Hanna di antara mereka

Rayyan membuka matanya, mengerjabkannya. Dari balik gorden kamarnya, terlihat samar cahaya matahari dari luar. Rayyan memicingkan mata, disingkirkannya selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya sejak tadi malam. Rayyan turun dari ranjang, lalu berdiri di dekat jendela, membuka gorden sebelah. Kemudian dia merentangkan tangannya seperti orang yang sedang melakukan pemanasan saat olahraga.

Perutnya terasa lapar, Rayyan bergegas pergi ke dapur. Perutnya sekarang menjadi suka lapar, biasanya jika pagi dia tak akan merasa begitu lapar, sejak Hanna suka memasak masakan rumahan, perutnya suka protes minta segera diisi. Dengan semangat 45 meskipun belum mandi, Rayyan segera turun ke lantai bawah menuju dapur. Dia melihat dapur sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan. Rayyan mendekat ke meja makan, tidak ada makanan sama sekali. Rayyan melihat secarik kertas dengan tulisan huruf balok yang sangat jelas dibaca itu.

AKU NGGAK MASAK, TIDAK ADA BAHAN MASAKAN, SORRY, SILAHKAN CARI SARAPAN DI LUAR

Begitulah isi tulisan yang ada di sebuah kertas itu, Rayyan tersenyum kecil masih dengan memegang kertas tersebut. Kemudian dia meletakkan tulisan tersebut di atas meja kembali. Iya dia baru ingat jika tadi malam saja dia harus makan dengan mie instan buatan Hanna. Dan tengah malam pada saat Hanna ke dapur mencari camilan pun tak ada.

Rayyan kembali ke kamar, bersiap diri karena Kamila sebentar lagi akan tiba ke rumahnya, dia akan menyelesaikan beberapa pekerjaan hari ini.

Selepas mandi dan berganti pakaian, Rayyan mengambil ponselnya di ranjang, mencari nomer dan mengirimkan sebuah pesan, namun nihil tak ada balasan, malah nomornya diblokir. Rayyan menggelengkan kepalanya.

"Heran dengan gadis itu, dia kenapa aneh sekali?" Rayyan mematut dirinya di depan cermin, nampak pantulan wajah dari cermin, laki-laki muda yang mempesona itu. Bukan berlebihan jika banyak penggemar yang histeris saat melihat Rayyan. "Apa aku ini tidak menarik di matanya?" gumamnya.

Rayyan menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya sendiri, mengapa dia seolah berharap Hanna akan tertarik pada dirinya. Ini sangat konyol.

Rayyan sudah siap berangkat, sementara seperti biasa Kamila duduk di sofa ruang depan menunggu Rayyan. Rayyan sudah turun dari lantai dua dan menghampiri Kamila.

"Main ponsel melulu, ayo kerja!" Rayyan melirik ke arah Kamila, sang empunya segera bangkit dan menyimpan ponselnya ke dalam tasnya. "Bawa sarapan apa?" tanya Rayyan pada Kamila yang berjalan dulu di depannya. Kamila menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Rayyan.

"Tumben nanya sarapan? istrimu nggak masak?" Kamila melihat Rayyan dengan senyuman nakal, Rayyan tak menanggapi.

"Jangan mulai"

"Lah...memangnya aku salah, benar kan dia istri kamu?" Kamila semakin menggoda Rayyan.

Melihat Kamila dengan merdeka menjajahnya, ingin rasanya Rayyan marah.

"Semua gara-gara kamu" Rayyan bersungut-sungut. Kamila tertawa melihat Rayyan.

"Ada itu aku bawa sarapan, roti seperti biasa" Kamila masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Rayyan. Rayyan kembali memeriksa ponselnya, namun tak ada jawaban dari Hanna, dan nomernya benar-benar diblokir oleh gadis itu, Rayyan menghela nafas panjang.

"Ngomong-ngomong ada apaan minta nomer Hanna?" Kamila mengulurkan sekotak roti yang sudah dia olesi selai pada Rayyan.

Rayyan menerima pemberian Kamila, lalu dia membuka tutup kotak makan tersebut, dia masih terdiam, belum menjawab pertanyaan Kamila. Mulutnya menggigit roti tersebut dan mengunyahnya dengan tenang. Kamila hanya melirik sesaat lalu tersenyum.

"Dasar anak muda" Kamila berdecak.

"Apa?" tanya Rayyan, mulutnya penuh dengan roti.

"Nggak apa-apa, nggak ada salahnya kalau memang jatuh cinta"

"Uhuk...uhuk...." Rayyan terbatuk, hampir saja roti yang ada di mulutnya keluar. Kamila mengulurkan air mineral ke Rayyan. "Uhuuk...." Rayyan masih menyisakan batik akibat tersedak.

"Santai aja sih, makan jangan terburu-buru" Kamila menepuk punggung atas Rayyan.

"Kamu sih, ngapain bilang cinta segala" Rayyan protes, tangannya menutup botol air yang telah dia minum dan meletakkan sembarangan di pangkuannya. Selera makannya mendadak hilang.

"Ya kalau enggak juga nggak apa-apa kan? kok jadi baper kamu?" Kamila tertawa sambil menutup mulutnya.

"Bukan baper...tapi harga diriku ini lho Mil...masa iya aku jatuh cinta sama dia? mikir lah kamu!"

"Iya...iya...kamu nggakk jatuh cinta sama dia, udah ah...lagian aku kan cuma nanya ngapain kamu minta nomor dia ke aku, kan kamu serumah bisa minta sendiri gitu"

"Ah...lupakan"

Padahal sebenarnya dia gengsi saja jika harus meminta nomor secara langsung pada Hanna. Tidak ada ceritanya seleb macam dia harus meminta nomor pada gadis macam Hanna. Mau ditaruh di mana wibawanya.

"Tuh kan...malah nglamun" Kamila menyenggol lengan Rayyan.

"Sok tahu kamu" Rayyan mengibaskan tangannya.

"Ok, seperti yang aku bilang tadi malam, agenda kita sampai malam lagi nanti"

"Ya"

"Terus jadwal kamu full sampai akhir bulan, yang bulan depan belum aku lihat lagi, tapi sudah aku list mana yang udah deal, tunggu aja"

"Ya, oh ya Mil...nanti tolong belikan aku camilan"

"Buat kamu? ok siap"

Tak ingin Kamila bertanya kemana-mana, maka Rayyan pun hanya mengangguk.

        ***

Perkuliahan Hanna hanya sampai jam 11 saja hari ini, dan setelah ini dia akan kembali bertemu Bian untuk membahas sesuatu yang tidak dia ketahui, selama perkuliahan pun membuat hatinya resah dan gelisah, kira-kira apa yang akan dibicarakan Bian padanya.

"Bengong aja sih?" tanpa sepengpetahuan Hanna, Panji sudah menyusul berjalan di sampingnya. "Mau pulang?"

Hanna menggeleng, "Mau rapat" jawab Hanna sekenanya, wajahnya nampak tidak sumringah sama sekali.

"Kenapa begitu wajahnya?"

"Aku ngantuk" jawab Hanna dengan mata yang disayu-sayukan dan tersenyum dengan wajah konyol.

"Ya udah aku antar pulang aja"

"Nggak usah, ini rapat penting, demi mendatangkan Rayyan Sebastian ke kampus ini, sang artis mempesona itu" ujar Hanna berapi-api sambil mengangkat kedua tangannya.

"Hehm....ya udah, nanti kalau butuh apa-apa kamu bisa hubungi aku"

"Siap bos" jawab Hanna.

"Oh ya, motor kamu sudah sehat kembali?"

"Sudah donk....dibenerin sama..." keburu sadar, Hanna tidak melanjutkan kalimatnya dengan jawaban jujur. "Sama bengkel dekat rumah, iya bengkel dekat rumah" akhirnya Hanna berbohong.

"Oh...ok, aku balik dulu ya, ada acara sama nyokap dan bokap"

"Ok, salam ya buat tante sama om" Hanna melambaikan tangannya pada Panji.

        Hanna berjalan santai di depan gedung perkuliahannya, sebuah motor berhenti di dekatnya. Hanna menghentikan langkahnya dan  melihat seseorang dengan motor tersebut. Orang itu membuka helmnya.

"Mas Bian?" Hanna terbelalak, tidak biasanya Bian naik motor ke kampus, biasanya dia naik mobil.

"Santai aja, kok kaget begitu, ayok naik" ajak Bian.

"Tapi aku juga bawa motor, mas Bian tentuin aja deh mau kemana nanti aku nyusul bawa motorku sendiri" tak ingin Hanna baper dengan perasaannya, makanya dia ingin menjaga jarak, meskipun hati kecilnya sangat bahagia dengan kesempatan ini.

"Udah tinggal aja, nanti juga balik lagi, udah ayok naik" ajak Bian lagi, Hanna menurut saja. Perlahan dia naik ke atas  motor Bian yang tentu berbeda dengan motor bututnya, bahkan Bian sudah menyiapkan helm untuknya.

please...Han...kamu jangan kegeeran, ini helm pasti punya Mona, Bian habis antar Mona...

Hanna berbicara menasehati dirinya sendiri.

"Sudah siap?"

Hanna mengangguk sambil mengacungkan jempol kanannya pertanda siap.

"Pegangan, nanti jatuh"

"Oh iya" Hanna pegangan erat pada besi yang ada di belakang. Bian belum juga melajukan motornya.

"Pegang depan Hanna....kamu pikir aku tukang ojek?" Bian tertawa kecil.

"Hah?" kuping Hanna mendadak soak, takut jika dia salah dengar dengan ucapan Bian.

"Ini nih" Bian menarik kedua tangan Hanna dan merapatkan ke pinggangnya. Bak kerbau yang dicocok hidungnya, Hanna hanya kicep, tak ada ekspresi, detak jantungnya memacu dengan cepat, rasanya ingin dia pingsan saat ini juga.

Yuhu...mau kemana mereka?

Like nya donk man teman pembaca yang budiman, like kalian buat motivasi author loh...

Pengen up banyaaak, tapi...ah ya sudahlah, makasih yang sudah like meskipun sebiji dua biji. wakakakak. love kalian ^^

Terpopuler

Comments

anita

anita

wadduuh la ini kompor bian ngalamat bikin si rayyan dongkol

2023-10-17

0

Nurularswar

Nurularswar

Kamu kenapa sih, Bian????

2022-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!