part 19

Bruggg.....

Kami berdua terjatuh dengan posisi aku di atas dan presdir di bawah, tatapan kami bertabrakan cukup lama.

"Aihh." Desahku.

"Bangun berat tahu." Ejeknya, emangnya aku seberat itu.

"Susah tahu, bajunya bikin ribet bikin susah bangun." Ucapku sambil berusaha bangun namun ya, gagal lagi gagal lagi.

"Sudah diam saja dulu jangan mau bangun." What the ****, apa yang dia katakan dasar omes (otak mesum).

"Jangan aneh aneh ya, kita suami istri fiktip alias kontrak." Ucapku seraya memalingkan muka. Sampai kapan coba situasi ini berakhir?

Kamu tahu posisi ini gak banget, apa dia gak keberatan kalau aku lama lama di atas dia?

"Diam ya." Ucapnya yang mampu membuatku merinding. Tapi tiba tiba dia mengangkat tubuhku semakin atas sampai bibirku hampir bertemu dengan bibirnya, dengan sigap aku mengatupkan bibirku agar tidak ternoda. Eeh, apa apaan ini kok dia melemparku ke samping.

Bughh....

"Aww...." Rintihku, jahat sekali manusia satu ini bisa bisanya dia melempar wanita.

"Alena kamu gak papa kan?" Tanyanya so panik.

"Gak papa gimana orang baru saja di lempar, sakit tahu." Balasku jutek.

"Sini biar saya bantu kamu bangkit." Ucapannya bikin aku naik darah, mau bangkit gimana tangan saja sakitnya kebangetan.

Bajuku jangan melorot dong, ah gara gara resletingnya di buka setengah dadaku terekspos. Tidak jangan sampai pria itu melihatnya, susah banget si buat berdiri.

Tuk..

"Awhh, Alen..." Ucapannya terhenti saat matanya berhenti pada setengah dada ku, dengan repleks aku menutupnya dengan tanganku.

"Jangan macam macam." Ucapk seraya mundur.

"Okeh saya keluar." Sahutnya seperti orang kebingungan.

****

Aku mengendap endap melihat ke sekeliling ruangan tapi aku tak mendapati presdir sama sekali di kamar, kemana dia pergi? Aku keluar dari kamar, tapi tetap saja tak mendapatinya. Sebenarnya kemana orang itu pergi?

Aku cukup lega karena dia tak ada, tapi aku juga hawatir kemana malam malam dia pergi. Aku mengambil ponselku yang ada di atas nakas, ku cari nama Presdir lalu menelponnya.

"Angkat dong."

Presdir 'Hallo ada apa?'

Me 'Bapak dimana kok gak ada di kamar?'

Presdir 'Saya ada keperluan mendadak'

Me 'Ada apa sepertinya penting?'

Presdir 'Sudahlah jangan hawatir saya baik baik saja, jangan menunggu tidur saja duluan'

Me 'Tap..'

Tuutt..tutt.

Sebenarnya ada apa kenapa dia seperti terburu buru seperti itu, apa aku telpon ibu mertua saja untuk memastikan apa yang terjadi. Tapi presdir bilang tidur duluan, ah apa sih yang terjadi kenapa dia bikin aku bingung. Bodo amatlah aku tidur aja.

Pov Author...

Pada malam pertama Abi pergi meninggalkan Alena di hotel sendirian, dia terburu buru setelah mendapatkan telepon dari seseorang. Malam berlalu begitu cepat, namun Abi masih belum kembali.

Alena bangun, dia mencari keberadaan Abi tapi zonk. Abi sama sekali tidak pulang.

"Apa presdir gak pulang?" Gumam Alena.

Alena bangkit dari ranjang, dia menghampiri jendela yang begitu lebar.

"Aku tahu ini pernikahan kontrak, apa sejelas itu ya kalau dia benar benar tak suka sama aku sampai sampai aku gak sadar kalau dia meninggalkan aku tepat di malam pertama." Gumam Alena seraya memegangi cincin kawin nya.

Alena begitu kecewa pada Abi, bukan karena ingin di jamah Alena kecewa pada Abi. Tapi setidaknya dia harus menghormati dirinya, bagaimana pun Alena istrinya.

"Sudah Alena, jangan sedih kamu harus sadar kamu hanya istri kontrak oke!" Alena bergumam seraya menangkup pipinya dan memukul mukulnya pelan.

"Aku siap siap deh, hari ini harus kerja."

Pov end...

Hari ini aku berangkat kerja, walau sudah di beri cuti oleh presdir tapi aku akan tetap kerja toh dia juga gak ada di hotel.

Aku cukup senang pagi ini, setelah ku lihat tanggal di layar ponsel. Aku akan punya uang hari ini, yes hari ini pertama kalinya aku mendapat gaji sebagai seorang penulis.

"Semangat, hari ini aku harus semangat. OTW kantor, kita jemput uang."

Sesampainya di kantor aku menemui Jia terlebih dahulu.

"Jia." Panggilku pada Jia yang sedang duduk di kantin.

"Hey len." Sahutnya seraya bangkit dari duduknya.

Aku menghampirinya, ah rupanya dia sedang sarapan pantas saja tadi aku mencari di ruangannya tidak ada.

"Baru sarapan Ji?" Aku duduk di hadapannya.

"Iya nih, aku gak sarapan dulu di rumah." Balasnya sambil menyendok makanan ke mulutnya.

"Bentar ya, aku mau pesan kopi dulu." Ucapku pada Jia.

"Okeh, sekalian ya minta air mineral satu." Ucap Jia.

"Okeh." Aku pergi mengambil air mineral dan memesan kopi.

****

"Eh len kok kemarin kamu gak ada di rumah?" Tanya Jia tiba tiba.

"Ah itu, aku pindah ke apartemen mulai sekarang." Balasku pada Jia, mampus dah aku.

"Ciaa, orang kaya nih bos." Ledek Jia, bukan orang kaya sih cuma numpang kaya doang.

"Haha..kaya?"

"Jadi boleh dong aku mampir ke apartemen kamu?"

Gleg...

"Ah itu, jangan dulu ya nanti kalau sudah rapih aku ajak deh." Aku mencari alasan agar Jia gak maksa maksa ikut aku.

"Yah, padahal aku mau tahu rumah baru kamu." Ucapnya lirih, ada kekecewaan dalam perkataannya.

"Nanti ya, kalau gitu aku ke ruanganku dulu yah." Pamitku kepada Jia.

Jia mengangguk mengiyakan ucapanku dan aku berlalu dari pandangan Jia.

Pikiran ku kini sibuk mencari cari keberadaan presdir, tapi aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kini aku tepat di depan pintu ruangan presdir, apa aku intip saja ya? Ngapain ngintip sih aku kan istrinya, bebas dong mau ngapa ngapain juga.

"Ada apa bu?" Tanya seseorang di belakangku, mampus aku ketahuan.

"Eh pak ken." Aku tersrnyum datar.

"Iya, ada apa ibu mengendap endap begitu?" Tanyanya seakan menyelidikku.

"Anu itu." Ucapku seraya menunjuk ruangan presdir. "Presdir ada di ruangannya gak?"

"Pak Abi belum datang, eh tunggu kan ibu istrinya masa ibu gak tahu keberadaan suami ibu." Ujarnya, jadi sekretaris Ken tahu kalau aku istrinya.

"Kok anda tahu saya ini istrinya?" Aku menganga, bukannya Presdir bilang orang kantor nggak ada yang tahu.

"Saya kan orang terdekatnya, pasti saya tahu apa yang terjadi pada pak Abi." Balasnya seakan akan dia tahu semua tentang presdir, kalau dia tahu semua tentang presdir berarti dia juga tahu presdir semalaman ada dimana bukan.

"Kalau begitu, apa pak Ken tahu dimana presdir sekarang? soalnya semalam selepas acara pesta pernikahan dia pergi tanpa memberitahukan kemana dia pergi."

"Pak Abi pergi setelah acara pernikahan selesai?" Ada apa dia, apa dia gak tahu.

"Iya." Balasku lirih.

"Kalau itu saya juga gak tahu." Ucapnya.

Lantas presdir pergi kemana?

"Kalau begitu saya permisi." Aku berpamitan pada sekretaris Ken.

Kenapa aku sangat hawatir pada presdir? Aku kan hanya istri kontraknya, aku gak seharusnya cemas seperti ini.

SKIP

Pov Ken..

Kenapa Abi tega meninggalkan istrinya di malam pertama, apa yang terjadi pada dia?

Aku membuka handphone ku, lalu mencari kontak bernama presdir Abi.

Presdir Abi 'Hallo Ken ada apa?'

Me 'Dimana?'

Presdir Abi 'Aku sedang sibuk'

Me 'Sibuk apanya? Istrimu mencarimu dia hawatir sekali'

Presdir Abi 'Alena mencariku?'

Me 'Pulang jangan bodoh, sekarang kau punya tanggung jawab meskipun hanya kontrak tapi dia tetap istri sah mu'

Presdir Abi 'Tapi aku sedang...'

Me 'Apa?'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!