part 4

"Kita berangkat ke rumah Jia." Ucap ketua Hena.

"Ayo." Sahut pak Bento, sedangkan aku hanya mengangguk.

"Semangat dong len." Ketua Hena sepertinya menyadari kalau aku lelah banget hari ini

"Ini semangat kok." Ucapku so semangat, padahal pengen banget jatuhin badan ke kasur.

"Ayo." Ketua Hena memandu, sedangkan aku dan pak Bento mengekor di belakangnya.

Depan pintu lift

"Kita beli mie dulu." Ucap ketua Hena.

"Level pedasnya yang hard biar seru." Timpal pak Bento, aku mengangguk seraya mengacungkan jempol.

"Ide bagus, kalo kita makan makanan pedas stres akan hilang. Bukan begitu pak Ben?" Ujar Ketua Hena.

"Betul sekali."

"Yang benar?" Tanyaku membuka suara.

"Of course." Balas pak ben so inggris.

Kenapa lama sekali pintu lift nya terbuka, padahal kakiku udah kesemutan banget mati rasa pula. Ish lama banget, ah akhirnya terbuka. Oh my god presdir, kami bertiga setengah membungkuk melihat pak presdir di hadapan kami.

"Selamat sore pak." Sapa ketua Hena mewakili aku dan pak ben.

"Mau kemana kalian barengan gitu?" Tanya presdir, rupanya presdir orangnya kepoan juga ya.

"Kami bertiga berniat menjenguk Jia, rekan dari divisi kami dia kena flu jadi gak masuk kerja." Jelas ketua Hena.

"Kalo begitu saya ikut." Ucap presdir enteng, gila gila seorang presdir perusahaan Yreader ikut pegawai.

"Ahahah..sepertinya ide yang kurang bagus pak." Celetuk pak ben, astaga pak ben mulutnya kok gak bisa bohong.

Aku menyenggol pelan lengannya. "Gak usah jujur banget kali." Bisikku.

"kenapa? Gak suka kalo saya ikut kalian?" Tanyanya membuat kami bertiga saling tatap, aku mengangguk dan pak ben pun ikut mengangguk ketua Hena menarik nafas.

"Baik pak, mari kita pergi." Ucap ketua Hena dengan berat hati mengajak seorang presdir.

Dalam lift pun sungguh sangat mencanggungkan, kenapa situasinya kek horor banget sih padahal presdir juga manusia. Aku membenarkan posisi berdiriku, jujur banget kenapa aku harus bersebelahan sama presdir kan aku gerogi mau gerak juga.

"Gimana novelnya?" Bisiknya tiba tiba, aku menatapnya yang tinggi itu agak sedikit mendongak ke atas. Pandangan kami bertabrakan dan cukup lama kami saling tatap, aku tersadar dan mengalihkan pandanganku.

"Sudah, besok pagi saya serahkan kepada bapak." Balasku pelan agar tak terdengar oleh ketua Hena dan pak ben.

"Bagus." Sungutnya.

Pintu liftnya terbuka, kami berempet keluar bersamaan kek gengster. Dulu saat SMA aku selalu bermimpi pengen masuk gengster, tapi teman sebangkuku bilang jadi gengster gak bagus pergaulannya terlalu liar.

"Kalian naik apa?" Tanya presdir tiba tiba.

"Kami naik taksi." Balasku cepat.

"Kalo begitu naik mobil saya saja." Ucapnya menawarkan diri.

"Jangan pak kami naik taksi saja, iyakan?" Ucap ketua Hena memberi kode.

"Ah iya iya." Ucapku gelagapan.

"Tapi sebaiknya kita naik mobil pak presdir saja, itung itung irit uang naik taksikan harus bayar apalagi kita harus mampir ke toserba buat beli bahan makanan nanti." Ucap pak ben jujur banget, ada betulnya juga sih pak ben bilang gitu.

"Jadi mau mampir ke toserba dulu, kalo begitu ayo naik mobil saya." Ujar presdir.

Kami pun tak bisa beralasan lagi untuk menolak ajakan pak presdir, kami menaiki mobil pak presdir. Woah mobil yang keren banget, baru pertama kali aku menaiki mobil seperti ini biasanya juga naik bus kalo nggak naik taksi. Lebih irit naik bus sih.

"Ayo naik." Teriak presdir padaku, yang masih mematung dekat mobil miliknya.

"Ah iya pak." Aku membuka pintu belakang, astaga betapa terkejutnya aku rupanya sudah terisi oleh pak ben dan ketua Hena.

Tunggu! Jadi aku duduk sebelah pak presdir di depan. Ah nasib yang bagus ups maksud ku kurang bagus, ini benar benar sangat canggung. Aku membuka pintu mobil dan memasukinya, aku duduk di kursi mobil yang begitu empuk. Kenapa seempuk ini kasur ku pun tak seempuk ini, sebuah tangan melewati tubuhku aku spontan kaget banget aku menatap pemilik tangan ini. Pak presdir kenapa kamu lakukan ini? Aku nervous banget sumpah.

"Pasang sabuk pengaman." Ucapnya tiba tiba mengagetkan ku.

"Ah iya." Aku gelagapan, sabuk pengaman sudah di pasangkan sama presdir. Jantungku berdebar banget sumpah, sadar diri Alena.

Selama perjalanan kami berempat tak ada yang bersuara sama sekali, begitu hening aku menatap keluar jendela mobil. Pemandangan yang sangat menyenengkan dan sayang untuk dilewatkan, spontan sudut bibir ku terangkat ke atas.

"Cantik." Ujar Pak Presdir tiba tiba, spontan aku menatapnya. Dia begitu tampan dilihat dari samping, pipi yang mulus hidung mancung bibirnya yang merona. Kenapa begitu sempurna tuhan menciptakan dia, aku terhanyut dalam pesona presdir.

"Ehem..." Ketua Hena berdehem, mungkin dia menyadari aku sedang menatap presdir. Aku mengalihkan pandanganku, menatap kembali jendela mobil melanjutkan memandang pemandangan.

"Aku yang belanjanya, kalian pasti lelah." Ucapku keluar dari mobil.

"Tunggu." Ucap pak presdir, yang mengikutiku.

"Bapak gak usah turun, biar saya saja yang belanja." Ucapku menyuruh nya tunggu di mobil.

"Cepat kita belanja." Ucapnya tak menggubris ucapanku, dan berjalan mendahuluiku. Aku mengekor di belakangnya.

"Apa saja yang harus di beli?" Tanyanya padaku.

"Kita beli mie level pedas terus camilan, minuman soda terus apalagi ya? Kayanya udah." Balas ku.

Ku lihat dia mengambil beberapa bungkus mie, camilan dan beberapa botol soda kedalam keranjang. Pandanganku bertabrakan dengan sebuah bingkisan cantik, cokelat aku begitu menyukai cokelat tapi aku sadar uangku sudah tipis sedangkan harga cokelat begitu mahal. Bulan ini pengeluaranku begitu banyak, bayar kontrakan bayar listrik bayar air bayar sampah sampai iuran warga, kenapa di satukan di bulan ini sih padahal ke gajihan masih semingguan lagi. Kali ini aku harus puasa jajan, maafkan aku cokelat kali ini aku tak bisa membelimu.

"Jangan melambai terus, aku jadi tergoda. Kita berjumpa seminggu lagi oke!" Ucapku pada cokelat yang ada di depan mataku, mungkin orang yang melihatku mengira kalo aku gila.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!