NYI LAKSMI

Fathir berusaha mencari cara untuk menolong Kirana. Dia mondar-mandir di depan meja belajarnya sambil menepuk jidat dengan telunjuknya.

Langkahnya pun terhenti saat mengingat Ustad Sahir. Menurutnya beliau adalah orang yang tepat yang bisa membantu Kirana. Tapi Fathir kebingungan harus mencari beliau dimana, sedangkan dia sendiri tidak tau kemana pindahnya Ustad Sahir.

Fathir segera keluar kamar, berharap Ibu nya mengetahui tempat tinggal Ustad Sahir.

"Bu,Ibu..." panggilnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Bu Nuri, Ibu nya.

Bu Nur baru lepas shalat isya, ia bahkan masih mengenakan mukena nya keheranan mendengar suara Fathir memanggilnya seperti itu, tak biasanya anak laki-laki nya itu mengetuk pintu dengan keras dan seperti orang terburu-buru.

"Ada apa manggilnya kenceng gitu?" tanya Bu Nuri saat membuka pintu kamarnya.

"Maaf Bu, aku mau tanya tentang Ustad Sahir.Ibu tau kemana beliau pindah?" ujar Fathir to the point.

Bu Nuri mengernyitkan keningnya sambil keluar kamar dan duduk di kursi kayu yang usang. Fathir pun mengikuti langkah Ibu nya dan duduk di kursi yang sama. Ia menunggu jawaban dari Ibunya dengan terus memandangi wajah lembut sang Ibu.

"Memangnya ada apa kamu menanyakan hal itu?" selidik Bu Nuri.

Perempuan paruh baya itu heran dengan sikap putranya yang tiba-tiba menanyakan tentang Ustad Sahir. Padahal sudah hampir dua tahun yang lalu Ustad itu pindah dari desa ini. Dan sedikitpun Fathir tidak pernah menanyakan hal itu.

"A-aku mau bantu teman.Dia kena gangguan makhluk halus." jawab Fathir.

"Teman? Siapa?" Bu Nuri semakin heran, karena setaunya Fathir tidak punya banyak teman selain Dodo,Fauzi dan Rahmat. Bu Nuri tau persis mereka itu baik-baik saja karena jarak rumah mereka dekat.

"Itu..anu Bu..anak nya Pak Bahari yang rumahnya besar itu loh Bu, yang baru pindah ke desa kita." jawabnya ragu.

"Kirana?" kembali Bu Nuri melontarkan pertanyaan. Wajahnya kini sedikit ditekuk.

"Ibu kenal Kirana?" Fathir malah balik bertanya karena dia rasa belum pernah cerita apapun tentang Kirana.

"Ibu gak tau orangnya tapi Ibu dengar ceritanya dari mamang mu, Mang Nur."jawab Bu Nuri dengan raut muka sedikit tak menyenangkan, tidak seperti biasanya.

"Ibu minta kamu jangan terlalu ikut campur urusan mereka.Mereka itu orang kaya,orang terpandang,bukan kelas kita.Ibu yakin mamang mu bisa membantu mereka bahkan bisa mendatangkan orang yang lebih dari Ustad Sahir." lanjut Bu Nuri.

Sebenarnya Bu Nuri tidak senang anaknya dekat dengan Kirana, karena ia tau persis latar belakang keluarga Ki Demang. Namun ia tidak mungkin mengatkan tentang itu, jadi dia mencari alasan lain agar Fathir tidak ikut campur dengan urusan mereka.

Fathir pun percaya ucapan Ibu nya, kalau dipikir-pikir keluarga Kirana mampu mendatangkan Ustad manapun bahkan mungkin lebih hebat dari Guru nya.

"Fathir hanya khawatir sama Kirana,jika tidak segera di atasi,ia akan semakin tersiksa." ucapnya dengan tatapan kosong kedepan.

"Tersiksa karena ulah nenek moyangnya sendiri." gerutu Bu Nuri pelan sambil ngeloyor masuk kamar.

Fathir yang tak begitu mendengar jelas perkataan Ibu nya langsung menautkan kedua alis tebalnya.

"Ibu bicara apa?" sergahnya.

"Gak bicara apa-apa,udah sana belajar.Nanti jangan kemaleman tidurnya." kata Bu Nuri sambil menutup pintu kamar.

Fathir heran dengan sikap Ibu nya yang seolah menghindar, jelas-jelas tadi Ibu nya mengatakan sesuatu walau samar ia dengar.

***

Sementara di tempat lain, Kirana yang masih di temani Ibu nya di kamar meminta sang Ibu menyanyikan lagu yang biasa mengiringi tidurnya akhir-akhir ini.

"Lagu apa?" tanya Bu Ratna.

"Itu lagu yang sering Ibu nyanyikan saat aku mau tidur. Masa Ibu lupa." cetus Kirana yang tiduran di pangkuan Ibunya.

Bu ratna mengernyitkan dahi nya,ia tak paham dengan apa yang sedang dibicarakan. Bahkan baru malam ini ia menemani Kirana tidur, tapi berkali-kali Kirana bilang kalau dirinya sering ditemani olehnya tidur.

"Tapi Ibu gak tau nak, lagu nina bobo?itu kan udah lama sekali ibu nyanyikan,waktu kamu TK." tegas Bu Ratna.

Kirana malah tertawa kecil, ia fikir Ibu nya pura-pura lupa untuk menghiburnya.

"Ayun-ayun ambing di ayun ayun ku samping..yang itu bu yang pake bahasa daerah sini." Kirana menyanyikan beberapa lirik yang ia ingat walau dengan sedikit kesalahan pengucapan.

Pak Bahari yang dari tadi berdiri di depan pintu mendengarkan mereka segera masuk setelah mendengarkan lirik lagu yang di nyanyikan putrinya.

"Siapa yang nyanyi itu??" Pak Bahari tiba-tiba muncul mengagetkan mereka berdua.

"Loh sejak kapan kamu disitu,Mas." tanya Bu Ratna.

"Tadi aku mau ngcek kalian,gak sengaja aku dengar percakapan kalian. Kirana,siapa yang nyanyi lagu itu?" ujar Pak Bahari.

"Ibu..tiap malam ibu nyanyikan untukku, walau aku gak mengerti artinya tapi sangat enak di dengar dan membuat mataku cepat ngantuk lalu tidur." jelas Kirana yang masih tidur di pangkuan Ibu nya.

Pak Bahari dan istrinya saling beradu pandang, lalu istrinya pun mengangkat sedikit bahu nya menandakan kalau ia tidak melakukan hal yang dikatakan oleh Kirana.

Jelas saja Bu Ratna tidak mungkin melakukan itu, karena Bu Ratna tidak bisa bicara bahasa daerah. Hanya Pak Bahari yang paham maknanya.

Tapi ia enggan mengatakan makna lagu itu dihadapan Kirana. Memorinya kembali ke masa lampau saat Dewi Larasati sang Ibu nya menceritakan kalau nenek buyutnya sering menyanyikan lagu tersebut.

Nenek buyutnya bernama Nyi Laksmi. Perempuan yang sangat menyukai warna merah sampai koleksi pakaian kebaya nya pun banyak berwarna merah. Pak Bahari teringat dengan ucapan Kirana yang saat itu melihat perempuan mengerikan dengan kebaya merah di paviliun.

'Ah..itu tidak mungkin.Kenapa juga aku punya fikiran sebodoh itu.Mungkin Kirana hanya berhalusinasi.' gerutu Pak Bahari dalam hati.

Kirana merasa matanya sangat berat, ia pun tertidur karena obat yang di berikan dokter pada saat itu. Dokter sengaja memberikan obat tidur agar Kirana cukup istirahat.

Terpopuler

Comments

Sang

Sang

Simbah @Andini Andana disini ada nyi Laksmi, ajak ngopi bareng yok ?? 😁😁☕

2022-10-14

1

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

ayun ambing..lagu bahasa sunda..😄😄😄

2022-09-03

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!