"Sebenarnya..."
Kalo aku jujur aku nggak merasa terbebani dengan pernikahan ini apa reaksi presdir?
"Sebenarnya apa?" Tanyanya memecah lamunanku.
"Anu, sebenarnya entahlah saya juga tidak tahu." Balasku.
"Begitu ya?" Ucapnya.
"Apa Alena merasa terbebani ya?" Batin Abi.
"Oh iya pak, kok bapak memilih saya untuk jadi istri kontrak bapak? Padahalkan di luaran sana masih banyak wanita yang lebih sempurna dari saya." Ucapku, mulutku apa apaan sih bukan kata kata itu yang mau Ucap kan.
"Saya juga gak tahu, saya itu melihat kamu seperti melihat seseorang." Ucapnya. Seseorang, siapa ya apa cinta pertamanya?
"Seseorang? Apa cinta pertama bapak?" Aku memberanikan untuk bertanya.
"Sepertinya iya, dia gadis kecil yang menggemaskan banyak bicara dan dia pernah meminta kepada saya kalau sudah besar saya harus menikah dengannya." Ucapnya dengan raut wajah yang sumringah, apa dia secinta itu pada gadis kecil itu.
"Pasti dia cantik." Tuturku sedikit kecewa.
"Mungkin." Balasnya.
"Kok mungkin?"
"Iya mungkin, karena dulu saya bertemu dengannya saat usia saya 10 tahun." Balasnya.
10 tahun wah berarti masih kanak kanak, rupanya saat usia 10 tahun presdir sudah merasakan jatuh cinta.
"Ah begitu."
"Iya, dan gadis itu kira kira usianya 6 tahun. Dulu kami bertemu di taman, katanya dia sedang ikut berlibur bersama guru dan kawannya, dia bercerita kalau dia sedih karena tidak di dampingi orang tuanya."
"Lalu?"
"Lalu dia menghibur saya karena saat itu saya sedang bersedih."
"Dulh bapak pernah sedih ya? Saya jadi ingat dengan kakak lelaki yang sedih karena di tinggal sama temannya."
"Oh ya? Jadi kamu punya pengalaman juga."
"Ah itu saat saya masih TK sih, tapi agak lupa juga."
"Emhh begitu."
"Kita sudah sampai ya?"
"Iya, mari kita turun. Mama sudah menunggu kayaknya."
"Iya."
Kami berdua memasuki butik, di dalam sudah ada tante Sera yang sedang asyik memilih gaun pengantin.
"Hai ma." Sapa presdir.
"Hai bi, baru datang?" Ucap tante Sera.
"Malam tante." Akupun menyapa tante Sera.
"Hai my dear, makin cantik deh ah." Ucapnya seraya menggandeng bahuku.
"Biasa saja kali tante." Balasku sungkan.
"Sini sini kita cobain gaun pengantin, Abi mama sudah nyuruh mbak Ati milihin jas buat kamu." Ucap tante Sera.
"Iya ma." Balasnya seraya pergi menemui yang namanya mbak Ati.
"Ayo sayang masuk dan coba gaun yang ini ya." Ucap tante Sera seraya memberikan gaun pengantin padaku.
"Oke tante."
Sudah hampir satu jam aku mencoba gaun pengantin, namun tak ada yang srek di mata tante Sera dan presdir padahal aku sudah pegal pegal karena bolak balik ganti gaun pengantin. Aku menatap pantulan diriku dengan balutan gaun pengantin pada cermin yang ada di hadapanku, sempurna aku terlihat sempurna itu pikirku sekarang padahal bisa jadi gaun ini tidak srek lagi dimata dua insan yang sedang menunggu ku di luar.
"Sayang sudah ganti bajunya?" Tanya tante Sera.
"Iya tante, ini saya keluar." Akupun keluar.
Kenapa reaksi tante dan presdir begitu ya?
Apa mereka gak suka lagi dengan gaun ini, padahal gaun ini yang terakhir.
"Apa gak bagus tante?" Aku bertanya tanya.
"Cukup cukup cukup." Ucap tante Sera seraya mendekatiku.
"Kenapa tante apa gak cocok?" Tanyaku lagi lagi pada tante Sera.
"Cocok banget, bukan begitu bi?"
"Ah, iya cocok."
"Syukurlah kalo cocok." Ucapku lega, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega selega leganya.
"Kita ambil yang ini ya buat gaun pengantin nya, hari sabtu sore saya ambil kesini." Ucap tante Sera kepada pelayan butik.
"Sebelum pulang kita makan dulu ya, mama lapar banget." Pinta tante Sera.
"Iya ma, kita mampir ke restoran terdekat." Sambung presdir.
"Saya mau pulang saja."Timpalku.
"Nggak boleh gitu dong, kamu pasti capek kita makan sebentar ya." Tante Sera menghampiri ku dan mengelus tanganku. Mana mungkin aku menolak ajakan tante Sera, akhirnya akupun ikut makan malam bersama.
****
Pov Doni...
Pernikahan ini pasti membuat Alena terkejut, dia memang wanitaku yang paling setia selama 3 tahun tapi sayangnya aku lebih memilih Ayu yang lebih dari segalanya. Aku gak yakin Alena akan menikah dalam waktu dekat ini, diakan tipikal cewek yang susah move on. Ini pasti dalih agar tak terlihat cemburu di depanku, menyedihkan sekali kamu Alena.
"Sayang." Pujaan hatiku memanggilku.
"Iya ada apa sayang?" Aku menghampiri nya yang tengah memilih gaun pengantin.
"Yang ini cocok gak sama aku?" Tanyanya seraya mencocokan gaun itu di tubuh seksinya.
"Gaun yang mana pun akan cocok jika kamu yang memakainya." Godaku pada Ayu yang sibuk mencocokan gaun pengantin.
"Kamh bisa aja deh." Timpalnya seraya menepuk pelan lenganku.
"Kayaknya yang ini deh." Ucapku memberikan gaun yang aku pilihkan.
"Wah kayaknya memang cocok denganku deh." Ayu antusias mencoba gaun yang aku berikan.
"Yaudah sana coba." Ucapku menyuruh Ayu mencoba gaun nya, dia mengangguk dan cepat cepat masuk untuk mencoba gaun nya.
"Gimana cocok gak?" Tanyanya yang baru keluar dengan balutan gaun pengantin.
"Cocok banget." Aku memujinya.
"Ah suka deh, kita ambil yang ini aja ya." Ucap Ayu, aku mengangguk mengiyakan ucapan Ayu.
Aku sih terserah apa yang di mau Ayu, toh semuanya juga bukan aku yang bayar.
"Yuk kita pulang, nih jas kamu." Ucap Ayu seraya membetikan tote bag padaku. "Tidur yang cukup ya, besok kita ketemu di pelaminan." Bisik Ayu yang kesenangan.
"Iya." Balasku, aku dan Ayu pulang terpisah.
Aku membuka ponselku lalu aku mengirim pesan. 'Ku tunggu kedatangan kamu di pernikahanku, jangan lupa bawa pasangan ya nanti aku kira kamu gak bisa move on kalo datang cuma seorang saja'
Pov end...
"Makan yang banyak." Ucap presdir seraya memasukan lauk padaku.
"Ah terimakasih."
"Jangan sungkan dong sayang, bentar lagikan kalian mau menikah." Cetus tante Sera.
"Tante, Alena pamit ke toilet sebentar ya."
"Yaudah tante anter kamu ya."
"Gak usah tante, Alena bisa sendiri."
"Gak papa tante juga mau cuci tangan."
"Oh."
"Abi di tinggal nih sendiri." Ucap presdir.
"Bentar doang." Sahut tante Sera.
****
"Kita pulang yuk." Ajak tante Sera.
"Sudah malam juga." Timpalku.
Kami bertiga setelah selesai acara makan malam bersama memutuskan untuk pulang, seperti biasa aku diantar pulang.
Dalam perjalanan pulang
"Oh iya tante belum ketemu orang tua kamu." Ucap tante Sera.
"Ah itu, mereka dalam perjalanan buat kesini." Balasku.
"Gak sabar ketemu sama calon besan." Tante Sera kegirangan karena sebentar lagi bakalan ketemu dengan kedua orang tuaku.
"Besok saja ma ketemunya." Timpal presdir.
"Iya besok." Cetus tante Sera.
****
"Terimakasih sudah anterin Alena, tante, presdir." Ucapku seraya membungkuk mengintip dari jendela mobil.
"Iya sama sama sayang." Balas tante Sera seraya melambai.
"Hati hati." Timpal presdir.
Aku membalas dengan senyuman saat mendengar perkataan presdir.
"Kami duluan ya, sampai ketemu besok ya dear." Ucap tante Sera.
"Iya tante."
****
"Siapa itu?" Aku melihat dua orang yang sedang duduk di teras kontrakan. Aku menghampiri mereka.
"Baru pulang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Black & White
Ditunggu up part selanjutnya kak...
2022-04-28
31