MENJENGUK KIRANA

Kali ini Fathir berangkat sekolah sendiri. Hati nya merasa hampa dan tak bersemangat padahal sebelum ada Kirana pun dia biasa pergi ke sekolah sendirian.

Tapi kenapa sekarang dia merasa begitu malas untuk bersekolah. Semenjak kehadiran Kirana di kehidupannya,ia merasa ada nyawa ekstra di dalam jiwa . Kirana mewarnai setiap hari yang ia lewati, Kirana pun merubah sikap dinginnya pada perempuan menjadi hangat. Tapi tentunya hanya pada Kirana saja ia bersikap hangat dan penuh kasih.

Sesekali senyuman menyembul di bibir Fathir saat mengingat tingkah Kirana yang ceria, bahkan kadang konyol seperti saat di bawa ngebut di jalanan menuju sekolah oleh Fathir. Gadis cantik itu benar-benar sudah memenuhi seluruh benak dan hatinya.

Mendengar Kirana sakit, ada rasa khawatir dan kecemasan yang berlebih sampai dia sendiri kehilangan semangat menjalani rutinitas nya sebagai siswa.

Tapi tak mungkin juga ia bolos, ia tetap pergi sekolah, nanti saat pulang ia memutuskan untuk ke rumah Kirana . Karena tadi pagi sebelum menjemput Kirana, ia di beritahu oleh Mang Nur kalau nona mudanya sedang sakit dan izin tidak bisa masuk sekolah hari ini.

Mang Nur menitipkan surat keterangan sakit pada Fathir untuk di berikan kepada guru yang mengajar di kelas Kirana.

Waktu seakan begitu lambat dari biasanya, padahal Fathir sangat menantikan jam pulang. Berkali-kali ia melirik arloji di pergelangan tangan, namun waktu seolah membeku dan lama berlalu.

Fathir belum sempat menanyakan Kirana sakit apa pada Mang Nur, karena Mang Nur terburu-buru pergi saat ia hendak menanyakan perihal sakitnya Kirana.

****

KRIINGGG

Suara bel pulang akhirnya berteriak. Semua siswa berhamburan keluar kelas tak terkecuali Fathir.

Ia tergesa-gesa menuju parkiran dan segera menancap gas, kemudian motornyapun melaju meninggalkan sekolah.

Setelah beberapa menit, Fathir pun sampai di depan rumah Kirana.Tak menunggu lama ia segera mengetuk pintu rumah keluarga Pak Bahari.

Bagas yang baru hari ini pulang ke rumah setelah mendengar kabar Kirana,segera membuka pintu depan.Sementara Pak Bahari dan Bu Ratna berada di kamar Kirana,mereka sengaja tidak meninggalkan Kirana sendirian.Sesuai permintaan Kirana yang tak ingin sendiri saat berada di kamar.

Bagas membuka pintu rumah,nampak sosok Fathir di luar.Bagas tak mengenali Fathir, ia menautkan kedua alisnya.

"Maaf mau bertemu siapa?" Tanya Bagas.

"Saya teman Kirana, Bang. Bisa saya menjenguknya? " ucap Fathir sopan.

Bagas baru sadar kalau cowok di hadapannya itu memakai seragam SMA yang tertutup oleh sweater yang di kenakannya.

Bagas terdiam berfikir, takutnya Kirana tidak mau diganggu saat ini. Tapi ada baiknya ia tanyakan dulu pada adiknya itu.

"Silahkan masuk, tunggu disini sebentar. Saya akan temui Kirana dulu,takutnya dia sedang istrahat." ujar Bagas.

Lalu Fathir menundukan sedikit kepalanya dan masuk ke rumah itu.Ia pun segera duduk di kursi yang berada di ruang utama rumah tersebut.

Sementara Bagas masuk ke dalam dan ke kamar Kirana. Bagas bilang pada Kirana dan orang tuanya kalau di depan ada seseorang yang ingin bertemu dengan Kirana. Tapi ia lupa menanyakan nama pada orang tersebut.

Pak Bahari dan Bu Ratna menebak dalam hati,kalau yang datang itu Fathir. Setelah Bagas menyebutkan ciri-cirinya.

"Kamu mau ketemu Fathir?" tanya Bu Ratna pada putrinya yang sedang di suapinya memakan puding.

"Iya Bu..tapi aku mau bicara berdua sama dia,boleh?" tanya Kirana.

"Apa?sama cowok berdua dikamar???" Bagas langsung membulatkan matanya sambil melipat lengannya di depan dada.

Kirana dan orang tuanya langsung menoleh ke arah Bagas yang suaranya sedikit keras saat bicara barusan.

"Pintu kamarnya buka aja,kalian bisa tunggu di ruang tengah." pinta Kirana memelas.

"Memangnya mau bicara apa sih? Kenapa kami harus keluar dan tak boleh ikut mendengarkan." Tanya Bu Ratna lembut.

"Kirana akan membicarakan hal yang tak pernah kalian percayai, hanya Fathir satu-satunya yang mengerti dan mau mendengarkan ceritaku." ucap Kirana sedikit hati-hati takut menyinggung perasaan orang tua nya.

"Mau mendengarkan bukan berarti percaya,lagian kamu halu nya berlebihan sampe sakit kan." celoteh Bagas.

Pak Bahari segera menarik lengan Bagas agar ia keluar dari kamar. Sementara Bu Ratna hanya punya satu cara agar Kirana tidak semakin kecewa padanya,dengan mengizinkan Fathir masuk ke kamar putrinya.

"Baik..Ibu izinin kamu bertemu Fathir, asal kamu jangan murung dan sedih lagi.Kami semua juga Fathir sangat peduli dan menyayangimu.Kami juga percaya padamu." ucap Bu Ratna yang memelankan suaranya di akhir kalimat.

Kirana tau persis keluarganya masih belum percaya dengan apa yang ia alami. Bahkan mungkin tidak akan percaya sama sekali. Kirana menatap nanar Ibu nya saat keluar dari kamar.

Fathir yang masih menunggu di ruang tamu, sangat berharap untuk bisa menemui Kirana. Tak lama kemudian Bu Ratna menghampirinya.

"Nak Fathir, mari Tante antar ke kamar Kirana." ucap Bu Ratna sambil tersenyum.

"Baik tan,terimakasih sudah mengizinkan saya bertemu Kirana." kata Fathir dengan mata berbinar. Kedatangannya kesini tidak sia-sia. Dia tak sabar ingin bertemu dengan Kirana.

Fathir pun segera mengikuti langkah Bu Ratna, saat melewati ruang keluarga nampak Pak Bahari dan Bagas sedang duduk di sofa.

Pak Bahari tersenyum pada Fathir, sementara Bagas hanya membuang muka saat Fathir tersenyum ke arahnya.

"Permisi Om!" ucap Fathir sambil menundukan kepalanya.

"Masuklah, Kirana sudah menunggu di dalam." Ujar Pak Bahari menyambut Fathir dengan ramah.

Bu Ratna mengantar Fathir sampai ambang pintu kamar,Fathir menoleh ke arahnya, ia ragu masuk kamar seorang gadis tanpa bersama orang tua nya.

"Tante tunggu di sofa, biar pintu kamarnya terbuka seperti ini." ucap Bu Ratna yang mengetahui keraguan Fathir.

Fathir pun kemudian masuk ke kamar, beberapa saat Bu Ratna mematung di ambang pintu kamar menatap Kirana dan Fathir, berharap Fathir bisa membantu Kirana untuk tidak berfikir yang aneh-aneh lagi, lalu ia pun segera duduk di sofa bergabung dengan suami dan anak pertamanya.

"Hai..gimana keadaanmu?" sapa Fathir.

Kirana tersenyum tipis, matanya seolah berkata kalau dia tidak baik-baik saja. Tanpa jawaban dari Kirana, Fathir sudah tau kalau gadis di hadapannya ini sedang sangat tertekan.

Fathir mengambil kursi rias yang berada di depan ranjang, lalu ia menghempaskan tubuhnya di kursi kecil itu. Pandangannya kembali menatap Kirana,begitu teduh dan penuh perhatian. Ia menunggu Kirana berbicara.

Namun butiran bening keluar dari sudut mata gadis itu, tangisnya sedikit tertahan karena tidak ingin di dengar oleh orang tuanya yang berada di luar kamar.

Fathir sangat tidak ingin melihatnya bersedih seperti sekarang ini, jika saja bisa ia ingin memeluk erat Kirana dan menenangkan gadis itu dalam dekapannya. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan.

"Jangan seperti ini ,aku mohon. Apapun yang terjadi kamu harus kuat, mungkin ini cara tuhan menyayangimu, atau mungkin Tuhan mengingatkanmu agar selalu mengingat-Nya." Ujar Fathir masih dengan tatapan sendu.

Kirana semakin sesegukan menahan tangisnya, ia ingin segera menceritakan semuanya tapi apa Fathir masih akan percaya dengan ucapannya.Ia ragu, karena yang ia alami sekarang lebih ekstrim kejadiannya dari sebelumnya.

"Ceritalah kalau kamu mau cerita..aku percaya sama kamu, tak ada alasan untuk tidak mempercayaimu. Apalagi melihatmu seperti sekarang ini,tidak mungkin hanya halusinasi." lanjut Fathir dengan serius meyakinkan Kirana.

Kirana pun akhirnya menceritakan semua dari awal sampe akhir,dengan suara sedikit dia pelankan. Fathir pun terkejut mendengar apa yang Kirana katakan.

Kejadian yang sangat amat sulit dipahami nalar namun semua itu benar-benar terjadi, jika tidak tak mungkin gadis cantik di hadapannya itu begitu terpukul.

"Aku akan cari cara untuk mengatasi semua ini,aku janji." ucap Fathir serius.

"Makasih..kamu satu-satu nya orang yang mau percaya sama aku. Padahal keluargaku saja tidak mempercayaiku." ucap Kirana lirih.

"Mereka hanya tidak siap mendengar hal-hal seperti ini, hal yang baru dan asing di dengar. Percayalah, orang tua mu sangat menyayangimu dan mengkhawatirkan mu." Fathir mencoba menenangkan.

"Harusnya merekalah yang lebih dulu percaya sebelum kamu." pekik Kirana.

"Tak semua orang bisa paham tentang makhluk halus, sebagian orang percaya sebagian lagi tidak percaya. Apalagi mereka tidak pernah bergesekan langsung dengan hal berbau mistik. Kalau aku memang pernah bahkan sering menyaksikan kejadian yang berhubungan dengan makhluk halus." terang Fathir.

"Misalnya? Kejadian apa yang pernah kamu alami? Apa seperti aku?" Tanya Kirana.

"Dulu aku belajar agama dengan sesorang,namanya Ustad Sahir. Beliau sering merukiyah orang yang terkena gangguan makhluk halus. Banyak dari mereka yang kesurupan." ujar Fathir.

Fathir pun menceritakan banyak pengalaman spiritual yang ia alami bersama teman-temannya yang dulu ikut belajar agama pada Ustad Sahir.

Kirana antusias mendengarkan cerita Fathir. Banyak ilmu yang ia dapat dari cowok yang satu ini. Selain itu,hatinya pun sekarang sedikit lega dan keadaanya pun mulai membaik.

Setelah cukup lama mengobrol, Fathir izin pulang. Sebelumnya ia sempat memberi saran pada Kirana untuk mencari kesibukan di rumah agar tidak banyak melamun. Misalnya mengerjakan hobi,apapun yang ia sukai hingga mood nya baik dan tidak merasa ketakutan yang berlebihan lagi. Karena menurut Fathir, makhluk halus akan lebih mudah mengganggu orang yang sedikit imannya,banyak melamun,dan terus di hantui rasa takut. Fathir juga menyarankan agar Kirana selalu mengingat Tuhan. Bertawakal dan meminta perlindungan-Nya.

Terpopuler

Comments

Rafa Retha

Rafa Retha

ya...sulit meyakinkan bila tdk/belum pernah rasakan sendiri

2022-10-19

1

나의 햇살

나의 햇살

mereka harus kena sendiri biar percaya

2022-06-10

2

나의 햇살

나의 햇살

katanya percaya tapi dari gerak geriknya seakan gk percaya

2022-06-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!