Xiao Chen dan Yu Luan Ling mengobrol cukup lama sebelum beberapa murid dan seorang Penatua sekte Delapan Api masuk ke dalam ruang tunggu.
"Perkenalkan, nama saya adalah Ju Wang So. Penatua terakhir sekte Delapan Api, urutan ke-15." Pria paruh baya dengan kumis tipis memperkenalkan dirinya, dan kemudian kembali berkata dengan suara yang sedikit lantang, "Para peserta diharapkan untuk berdiri dan mengikuti kami. Pihak turnamen sudah menyediakan tempat untuk kalian beristirahat hari ini."
Ucapan yang dilontarkan oleh Ju Wang So membuat mata para peserta tertuju padanya. Awalnya suasana terasa hening, sebelum salah satu peserta berdiri dari kemudian melangkahkan kakinya ke rombongan yang baru datang itu.
Hal itu kemudian diikuti oleh yang lainnya termasuk Yoriichi, Mue Lian dan Hu Long Qie. Di sisi lain, Xiao Chen izin untuk memisahkan diri kepada Yu Han Ling dan juga Yu Meng Gu, dengan alasan ia ingin bergabung dengan teman-temannya.
Beberapa saat kemudian, Xiao Chen kembali menemui teman-temannya, senyum tipis terukir jelas di wajahnya dan menunjukkan kalau suasana hatinya sedang baik saat ini.
Hu Long Qie sendiri langsung merangkul leher Xiao Chen, "Hahahaha... Saudara Xiao! Seleramu tidak buruk, kau tau?" Ucapnya dengan senyuman yang lebar.
Xiao Chen tertawa pelan, "Aku hanya ingin berteman saja, hahaha..."
Yoriichi sendiri melirik Mue Lian yang berdiri tidak jauh darinya, ia dapat melihat raut wajah kesal dari wanita cantik berambut ungu itu, "Kalian berdua sepertinya tidak bisa membaca suasana sekitar, ya." Gumamnya menggelengkan kepala pelan.
"Eh? Apa kau mengatakan sesuatu, saudara Yoriichi?" Tanya Hu Long Qie sambil menatap pria berambut merah gelap itu.
"Lupakan, aku hanya menggumamkan sesuatu yang tidak penting..." Jawab Yoriichi cepat.
Hu Long Qie tidak menyelidikinya lebih jauh, ia kembali mengobrol dengan Xiao Chen. Dan ketika semua peserta sudah berkumpul, Ju Wang So tanpa banyak bicara lagi langsung mengarahkan para peserta ke tempat yang dimaksudnya.
***
Di sebuah mansion luas dengan dua lantai.
Ketika Ju Wang So dan kedua puluh peserta masuk ke dalam sana, mereka langsung disambut dengan puluhan pelayan wanita yang mengurus mansion tersebut.
"Luas sekali...."
"Hm... Sepertinya aku bisa tidur nyenyak di sini."
"Apakah ada pemandian air panas di sini?"
Sebagian besar peserta bergemuruh saat melihat mansion semewah ini. Ju Wang So sendiri tersenyum tipis, dan kemudian mengatakan kalau mansion yang dijadikan sebagai hadiah untuk pemenang pertama tidak jauh berbeda dengan mansion yang sekarang ini.
Para peserta yang mendengar itu langsung berdecak kagum, semangat mereka untuk memenangkan turnamen semakin meningkat.
"Baiklah. Para pelayan, tolong perlakukan tamu kita dengan baik! Berikan mereka fasilitas yang ada di mansion ini, mengerti?!" Ju Wang So memberi perintah dengan nada tegas.
"Kami mengerti, Penatua Ju!" Jawab para pelayan serempak.
"Bagus. Kalau begitu, aku pergi dulu..." Ju Wang So melangkahkan kakinya keluar dari mansion.
Murid sekte Delapan Api juga mengikuti pria paruh baya itu dari belakang.
***
Mansion, ruang makan.
Saat ini, beberapa peserta sedang memakan makanan yang telah disediakan oleh para pelayan. Suasana di dalam ruangan itu tidak begitu ramai karena hanya sedikit dari mereka yang mengenal satu sama lain.
Xiao Chen dan teman-temannya kemudian memasuki ruang tersebut, mereka kali ini tidak hanya berempat saja karena ada Yu Luan Ling dan juga Yu Meng Gu.
Saat perjalanan kemari mereka tidak sengaja bertemu dengan Yu bersaudara, karena kebetulan mereka mempunyai tujuan yang sama, Xiao Chen berinisiatif untuk mengajak mereka berdua berjalan bersama dan ajakannya itu langsung diterima oleh Yu Luan Ling.
Kedatangan rombongan Xiao Chen langsung disambut oleh para pelayan, mereka dengan segera di arahkan ke meja kosong yang cukup untuk ditempati enam orang sekaligus.
Setelah Xiao Chen dan yang lainnya memesan makanan, para pelayan langsung pergi dari sana. Suasana begitu hening, karena tidak ada satupun dari mereka yang berbicara.
Ketika Yu Luan Ling ingin mengobrol dengan Xiao Chen, Mue Lian lebih dulu mendahuluinya. Meski wanita cantik berambut ungu itu sudah ditolak secara halus, tetapi bukan berarti dia harus diam melihat Xiao Chen mengobrol dengan wanita lain.
Di sisi lain, Ang Shao yang sedang memakan makanannya tanpa ditemani oleh siapapun melirik ke arah Xiao Chen berada, "Guru, menurutmu dia sudah sekuat apa?" Ang Shao bertanya lewat telepati.
"Sebenarnya aku sendiri tidak tau. Dia mempunyai teknik yang dapat menyembunyikan aura kultivasinya secara sempurna. Tapi, jika kulihat dari pertarungan yang dia lakukan sebelumnya, setidaknya dia berada di ranah Saint akhir atau bahkan Immortal." Jawab Yang Min, dia adalah penghuni yang menempai senjata roh, Sword of Destruction.
Ang Shao tidak terlalu terkejut mendengarnya, ia tau kalau orang itu jauh lebih berbakat darinya, "Haah... Seharusnya dia saja yang mewarisi pedang Sword of Destruction, karena dia lebih pantas memegang senjata Dewa Agung yang paling kuat." Gumam Ang Shao sambil menghela nafas panjang.
"Hm? Kenapa kau berpikir kalau Sword of Destruction lebih kuat diantara sembilan senjata Dewa Agung lainnya?"
"Bukannya itu sudah pasti? Guru berkata kalau Dao pedang adalah Dao yang paling kuat diantara Dao senjata lainnya, dan juga nama dari pedang itu membuatku menyimpulkan hal itu." Jawab Ang Shao dengan wajah polos.
"Bahahahaha... Lucu sekali. Kenapa pemikiranmu begitu sederhana?" Yang Min tertawa terbahak-bahak, lalu menjelaskan, "Perlu kau ketahui, masing-masing senjata Dewa Agung mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Semuanya setara kecuali, kau bisa memanfaatkan kelebihan dari senjata tersebut sembari menutupi kekurangannya."
Penjelasan Yang Min membuat Ang Shao mengangguk paham, "Kalau begitu, apa kelebihan dan kekurangan dari Sword of Destruction?" Tanya Ang Shao penasaran.
Yang Min terdiam sejenak dan kemudian menjelaskan semuanya kepada muridnya itu.
***
"Ngomong-ngomong, kakak Chen. Apa yang akan kau lakukan setelah turnamen berakhir?" Tanya Mue Lian sambil tersenyum.
"Aku akan kembali melakukan latihan tertutup bersama guruku." Jawab Xiao Chen cepat.
"Hm, guru? Siapa gurumu, saudara Xiao?" Tanya Hu Long Qie penasaran.
"Dia... Hanyalah orang kuat yang tidak memiliki latar belakang besar." Jawab Xiao Chen sambil memikirkan gurunya itu, lalu membatin "Hm... Apa yang sedang guru lakukan, ya? Dan dimana dia sekarang?"
Hu Long Qie dan yang lainnya menjadi tambah penasaran mendengar itu, melihat kemampuan Xiao Chen yang sekarang pasti gurunya adalah sosok kuat yang tidak pernah menunjukkan diri ke dunia kultivator.
Ketika mereka sedang asik mengobrol, para pelayan datang sembari membawa makanan dengan bau yang sangat enak. Tentu saja karena itu, mereka semua menghentikan obrolan mereka dan fokus menatap makanan yang baru saja datang.
Yu Meng Gu sendiri langsung memakan makanan yang sudah dirinya pesan, ia ingin buru-buru menyelesaikan masalah perutnya yang lapar agar bisa cepat pergi dari sana.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Nur Tini
bahhahahaha dikelilingi dua wanita cantik nan istimewa
2023-12-11
1
malest
bagus bagus
2023-02-05
1
PRIA TAMPAN*
kyk nya harus baca ulang dari season 1 biar paham alur nya
2022-07-01
1