8. Cinta Mati

"Sayang bangun...." ucap Talitha sambil mengelus pipi Rayyan dengan lembut, dilihatnya lelaki yang mengisi isi hatinya tersebut tengah terlelap tidur di sofa dengan nyaman. Tak tahan rasanya dia melepas rindu dengan laki-laki itu, terlebih setelah pertengkaran dia dengan Brian suaminya.

"Kamu..." ujar Rayyan ketika baru membuka matanya agak terkejut melihat Talitha.

"Kenapa kamu kaget?" ujar Talitha sambil tersenyum manis, matanya terlihat sembab. Rayyan beringsut mengubah posisi tidurnya menjadi duduk di sofa, kini Talitha juga duduk di sampingnya. Rayyan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, lalu dia menatap wanita di sampingnya itu.

"Bukan....aku hanya khawatir jika kamu sering kesini, nanti Brian bagaimana..." Rayyan menghembuskan nafas panjang.

"Biarin aja, laki-laki itu sungguh membuatku terpenjara, dan kini aku membencimu"

"Aku?" Rayyan menunjuk dirinya sendiri. Talitha mengangguk. "Kenapa?"

"Aku sebel sama Kamila, kenapa dia menikahkan kamu dengan perempuan itu? perempuan yang dari negara entah berantah" Talitha akhirnya protes. "Dia jauh dari aku, jauuuuuh banget kelasnya, siapa sih dia? yang aku tahu dia gadis laundry biasa saja" ceplosnya.

Rayyan menggaruk kepalanya, ini rumit baginya. "Aku sendiri juga tidak paham sebelumnya, hanya saja ini sama-sama menyelamatkan kita kan?" Rayyan membela, entah membela dirinya atau Hanna.

"Tapi nggak begini juga" masih saja Talitha protes.

"Lantas aku harus bagaimana? jujur aku juga kecewa dengan kamu, kenapa kamu nggak jujur dari awal jika kamu dan Brian masih ada ikatan pernikahan?" Rayyan melihat wanita di sampingnya dengan mimik serius, dalam hati tak dapat dipungkiri jika dia mencintai wanita itu.

"Lah kan memang hubunganku sudah hambar dengannya Rayyan....kita sudah di ambang perceraian"

Rayyan kembali mengambil nafas dan menghembuskan dengan berat, dia sudah terlanjur jatuh cinta pada wanita ini.

"Harusnya berpikir panjang" ucap Rayyan akhirnya.

Talitha memegang tangan Rayyan dengan lembut, dan mengusapnya. "Aku akan tetap bertahan dengan hatiku"

"Seenggaknya kita harus membaca situasi, mungkin kita harus menjaga jarak kita hingga berita mereda, ini masih terlalu berbahaya"

Talitha menatap mata Rayyan dengan perasaan iba, ada benarnya juga. Dia juga tidak mau karir Rayyan hancur karenanya.

"Iya" jawabnya akhirnya.

"Jadi sayang...kita harus bersabar" Rayyan membalas usapan tangan Talitha sambil tersenyum. "Mulai sekarang, kita harus membatasi pertemuan kita ya?" pinta Rayyan, senyumnya mengembang.

"Tapi aku takut..." Talitha merajuk.

"Kenapa lagi?"

"Aku takut kamu jatuh cinta padanya" Talitha manyun.

Sontak Rayyan tertawa terbahak mendengar kalimat itu yang meluncur dari bibir Talitha.

"Kenapa tertawa? aku serius"

"Lagian kamu kenapa cemburu pada dia? hah? ini konyol" Rayyan tertawa lagi melihat tingkah pujaan hatinya tersebut.

"Dia perempuan loh, dan kalian tinggal dalam satu atap yang sama, bertemu setiap hari, komunikasi setiap hari, itu...." belum selesai Talitah berucap. Rayyan memeluk wanita itu dan mengelus rambut pirangnya, hingga aroma rambut tersebut tercium.

"Enggak akan sayang...percaya padaku" Rayyan memastikan, dia berkata dengan mantap.

"Bener ya....?"

Rayyan mengangguk.

***

Sementara itu Hanna baru saja selesai mengikuti kuliah, Hanna tidak lekas pulang, dia berada di ruang jurnalis, dia memang aktif berada di kegiatan luar akademiknya.

"Tahu nggak, nanti dies natalis kampus kita, kita akan mendatangkan Rayyan Sebastian?" ujar Kia, teman Hanna yang berada di UKM Jurnalistik bersamanya.

"Oh..." hanya itu jawaban yang keluar dari Hanna.

"Hah? hanya Oh? kok tumben?" tanya Kia terkejut, seorang Hanna hanya menanggapi "Oh" padahal biasanya Hanna sangat antusias dengan orang yang namanya Rayyan Sebastian si seleb hits itu. Dia tahu Hanna sangat mengidolakan Rayyan.

"Iya? apa kamu sedang tidak dengar?" Kia menyentuh dahi Hanna, memastikan bahwa temannya tersebut dalam keadaan baik-baik saja.

"Enggak...aku bahagia, seneng dengarnya, nanti bisa minta foto bareng" ujarnya sambil menyeringai.

"Yap, nanti kita yang harus urus ini itu untuk menyambutnya"

"What?" teriak Hanna.

"Kenapa? bukankah itu bagus? kita bisa dekat?" diam-diam Kia juga mengidolakan Rayyan.

"Ya...ya...." jawab Hanna malas, andai saja Kia tahu jika ternyata Rayyan itu menyebalkan, apakah dia juga akan tetap mengidolakan atau ilfeel seperti dirinya. "Kapan sih?" tanya Hanna sambil rebahan di karpet, tangannya memainkan ponselnya.

"Masih lumayan lama sih, mungkin sekitar 5 bulanan lagi lah"

"Baiklah nanti kita kerjakan bersama-sama" jawab Hanna masih sibuk melihat layar ponselnya.

"Tumben-tumbenan ini bocah nggak blingsatan mendengar nama Rayyan, aneh" gumam Kia sambil ikut rebahan di pinggir Hanna.

        Kini Hanna tahu, bahwa yang terlihat di layar itu benar-benar tak sama dengan apa yang ada di depannya sekarang. Rayyan yang di posternya jauh lebih menarik, terlihat sangat baik dan menyenangkan. Tapi aslinya sungguh menyebalkan dan membuatnya merasa menyesal telah mengidolakannya.

"Kamu kenapa melamun?" senggol Kia saat melihat Hanna menutup matanya.

"Bukan.....aku mengantuk" Hanna berdalih, sebenarnya dia sedang memikirkan Rayyan dan hidupnya, seperti mimpi yang benar-benar aneh. Tiba-tiba muncul begitu saja. Harusnya dia bahagia, tapi kenapa enggak?

"Nanti aku bersedia mendampingi dan menjadi tour guide bagi Rayyan deh" Kia kembali bersemangat. "Kamu mau kan?" Kia menyenggol lengan Hanna.

"Oh...iya, mau donk, mau banget" Hanna berpura-pura. "Tapi kenapa sih kampus kok ngundang dia? memang jadwalnya bisa?"

"Lah kamu kan tahu sendiri kalau yang sedang hits itu Rayyan, sebagai contoh kawula muda yang keren" Kia nampak berbunga-bunga.

Hanna mendengus, ingin rasanya dia membongkar apa yang dia alami, bahwa Rayyan itu menyebalkan.

"Bagaimana ya Rayyan di dunia nyata ya? uh pasti keren...andai saja aku menjadi pacarnya" Kia tertawa terbahak-bahak. Hanna melirik temannya tersebut sambil tersenyum.

"Mau?" tanya Hanna.

"Mau donk...." Kia bersemangat.

"Aku mah ogah, karena mas Bian tetap nomer satu di dunia nyataku" ujar Hanna tersenyum sambil mengingat Bian.

"Iya...nggak apa-apa aku malah senang, hilang satu sainganku" Kia tertawa, menertawakan kehaluannya.

Ingatan Hanna kembali di kejadian pagi tadi, membuatnya semakin pudar dalam mengidolakan Rayyan.

        Selepas berhaha hihi di ruang jurnalistik, Hanna pamit undur diri. Dia segera bergegas ke parkir dan pulang ke rumah Rayyan.

"Baru pulang?" sapa Rayyan, laki-laki itu sedang berada di dapur. Hanna mengangguk, baginya Rayyan adalah tetap manusia biasa, tidak ada yang spesial jika dilihat di rumah. Memang dia good looking, hanya saja aura bintangnya tidak seperti saat di lauar televisi.

"Kenapa melihatnya seperti itu? ada yang aneh?" tanya Rayyan sambil melipat kedua tangannya, "Atau jangan...jangan..."

"Stopp....jangan ungkit lagi" Hanna mengangkat kedua tangannya. Dia tahu Rayyan akan membahas peristiwa itu lagi. Rayyan tertawa terbahak-bahak. Lalu dia mneyeret kursi kayu yang dekat dengannya dan duduk di sana. Hanna melirik ke atas meja, nampaknya Rayyan bersedia memakan makanan sederhananya itu.

"Ngomong-ngomong terima kasih makanannya, lumayan lah daripada harus keluarin duit buat beli makanan, hemat" nampak Rayyan terlihat menggoda Hanna. Hanna hanya diam, kini dia berjongkok di depan lemari es sambil memasukkan bahan makanan ke dalam.

Berasa mendapat mainan baru, Rayyan tertawa melihat ke arah Hanna.

Terpopuler

Comments

taehyung~V~💜

taehyung~V~💜

aq bkal nunggu saat² dirimu akan bucin ke hana rayyan🤣🤣

2022-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!