...***...
"Keluar!" Sekali lagi Juno berteriak sambil berkali-kali mengetuk kaca mobil. Aruna pun melepas seatbelt yang membelit tubuhnya sebelum dirinya membukakan pintu mobil untuk keluar dari sana.
"Kamu nggak punya ma– ... Aruna?" Juno begitu terkesiap. Manakala melihat pengemudi yang keluar dari dalam mobil itu ternyata Aruna. "Ck, sial!" Juno berdecak kesal. Setelah semalam dia memutuskan untuk tidak mau mengganggu perempuan itu lagi, tetapi justru takdir malah mempertemukan mereka dengan cara seperti ini. Juno jadi berpikir, kenapa dunia ini terasa sempit sekali.
Aruna mendorong kacamatanya sambil mengerjap gugup. "Pa–Pak Juno, maaf, ya. Aku nggak sengaja. Aku bakal ganti rugi, kok. Tenang aja!" tutur Aruna memasang wajah serius.
Juno menghela napasnya. Sungguh, menatap kedua manik coklat perempuan itu membuat hatinya hampir saja goyah. Semalam, lewat rapat panggilan video dengan kedua sahabatnya–Abizar dan Devan. Juno mendapatkan saran agar ia harus bersikap cuek dan jutek kepada Aruna ketika mereka bertemu pandang. Itulah salah satu cara agar dirinya terbebas dari rasa penasarannya dari gadis tersebut. Juno merasa rasa penasarannya terhadap Aruna adalah sebuah kegilaan.
"Tentu saja kamu harus ganti rugi!" seru Juno dengan nada sedikit tinggi.
Aruna tersentak tidak percaya. Sikap Juno sekarang sangat berbeda dengan sikapnya yang semalam. Saat dirinya memberikan makan pada lelaki tersebut. Begitu sopan dan lemah lembut.
"Kenapa bengong? Ganti rugi sekarang!" Juno semakin garang. Suasana pun jadi berubah tegang.
"Maaf, Mas. Kalian bisa menyelesaikan masalah ini di sebelah sana saja? Lampu ijonya udah nyala. Macet, tuh, Mas." Seorang pengendara mobil lainnya pun ikut bergabung dengan perdebatan mereka. Juno mengalihkan pandangannya pada rambu-rambu lampu lalu lintas. Kemudian beralih pada kemacetan yang sudah mengular gara-gara mobilnya dan mobil Aruna berada di paling depan.
"Iya, Mas. Saya bisa minta tolong buat bawa mobil cewek ini ke pinggir jalan sebelah sana! Saya takut dia kabur dan nggak mau bertanggung jawab sama mobil saya," pinta Juno pada lelaki tersebut yang dibalas dengan anggukan kepala tanda bersedia. Juno pun menarik tangan Aruna. "Kamu ikut aku!" Aruna tidak bisa menolak, ia ikut masuk ke dalam mobilnya Juno dengan terpaksa.
...***...
Aruna masuk ke ruangan kerjanya dengan langkah gontai. Setelah melewati negosiasi yang sedikit alot dan panjang. Akhirnya Aruna benar-benar datang kesiangan. Mobilnya pun harus ia titipkan di bengkel untuk perbaikan, sehingga Aruna harus pergi bekerja dengan menggunakan taksi online.
"Jam segini baru datang. Anak baru zaman sekarang emang keren, ya!" Sindiran tajam itu terlontar dari mulut Dena. Aruna yang baru memasuki ruangan divisinya pun tidak peduli. Kaki jenjangnya tetap berjalan menuju kursi kebesarannya tanpa berhenti.
"Bu Aruna kenapa? Itu muka lecek banget, kayak belum disetrika," celetuk Indira sambil mengamati wajah Aruna.
Aruna menghela napas sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Pikirannya masih dipenuhi dengan peristiwa kecelakaan tadi. Terutama masalah ganti rugi. "Kalian tahu, nggak, bagaimana caranya mendapatkan uang lima milyar dalam seminggu?" tanyanya dengan wajah lesu.
"Berapa, Bu?" Indira sontak terlonjak mendengar nominal uang yang disebutkan oleh Aruna.
"Jual ginjal." Dena memberikan solusi dengan asal. Sedangkan Yoga yang telinganya disumpel oleh headset dengan musik yang kencang, dari tadi hanya fokus dengan layar komputernya, sehingga dia tidak ikut nimbrung dengan obrolan kaum hawa.
Aruna mendongak, pandangannya tertuju pada Dena. "Memangnya ginjal semahal itu?" tanyanya lugu.
"Ish, Bu Dena kalau ngasih solusi serem amat. Jangan didengerin, Bu Aruna. Itu terlalu murah buat harga ginjal manusia yang begitu sempurna," sahut Indira malah membuat Aruna semakin penasaran.
"Bisa lebih mahal lagi?" tanya Aruna memasang wajah serius.
Hal itu membuat Dena yang tadinya hanya asal bicara jadi menatap Aruna dengan tatapan tidak percaya. "Kamu nggak beneran mau jual ginjal, kan?" tanyanya kemudian.
"Hemm ... aku serius. Aku harus mendapatkan uang itu dengan segera. Lima milyar bukan uang yang sedikit. Seminggu, dari mana coba aku dapatkan uang itu?" erang Aruna sambil menangkup wajahnya dengan telapak tangan.
"Uang segitu banyak buat apa, Bu?" tanya Indira penasaran.
Aruna menatap Indira dan Dena bergantian. Ia ingin cerita, tetapi jika mereka tahu Aruna sedang bermasalah dengan pemilik perusahaan yang menjadi investor utama di perusahaan mereka, mungkin Aruna akan menjadi tranding topik di perusahaan itu. Gosip dengan berbagai spekulasi akan menyebar dengan cepat. Aruna tidak mau itu terjadi.
"Tadi aku nabrak mobil orang, dan pemiliknya minta ganti rugi sebesar 5M." Akhirnya Aruna bercerita intinya saja.
"Gila, memangnya mobil apa yang Ibu tabrak? Mobilnya sampe ringsek, ya?" Indira begitu menohok dengan kedua mata membulat sempurna.
"Pokoknya mobil mewah. Dia mintanya segitu. Katanya harga bamper belakang mobilnya emang segitu."
"Itu, sih, namanya pemerasan, Bu. Uang segitu bisa beli mobil baru. Jangan percaya! Modus itu."
Aruna berpikir sejenak. Kata-kata Indira memang ada benarnya. Bahkan harga mobilnya saja tidak sampai lima milyar. Uang segitu bisa membeli lima mobil seperti miliknya sekarang.
"Merk mobilnya apa?" Dena jadi penasaran.
"Lamborghini."
Dena mengernyitkan keningnya. "Kayaknya kamu emang harus jual ginjal, deh, Na!" serunya membuat Aruna langsung down lagi.
"Yang punya mobilnya cowok apa cewek, Bu?" Giliran Indira bertanya.
"Cowok," jawab Aruna lemas.
"Nikahin aja, Bu! Biar langsung lunas."
Astaga ... Aruna ingin sekali menyumpal mulut kedua rekan kerjanya itu. Solusi yang mereka berikan tidak ada satu pun yang benar.
"Udah, lah. Ngomong sama kalian malah bikin kepalaku tambah pusing," sungut Aruna. Mulutnya berdecak, lalu menghela napas panjang. Menghirup banyak-banyak oksigen agar otaknya sedikit lebih fresh. Ia pun membuka laptopnya dan memilih untuk bekerja dengan tenang. Sejenak melupakan masalah yang baru saja menimpanya.
...***...
Sore harinya, di sebuah restoran yang terletak agak jauh dari kantor tempatnya bekerja, Aruna membuat janji temu dengan seseorang. Setelah berpikir panjang dan gagal mendapatkan solusi yang cemerlang untuk menyelesaikan masalahnya. Akhirnya tujuan Aruna adalah seseorang yang ia pikir bisa diandalkan. Aruna berniat meminjam uang kepadanya, karena cuma dia yang bisa membantu Aruna secara cuma-cuma. Begitulah pikirnya.
"Papa bisa saja memberikan uang itu sama kamu, tapi ada syaratnya," ucap seorang laki-laki paruh baya yang duduk berhadapan dengan Aruna di meja makan restoran tersebut.
"Apa syaratnya?" tanya Aruna tanpa basa basi.
"Kamu harus tinggal di rumah papa lagi, lalu meminta maaf pada ibu dan kakakmu!"
"Mereka bukan ibu dan kakakku," tukas Aruna.
Lelaki itu mengedikkan bahu, sembari mencebikkan bibirnya. "Terserah, kalau kamu mau papa bantu, ya, harus ikuti syarat yang papa kasih. 5M itu bukan uang yang sedikit, loh. Gaji kamu selama setahun juga nggak akan terkumpul segitu," ejeknya.
"Papa emang nggak pernah sayang sama aku," seru Aruna. Kedua sudut matanya mulai berkaca-kaca, tetapi Aruna berusaha menahannya dengan mengerjap beberapa kali, agar kilatan bening itu tidak sampai pecah menjadi butiran air mata.
"Kamu yang egois, Aruna. Dari dulu papa selalu sayang sama kamu, begitupun ibumu. Tapi kamu selalu berpikiran buruk tentang dia. Sampai kapan kamu terus-menerus membencinya?"
Aruna memutar kedua matanya malas, lalu beranjak dari kursinya. "Aku nggak mau bahas ini, Pah. Kalau Papa nggak bantu nggak apa-apa. Aku akan menyelesaikan masalahku sendiri. Makasih atas waktunya. Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam." Lelaki yang disebut 'papa' oleh Aruna itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Menatap kepergian anaknya yang begitu keras kepala.
...***...
Next besok, ya. Jangan lupa like dan komentarnya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩFajar¹
nge prank kali si Juno,biar Aruna gak bisa bayar terus modus pake cara yang lain bayarnya..
2023-01-20
0
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
yauda nikah kontrak aja Aruna 🤭
2022-06-09
0
Neni
udah nikahin aja Juno biar lunas utangnya, ikuti saran Indira... aku sih iyeesss🤭😂
2022-05-29
0