13. Pangeran Di Dunia "Nyata"

Hanna dan Panji berjalan di lorong kelas, kelas pagi sudah usai, tinggal nanti ada kuliah sore. Jika biasanya Hanna akan pulang ke rumah membantu Ayahnya menyelesaikan tugasnya, tidak kali ini. Ada rindu sebenarnya sudah beberapa hari dia tidak berjumpa dengan Ayah dan adiknya.

"Kamu mau kemana setelah ini? pulang?" tanya Panji. Beruntung Hanna memiliki sahabat seperti Panji yang selalu membantunya, baik di saat santai atau di saat genting. Tidak berlebihan rasanya dia menjulukinya Panji si manusia superhero dalam hidupnya. Karena Panji benar-benar membantu dia.

"Hehm...aku? aku mau ke ruang jurnalistik" Hanna baru saja mengecek ponselnya, di sana ada pesan tertulis dari Kia yang mengatakan bahwa dia harus rapat dengan panitia dies natalis.

"Kenapa?"

"Ada rapat dengan panitia dies natalis" jawab Hanna, tangannya kembali menyimpan ponselnya ke dalam tasnya.

"Oh, oh ya...kenapa tadi motormu?"

"Jadi ceritanya itu, entahlah...dibuat jalan tiba-tiba mati aja itu motor, maklum lah sudah tua motornya" Hanna mencoba mengingat peristiwa itu, yang membuat kakinya masih terasa capek hingga kini karena mendorong motor bututnya itu.

"Terus nanti pulang kamu gimana?" seperti biasa, pasti Panji akan memikirkan dirinya, memang Panji adalah teman terbaik.

"Tenang, nanti aku naik angkot saja" Hanna tidak mau merepotkan Panji, dia yakin Panji akan berbuat sesuatu. Tapi tidak mungkin dia akan mengijinkan Panji mengantarnya, secara dia berada di rumah Rayyan. Bisa-bisa dia akan berada dalam masalah besar nanti. Pasti akan timbul banyak masalah.

"Pulang bareng aja" ajak Panji. Apa yang dipikirkan Hanna benar terjadi, tidak mungkin Panji akan melihatnya susah, tapi tidak, Hanna menolak.

"Eh enggak...enggak...nggak usah, aman...aku aman, lagian mungkin nanti aku pulang malam, ada yang harus aku kerjakan sama Kia" dia beralasan.

"Bener?"

Hanna mengangguk mantap, mereka hampir tiba di parkiran.

"Kamu tunggu sini, aku ambil motor dulu, aku antar sekalian ke ruang jurnalistik"

Hanna mengangguk setuju, memang ruang jurnalistik agak jauh dari gedung perkuliahannya, jadi lumayan jika Panji mau mengantarkannya. Hanna menunggu di bawah pohon rindang, memandang beberapa mahasiswa yang berjalan.

Panji keluar dari tempat parkir, dihampirinya Hanna, lalu Hanna duduk di belakang Panji.

        Kia melambaikan tangannya saat melihat Hanna turun dari motor Panji, Hanna membalas lambaian tangan Kia. Kini dia sudah turun dari motor Panji.

"Makasih yak" Hanna menepuk pundak Panji.

"Siap" jawab Panja sambil mengancungkan jempolnya. "Jangan lupa nanti kuliah sore loh" Panji mengingatkan, jangan sampai Hanna kelupaan atau telat.

"Bu Dosen Naning yang baik hati kan nanti?" Hanna menegaskan. Panji mengangguk.

"Sip lah aman"

Selepasnya Panji berlalu, Hanna melambaikan tangan hingga Panji tak terlihat.

"Cieee....." Kia meledek. Hanna mengibaskan tangannya ke udara, sebagai tanda menolak untuk dijahili saat mereka sama Panji.

"Apaan?" Hanna berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Sama Panji sekarang?"

"Kan kamu tahu sendiri aku sama Panji ce es" Hanna melepaskan tas ransel dari punggungnya, lalu dia menghempaskan tubuhnya di atas karpet. "Jam berapa rapatnya?" Hanna mengalihkan pembicaraannya.

"Bentar lagi, makanya aku buru-buru kirim pesan ke kamu, agar kamu nggak telat, soalnya nanti rapatnya sama Bian"

"Hah?" mata Hanna membulat. Dia buru-buru bangun dari rebahannya, lalu berdiri, mencari cermin yang menempel di tembok. Mematut dirinya, lebih tepatnya wajahnya. Dia merapikan rambut pendek beserta poni dengan jari tangannya.

"Heleh" Kia mencebik lalu tertawa.

"Mau rapat ya, bukan kencan" Kia duduk di karpet sambil memeriksa proposal yang akan dirapatkan nanti. Hanna tidak peduli, dia harus terlihat cantik setidaknya, apalagi ada Bian, si pangeran pujaan hatinya.

        Beberapa anggota rapat sudah mulai hadir, mereka duduk melingkar di karpet. Hanna juga sudah siap, siap menunggu pangerannya datang.

Aroma wangi mulai menyeruak, bukan aroma makhluk halus yang datang, makhluk tampan yang bernama Bian terlihat dari luar pintu. Baru dari luar pintu saja aromanya sudah membuatnya kepayang, apalagi saat sudah berada di dalam ruangan. Hanna menyiapkan dirinya, mengapa dia mendadak lebay dan deg-deg an seperti ini.

"Selamat siang" sapa Bian sambil melambaikan tangan. Jiwa halu Hanna meronta, seolah Bian sedang melambai khusus untuk dia seorang, merasa jika Bian sedang menjemputnya. Hanna terpaku beberapa saat dengan tangan masih di udara. Menyadari temannya sedang kesambet, Kia menowel bahu Hanna, agar temannya itu segera kembali ke bumi.

"Heh" bisik Kia. Hanna berkedip, terkesiap, dan menurunkan tangannya paling belakang, teman-teman yang lain sudah sibuk dengan catatan masing-masing. Sementara Bian duduk di ujung yang bisa dilihat juga dari Hanna yang berada di ujung yang berbeda.

Sungguh sempurna ciptaan Tuhan....

Bisik Hanna dalam hati, rambut hitam dengan tatanan rapi, wangi, wajah berkharisma, suara tegas berwibawa, tatapan mata yang bening itu.

"Terima kasih teman-teman atas kedatangannya di ruangan ini untuk rapat terbatas membahas lanjutan mengenai acara dies natalis kita nanti, saya minta maaf karena di rapat yang kemarin saya nggak bisa ikut"

Oh sama donk, aku juga nggak ikut, mungkin kita jodoh...

Hanna mengulum senyum, tiba-tiba dia menjadi gila. Lalu dia menepuk kepalanya, agar kembali tersadar dan kembali ke bumi.

Bian dan Rayyan adalah sosok laki-laki yang menghipnotis hidup Hanna. Hanya saja dalam porsi yang berbeda, Bian adalah nyata, sedangkan Rayyan tidak. Bian dia bisa menjangkaunya, tapi Rayyan tidak. Meski kini dia dan Rayyan satu rumah, tapi tetap saja, benteng itu terbentang.

"Bagaimana dengan kepastian jadwal dari Rayyan Sebastian?" Bian bertanya pada anggota rapat. "Apakah dipastikan sudah benar-benar bisa hadir? jangan sampai ini nanti meleset, karena ini sudah tersebar di kampus, jangan sampai mereka kecewa dengan kinerja panitia"

"Waktu itu, saya dan Ghani sudah bertanya, dan manager menjawab jadwal Rayyan kosong ketua" sahut Kia. Ghani yang berada di samping Kia mengangguk.

"Bagus, tolong nanti dipastikan lagi"

"Siap ketua" jawab Kia. "Oh ya mas, saya minta tambahan tim ya, Hanna biar ikut menghandle nanti" pinta Kia, dia butuh personil saat menyambut kedatangan Rayyan nanti.

"Oh...Hanna...apa kasu siap?" tanya Bian pada Hanna.

Pertanyaan itu seolah memiliki arti yang berbeda buat Hanna. Yes, aku siap...siap menjadi pendampingu mas Biaaaannnn

"Heh jangan bengong, jawab itu" senggol Kia, benar-benar dah kali ini Hanna.

"Oh iya, siap mas" jawab Hanna sambil tersenyum manis.

"Bagus, oh ya...nanti tolong Kia dimatangkan bersama tim yang lain mengenai persiapan apa saja yang memang dibutuhkan segera. Hanna nanti tolong bantu saya susun proposal pengajuannya"

"Siap" kali ini Hanna sigap.

"Iya mas" susul Kia.

Mau diajak kemanapun Hanna sih ok, bahkan bolos di kelasnya Bu Naning pun dia ok.

"Nanti sore setelah perkuliahan kita kerjakan"

Ternyata Bian tidak tega membiarkan Hanna membolos, memang cowok idaman. Hanna kembali senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Rapat ditutup setelah semua tim selesai memaparkan programnya. Hanna sudah tidak sabar menunggu nanti.

Duh....bakal ada yang berduaan nih. hihi

Bantu like ya....thanks you....

Terpopuler

Comments

taehyung~V~💜

taehyung~V~💜

kira² klo rayyan tw Hanna naksir ama bian bkalan cemburu gak yhh,, jd gak sabar nunggu lnjutanny

2022-06-11

0

Nurularswar

Nurularswar

Hanna..... 🙈🙈🙈🙈🙈🙈

2022-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!