Manajer Keuangan

...***...

"Selamat pagi, Bu Aruna!" sapa resepsionis yang bernama Mita. Dia yang diberitahu oleh temannya tentang jabatan Aruna di perusahaan itu menjadi canggung sekali ketika bertemu dengan Aruna lagi.

"Pagi juga, Mbak," balas Aruna dengan ramah.

Mita tersenyum sambil membungkukkan badan. Dia merasa bersalah karena sebelumnya telah meremehkan Aruna dan menganggapnya sebagai cleaning service. "Salah siapa penampilannya kayak gitu," cibir Mita setelah Aruna pergi menjauh.

"Makanya jangan suka menilai orang dari casing-nya aja! Tahu rasa, kamu. Ternyata dia itu seorang manajer." Akbar yang menjadi cleaning service sebenarnya mengejek Mita sembari terkekeh.

"Diem, kamu! Sana kerja!" sentak Mita. Akbar pun pergi sambil tertawa.

...***...

"Selamat pagi, semua." Aruna menyapa semua orang yang ada dalam ruangan divisinya.

"Pagi, Bu Aruna," balas Indira sambil tersenyum lebar. Sedangkan Dena hanya menoleh sebentar, lalu sibuk kembali dengan kegiatannya berdandan.

Aruna duduk di kursi kebesarannya, berbenah diri sebelum dirinya memulai pekerjaan. "Ra, boleh minta tolong ambilkan berkas laporan keuangan tiga tahun ke belakang," titah Aruna kepada Indira. Gadis itu pun pergi melakukan tugasnya.

Dena yang mendengar pun bertanya, "Buat apa minta berkas laporan itu? Bukannya semua data laporan tahun lalu sudah diinput dalam komputer?"

Aruna membenarkan posisi kacamatanya. "Buat jaga-jaga," jawabnya tanpa menoleh. Fokusnya hanya pada layar persegi panjang yang menampakkan deretan pekerjaannya.

Dena mengernyitkan keningnya, lalu mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli. Ia pun melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Hingga lima belas menit berlalu, Indira sudah kembali dengan membawa setumpuk berkas yang diminta oleh Aruna. "Ini berkasnya, Bu." Indira menyimpan berkas itu di atas meja Aruna.

"Makasih, ya," ucap Aruna.

Indira menoleh pada Dena yang belum juga selesai mematut wajahnya di depan cermin. "Bu Dena, belum selesai juga itu dandannya? Memangnya Bu Dena mau kondangan, ya?" celetuk Indira dengan polosnya.

Aruna hampir saja tergelak mendengar kepolosan anak buahnya itu. Ekor matanya melirik ke arah Dena yang sudah memasang wajah garang. "Dengerin, ya, anak kecil! Hari ada rapat tahunan, jadi aku harus terlihat cantik. Memangnya kayak seseorang, yang nggak mementingkan penampilan padahal dia punya jabatan."

Aruna terdiam sejenak. Dia tahu jika seseorang yang dimaksud Dena adalah dirinya. Namun, Aruna tidak mau memedulikan hal itu. Dia tetap bersikap biasa saja dan fokus bekerja.

"Maksud Bu Dena penampilan Bu Aruna, kan?" Dengan polosnya Indira bertanya. Membuat Aruna harus menghela napas kasar. Dia yang tadinya mau mengabaikan, malah dibuat kesal oleh asistennya sendiri.

"Bukan aku, loh, yang ngomong, Aruna." Dena merasa menang. Perkataannya memang kenyataan. Dirinya yang merasa lebih tua dan lebih senior daripada Aruna merasa enggan untuk menyebut Aruna dengan panggilan 'ibu'.

...***...

Ketika hari menjelang siang, dan satu jam lagi waktu istirahat bagi karyawan. Aruna masih mempelajari data keuangan di perusahaan tersebut. Wajahnya terlihat serius. Sesuatu yang ia temukan semalam ketika mempelajari file laporan keuangan beberapa tahun ke belakang, sepertinya memang benar. Ia menemukan beberapa kejanggalan pada laporan tahun-tahun sebelumnya.

Di saat yang bersamaan, kedatangan Danu yang masuk ke ruangan divisi keuangan menyita atensi mereka yang di sana. "Siap-siap, ya! Lima belas menit lagi kita ada meeting tahunan bersama investor, kebetulan investor kita sudah datang.Tolong, jangan kesalahan apa pun! Karena kali ini CEO-nya juga ikutan hadir," pinta Danu.

"Hah? CEO yang katanya tampan itu, Pak?" tanya Dena antusias.

"Iya, Pak Juno mau datang," jawab Danu, "tolong persiapkan laporan yang dibutuhkan. Ini meeting penting, katanya ada sedikit masalah dengan perusahaan kita. Kita harus berjuang untuk mempertahankan kepercayaan investor kita ini," lanjut Danu lalu berlalu dari ruangan itu.

"Kok, tumben? Biasanya, kan, cuma diwakilkan sama asistennya. Kayaknya masalahnya cukup besar," ujar Dena pelan sembari berpikir. "Tapi bagus, sih. Aku jadi bisa lihat CEO tampan itu. Kali aja kepincut sama aku, kan?" Dena dengan percaya diri mematut riasan wajahnya di depan cermin kecilnya.

"Dih, Bu Dena. PeDe amat!" celetuk Indira.

"Syirik aja!" cebik Dena sembari mendelikkan kedua matanya. Lalu beralih kepada Aruna yang tidak ikut nimbrung dengan perbincangan mereka. "Aruna, mau pinjem make-up aku, nggak?" Dena menawarkan alat kecantikan miliknya.

Aruna mengalihkan pandangannya dari layar laptop pada Dena. "Pinjem apa, Bu?" tanyanya balik. Saking fokusnya bekerja. Dia tidak terlalu mendengar jelas perkataan Dena.

"Pinjem make-up aku. Buat persiapan meeting nanti," ujar Dena.

"Emang perlu, ya?" Aruna mengernyitkan keningnya.

"Ck, udah, lah. Susah kalau ngomong sama emak-emak," cibir Dena sembari berdecak.

Aruna ingin sekali mendebat pernyataan Dena yang menyebutnya seorang 'emak-emak', tetapi urung karena dia pikir tidak akan ada gunanya. Aruna pun memilih untuk mengabaikan Dena, dan kembali fokus pada berkasnya.

***

"Bu Dena, nitip berkasku, ya! Aku mau ke toilet sebentar," pinta Aruna ketika beberapa menit lagi rapat akan dimulai.

"Jangan lama-lama! Sebentar lagi rapatnya akan dimulai. Katanya pak Juno itu tidak suka dengan keterlambatan," seru Dena dengan nada serius.

"Iya," sahut Aruna sambil berlalu. Ia tidak terlalu mendengarkan kata-kata Dena. Keinginannya untuk menghilangkan rasa sakit di perutnya begitu mendesak. Membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Saat berada di koridor menuju kamar mandi, Aruna tidak sengaja menabrak tubuh seorang laki-laki gagah dan tampan. Karena terlalu terburu-buru ia tidak memperhatikan langkahnya. Kedua matanya yang terbungkus bingkai kaca itu sejenak beradu pandang dengan netra pekat milik Juno. "Maaf, Pak, maaf! Saya tidak sengaja. Saya buru-buru," seru Aruna sambil meringis dengan tangan memegang bagian perut.

Lelaki yang bernama Juno Albercio Kingsley itu memindai penampilan Aruna dari atas sampai ke bawah. "Wanita ini terlihat masih muda, tapi kenapa penampilannya seperti ibu-ibu tua," batin Juno.

"Bapak bisa minggir, nggak? Saya mau lewat." Suara Aruna mengembalikan kesadaran Juno.

"Anda mau ke kamar mandi?" tebak Juno karena melihat ekspresi wajah Aruna. Dan Aruna menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Juno pun menggeser tubuhnya agar Aruna bisa melewati koridor menuju kamar mandi. "Anda harus hati-hati! Saya lihat area lantai kamar mandinya baru saja di pel. Kalau tidak, Anda bisa saja ja—"

"Aah ...."

Brug!

Belum juga Juno menyelesaikan perkataannya. Aruna sudah terpelanting dan duduk di atas lantai yang licin. Juno tahu keadaan lantai kamar mandi itu, karena dirinya juga habis dari sana.

Juno sejenak terperangah, kemudian melangkahkan kaki untuk menolong Aruna. Apa Anda tidak bisa berjalan pelan saja!" ucapnya sambil mengulurkan tangan. Memberikan bantuan agar Aruna bisa berdiri. Aruna pun meraih tangan Juno. Entah kenapa ada perasaan aneh yang menggelayar dalam tubuh Juno ketika berpegangan tangan dengan Aruna. Juno sangat suka melihat manik-manik berwarna coklat cerah milik Aruna.

"Terima kasih," ucap Aruna setelah berhasil berdiri. "Ah, sepertinya pinggangku bermasalah," batin Aruna sambil memegang pinggangnya yang terasa seperti mau patah. Namun, ketika rasa sakit di bagian perutnya kembali mendesak. Ia pun segera melesat. "Maaf, Pak. Saya permisi."

Juno menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aruna. Lalu mengedikkan bahu sebelum dirinya berlalu.

...***...

to be continue...

Minta dukungannya, ya. Like, comment, favorite, dan giftnya ❤

Terpopuler

Comments

istri nya suga

istri nya suga

yang jdi juno nya sapa
spil pemeran juno nya 😊😊

2023-06-10

1

istri nya suga

istri nya suga

manusia munafik

2023-06-10

0

Neni

Neni

perjumpaan pertama kali di depan toilet, gegara kebelet lagi😅😅

2022-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Bekerja
2 Manajer Keuangan
3 Dewi Fortuna
4 Lembur
5 Bukan Tanggung jawab Aruna
6 Sihir Cinta
7 Merebut Posisi
8 Bertemu Seseorang
9 Mengikuti Aruna
10 Waspada
11 Membuat Penasaran
12 Masalah Baru
13 Ganti Rugi
14 Dipelet
15 Pergi ke Bengkel
16 Perintah Mami
17 Mungkin Saja
18 Merayakan Keberhasilan
19 Niat Buruk
20 Dibawa Pulang
21 Terkejut
22 Salah Paham
23 Menyembunyikan Sesuatu
24 Mengungkapkan Perasaan
25 Mengantarkan Kerja
26 Menginterogasi
27 Meminta Rekaman CCTV
28 Permintaan Kezia
29 Syarat Lagi?
30 Membelikan Baju
31 Sekongkol dengan Ara
32 Sebuah Lelucon
33 Bukti Konkret
34 Menghapus Rekaman
35 Menemui Alfath
36 Pacar Siapa?
37 Dilema
38 Jalur Putri
39 Datang ke Rumah Papa
40 Terkejut
41 Melenyapkan Diri
42 Berteman
43 Merasakan Cinta
44 Misi Pengejaran
45 Rencana Berhasil
46 Diobati Aruna
47 KEZIA 1
48 Kezia 2
49 Melupakan Semuanya
50 Orang Pertama
51 Ketahuan
52 Pengkhianat Sebenarnya
53 Rasa Cemburu
54 Minta Bantuan
55 Plagiat
56 I Love You
57 Jadian
58 Kangen
59 Ancaman
60 Bekerja Sama
61 Operasi
62 Pulang
63 Aruna Sadar
64 Posesif
65 Dua Garis Merah
66 Kesal
67 Aku Bersedia
68 Gadis Nakal
69 Salah Paham
70 Putus
71 Yang Pertama
72 Akad Nikah
73 Bayang Masa Lalu
74 Olahraga
75 Kekuatan Sihir Cinta
76 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Bekerja
2
Manajer Keuangan
3
Dewi Fortuna
4
Lembur
5
Bukan Tanggung jawab Aruna
6
Sihir Cinta
7
Merebut Posisi
8
Bertemu Seseorang
9
Mengikuti Aruna
10
Waspada
11
Membuat Penasaran
12
Masalah Baru
13
Ganti Rugi
14
Dipelet
15
Pergi ke Bengkel
16
Perintah Mami
17
Mungkin Saja
18
Merayakan Keberhasilan
19
Niat Buruk
20
Dibawa Pulang
21
Terkejut
22
Salah Paham
23
Menyembunyikan Sesuatu
24
Mengungkapkan Perasaan
25
Mengantarkan Kerja
26
Menginterogasi
27
Meminta Rekaman CCTV
28
Permintaan Kezia
29
Syarat Lagi?
30
Membelikan Baju
31
Sekongkol dengan Ara
32
Sebuah Lelucon
33
Bukti Konkret
34
Menghapus Rekaman
35
Menemui Alfath
36
Pacar Siapa?
37
Dilema
38
Jalur Putri
39
Datang ke Rumah Papa
40
Terkejut
41
Melenyapkan Diri
42
Berteman
43
Merasakan Cinta
44
Misi Pengejaran
45
Rencana Berhasil
46
Diobati Aruna
47
KEZIA 1
48
Kezia 2
49
Melupakan Semuanya
50
Orang Pertama
51
Ketahuan
52
Pengkhianat Sebenarnya
53
Rasa Cemburu
54
Minta Bantuan
55
Plagiat
56
I Love You
57
Jadian
58
Kangen
59
Ancaman
60
Bekerja Sama
61
Operasi
62
Pulang
63
Aruna Sadar
64
Posesif
65
Dua Garis Merah
66
Kesal
67
Aku Bersedia
68
Gadis Nakal
69
Salah Paham
70
Putus
71
Yang Pertama
72
Akad Nikah
73
Bayang Masa Lalu
74
Olahraga
75
Kekuatan Sihir Cinta
76
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!