9. Mainan Baru

"Eh aku ralat, makanan kamu jauh dari enak....lantas kamu nggak bisa gitu masak yang selain itu?" ucap Rayyan sembari menatap Hanna yang masih sibuk di depan lemari es. Hanna diam saja, hatinya merasa dongkol dengan ulah Rayyan.

Kalau nggak suka nggak usah dimakan, siapa suruh nggak punya koki pribadi?

Hanna membatin, menganggap apa yang diucapkan oleh Rayyan hanya angin lalu.

"Bagaimana kalau ambil ART saja?" Hanna memberikan usul, berkata dengan lemah lembut dan menahan emosinya. Lama-lama dia bisa gila berada di rumah ini, katanya apa-apa urusan pribadi, kenapa Rayyan jadi suka nongkrong dan berbicara yang tidak-tidak.

"Hah? ambil ART? no....itu akan menyusahkan dan menghabiskan uang" Rayyan tersenyum menggoda. Bukan, bukan itu pasti alasannnya, sekelas Rayyan nggak mungkin nggak punya uang hanya untuk membayar koki, pasti itu bukan alasannya. Hanna menarik nafas panjang, menutup matanya, dan kembali menoleh ke arah sayuran yang dia tata.

"Kamu kan bisa masak, jadi kamu donk yang masak, tapi yang enak masaknya, daripada aku beli online setiap hari, dan selain enak juga harus higienis" Rayyan tersenyum. "Bagaimana?" tawarnya.

Hanna mendengus, baru saja sayuran-sayuran tersebut selesai ditata. Dia berdiri dan menutup pintu lemari es, sejenak dia melihat ke arah Rayyan, wajah tampannya sungguh menyebalkan.

Hanna menarik nafas, "Aku sibuk" jawab Hanna.

"Kamu kan hanya kuliah, lagian setiap hari kamu masak kan?" Rayyan masih ngotot, senyumnya masih saja mengembang.

Sungguh Rayyan menyebalkan, dia masak untuk dirinya sendiri, dia mencuci untuk dirinya sendiri, bukan untuk Rayyan. Hanna meraih gelas yang ada di dekatnya lalu menuangkan air ke dalamnya, agar dirinya merasa tenang.

"Kamu kan istriku" Rayyan sungguh senang dengan adanya teman ngobrol yang baginya seperti mainan baru.

glekk....

"Uhuk...uhuk...uhuk..." Hanna sontak terbatuk mendengar kata istri yang diucapkan Rayyan.

"Yah...meskipun hanya di atas kertas, tapi kamu harus melakukan kewajiban donk, memasak untuk suami salah satunya"

Hiiiissssh....ingin rasanya Hanna menimpuk Rayyan dengan gelas yang masih dia pegang, gelas itu masih berisi air. Hanna baru saja berhasil menenangkan dirinya dari batuknya tadi.

Tidaaaaak........aku bukan istrinya yang harus melakukan kewajiban sebagaimana mestinya.

Hanna gemas dengan semua ucapan Rayyan, Rayyan semakin tertawa lebar. Tidak buruk ada orang asing yang berada di rumahnya.

"Ehm....begini-begini...jadi....kan sudah jelas ya, bahwa ini hanya skenario dari anda dan Kamila" Hanna menegaskan kata "Anda" saat mengucapkannya. "Dan dari awal juga kan kamu sudah bilang kalau kita hidup masing-masing, mau apa kek bukannya itu urusan masing-masing?" Hanna membantah, dia tidak mau ditindas.

"Itu kemarin, sekarang kan beda lagi" melihat Hanna bersungut-sungut, membuat keinginan Rayyan untuk menggodanya semakin kuat. Gadis aneh itu nampak kelimpungan dan menahan emosinya. Terlalu berlebihan jika Talitha cemburu dengan gadis ini. Gadis yang nampak sangat biasa, bukan tipe Rayyan sama sekali.

"Aku yang menentukan di sini, jadi jangan membantah, kamu masak buat aku juga mulai sekarang, dan kalau kamu capek mencuci, cuci di luar saja" Rayyan memutuskan, lalu dia pergi dengan tertawa kemenangan. Cukup hari ini untuk menjahili Hanna. Hanna hanya melongo mendengar keputusan sepihak dari Rayyan.

"Dasar keterlaluan, seenaknya saja....Ya Tuhan....kok bisa sih aku mengidolakan dia? dia yang ternyata menyebalkan, narsis, dan semua muanya...sungguh dia menyebalkan" Hanna menggeram, kedua tangannya terkepal.

"Kamu senang ya? kok ekspresinya begitu?" Rayyan berteriak dari tangga, Hanna tidak sadar jika Rayyan melihatnya dari sana. Seketika Hanna melihat dengan tajam ke arah Rayyan.

"Bisa-bisanya...." Hanna mendengus.

Rayyan kembali tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dia puas menjahili Hanna, dan akhirnya dia masuk ke kamar.

"Katanya selebriti hits, banyak idola, kenapa kok memaksa minta aku masak? katanya masakanku gak enak? ambil koki kek" Hanna masih terbawa emosi. Lalu dia pergi ke kamar.

***

Hanna membuka pesan dari ponselnya, seseorang mengajaknya bertemu malam ini di tempat yang sudah ditentukan. Hanna mengiyakan tanpa menimbang lebih lama, karena menurut yang dituturkan sang pengirim pesan. Pertemuan ini penting.

Hanna keluar rumah tanpa seizin Rayyan, hal itu sudah biasa. Dan dia sudah meninggalkan makanan yang entah Rayyan doyan atau tidak nantinya. Hanna bodo amat.

        Hanna tiba di sebuah cafe yang agak jauh dari rumah Rayyan dengan motor bututnya. Dia celingukan mencari orang yang dimaksud. Tak berapa lama, sebuah tangan melambai, terlihat wanita cantik dengan rambut pirangnya di sebuah meja yang tidak jauh dari posisi Hanna. Hanna segera mendekat.

"Maaf, aku telat, sudah lama?" tanya Hanna, tak ada rasa kikuk dalam dirinya, gadis biasa yang selalu menunjukkan keberaniannya di manapun berada, kecuali di kelas mata kuliahnya Pak Ibra.

"Enggak, kamu nggak telat, hanya saja aku yang terlalu cepat berada di sini"

"Oh...ok" Hanna menarik kursi yang berhadapan dengan wanita itu, lalu dia duduk di sana. Penampilan keduanya begitu jomplang, jika wanita yang ada di depannya nampak full make up, gaun cantik tanpa lengan, dan aroma parfum yang menusuk hidung. Hanna hanya mengenakan celana jeans dan kemeja warna coklat, tak lupa jaket yang sudah dia lepaskan di luar.

"Kita sudah pernah bertemu sebelumnya meskipun belum pernah bertegur sapa"

Hanna mengangguk, dari mana wanita itu mendapatkan nomernya, Hanna menjadi penasaran dibuatnya.

"Dan maaf meminta kamu datang malam-malam untuk bertemu di sini" imbuh wanita itu.

Talitha memang nampak jelita, pantas saja Rayyan tergila-gila padanya, bagi Hanna mereka adalah pasangan yang serasi sebenarnya.

"Panggil saja aku Talitha, mungkin kita seumuran atau paling juga selisih sedikit saja...."

"Iya" jawab Hanna. Pelayan datang membawa pesanan minuman untuk mereka, Talitha sudah memesaknkan juga untuk Hanna.

"Silahkan diminum, semoga pilihanku tidak mengecewakan" Talitha mempersilahkan Hanna untuk menikmati caramel frapuccino yang nampak menggoda itu.

"Terima kasih" Hanna mengangguk smabil tersenyum pada Talitha yang ramah.

"Jadi begini Hanna....iya benar, nama kamu Hanna kan?"

Hanna mengangguk kembali.

"Hanna....kamu tahu kan siapa aku?"

"Iya"

"Wanita dengan segala kelemahannya, mungkin terlalu panjang jika aku harus menuturkan rentetan awal hingga terjebak dengan hubungan ini dengan Rayyan" Talitha mengambil nafas untuk melanjutkan ceritanya. Hanna sibuk mendengarkan lanjutan cerita Talitha.

"Aku berada di tempat yang salah, rasanya sudah bertahun-tahun dengan keadaan yang tidak jelas, suamiku tidak menganggap aku ada, dan kita juga sudah sepakat bercerai sebelumnya, oke...aku salah...aku yang salah, membuat Rayyan berada di situasi yang rumit" Talitha kembali menghentikan pembicaraannya. Hanna sedikit tercekat mendengar Talitha begitu emosional menahan tangisnya.

"Aku jatuh cinta padanya yang aku rasa sempurna, aku tidak pernah mendapatkan sebelumnya dari suamiku, sama sekali, kita hambar sejak menikah, entahlah.....aku hanya pajangan dibuatnya" Talitha menerawang. Sorot matanya nampak putus asa.

Hanna tidak menimpali, dia masih ingin mendengar apa yang menjadi gundah dalam hati Talitha dan tujuan apa yang ingin disampaikan Talitha padanya.

Air mata mulai tumpah dari kedua mata bening Talitha.

Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!