...***...
Setelah selesai dengan urusan perutnya. Aruna kembali ke ruangan rapat. Semua orang sudah hadir, kecuali direktur utama yang memang sedang berhalangan, karena masih ada job di luar negeri. Surya—pemimpin dari PT. Suryafood sudah memercayakan semuanya kepada wakil direkturnya. Semua orang di sana tampak tertegun melihat kedatangan Aruna. Terutama Juno. Sebagai karyawan baru, tentu saja Aruna baru pertama kali mengikuti rapat tahunan di perusahaan tersebut. Sialnya, baru sehari bekerja dia sudah harus menghadapi meeting penting seperti itu.
"Maaf, tadi saya sakit perut," ucap Aruna, sambil sedikit membungkukkan tubuhnya. Namun, saat kedua matanya bertemu pandang dengan Juno. Keduanya sama-sama tertegun sejenak. Pun tidak menyangka, jika akan bertemu di meeting tahunan dewan direksi.
Namun, keduanya tidak berani saling menyapa. Pura-pura tidak kenal dan belum pernah bertemu sebelumnya. Hingga acara rapat itu pun di mulai. Semua direksi menjelaskan tentang bagian pekerjaannya masing-masing.
"Kami menemukan adanya kejanggalan di laporan data keuangan tahun lalu. Kenapa harus ada understating asset di sini. Sedangkan selama ini, modal yang dikeluarkan selalu sama setiap tahunnya. Harusnya kalau tidak ada kenaikan, aset dan laba kita tetap flat saja," jelas kepala komite audit eksternal pihak pemegang saham—Wandi. Dan inilah masalah penting yang akan dibahas dalam meeting tersebut.
Semua orang terdiam sejenak, tetapi Aruna malah tersenyum tipis. Gadis itu mengangkat sebelah tangannya. Meminta izin untuk menjelaskan hasil temuannya kemarin. Sama persis dengan apa yang dikatakan oleh tim audit eksternal.
Aruna meneliti segala bentuk kemungkinan yang menyebabkan kesalahan itu terjadi. Dia pun menjelaskan secara detail tentang laporan keuangan yang baru dia pelajari beberapa jam yang lalu. Memang ada kejanggalan, Aruna memprediksikan kesalahan itu karena dua kemungkinan yaitu adanya kekeliruan atau error yang mengandung unsur ketidaksengajaan dan kecurangan atau fraud yang memang disengaja dilakukan. Aruna berjanji akan menemukan penyebab di balik kekacauan itu. Semua orang terkesan dengan kinerja Aruna, termasuk Juno. Ia seperti dewi fortuna bagi perusahaan tersebut. Seolah ada kekuatan magic yang membuat Juno sedikit tertarik dengan sosok Aruna. Walaupun pada awalnya dia meragukan gadis tersebut karena penampilannya yang tidak enak dipandang.
...***...
Rapat tahunan itu berlangsung selama dua jam, dengan hasil yang belum memuaskan bagi pihak investor atau pemegang saham.
"Bu Aruna, aku nggak nyangka ternyata Ibu bisa menemukan masalah ini dengan cepat." Indira memuji kinerja atasannya. Kini, mereka sudah berada di ruangan divisi keuangan.
"Aku hanya melihat ada yang rancu dari laporan tahun lalu. Makanya tadi pagi aku meminta kamu buat mencari berkas fisiknya untuk memastikan lagi," terang Aruna.
"Halah, aku yakin kamu itu cuma ikut-ikutan tim auditor aja, kan? Mana mungkin masalah keuangan perusahaan yang komplek itu bisa ketahuan dalam semalam doang," sergah Dena meragukan kemampuan Aruna.
"Eh, tapi buktinya semua orang sangat terkesan dengan kinerjanya bu Aruna, termasuk investor utama kita. Aku dengar mereka memuji bu Aruna saat mereka berjalan menuju keluar kantor kita.
Dena mendengus sebal. Bisa-bisanya Aruna yang anak baru bisa langsung mendapatkan pujian. Sedangkan Aruna hanya melontarkan senyuman samar.
"Oh, iya, Bu Dena. Laki-laki muda yang bersama pak Wandi itu tim audit eksternal juga? Kenapa dia hanya diam saja dari tadi?" Aruna bertanya tentang Juno. Laki-laki yang sudah menabraknya saat di kamar mandi.
"Yang tampan itu?
"Hmm ... lumayan, lah," sahut Aruna sejenak berpikir.
"Ya, ampun ... lelaki setampan itu kamu cuma bilang lumayan! Kayaknya kacamata kamu kurang besar, deh, Na. Dia itu CEO tampan dari perusahaan dagang terbesar di Indonesia, sekaligus investor utama perusahaan kita. Memangnya dia keliatan seperti auditor?" sanggah Dena berapi-api.
"Ya, aku nggak tahu, Bu Dena. Emang di wajahnya dia ada tertulis kata 'CEO', gitu?"
Dena menghela napas kasar, dia berpikir mungkin Aruna punya kelainan. "Kamu masih normal, kan?" tanyanya memastikan.
"Maksudnya?" Aruna mengernyitkan kening.
"Ya, itu ... kamu masih suka sama laki-laki, kan?"
Aruna tergelak mendengar perkataan Dena. "Bu Dena ini ada-ada saja. Tentu saja aku normal, tapi bukan berarti setiap laki-laki tampan langsung aku sukai," ucapnya setelah tawanya reda, lalu melanjutkan pekerjaannya.
...***...
Sedangkan di sisi lain, di sebuah kantor pusat perusahaan dagang terbesar. Seorang CEO tampan tengah sibuk dengan pekerjaannya. Namun, dari tadi pikirannya seolah terbagi dua. Bayangan seorang gadis selalu melintas di pelupuk matanya.
"Ah, sial! Kenapa aku terus mengingat perempuan kolot itu? Apa otakku sudah bermasalah? Mana mungkin aku tertarik dengan perempuan tua macam dia!" decak Juno sambil mengacak rambutnya.
Bersamaan dengan itu, kedatangan sekertaris sekaligus teman baik Juno mengalihkan atensinya. "Anda kenapa, Pak?" tanya Kezia pada atasannya.
"Aku baik-baik aja," jawab Juno kembali fokus pada pekerjaan.
Kezia mengedikkan bahu, lalu menyodorkan berkas yang dia bawa. "Ini laporan penjualan minimarket kita yang di daerah Jawa," ucap Kezia.
Juno menerima berkas itu dan memeriksanya sejenak. "Baiklah, nanti aku cek," seru Juno sambil menutup berkas itu dan menyimpannya di pojok kiri mejanya. "Oh, iya, Zie ... mami nyuruh kamu ke rumah setelah pulang kerja. Nggak tahu, dia mau apa."
Kezia yang hendak pamit jadi tersenyum tipis. Merupakan hal yang paling membahagiakan untuk dirinya, yaitu bertemu dan akrab dengan keluarganya Juno. Karena sesungguhnya, perempuan berumur dua puluh enam tahun itu sudah lama menaruh hati kepada atasannya tersebut.
"Baiklah, nanti aku ke sana."
"Bareng aku aja! Hari ini aku mau pulang ke rumah mereka," tukas Juno, yang membuat senyum Kezia semakin mengembang saja.
"Yang bener? Tumben?" seru Kezia pura-pura tidak peduli.
"Aku juga disuruh pulang sama mami. Katanya udah lama aku nggak pulang," ujar Juno.
"Oh, gitu. Aku pamit dulu, deh. Nanti kalau jam pulang hubungi aku, ya!" pamit Kezia. Ia ingin segera meluapkan rasa bahagianya. Berjoged ria seperti keadaan hatinya sekarang ini. "Yes, kesempatan aku buat jadi menantu keluarga Kingsley semakin dekat," gumam Kezia sambil mengulum senyumnya.
"Hmm ...." Juno hanya bergumam mengiyakan perkataan Kezia tanpa melihat wajah Kezia sama sekali, karena fokusnya sekarang sudah pada laptopnya lagi.
...***...
Waktu pun berjalan dengan cepat. Tepatnya pada pukul 17.00 WIB, jam kerja di perusahaan Juno sudah berakhir. Juno menemui Kezia di meja kerjanya, dan perempuan itu terlihat sedang mempercantik dirinya dengan riasan yang tidak pernah luput dari tas kerjanya.
"Ngapain kamu dandan dulu? Cuma ketemu sama mami doang, kayak ketemu pacar aja," lontar Juno sambil memperhatikan Kezia yang tengah memoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude.
Kezia adalah perempuan yang sangat cantik. Hanya dipoles dengan make-up ringan saja sudah menambah kadar kecantikannya berkali-kali lipat. Namun, Juno sama sekali tidak pernah tertarik dengan perempuan itu. Maka dari itu, Kezia sedang berusaha untuk merebut hati orang tuanya Juno. Barangkali dengan bantuan mereka, Kezia bisa mendapatkan hati Juno.
...***...
Next besok, ya. Author minta dukungan kalian ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Neni
Juno yg kebayang bayang Aruna, eh aruna mah lempeng weeh.... 😂😂😂
2022-05-28
1
𝕱𝖘Ayu Claⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈ᵇᵃˢᵉ☀️
Cieee...Juno terbayang² sama Aluna yg berpenampilan sprt emak²😂😂
2022-05-28
1
⏤͟͟͞Re❦︎ off✦ꫝ꠹ ᵇᵃˢᵉ🎯🍇🐊
klo dh iri emng susah den...dena...
2022-05-28
1