tadi dirinya disemangati oleh Mue Lian dan tentu saja hal itu membuatnya senang.
Hu Shao Tien yang berada di tribun pertama terkekeh pelan, "Hohoho... Apa yang terjadi? Sepertinya suasana hatinya sedang dalam keadaan sangat baik."
Saat ini, Hu Long Qie sudah berada di arena ke satu, pedang melengkung muncul di tangan kanannya dan matanya menatap tajam orang yang akan menjadi lawannya.
Lawan Hu Long Qie mempunyai penampilan perawakan besar, banyak bekas luka sayatan di tubuhnya, dan juga dia mempunyai wajah yang garang. Bisa dibilang, tampilannya seperti bos yang biasa ada di kelompok bandit jahat.
Wasit yang melihat kedua peserta sudah siap langsung memulai pertandingannya, ia tidak perlu lagi menjelaskan aturan yang ada karena semua peserta di babak ini sudah pasti mengetahui jelas peraturan tersebut.
Hu Long Qie langsung mengeluarkan aura Saint bintang empat, dan hal yang sama juga dilakukan oleh lawannya.
Whooosh!
Keduanya melesat maju, dan kemudian senjata mereka saling berbenturan. Mereka berdua sama-sama merapatkan gigi, lalu mulai mengeluarkan teknik bertarung andalan mereka.
Pertandingan di dua arena lainnya juga sudah dimulai, para penonton yang menyaksikan itu terus bersorak dan menyemangati jagoan masing-masing.
Kemampuan orang-orang yang berhasil masuk ke babak semi-final jelas jauh berbeda dari babak sebelumnya. Para penonton menjadi semakin semangat, walaupun sebagian besar dari mereka sudah tidak tidur semalaman.
.....
Dua batang dupa berlalu, pertandingan di arena ke satu berakhir dan Hu Long Qie keluar sebagai pemenangnya. Dia mendapatkan beberapa luka dalam, meski tidak parah tetapi mungkin akan memengaruhi perfomanya di pertandingan selanjutnya.
Hu Long Qie berjalan keluar dari arena, lawannya yang terluka parah juga sama.
Beberapa saat setelah itu, nama peserta untuk bertanding kembali dipanggil dan kali ini Xiao Chen adalah orangnya.
Tentu saja mendengar nama Xiao Chen membuat para penonton menjadi heboh, kekuatannya yang melampaui kakak tertuanya itu sudah menjadi perbincangan hangat di seluruh kota Berlian.
Tetapi nama dari lawan Xiao Chen juga membuat heboh orang-orang, karena dia adalah Fang Xiang, putra tunggal Kaisar Fang Lin, calon penerus resmi Kekaisaran selanjutnya.
Pada babak penyisihan kemarin atau lebih tepatnya saat nama Fang Xiang dipanggil, itu tentu saja membuat kehebohan di stadion. Mereka begitu terkejut, karena putra dari seorang Kaisar mengikuti turnamen ini.
Ketika kedua peserta sudah masuk ke dalam arena satu, mereka sama-sama menangkupkan tangan untuk menunjukkan rasa hormat.
Xiao Chen tau kalau Fang Xiang adalah anak dari seorang Kaisar, dan tentu saja dia harus menghormatinya.
Sedangkan Fang Xiang menghormati Xiao Chen sebagai lawan, dia tau kalau lawannya sekarang sangat kuat dan ada kemungkinan bagi dirinya kalah dalam pertandingan ini.
Di sisi lain, Kaisar Fang Lin yang ada di tribun pertama sedang mengobrol dengan Patriark sekte Delapan Api. Dia bertanya, kenapa anaknya itu malah mendapatkan Xiao Chen sebagai lawan? Padahal dia sudah memberi pesan kepada pihak sekte Delapan Api untuk mengatur Yoriichi sebagai lawan anaknya.
Patriark sekte Delapan Api yang biasa dipanggil Du Chungge terdiam sejenak mendengar itu, lalu menjawab, "Maafkan saya, Yang Mulia. Sepertinya ada kesalahan teknis, perlukah saya membatalkan pertandingan itu?"
Fang Lin terdiam sesaat sebelum menjawab, "Coba suruh orangmu untuk menanyakan hal itu kepada anakku, kalau dia mau membatalkannya maka lakukan itu."
Du Chungge langsung mengangguk, "Siap laksanakan, Yang Mulia..." Du Chungge kemudian buru-buru pergi dari sana sebelum pertandingan itu dimulai.
Beberapa saat kemudian, seorang pria paruh baya muncul di bagian luar array arena satu, ia memanggil wasit dan membisikkan sesuatu padanya.
Kejadian itu membuat para penonton bertanya-tanya, mereka mencoba untuk menguping tetapi ada energi tak kasat mata yang menghalangi indra pendengaran mereka.
Wasit di arena ke satu kemudian berjalan ke tempat Fang Xiang berada, ia membisikkan sesuatu padanya. Selang beberapa waktu, pria berjubah mewah itu menggelengkan kepala, "Bilang pada ayah. Tidak peduli lawanku siapa, aku mengikuti turnamen ini hanya karena ingin bertemu lawan yang kuat." Bisik Fang Xiang sambil tersenyum.
Wasit mengangguk cepat, "Baik, Pangeran. Saya akan menyampaikan pesan ini kepada Penatua." Jawabnya, lalu pergi ke pria paruh baya yang sedang menunggu di bagian luar array.
Wasit kemudian memberitahu kalau Fang Xiang tidak mau membatalkan pertandingan, ia juga mengatakan pesan yang tadi dikatakan olehnya.
Pria paruh baya itu mengangguk pelan, "Baiklah. Lanjutkan pertandingan..." Ucapnya memberi perintah, lalu menghilang dari tempatnya dalam sekejap.
Wasit tersebut tidak mengatakan apa-apa dan berbalik, ketika dirinya berada di tengah-tengah arena ia meminta kedua peserta untuk bersiap.
Xiao Chen sendiri yang mendengar itu langsung mengeluarkan pedang Azure Dragon, dan Fang Xiang juga melakukan hal yang sama. Dia mengeluarkan pedang panjang berwarna putih, yang mempunyai desain wajah naga di bagian gagangnya.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Harman LokeST
foooooikkkuuuuuuuuuosssssssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss Xiao Chen
2024-02-28
0
Mas Bos
Xiao Chen vs anak mama
mempermudah tuk ke partai final
2024-02-27
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss 👍👍
2024-02-23
1