TEKA TEKI

Sore itu Fathir mengunjungi rumah Mang Nur yang tak jauh dari rumahnya.Dia ingin menanyakan banyak hal pada Mang Nur.

Fathir segera mengetuk pintu rumah Mang Nur.Tak lama kemudia Bi Sari muncul dari balik pintu itu.

" Fathir sini masuk. " ujar Bi Sari mempersilahkan Fathir masuk.

" Mamang mana Bi? " tanya Fathir.

" Ada bentar.Pak..pak..ini ada Fathir." teriak Bi Sari kearah dalam.

Lalu Mang Nur pun menghampiri mereka.Sementara Bi Sari segera masuk ke dalam untuk membawa teh hangat untuk keponakannya itu.

"Mang aku mau tanya,apa benar yang orang-orang bilang kalau keluarga Kirana..."ucapan Fathir segera di potong oleh Mang Nur.

"Huss,,jangan ngawur kamu. Jangan kemakan omongan orang.Kalau sampai ucapan mu terdengar oleh Kirana dan keluarganya pasti mereka marah. " tegas Mang Nur.

" Maaf mang,saya cuma heran saja dengan kejadian yang tadi saya alami di rumah Kirana. " kata Fathir.

" Kejadian apa? Gak ada apa-apa. Jangan dikit-dikit tahayul,mamang mu ini sering tinggal disana gak pernah terjadi apapun,nih masih hidup dan sehat gini. " jelasnya.

Fathir pun mengikuti ucapan mamangnya itu, berfikir logis dengan kejadian tadi siang.Benar juga apa kata Mang Nur, beliau saja yang hampir tiap hari disana bertahun tahun mengurusi rumah tua itu masih segar bugar dan tak terjadi apapun pada nya.

"Iya mang,maaf.Mungkin karena tadi di sekolah ada yang kerasukan jadi saya menyangkut pautkan kejadian itu dengan rumah keluarga Kirana." Fathir berhenti sejenak lalu kembali bicara.

"Beberapa anak membantu Pak Najib mengobati Novi yang kerasukan,mereka bilang setan itu menyebut nama Kirana.Apa mungkin setan itu kenal sama Kirana?" Fathir sedari tadi tidak mengatakan apa yang ia ketahui pada Kirana, tanpa ia bicara pun Kirana sudah sangat punya firasat lain atas kejadian kerasukan itu.

Fathir tak ingin membuat Kirana semakin takut dan khawatir.

"Sembarangan kalau ngomong,namanya juga setan ya banyak tipu muslihatnya.Udah sana pulang bentar lagi magrib." Mang Nur segera masuk kedalam meninggalkan Fathir yang masih terduduk di ruangan itu.

Fathir sedikit heran dengan sikap Mang Nur,tak biasanya roman nya seperti itu.Mungkin Mang Nur kelelahan setelah seharian ia bekerja di rumah Kirana.

Fathir segera berdiri dan berniat keluar dari rumah Mang Nur.Namun Bi Sari mencegahnya sebentar sambil berbisik.

"Jangan coba-coba ikut campur urusan keluarga itu." suara parau Bi Sari membuat bulu kuduk Fathir merinding.

Hal yang tak biasa dilakukan orang seramah Bi Sari,mencengkram lengannya dan menatap tajam ke arahnya.

"Iya Bi,saya pulang dulu." lalu Fathir pun keluar dari rumah itu sembari hatinya terus melantunkan do'a pada sang khalik untuk diberi perlindungan dari apapun yang dapat mengganggunya.

Ia teringat Ustad Sahir yang selalu mengajarinya mengaji,jika kita merasakan hal yang aneh dan kejadian yang sedikit tak biasa sampai menimbulkan bulu kuduk berdiri maka ingatlah sang Khalik dan bacalah ayat-ayat suci untuk mengusir perasaan itu.Begitulah kata-kata Ustad Sahir yang selalu Fathir ingat.

Ia kembali kerumahnya dengan seribu pertanyaan yang memenuhi otaknya.Dia segera mandi lalu mengambil wudhu dan bersiap ke mesjid dekat rumahnya.

Fathir memang remaja yang tampan,baik juga dikenal sholeh di mata masyarakat Jatiasih.Fathir banyak memperdalam ilmu agama dari Ustad Sahir.Namun sayang Ustad Sahir sudah pindah keluar kota tepatnya ke tanah kelahirannya.

Jika saja beliau masih tinggal di desa ini mungkin Fathir akan minta bantuannya.Untuk menelusuri teka-teki tentang keluarga Kirana.Sebuah teka-teki yang sedari kecil ia dengar dari mulut penduduk Jatiasih tentang rumah angker dan keluarga si pemiliknya.

Apa lagi saat ini si pewaris kembali menghuni rumah tersebut,pembicaraan dan desas desus kembali muncul kepermukaan setelah beberapa tahun mereda kembali hangat menjadi buah bibir para pribumi desa Jatiasih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***