PERJALANAN SUPERNATURAL 1

"Kak Bagas!" Kirana memanggil Kakaknya.

Ia melihat seseorang berbelok ke arah paviliun. Dia fikir itu Bagas. Kirana yang sedang berjalan di lorong bermaksud menuju dapur untuk mengambil buah di lemari es namun ia memutuskan untuk ke kamar Bagas dulu.

Kirana mengetuk pintu kamar Kakaknya itu namun tak ada jawaban dari dalam. Jantungnya berdegup kencang,ia merasakan dingin di sekujur tubuh seperti menggigil, padahal udara saat itu sebelumnya tidak begitu dingin.

Kirana berniat untuk kembali ke kamar,ia berbalik dan..

"Aaaaaaakkkkk" jerit Kirana saat tubuhnya berbalik ada sosok perempuan tua dengan jarak yang sangat dekat dengan wajah.Tepat di hadapannya.

Tubuhnya pun lunglai dan seketika terjatuh ke lantai. Kirana tak sadarkan diri.

***

Kirana berjalan menyusuri suatu tempat yang gelap gulita, persis seperti gua.Dia kelimpungan mencari arah mana yang harus ia lewati. Sedang tak ada penerangan sedikitpun disana.

"Dimana aku..hallo ada orangkah disini?" Kirana semakin ketakutan saat mendengar suara geraman di balik dinding bebatuan.

"Siapapun tolong aku..." rintihnya.

Kirana memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing, ia terus menapaki setiap jalan tanpa tau arah dan tujuan.

Sudah cukup jauh ia melangkah tapi tetap saja belum menemukan jalan keluar dari tempat itu. Sesekali ia hampir tersungkur karena tak ada penerangan dan pijakannya pun berupa bebatuan kasar yang membuat kaki kesakitan saat berjalan menapakinya.

Hiiii Hiii Hiii

Suara cekikikan yang sedikit bergetar dari arah belakang membuat Kirana segera mempercepat langkah. Nafasnya mulai terengah engah, rasa takut dan lelah bercampur namun ia terus berusaha lari dari suara-suara yang makin lama makin menjadi.

Suara auman harimau,geraman-geraman,tangisan,rintihan dan suara seram lain membuat nyalinya semakin menciut.

Tiba-tiba ada suara seseorang yang memanggilnya,suara yang tak asing di telinga.

"Ibu tolong aku..." teriak Kirana.

Sementara itu di kamar Kirana.Pak Bahari,Bu Ratna,dan Mang Nur terus menunggu kesadaran Kirana.

Raga Kirana terbaring lemah di ranjang, namun jiwa nya terdampar di alam lain. Alam yang sebelumnya belum pernah ia singgahi. Alam yang berdekatan dengan dunia fana namun tak satu pun orang yang akan melihatnya apalagi memasukinya terkecuali ia diganggu oleh makhluk astral penghuni alam tersebut.

Seperti mimpi tapi nyata, seperti nyata namun bak halusinasi. Sulit dijelaskan pada orang-orang yang tak pernah mengalami gangguan itu. Mungkin hanya beberapa ahli atau indigo saja yang mampu menyambangi tempat astral itu.

Keluarga Kirana sangat khawatir dengan keadaannya. Sudah hampir dua jam Kirana pingsan,mereka sempat memanggil dokter namun tak menemukan penyakit apapun dalam tubuh Kirana. Selain luka memar di pelipis nya akibat terbentur.

Waktu pun semakin termakan oleh larutnya malam. Kekhawatiran semakin memuncak,Bu Ratna tak henti menangis dan berdoa untuk kesembuhan putrinya.

"Ibu....." Kirana tiba-tiba bangun sambil berteriak memanggil Ibu nya.

Pak Bahari dan Bu Ratna sangat senang saat melihat putri mereka sadar. Begitupun Mang Nur ia segera mengambilkan air minum yang sudah di jampi-jampi oleh salah satu paranormal di desa itu. Mang Nur sebelumnya mengusulkan untuk mengobati Kirana pada paranormal bernama Ki Jaka.

Ia pun segera pergi menemui Ki Jaka dan meminta air jampi-jampi untuk Kirana,setelah mendapat izin dari majikan. Walaupun sebenarnya Pak Bahari ataupun Bu Ratna tidak percaya hal-hal seperti itu, hanya saja mereka berikhtiar siapa tau bisa membuahkan hasil.

"Kirana sayang..kamu baik-baik saja kan Nak?" Bu Ratna segera memeluk putrinya yang baru sadarkan diri.

Mata Kirana melihat keseluruh penjuru kamar,ia yakin kalau dirinya sudah berada ditempat yang tepat. Dia sudah bersama keluarganya.

Kirana menangis sejadinya sambil mendekap erat sang Ibu. Pak Bahari pun merangkul kedua wanita yang ia sayangi dalam hidupnya itu.

"Baiknya Non Kirana minum dulu,pasti Non lelah." ujar Mang Nur.

Lalu kedua orang tua Kirana melepaskan rangkulan mereka,dan memberi jalan pada Mang Nur untuk memberikan Kirana minum.

Kirana meneguk habis air yang di berikan Mang Nur. Benar apa kata beliau,Kirana sangat haus, tenggorokannya kering dan tubuhnya begitu letih. Padahal dia dari tadi tak sadarkan diri di ranjang,tapi seperti sudah berjalan jauh.

"Apa yang terjadi sama kamu, kenapa kamu bisa tergeletak di lantai paviliun?apa kamu sakit?" tanya Pak Bahari.

Kirana berusaha mengingat setiap kejadian tadi, sesaat sebelum ia terjatuh.

"Aku takut..Ada seseorang di paviliun,wajahnya seram.." kata Kirana histeris.

"Aku fikir tadi Kak Bagas pulang, tapi setelah aku cek dia tak ada di kamar,tiba-tiba di belakangku ada perempuan tua berkebaya merah,wajahnya pucat pasi,rambutnya putih dan berantakan,matanya besar dan mulutnya menganga." jelas Kirana sembari ketakutan mengingat detail wajah hantu berkebaya merah itu.

Sementara Pak Bahari dan Bu Ratna saling beradu pandang, mereka bingung dan tak mengerti apa yang Kirana katakan. Mereka mengira Kirana berhalusinasi.

Sementara Mang Nur memperhatikan ucapan Kirana dan mencocokan detail penampilan makhluk itu dengan seseorang. Seseorang di masa lalu.

"Kamu pasti lelah setelah seharian memancing di sungai bersama Fathir. Lebih baik kamu istirahat.Besok jangan sekolah dulu, pulihkan kondisimu dulu." ujar Pak Bahari.

"Ayah gak percaya sama Kirana?Ayah pikir aku mengada ada?" ucap Kirana kesal.

Bu Ratna segera mengelus rambut putrinya dan menenangkannya. Bu Ratna memberi kode pada suaminya agar tak berdebat dengan Kirana.

Pak Bahari pun segera keluar dan di ikuti oleh Mang Nur. Sementara Bu Ratna mencoba memahami anak bungsunya itu walau apa yang Kirana katakan sama sekali tidak masuk akal. Bahkan sangat tidak bisa diterima oleh akal sehatnya.

"Ibu..percayakan sama Kirana?" kata Kirana penuh harap.

Ibunya hanya tersenyum lalu memeluknya. Kirana bisa membaca gerak gerik sang Ibu, ia tau Ibu nya pun bahkan tak mempercayai perkataannya.

Kirana tak tau harus bagaimana lagi menjelaskan kepada mereka perihal yang ia alami. Apalagi kalau ia menceritakan semuanya, itu tidak mungkin. Ia tau tanggapan mereka pasti sama. Mereka pasti mengira kalau ia berhalusinasi.

Bahkan mereka tak akan percaya kalau baru saja dirinya menempuh perjalanan supernatural. Kirana yakin itu bukan mimpi,karena ia bisa merasakan telapak kakinya saat ini sakit sekali seperti sudah berjalan di bebatuan yang tajam.

Jika itu mimpi tak mungkin ada beberapa luka kecil di telapak kakinya. Karena raganya jelas tak ada di tempat asing itu.

Terpopuler

Comments

나의 햇살

나의 햇살

masa dia terus menerus halusinasi

2022-06-10

1

나의 햇살

나의 햇살

ya gk masuk akal karena blm terjadi sama kalian secara langsung

2022-06-10

1

나의 햇살

나의 햇살

kalau Kirana halusinasi gk mungkin sampai pingsan karena kalau halusinasi saat berkedip pasti langsung hilang

2022-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!