USULAN

Di dalam mobil Kirana hanya terdiam sambil bersandar di bahu Ibu nya. Tanpa ada sepatah katapun pembicaraan antara Kirana dan kedua orang tuanya.

Pak Bahari sibuk mengemudikan mobil sembari terus memikirkan jalan keluar untuk mengembalikan keceriaan Kirana.

Begitupun Bu Ratna isterinya, ia benar-benar khawatir dengan keadaan putrinya. Kirana yang biasanya ceria, bawel dan penuh canda sekarang cenderung diam dan pemurung. Belum lagi ia selalu berteriak histeris secara tiba-tiba. Kelakuan Kirana kian hari kian tak masuk akal.

Sesampai di rumah, Bu Ratna segera mengantar Kirana ke kamarnya. Sementara Pak Bahari segera menuju dapur mencari Bi Sari agar mengambilkan minum untuk Kirana.

"Bi..tolong ambilkan air putih dan bawa ke kamar Kirana." perintah Pak Bahari saat mendapati Bi Sari di dapur.

"Baik, Den." lalu Bi Sari segera mengisi segelas air putih.

"Mana Mang Nur, saya mau bicara." ucap Pak Bahari yang langsung duduk di kursi meja makan.

"Ada di belakang, sebentar saya panggilkan dulu." Bi Sari pun menuju pintu belakang.

Lalu ia segera ke kamar Kirana setelah memanggil suaminya. Mang Nur segera menghadap tuan rumahnya.

"Ada apa,Den?" tanya Mang Nur.

Pak Bahari pun menceritakan kejadian barusan di sekolah. Mang Nur memperhatikan dengan seksama setiap perkataan tuannya.

"Apa Kirana harus saya bawa ke psikiater?" ucap Pak Bahari setelah menceritakan semua pada Mang Nur.

Mang Nur hanya terdiam, karena ia fikir apa yang Kirana alami bukan untuk di tangani medis. Mang Nur memang tidak bisa berbuat apa-apa, ia tidak punya ilmu untuk menyembuhkan Kirana. Tapi berdasarkan pengalamannya dulu Mang Nur yakin kalau Kirana itu sedang di ganggu makhluk gaib.

Mereka berdua sampai tidak menyadari kehadiran Bagas di sana yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka.

"Betul tuh usulan Guru nya Kirana, memang harus di bawa ke psikiater. Bagas kan bilang berkali-kali tapi malah disalahkan." ujar Bagas yang tiba-tiba muncul dan langsung duduk di dekat Ayahnya.

Mang Nur yang dari tadi berdiri dan merundukan kepalanya terus berfikir mencari cara untuk memecahkan masalah itu. Dia sama sekali tidak setuju dengan ucapan Bagas ataupun usulan Guru Kirana. Sebenarnya Mang Nur lebih memilih dukun atau paranormal untuk mengobati Kirana, tapi apa daya ia sendiri hanyalah pekerja di rumah ini. Dia tidak berani menyangkal ucapan Bagas ataupun memberi ide untuk membawa paranormal ke rumah ini.

Saat Kirana pingsan saja Mang Nur memberanikan diri mengusulkan meminta air jampi-jampi dari Ki Jaka. Mang Nur tau persis kalau majikannya itu tidak percaya pada hal berbau mistis.

"Semua keputusan ada pada Aden. Saya akan membantu sebisa saya." ucap Mang Nur.

***

Di Kamar Kirana sudah tertidur pulas. Rasa letih yang menyergap tubuhnya membuat Kirana mengantuk. Ia bisa tidur dengan tenang karena ditemani Ibu nya.

Bu Ratna mengelus rambut Kirana. Dia sangat tidak tega melihat kondisi anaknya yang sampai terlihat pucat pasi.

Bu Ratna pelan-pelan bangkit dari ranjang agar Kirana tidak terbangun. Untung saja Kirana tertidur pulas jadi ia bisa keluar dari kamar.

Bu Ratna menyusul suaminya ke belakang. Di ruang makan sudah nampak Mang Nur, Bagas dan suaminya.

"Kita cari psikiater yang bagus di kota. Sesegera mungkin kita bawa Kirana berobat." ujar Bu Ratna penuh kekhawatiran hingga ia langsung mengambil keputusan sendiri.

"Kalau begitu nanti aku cari psikiater yang bagus. Ibu sudah bilang pada Kirana tentang hal ini?" tanya Pak Bahari pada isterinya.

"Belum." Bu Ratna baru sadar kalau ia terlalu gegabah mengambil keputusan.

Kirana pasti akan kecewa dan terluka jika dirinya harus dibawa ke psikiater.

"Loh..kalau gitu kita harus bujuk Kirana nya dulu. Ibu kok langsung ngambil keputusan saja tanpa bicara pada Kirana." ucap Pak Bahari.

"Ibu khawatir." Bu Ratna pun menitikan air matanya.

"Nanti Ibu coba bujuk Kirana." ucapnya pelan sambil menahan tangisannya.

Bagas yang melihat Ibu nya sampai menangis karena ulah Kirana, tentu saja semakin kesal. Bukan Bagas tak menyayangi adiknya, dia hanya kesal karena Kirana tidak mau di ajak untuk berikhtiar demi kesembuhannya sendiri.

Mang Nur hanya terdiam, dia menghormati segala keputusan yang akan di ambil oleh majikannya nanti. Dia hanya berdoa semoga saja Kirana segera pulih. Tetapi jika nanti Kirana sudah di bawa ke psikiater dan tidak membuahkan hasil. Baru ia akan mengusulkan untuk membawa Kirana berobat pada dukun yaitu Ki Jaka.

Terpopuler

Comments

나의 햇살

나의 햇살

ku doakan mudah²an lo kena pelet/santet biar tau rasanya

2022-06-10

2

나의 햇살

나의 햇살

itu kan karena nenek moyangnya. entah apa yg dilakukannya dulu

2022-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!