Perintah Mami

...***...

"Ekhem ...." Suara deheman Juno berhasil membuat tubuh orang tuanya jadi sedikit menjauh. "Kalau mau mesra-mesraan kenapa nggak di rumah aja, si?" dengus Juno sedikit kesal.

Ara yang merasa malu langsung mendorong tubuh suaminya, yang malah berbaring dan kembali menempelkan kepalanya di pangkuan Ara. "Awas, Pih, ah! Malu sama Juno," protesnya, sedangkan Jojo tetap bersikap masa bodoh.

"Cuma sama anak kita ngapain malu. Biarin aja, biar dia jadi pengen cepet-cepet nikah," serunya tidak peduli.

"Kalau lihat Papi bucinnya kayak gini, malah bikin aku ngeri, Pih." Juno duduk di sofa yang berhadapan dengan sofa yang diduduki orang tuanya.

"Hus, kamu kalau ngomong suka asal! Papi kamu itu nggak bucin. Dia cuma lagi nunjukin betapa sayang dan cintanya dia sama mami. Suatu saat nanti kalau kamu sudah punya istri, kamu harus memperlakukan dia seperti seorang putri. Sayangi dan cintai dia sepenuh hati kamu! Karena sesungguhnya kamu sudah merenggut dia dari kasih sayang dan cinta orang tuanya," papar Ara panjang lebar. Jojo mengangkat kedua jempolnya tanda setuju dengan perkataan istrinya.

Juno terdiam sejenak sambil menatap wajah maminya. Seolah sedang mencerna setiap kata yang terlontar dari pemilik ladang surga-Nya itu.

"Kalau gitu Juno nggak mau nikah dulu, deh. Juno mau menikmati masa-masa bebas Juno seperti ini. Tanpa adanya istri yang selalu nyuruh ini dan itu. Juno takut nyakitin anak orang, karena Juno nggak bisa kayak papi yang suka banget disuruh-suruh sama Mami."

"Apa kamu bilang? Mami nggak pernah nyuruh papi kamu ini dan itu, ya. Papi kamu sendiri yang mau. Iya, kan, Pi?" Ara menunduk menatap wajah suaminya yang masih berada di pangkuan dirinya.

"Iya, Sayang." Jojo mengelus pipi istrinya lembut.

Ara pun tersenyum senang. "Makasih, Sayang," balas Ara lagi.

Juno memutar bola matanya malas, lalu merebahkan tubuhnya di sandaran sofa. Ia tidak tahan dengan kelakuan orang tuanya tersebut. "Mami sama Papi pulang, gih! Rumah Juno bukan tempat buat pacaran."

"Jahat banget orang tuanya diusir gitu." Ara merengut menampilkan wajah sendu pada Juno.

"Lagian ke sini cuma mau pacaran. Di rumah juga bisa, kan?" protes Juno lagi.

"Mami sama Papi ke sini mau lihat pacar kamu. Mana? Katanya udah punya pacar?"

Juno tersentak, dia sampai lupa jika pernah berbohong seperti itu kepada Ara. Ia pun kembali duduk tegak sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Ya ... dia ada di rumahnya, lah. Masa di sini? Kita, kan, baru pacaran, Mi. Masa udah tinggal bareng," kilah Juno memberikan alasan.

"Ehm ... fotonya aja, deh, fotonya. Mami pengen lihat!"

"Nggak ada," tukas Juno cepat.

"Kok, nggak ada? Jangan-jangan kamu bohongin mami, ya?" Ara menatap tajam Juno. Lalu beralih pada Jojo yang masih betah menjadikan paha Ara sebagai alas kepalanya. "Bangun dulu, Pih! Aku mau jewer anak kita," titahnya. Jojo bangun dengan terpaksa, padahal niatnya mau melanjutkan tidurnya.

"Beneran kamu bohongin mami kamu, Jun?" Kini, giliran Jojo ikut berbicara.

Juno meringis takut. Entah kenapa aura sang papi ketika berbicara kepadanya terkesan begitu sangar. Dari kecil Juno memang selalu merasa sungkan dengan papinya. Lebih tepatnya mungkin takut. Karena lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah itu bisa menjadi seekor kucing manis di depan istrinya, tetapi bisa juga menjadi singa yang garang di depan orang lain, termasuk anaknya.

"Eng–enggak, Pih. Mana mungkin aku bohong. Aku beneran udah punya pacar, kok. Tadi aku abis jalan sama dia. Kalau nggak percaya tanya Devan aja!" sanggah Juno sedikit gugup.

"Awas, ya, kalau kamu bohongin mami kamu terus dia nangis!" ancam Jojo penuh penekanan. Juno pun mengangguk ketakutan.

"Mami mau nginep di sini. Besok pagi suruh pacar kamu datang ke sini, ya! Mami mau kenalan." Juno terbelalak mendengar perintah Ara.

"Besok pagi, Mi? Nggak bisa, lah. Dia harus kerja," tolak Juno kelabakan.

"Besok hari Minggu, kalau kamu lupa."

Skakmat!

Juno merasa terjebak dengan permainannya sendiri. Perempuan mana yang akan dia sewa untuk menjadi pacar pura-puranya. Ini terlalu mendadak. "Apa gue minta tolong Kezia aja? Ah, nggak. Gue pernah nolak dia mentah-mentah di hadapan mami. Lagipula kalau itu Kezia, mungkin mami bakalan langsung nikahin kami hari itu juga. Pokoknya jangan dia." Juno terus berpikir keras. Dia bingung harus memilih siapa.

"Juno! Dengerin mami, nggak?"

Juno tersentak. "Iya, Mi, denger. Besok pagi, kan? Nanti aku suruh dia datang," ucap Juno asal.

Ara tersenyum senang, lalu beranjak berdiri. "Yuk, Pih! Kita istirahat di kamar tamu." Jojo pun mengangguk dan mengikuti langkah istrinya menuju kamar tamu yang ada di rumah itu. Meninggalkan Juno yang masih termangu dengan kebingungannya saat ini. Juno lantas mengambil ponsel miliknya untuk meminta saran kepada sahabat-sahabatnya.

Room chat 'Homeless Child''

^^^Juno^^^

^^^Gawat, Gengs. Bencana melanda.^^^

Devan

Apaan, woy? Jangan bikin gue jantungan.

Abizar

Bencana apa, Bang @Juno? Banjir bandang?

Alfath

Innalillahi, semoga diterima di sisi-Nya.

^^^Juno^^^

^^^Gue belum mati @Alfath 🙄^^^

Alfath

Jadi bencana apa?

Abizar

Nyimak.

Devan

Kebanyakan drama. Buruan cerita @Juno!

^^^Juno^^^

^^^Orang tua gue datang ke rumah. Mereka mau ketemu sama pacar gue besok pagi. Gimana, dong?^^^

Alfath

Emang lo udah punya pacar?

^^^Juno^^^

^^^Kagak punya, lah. Lo tahu sendiri, orang tua gue nyuruh gue nikah muda, terus jodohin gue terus. Gue, sih, ogah. Makanya gue bohong udah punya pacar.^^^

Alfath

Itu, sih, derita lo. Bohong sama orang tua dosa, loh.

^^^Juno^^^

^^^@Alfath Skip, deh.^^^

Devan

Cewek yang ngejar lo, kan, banyak. Suruh aja mereka pura-pura.

Abizar

Suruh aja si cewek kampungan itu, Bang. Tante Ara pasti nggak bakalan setuju lihat penampilan dia.

Devan

Ide yang bagus. Tumben lo pinter @Abizar.

Abizar

@Devan 🙄🤛

Juno merenung sembari menatap chat teman-temannya tersebut. Mungkin ada benarnya perkataan Abizar, dengan begitu rencana pernikahan akan sedikit mendapatkan hambatan, karena pacarnya ditolak sama calon mertua. Sungguh drama!

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba ponsel milik Juno bergetar dan menimbulkan suara. Bukan dari notifikasi dari grup chat, melainkan seseorang melakukan panggilan telepon kepadanya.

"Panjang umur, nih, cewek," gumam Juno sambil menatap layar ponselnya. Ia pun menoleh ke arah kamar orang tuanya. Sebelum dirinya mengangkat panggilan tersebut. Lantas pergi menuju kamarnya, agar obrolan mereka tidak didengar oleh orang tuanya.

...***...

Setelah kembali dari pertemuannya dengan Juno, Aruna mampir dulu ke tempatnya Putri. Mengobrol sebentar, lalu dia pulang. Aruna sangat nyaman berbicara dengan Putri. Walaupun umurnya terbilang masih kecil, tetapi dia adalah pendengar yang baik bahkan kadang-kadang mampu memberikan saran yang baik pula kepada Aruna. Seperti sekarang, Putri menyarankan agar Aruna menghubungi Juno untuk meminta waktu kepadanya soal membayar ganti rugi.

"Ya, ada apa?" tanya Juno di seberang teleponnya ketika panggilannya terhubung dengan lelaki itu.

"Selamat malam, Pak. Apa aku ganggu?" tanya Aruna sopan.

"Enggak," jawab Juno singkat.

Sejenak terdiam, Aruna sedang menyusun kata-kata yang tepat untuk meminta waktu agak lama untuk membayar ganti rugi. Karena uang simpanannya tidak cukup untuk membayar ganti rugi itu dalam waktu seminggu. "Gini, Pak. Apa ... aku boleh meminta waktu buat bayar ganti rugi? Aku butuh waktu untuk menjual aset yang aku punya. Jadi—"

"Bisa saja, tapi ada syaratnya." Juno memotong perkataan Aruna. Dia menyunggingkan senyuman licik yang sama sekali tidak bisa dilihat oleh Aruna. "Kebetulan banget," batinnya berceloteh senang.

"Apa syaratnya?" tanya Aruna penasaran.

"Kamu datang saja ke rumahku besok pagi! Nanti aku share alamatnya ke HP kamu."

Aruna mengernyitkan dahi, sejenak terdiam merasa curiga dengan perkataan Juno.

"Jangan berpikiran negatif dulu! Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu. Aku nggak nafsu sama kamu." Seolah tahu dengan prasangka Aruna, Juno pun berkata seperti itu.

Aruna mendengus. "Oke, kalau begitu. Anda share saja alamatnya! Besok pagi aku datang ke rumah Anda."

Setelah berkata seperti itu, Aruna langsung mengakhiri panggilan telepon mereka secara sepihak. "Brengsek, segala bilang nggak nafsu sama aku. Memangnya aku ini perempuan apaan. Dasar cowok brengsek!" gerutu Aruna mengomel pada ponselnya.

...***...

tbc.

Jangan lupa like dan komentarnya. Udah double up, nih. Ganti kemarin yang bolong up 😁

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩFajar¹

🍭ͪ ͩFajar¹

pas dateng ke rumah Juno,penampilan Aruna berubah dari cupu menjadi ratu 🤭..akhirnya gagal deh rencana Juno 😅

2023-01-20

0

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

senjata makan tuan loh Juno,,pasti km ke makan omongan km sendiri 🤣🤣

2022-06-09

0

Neni

Neni

dandan yg cantik aruna, pengen tau beneran gak tuu juno gak nafsu😌

2022-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Bekerja
2 Manajer Keuangan
3 Dewi Fortuna
4 Lembur
5 Bukan Tanggung jawab Aruna
6 Sihir Cinta
7 Merebut Posisi
8 Bertemu Seseorang
9 Mengikuti Aruna
10 Waspada
11 Membuat Penasaran
12 Masalah Baru
13 Ganti Rugi
14 Dipelet
15 Pergi ke Bengkel
16 Perintah Mami
17 Mungkin Saja
18 Merayakan Keberhasilan
19 Niat Buruk
20 Dibawa Pulang
21 Terkejut
22 Salah Paham
23 Menyembunyikan Sesuatu
24 Mengungkapkan Perasaan
25 Mengantarkan Kerja
26 Menginterogasi
27 Meminta Rekaman CCTV
28 Permintaan Kezia
29 Syarat Lagi?
30 Membelikan Baju
31 Sekongkol dengan Ara
32 Sebuah Lelucon
33 Bukti Konkret
34 Menghapus Rekaman
35 Menemui Alfath
36 Pacar Siapa?
37 Dilema
38 Jalur Putri
39 Datang ke Rumah Papa
40 Terkejut
41 Melenyapkan Diri
42 Berteman
43 Merasakan Cinta
44 Misi Pengejaran
45 Rencana Berhasil
46 Diobati Aruna
47 KEZIA 1
48 Kezia 2
49 Melupakan Semuanya
50 Orang Pertama
51 Ketahuan
52 Pengkhianat Sebenarnya
53 Rasa Cemburu
54 Minta Bantuan
55 Plagiat
56 I Love You
57 Jadian
58 Kangen
59 Ancaman
60 Bekerja Sama
61 Operasi
62 Pulang
63 Aruna Sadar
64 Posesif
65 Dua Garis Merah
66 Kesal
67 Aku Bersedia
68 Gadis Nakal
69 Salah Paham
70 Putus
71 Yang Pertama
72 Akad Nikah
73 Bayang Masa Lalu
74 Olahraga
75 Kekuatan Sihir Cinta
76 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Bekerja
2
Manajer Keuangan
3
Dewi Fortuna
4
Lembur
5
Bukan Tanggung jawab Aruna
6
Sihir Cinta
7
Merebut Posisi
8
Bertemu Seseorang
9
Mengikuti Aruna
10
Waspada
11
Membuat Penasaran
12
Masalah Baru
13
Ganti Rugi
14
Dipelet
15
Pergi ke Bengkel
16
Perintah Mami
17
Mungkin Saja
18
Merayakan Keberhasilan
19
Niat Buruk
20
Dibawa Pulang
21
Terkejut
22
Salah Paham
23
Menyembunyikan Sesuatu
24
Mengungkapkan Perasaan
25
Mengantarkan Kerja
26
Menginterogasi
27
Meminta Rekaman CCTV
28
Permintaan Kezia
29
Syarat Lagi?
30
Membelikan Baju
31
Sekongkol dengan Ara
32
Sebuah Lelucon
33
Bukti Konkret
34
Menghapus Rekaman
35
Menemui Alfath
36
Pacar Siapa?
37
Dilema
38
Jalur Putri
39
Datang ke Rumah Papa
40
Terkejut
41
Melenyapkan Diri
42
Berteman
43
Merasakan Cinta
44
Misi Pengejaran
45
Rencana Berhasil
46
Diobati Aruna
47
KEZIA 1
48
Kezia 2
49
Melupakan Semuanya
50
Orang Pertama
51
Ketahuan
52
Pengkhianat Sebenarnya
53
Rasa Cemburu
54
Minta Bantuan
55
Plagiat
56
I Love You
57
Jadian
58
Kangen
59
Ancaman
60
Bekerja Sama
61
Operasi
62
Pulang
63
Aruna Sadar
64
Posesif
65
Dua Garis Merah
66
Kesal
67
Aku Bersedia
68
Gadis Nakal
69
Salah Paham
70
Putus
71
Yang Pertama
72
Akad Nikah
73
Bayang Masa Lalu
74
Olahraga
75
Kekuatan Sihir Cinta
76
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!