RUANG UKS

Kirana meneguk segelas air mineral yang di sodorkan oleh Novi. Nafasnya masih tak beraturan. Novi mengelus punggung Kirana, mencoba menenangkannya.

"Nov..sejak kapan kamu bisa melihat makhluk halus? apa yang terjadi sama aku juga pernah kamu alami?" tanya Kirana setelah agak tenang.

"Sejak aku kecil, kata Ibu aku sering menunjuk ke suatu tempat dan mengatakan ciri-ciri makhluk itu. Tapi yang aku ingat pas masuk TK saja..itu yang paling aku ingat. Karena sebelum itu aku gak begitu ingat." jawab Novi dengan lamunannya ke masa lalu.

"Saat itu aku sering sekali melihat makhluk halus, awalnya aku takut. Tapi semakin kesini aku terbiasa melihat mereka, toh mereka nya juga gak mengganggu aku. Kadang aku sendiri sulit membedakan yang mana manusia dan mana makhluk halus, soalnya ada juga yang berpakaian seperti kita. Bedanya wajah mereka lebih pucat."lanjut Novi.

Kirana semakin antusias mendengarkan cerita Novi. Dia menatap Novi dengan serius ,menunggu kelanjutan cerita dari temannya itu. Novi pun kembali berbicara.

"Apa yang kamu alami berbeda dengan yang aku alami. Kalau aku memang dari kecil di beri kelebihan oleh Tuhan untuk bisa melihat makhluk astral. Hanya bisa melihat dan mengetahui keberadaan mereka. Aku tidak berminat untuk mengasah kemampuanku, itu yang terkadang membuat mereka malah merasuki tubuhku. Orang bilang kalau saja aku bisa memaksimalkan dan mengasah kemampuanku, makhluk itu tidak akan berani merasuki aku." kata Novi panjang lebar.

"Lalu apa yang terjadi pada ku? kenapa bisa berbeda dengan yang kamu alami toh kita sama-sama bisa melihat makhluk itu. Bedanya kamu bisa melihatnya dari kecil, dan ini hal yang baru sekali untukku. Aku tidak siap dengan semua ini,aku tidak sekuat kamu." ucap Kirana.

"Saat mereka merasuki tubuh seseorang maka ada maksud yang ingin mereka sampaikan. Seperti waktu itu saat aku kerasukan arwah leluhurmu. Kali pertama untukku berkomunikasi dengan mereka,saat ia datang di malam harinya." kata Novi.

"Banyak orang bilang kalau makhluk halus itu ada yang bisa menampakan diri, ada pula yang tidak. Ada yang bisa berkomunikasi secara langsung dengan manusia indigo, ada juga yang hanya bisa berkomunikasi setelah merasuki tubuh manusia. Tergantung ilmu mereka." lanjut Novi.

"Ilmu?mereka memangnya punya ilmu??" ujar Kirana heran.

"Mereka yang semasa hidupnya memiliki ilmu atau mempelajari suatu ilmu, maka setelah meninggal mereka punya kekuatan lebih untuk bisa bersinggungan dengan alam kita. Itu sih kata orang-orang penduduk sini." kata Novi.

"Menurutku leluhurmu mempunyai maksud yang ingin disampaikan pada mu, tapi yang aku tidak mengerti selain dari leluhurmu juga banyak makhluk lain yang mengganggumu. Aku sendiri tidak tau apa maksud dari mereka." lanjut Novi serius.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Kirana.

Novi berfikir sejenak lalu kembali berbicara.

"Sebaiknya kamu minta bantuan orang tua kamu, tanyakan kepada mereka apa yang terjadi di masa lalu tentang nenek moyang keluarga kalian." Novi segera membuang wajahnya kedepan, bayangan dan ingatannya pada cerita-cerita yang menjadi buah bibir penduduk desa itu.

"Satu pun tak ada yang percaya atas apa yang aku alami sekarang. Jangankan meminta bantuan, yang ada aku di bilang tak waras lagi." kata Kirana pesimis.

Novi kembali menoleh pada Kirana, ia mengernyitkan dahinya.

"Bagaimana dengan ayahmu? apa beliau juga tidak percaya?" tanya Novi.

Kirana hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Masa sih Pak Bahari tidak percaya hal yang menyangkut keluarga nya." gerutu Novi pelan, hingga terdengar samar di telinga Kirana.

"Kamu bicara apa?" tanya Kirana.

"Tidak, bukan apa-apa.Heran saja keluargamu gak percaya sama kamu." tukas Novi.

Sementara di tempat lain. Pak Bahari yang baru saja menerima telpon dari sekolah, mendengar kabar tentang Kirana yang berteriak histeris saat pelajaran berlangsung.

Bu Ratna semakin cemas mendengar kabar tersebut, mereka di minta datang oleh pihak sekolah untuk membicarakan Kirana.

Bagas pun tak luput ikut nimbrung, dan malah memperkeruh suasana.

"Apa lagi yang di lakukan anak aneh itu, bikin malu saja." gerutunya saat mendengar obrolan kedua orang tuanya.

"Bagas jangan bicara seperti itu.Kirana itu adikmu, harusnya kamu memberi suport dan membantu dia pulih bukan malah mengata-ngatainnya." tegas Pak Bahari.

"Iya nak tolong bantu kami agar bisa membuat Kirana kembali ceria seperti dulu. Bukan malah mengatakan hal yang bisa melukainya." pinta Bu Ratna lembut.

Bagas hanya berdecak,ia langsung ngeloyor ke kamarnya. Orang tuanya hanya menggelengkan kepala melihat anak sulungnya itu.

***

Pak Bahari dan Bu Ratna datang ke sekolah Kirana, mereka langsung menuju ke ruang kepala sekolah.

Di ruangan itu sudah nampak Pak Jamal dan Kepala sekolah menunggu kedatangan mereka.

Sekitar beberapa menit mereka membicarakan perihal Kirana. Pak Jamal yang hari ini mengajar di kelas Kirana, menceritakan kejadian yang tadi di alami oleh siswi nya tersebut.

"Sebaiknya Bapak dan Ibu membawa kirana berobat. Mohon maaf bila saya lancang, Kirana sepertinya harus di bawa ke psikiater. Semua demi kebaikan anak Bapak dan Ibu." ujar Pak Jamal dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan mereka.

Setelah mendengar semua penjelasan dari Guru yang mengajar Kirana. Pak Bahari mempertimbangkan usulan Guru tersebut.

Bagaimanapun Kirana harus segera di tangani sebelum semuanya semakin parah. Apalagi sekarang pihak sekolah mulai mengetahui apa yang terjadi pada putrinya itu.

Di UKS Kirana tak lagi di temani Novi. Karena temannya itu harus kembali mengikuti pelajaran di kelas.

Kirana merebahkan tubuhnya di ranjang UKS. Dia menatap langit-langit ruangan itu. Bangunan yang sudah sedikit lapuk dan belum sempat di renovasi lagi.

Tiba-tiba ranjangnya bergerak seperti ada yang menggoncangkan ranjang besi itu. Semakin keras goncangannya membuat Kirana ketakutan. Ia berusaha beranjak dan turun dari ranjang namun di bawah sana terlihat ada sosok yang tadi dia lihat di kelas.

Belum lagi di pojokan lemari ia melihat makhluk berbadan hitam tinggi besar dan berbulu. Sampai bagian wajahnya menembus langit-langit ruangan itu.Di dekat pintu keluarpun ada sosok bermuka rata dengan rambut berantakan seperti ijuk.

Melihat semua makhluk astral itu kembali membuat Kirana menjerit histeris berkali-kali dan meminta tolong agar seseorang segera masuk ke dalam ruangan tersebut.

Suara jeritan Kirana terdengar oleh orang tuanya yang berada di ruang kepala sekolah. Mereka bergegas menuju UKS.

Siswa dan siswi yang kelasnya berdekatan dengan ruang UKS pun berkerumun di depan kaca jendela kelas mereka masing-masing penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana.

Pak Jamal, Kepala sekolah dan kedua orang tua Kirana berjalan menuju ruang UKS. Saat sampai di depan ruangan tersebut,Pak Jamal segera meraih daun pintu hendak membuka pintu ruangan itu. Namun sayang sekali pintu itu terkunci dan sulit di buka.

Sementara Kirana terus berteriak dan meminta tolong, apalagi setelah ia mengetahui ada Guru dan kedua orang tuanya di luar sana. Kirana bisa melihat mereka dari kaca jendela.

"Ibu..Ayah..tolong Kirana..tolong..!!" teriaknya yang di ikuti tangisan histeris.

"Kirana..kamu mengunci pintu dari dalam, cepat buka kuncinya biar kami bisa masuk." titah Pak Jamal dari luar.

"Tidak pak, saya tidak mengunci pintu itu." jawab Kirana sambil terus menangis karena makhluk itu masih berada disana.

Pak Jamal semakin geram dengan tingkah Kirana yang menurutnya telah membuat ulah dan kegaduhan di sekolah. Jelas-jelas pintu itu terkunci dari dalam fikirnya.

Keramaian semakin menjadi tatkala para siswa berhamburan keluar setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Beberapa siswa ikut berkerumun di depan ruang UKS, sementara yang lain menuju kantin karena tidak tau apa yang terjadi di ruangan tersebut.

Orang tua Kirana sangat cemas dan memohon pada putrinya untuk segera membuka pintu ruangan tersebut. Kirana tetap keukeuh dia tidak mengunci pintu itu walaupun kuncinya berada di dalam tapi ia yakin tidak mengunci pintu nya sejak Novi keluar dari ruangan itu.

Novi dan Fathir pun muncul menerobos kerumunan di depan ruang UKS. Novi berbisik pada Fathir kalau pintu itu tidak bisa di buka karena ada sosok makhluk di balik pintu tersebut. Fathir yang mendengar ucapan Novi segera bertindak.

"Maaf Pak saya harus dobrak pintunya." kata Fathir meminta izin kepada kepala sekolah dan Pak Jamal.

Pak Kepala Sekolah pun menyetujui usulan Fathir. Dengan membaca ayat-ayat tuhan dan basmallah Fathir segera mendobrak pintu tersebut.

BRAKKK!!

Makhluk halus itu lenyap seketika saat Fathir berhasil membuka pintu. Fathir segera menghampiri Kirana yang masih menangis ketakutan. Kirana memeluk erat Fathir. Tubuh gadis itu gemetaran sangat ketakutan, hal itu bisa di rasakan oleh Fathir.

Kepala sekolah, Pak Jamal dan kedua orang tua Kirana segera masuk ke dalam. Pak Jamal tersenyum menyeringai melihat Kirana memeluk Fathir. Dia masih berfikiran negatif pada Kirana.

Fathir melepaskan pelukan Kirana,ia merasa tidak enak hati di peluk gadis itu di depan Guru dan orang tuanya. Belum lagi siswa yang kepo menonton mereka lewat jendela.

Bu Ratna segera merangkul Kirana, apapun yang terjadi ia yakin Kirana punya alasan kenapa Kirana bertingkah seperti ini. Sementara Pak Bahari merasa tidak enak hati pada pihak sekolah tapi beliau juga tidak tega melihat putrinya tertekan seperti sekarang ini.

"Maafkan anak kami Pak, kami mohon izin untuk membawa anak kami pulang." ucap Pak Bahari.

"Tentu saja Pak, semoga Kirana segera membaik."kata Kepala sekolah ramah.

"Jangan lupa dengan usulan saya Pak. Sepertinya Kirana harus segera di tangani, jika sudah membaik baru bisa masuk sekolah kembali." tambah Pak Jamal.

"Baik Pak akan saya pertimbangkan. Sekali lagi mohon maaf.Kami permisi." ujar Pak Bahari sambil memapah Kirana keluar ruangan.

Novi dan Fathir hanya bisa terdiam mendengarkan percakapan mereka.Sementara Kirana sudah letih lunglai malah hampir tidak sadarkan diri. Dia berjalan di bantu oleh kedua orang tuanya.

Setelah Kirana dan orangtuanya pergi dari sana, Kepala Sekolah pun kembali keruangannya.

Pak Jamal segera mengamankan siswa yang berkerumun disana. Lalu ia kembali masuk kedalam ruang UKS menemui Fathir dan Novi yang masih mematung di ruangan itu. Sebelumnya ia mengecek pintu bekas dobrakan Fathir, memastikan kalau sebelumnya pintu itu benar-benar terkunci dari dalam.

"Apa yang kalian ketahui tentang anak baru itu? Bapak yakin anak itu pasti suka pakai nark*b*.Makanya dia suka berhalusinasi. Bikin keributan saja." ujar Pak Jamal dengan keyakinannya sendiri.

Novi dan Fathir saling menatap satu sama lain, mereka membela Kirana pun rasanya Pak Jamal tidak akan percaya. Apalagi kalau harus menceritakan hal yang sebenarnya, pasti dikira mengada-ada.

"Saya kira Kirana tidak seperti yang Bapak fikirkan." bela Fathir.

Hanya itu yang bisa ia katakan saat itu. Pak Jamal menatap kedua muridnya.

"Kalian ini tau apa? jangan-jangan kalian juga ikutan terjerumus karena bergaul dengannya. Awas kalau sampai Bapak dengar kalian terjerat nark*b*. Terutama kamu Novi,kamu juga pernah teriak-teriak seperti Kirana waktu itu." Pak Jamal keukeuh dengan persepsinya sendiri tanpa mau mendengar penjelasan dari muridnya.

Jelas-jelas saat itu Novi kerasukan malah di kira yang tidak-tidak.Novi dan Fathir benar-benar geram, mereka kesal pada Pak Jamal yang menuduh tanpa bukti.

"Maaf Pak kami harus segera ke kantin,permisi!! Ayo Nov." ucap Fathir sambil mengajak Novi pergi dari sana.

Novi pun menundukan kepalanya kepada Pak Jamal lalu mengikuti Fathir dari belakang. Pak Jamal hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua muridnya itu sambil berkecak pinggang.

Terpopuler

Comments

Rafa Retha

Rafa Retha

takuuutttt...ada pak Jamal

2022-10-19

0

Anindita Razita Kirania

Anindita Razita Kirania

, mm

2022-10-18

1

나의 햇살

나의 햇살

ku doakan mudaha²an lo Jamal didatangin nenek Kirana karena udah menuduh cucunya yg enggak²

2022-06-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!