BISIKAN

Kirana dan Bagas saling melirik satu sama lain.Kota yang ada dalam imajinasi mereka yaitu yang penuh dengan gedung menjulang,jalanan yang lebar,seperti tempat dulu mereka tinggal.Namun kenyataannya kota yang di maksud oleh Ayahnya hanya kota kecil,hanya ada beberapa kios toko berjejer,satu jalur jalanan yang di pakai oleh kendaraan dari dua arah,sedikit ramai tapi tentu saja tidak seramai kota besar.Lebih jelasnya mungkin itu kota kabupaten atau kecamatan saja fikir mereka berdua.

Bagas memarkirkan mobilnya di depan toko elektronik pilihan Ayahnya.Keempat anggota keluarga itu turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam kios ruko tersebut.

"Kamu pilih mau televisi yang mana."ujar Pak Bahari pada Kirana.

Kirana anaknya sedikit mendelik pada sang Ayah,ia cukup dibuat kesal seolah-olah membeli televisi itu hanya karena Kirana minta bukan sengaja dibeli untuk hiburan seluruh anggota keluarga termasuk dirinya.Bu Ratna segera menggandeng putrinya itu dan mengajaknya berkeliling memilih model televisi di kios tersebut.Sementara Bagas tidak begitu perduli,dia hanya sibuk memainkan game di telpon selulernya sambil menunggu yang lain.

Pak Bahari memang tidak berniat untuk mengganti televisi jadulnya dengan yang baru,tapi menambah satu televisi baru dirumahnya dia fikir gak ada salahnya yang penting anak-anaknya bisa betah di rumah baru mereka terutama Kirana.

Seorang pelayan toko menghampiri Kirana dan Bu Ratna.

"Ada yang bisa saya bantu?"tanya pria penjaga toko tersebut.

"Saya mau cari televisi keluaran terbaru,Mas."jawab Bu Ratna.

"Oh..mari sebelah sini."ucap pria itu mempersilahkan.Dia berjalan ke arah dalam,di ikuti oleh Kirana dan Bu Ratna.

"Ini yang baru."ujar pria itu sambil menunjuk ke arah televisi LED ukuran 32inci yang menempel pada dinding toko tersebut.

Bu Ratna melirik ke arah Kirana,matanya seolah bertanya apa putrinya suka dengan televisi itu.Kirana hanya menganggukan kepalanya.

"Baik saya ambil yang itu."kata Bu Ratna pada pria penjaga toko.

"Baik bu silahkan ke arah kasir untuk melakukan pembayaran."ucapnya sembari menunjukan tempat kasir.Lalu pria itu segera mengambil televisi tadi dan memasukannya kedalam dus.

Selesai membayar,Bu Ratna dan Kirana kembali ke pintu toko dimana Pak Bahari dan Bagas berada.Sementara pria penjaga toko tadi menenteng dus televisi yang mereka beli.

Bagas segera menuju ke mobil untuk memasukan televisi itu dengan di ikuti pria tadi juga Pak Bahari,Bu Ratna dan Kirana.

"Makasih ya."ucap Bu Ratna.

"Iya..sama-sama."lalu pelayan itu kembali masuk ke kios.Sebelumnya Bu Ratna sempat memberikan sedikit uang tips pada pelayan itu,namun ia menolak dengan baik.Mungkin disitu berbeda dengan di kotanya dulu,pelayan sering sekali di beri uang tip tapi tak pernah menolak.

"Di sini orangnya baik-baik ya."ucap Bu Ratna setelah masuk ke dalam mobil.

"Nerima uang tip juga bukan berarti mereka buruk kan?"ujar Bagas sambil kembali mengemudi setelah semua anggota keluarga masuk ke dalam mobil.

"Nggak maksudnya disini tuh lebih ikhlas aja bantu orangnya.,masih sangat kental rasa kekeluargaan dan sopan santunnya juga.Kalau di kota kan jarang sekali nemuin orang kayak gitu."jelas Bu Ratna.

"Itulah kenapa saya ajak anak-anak kesini."kata Pak Bahari.

"Di kota juga masih ada orang kayak gitu kali.Lagian kalau masalah uang tip mungkin mereka sangat membutuhkan untuk menambah penghasilannya yang tidak begitu besar,makannya di kota banyak yang nerima uang tip itu.Apalagi biaya hidup disana juga mahal."cerocos Kirana.

"Udah..udah berisik..sekarang kita kemana?"tanya Bagas.

"Ke sekolah baru Kirana dulu terus kita ke pasar."jawab Ibu.

"Ke pasar aja dulu biar gak bolak balik sekalian belanjanya.Udah belanja baru ke sekolah baru Kirana,lagian masih pagi kan."kata Pak Bahari.

Kirana sedikit mengantuk dia menyandarkan kepalanya ke jendela mobil,lalu memjamkan matanya yang sudah sangat terasa berat.

"Kirana....."suara lirih itu terdengar jelas sekali di telinga Kirana.Sontak ia langsung membuka matanya dan melihat ke arah yang lain.Namun Ibu nya sedang asyik melihat sekeliling tempat tersebut dari kaca jendela,Ayahnya fokus melihat jalanan dan menunjukan arah menuju pasar pada putranya, begitupun Bagas fokus menyetir mendengar komando dari Ayahnya.

Melihat yang lain sepertinya tidak mendengar suara yang memanggil nama Kirana tadi.Tentu saja hal itu membuatnya sedikit panik,ia melihat keluar jendela mencari arah sumber suara tersebut.

'Mungkin aku salah dengar.'ucapnya dalam hati.Untungnya mereka sudah sampai di salah satu pasar tradisional.

"Aku tunggu di mobil."ujar Bagas sesampainya di depan pasar.

"Ayo."kata Ibu membuyarkan lamunan Kirana.

"Hari ini hari pasar jadi cukup ramai pembeli juga penjual.Ayah mau cari barang-barang yang Ayah butuhkan kesebelah sana.Ibu sama Kirana masuk ke arah sana saja kalau mau beli sayuran atau makanan lain."ucap Pak Bahari sambil menunjukan dua arah yang berbeda.

Kirana dan Ibunya segera melangkah menuju arah yang telah di tunjukan Pak Bahari.Benar sekali di pasar ini sangat ramai.Beberapa pedagang memang tidak berjejer rapi bahkan tanpa berada di kios untuk menjajakan dagangannya.Sebagian dari mereka memakai tenda.

Lagi-lagi Kirana mendengar bisikan itu,dia celingukan mencari orang yang memanggilnya.Tapi sayang suara itu hanya sebuah bisikan,tapi siapa yang membisik jelas ketelinganya itu.Kirana semakin dibuat takut.

"Wajah kamu pucat,kamh nggak apa-apa?kamu sakit?"tanya Bu Ratna sambil memilih sayuran dan memperhatikan putrinya yang sedikit tampak pucat itu.

"Ng-nggak."Jawab Kirana menutupi apa yang ia alami saat itu.

Dari toko sayur dan buah,Bu Ratna dan Kirana mencari pedagang lauk pauk.

"Kita harus stok banyak bair gak bolak-balik belanja."kata Bu Ratna.

"Iya bu,lagian pasarnya lumayan jauh dari rumah."ucap Kirana.

Setelah selesai belanja keperluan sehari-hari,Bu Ratna dan Kirana kembali ke tempat parkir.Rupanya Pak Bahari sudah berada di mobil bersama Bagas.

"Udah belanjanya?kita ke sekolah Kirana."ujar Pak Bahari sambil melirik jam tangan di lengannya.

"Kirana gak enak badan kayaknya,mending kita pulang aja.Liat mukanya pucat."ucap Bu Ratna sangat menghawatirkan Kirana yang dari tadi terlihat banyak diam dan wajahnya pucat.

"Aku cuma sedikit pusing,mungkin karena semalam kurang tidur."kata Kirana sambil masuk ke dalam mobil.Dia tidak mengatakan pada keluarganya bahawa sedari tadi ada bisikan-bisikan yang memanggil namanya.Dia fikir mungkin dirinya terlalu lelah jadi berhalusinasi.

"Kalau gitu kita pulang saja,biar nanti Ayah yang urus surat pindah ke sekolah kamu."

Lalu mobil yang mereka tumpangi pun melaju melewati beberapa tempat,menembus beberapa kebun dengan pohon yang besar-besar.Jalan menuju rumah mereka memang melewati beberapa kebun dan beberapa pemukiman silih berganti.

Terpopuler

Comments

Aisy Hilyah

Aisy Hilyah

pasti mikirnya halusinasi ... bener

2022-06-17

3

나의 햇살

나의 햇살

jangan fikir itu hanya halusinasi, soalnya kan manusia hidup berdampingan sama makhluk tak kasat mata

2022-06-09

1

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

ngomong dong sm ibu mu kirana.. jng d pendam sendiri

2022-06-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!