Bersama Mas Bian

Hanna duduk manis di kursinya, mendengarkan Bu Naning menyampaikan materi perkuliahan, salah satu dosen

favoritnya, suara lembut namun terdengar hingga pojok kelas dengan jelas, tatapan mata yang teduh, serta sungguh baik hati kepada para mahasiswa. Hanna berharap saat skripsi nanti, Dia akan mendapatkan pembimbing Bu Naning yang super sabar.

Hanna melihat jam tangannya, sudah menunjukkan pukul 4 sore, itu tandanya perkuliahan akan segara berakhir. Bu

Naning masih duduk di kursinya sambil membereskan beberapa kertas dan laptopnya. Para mahasiswa juga sudah mulai membereskan buku catatannya, termasuk Hanna dan Panji yang duduk di sampingnya.

"Kamu jadi ada acara sampai malam?" tanya Panji, dia usai memasukkan buku ke dalam tasnya, dia masih belum beranjak dari kursinya. Hanna juga baru saja selesai memasukkan buku ke dalam tasnya. Hanna mengangguk.

"Tenang, aku baik-baik saja, aman" Hanna meyakinkan.

"Ok deh, yuk barengan, aku antar lagi ke ruangan jurnalistik" Panji segera bangkit dari kursinya, Hanna mengekor.

        Hanna sudah sampai di ruang jurnalistik, masih sepi. Karena memang baru nanti selepas maghrib Bian akan datang. Hanna tidak menyangka jika malam ini Bian akan mengajaknya lembur membuat proposal, jika saja dia tahu maka dia akan menyiapkan baju ganti. Kalau seperti ini dia tidak mandi. Hanna memperhatikan penampilannya dari sebuah cermin yang ada di sana. Hanna juga membau tubuhnya, apakah aromanya terlalu bau jika nanti harus duduk bersama dengan Bian.

"Kalau sampai aku bau kan malu. Mana aku nggak awa parfum lagi" gerutu Hanna. "Aman sih" Hanna memastikan jika tubuhnya tidak mengeluarkan aroma asem.

Hanna merebahkan diri terlebih dahulu di karpet, sama sekali dia belum tertarik untuk melihat maupun merevisi proposal yang ada di dekatnya.

        Waktu yang dinanti pun tiba, malam merangkak naik, Hanna sudah selesai melaksanakan kewajibannya. Dia menata rambutnya dengan tangannya.

"Sampai-sampai sisir pun aku nggak bawa"

Terdengar deru suara mobil di luar, Hanna melongok dan mengedarkan pandangan di pintu masuk. Sebuah mobil warna putih parkir tepat di halaman ruangan jurnalistik. Dia sudah bisa menebak siapa yang datang. Jantung yang awalnya berirama teratur mendadak ingin meloncat dari tempatnya.

"Duh...tenang wahai jantungku" Hanna mengelus dadanya.

"Sudah dari tadi?" suara itu, benar saja Bian yang datang. Bian datang dengan wajah yang begitu cerah secerah mentari pagi. Senyumnya sukses membuat hati Hanna meleleh. "Maaf sudah lama menunggu" Bian menambahkan. Laki-laki pujaannya itu datang dengan kemeja warna biru dongker dan celana jeans gelap, rambutnya masih nampak rapi seperti tadi siang.

Menunggu semalam pun aku rela . Pekik Hanna dalam hati.

"Oh nggak apa-apa mas"

"Kamu sudah makan?" tanya Bian, tangan kanannya memegang bungkusan dalam kresek bening, nampaknya makanan. Hanna sampai lupa kalau dia belum makan, dan dia juga tidak membelinya. Hanna menggeleng sambil tersipu.

"Nih kebetulan aku bawa dua, makan dulu gih sebelum kita kerja"

Hanna mengangguk, Bian menyodorkan bingkisan yang dia bawa kepada Hanna.

"Maaf seadanya"

"Terima kasih mas"

"Oh ya, aku bawa ini juga sih" Bian membuka tas ranselnya dan mengeluarkan aneka camilan. Hanna mendadak merasa seperti diperhatikan oleh Bian.

Please Hanna...kamu jangan GR...

 Hanna mencoba memperingatkan dirinya sendiri.

"Ini sekalian kamu masukkan ke dalam toples ya, nanti bisa kita makan sambil mengerjakan"

"Siap mas" jawab Hanna sigap.

"Aku lagi banyak-banyaknya perkuliahan, praktek juga, terus nugas juga, jadi baru sempat kalau malam begini kerjanya, sementara aku belum lihat proposal ini itunya" Bian memperbaiki duduknya, dia duduk bersila di atas karpet.

"I..iya mas nggak apa-apa, aku juga belum sempat sih lihat, malah baru tahu kalau mau ada acara besar nanti" Hanna memang baru tahu jika kampusnya mau mengundang Rayyan Sebastian sebagai bintang tamu pada tahun ini.

"Iya, kemarin itu votting, eh ternyata hasilnya pada minta Rayyan, ya sudah...kita berangkat lah, semoga sukses nanti" harap Bian. Hanna mengangguk. dia siap membantu semaksimal mungkin.

Bian membuka proposal acara yang nantinya akan dihelat tersebut, termasuk runtutan acara yang dilakukan oleh Rayyan.

"Nyanyi yang jelas, terus talkshow" gumam Bian sambil membenahi proposal yang sudah dia buka. "Sorry lho ya aku ngajak kamu, soalnya anak-anak yang lain kemarin pada sibuk ada tugas lain gitu"

"Oh nggak apa-apa mas, kebetulan akunya nggak sibuk kok" Hanna kegirangan, tentu saja itu tidak dia tampakkan secara langsung di depan Bian, masih punya gengsi dia.

"Seperti yang dibilang Kia tadi, nanti kamu bantu dia urus Rayyan itu ya...dari hotel dan lain-lain"

Gleeekkk.....

"Iya" itu jawaban yang keluar dari Hanna, setiap hari dia sudah merasa mengurus Rayyan yang menyebalkan itu.

"Semoga benar-benar sukses, artis pendatang baru yang benar-benar sedang booming banget di kalangan semua lapisan, terlebih anak muda seperti kita, iya kan?"

"Uhm?"

"Iya...aku juga sedikit mengikuti sih, nyanyinya ok, suara keren, akting bagus, dan sejauh ini good attittude, terlepas dari gosip yang kemarin nggak benar itu"

Hah? Bian mengikuti kehidupan Rayyan juga? dan mengatakan kalau Rayyan good attitude?

Ingin rasanya Hanna menelan toples makanan ringan yang ada di depannya itu sebagai tanda protes.

"Dengar-dengar kamu juga ngefans berat kan sama dia?" tanya Bian, membuat Hanna kesedak air ludahnya sendiri. Hanna tersenyum kaku, Bian tidak melihat ekspresi wajah Hanna.

"Ehm...iya" jawabnya, darimana Bian tahu kalau dia ngefans sama Rayyan, dan kenapa pembahasan ini berubah membahas Rayyan?.

        Hampir dua jam mereka berada di tempat ini, membahas persiapan dengan matang dan serius. Rasa deg-degan Hanna perlahan menghilang karena dia serius banget untuk persiapan acara yang wajib sukses itu, jika acara itu sukses maka dia akan merasa senang bisa membantu sang ketua yang tak lain adalah Bian pujaan hatinya.

"Oh ya, makan dulu, kita sudahi aja dulu, besok biar dilanjut yang lain, untuk sponsor sudah ada yang mengajukan menjadi sponsor utama"

"Iya mas"  Hanna menutup layar komputer, rasa laparnya tertutup dengan kesibukannya tersebut. Bian menutup lembar proposal dan meletakkannya di rak yang tak jauh darinya, kemudian dia duduk di karpet dengan menyelonjorkan kakinya.

Hanna membuka makanan yang tadi dibawa oleh Bian, nasi campur dengan lauk pauk yang melimpah, nampak sangat menggoda.

"Ini mas" Hanna menawarkan yang satunya.

"Aku sudah, buat kamu saja, nanti bawa pulang yang satunya ya"

"Eh jangan gitu, aku yang nggak enak" Hanna mencoba menolak.

"Nggak apa-apa, kayak sama siapa aja sih, udah makan aja"

Belum juga Hanna menyuapkan nasi ke mulutnya, terlihat seorang perempuan cantik masuk ke dalam ruangan tersebut. Perempuan dengan rambut panjang yang agak pirang, perempuan berkulit putih dengan tinggi menjulang itu segera masuk dan bergabung dengannya.

"Bagaimana makanannya beb?" tanya perempuan itu pada Bian.

Beb?

Seketika itu juga, makanan enak yang ada di depannya itu mendadak berubah menjadi kumpulan paku yang lancip, yang jika dia makan akan membuatnya terluka. Hanna urung makan, kedatangan perempuan cantik dengan memanggil "beb" ke Bian membuatnya tak jadi lapar.

Author tahu kalian membaca, bantu like ya....

Terpopuler

Comments

anita

anita

hanna yg biasa aja tp bnyak yg cinta,dia tmpil gk ngerasa cantik jd tampilnya apa adanya.

2023-10-17

0

anita

anita

itu pasti monika..BEB EK X ya...😅😅😅

2023-10-17

0

Nurularswar

Nurularswar

Waaaahhhhh.... Kasihan Hanna...

2022-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!