Ruang tamu nampak hening, Rayyan mencoba tenang saat dicecar oleh lelaki yang ada di hadapannya. Talitha duduk tak jauh darinya, dia masih terdiam. Sementara Kamila berjalan meninggalkan Rayyan yang ada di ruang tamu, kini dia berjalan mondar mandir mencoba mencari jalan keluar.
Kamila kembali ke ruang tamu dan duduk tepat di samping Rayyan.
“Apa yang anda dengar tentang gossip di luaran sana tidaklah benar, tidak ada pernikahan di rumah ini”
Mata laki-laki yang memakai jas itu menatap Kamila tajam, seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari perempuan itu. Dia masih sangat yakin jika Talitha, istrinya akan menikah dengan Rayyan Sebastian.
“Seperti yang mereka jelaskan tadi, bahwa istri anda adalah sahabat baik dari Rayyan, dan hari ini Rayyan akan menikah. Apa yang salah jika istri anda hadir di sini memberikan support?
” Kamila masih mencoba mengarang cerita. Laki-laki itu tersenyum sinis.
“Dia masih istri sahku, kita belum bercerai” ujarnya tegas. “Jika pernikahan ini terjadi, saya akan jamin karir dia akan hancur lebur” ulasnya.
Rayyan masih terdiam sambil memandangi laki-laki itu, dia merasa tersudut. Ada rasa bersalah di benaknya, tapi dia tidak bisa dengan mudah mengakuinya. Sementara Talitha geram dengan apa yang didengarnya.
“Sekarang saya membawa polisi dan pengacara, jika kalian tidak bisa membuktikan bahwa tidak akan terjadi pernikahan antara istri saya dan artis anda, maka saya akan membiarkan artis anda bebas dan kasus ini saya tutup, namun jika terbukti akan ada pernikahan, maka ingat kata saya tadi, artis anda akan hancur” ancamnya lagi. Kamila menelan ludahnya.
Tiba-tiba ponsel yang dia pegang berbunyi, ada panggilan masuk dari nomor yang tidak tertera di daftar kontaknya. Kamila segera berdiri dan berjalan menjauh. Saat mendengar suara di ponselnya, terbersit sebuah ide di pikirannya. Dia segera bergegas keluar dan membuka pagar. Nampak deretan para wartawan tidak lelah berjejer di luar pagar sejak siang tadi.
Tidak salah, mungkin ini bisa menunjan idenya. Dilihatnya gadis pengantar laundry itu sudah cukup umur, menurut perkiraannya gadis itu berumur 20 an tahun. Segera Kamila menarik tangan gadis itu masuk ke dalam rumah.
Segera Kamila meminta MUA merias Hanna.
“Siapa namamu?” tanya Kamila.
“Hanna kak” jawab Hanna. “Ini kenapa kak? Ada apa?” tanya Hanna panik.
“Aku mau minta tolong, hanya kamu satu-satunya yang bisa menolong” ujar Kamila. Hanna dibuat semakin bingung
dengan pernyataan Kamila.
“Aku Kamila, panggil saja Mila, aku manager dari Rayyan, kamu kenal Rayyan kan?”
Hanna mengangguk, siapa yang tidak kenal Rayyan Sebastian. Seantero negeri ini pasti tahu dia. Hanna tersenyum tipis.
“Menikahlah dengannya” ucap Kamila.
Deeggg…..jantung Hanna ingin berhenti berdetak saat mendengar kalimat itu, apakah dirinya sedang berada di
dalam mimpi sekarang. MUA tengah sibuk merias dirinya, Hanna memperhatikan tangan kanannya, dibukanya tangannya lalu diangkat, dan dia menepuk ke pipinya. Terasa sakit, berarti ini bukan mimpi.
“Tolong, menikahlah dengannya. Kamu bukan anak-anak lagi kan?”
Hanna menggeleng masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Bagus, jadi bersiaplah dan menjadi calon pengantin Rayyan” ujar Kamila mantap.
Ini seharusnya menjadi mimpi indah yang selama ini Hanna idam-idamkan, jika sebelumnya dia hanya memandang
wajah Rayyan di layar ponsel, di layar televisi, dan poster yang berjejer di kamarnya. Kini dia akan menjadi istri Rayyan. Harusnya dia bahagia, namun tidak.
“Setidaknya jangan begini caranya” gumamnya lirih, bahkan Kamila tidak akan bisa mendengarnya.
Tak berapa lama Rayyan datang menghampiri Kamila, di situ riasan Hanna hampir selesai. Di tangan yang tepat, wajah polos Hanna disulap menjadi sangat cantik, bahkan Hanna sendiri tidak percaya bahwa itu adalah dia.
“Apa rencanamu?” tanya Rayyan.
“Menikahlah dengannya” Kamila menunjuk Hanna yang sedang duduk di depan cermin. Rayyan tersentak.
“Kamu jangan gila!” bentak Rayyan.
“Lebih gila lagi kalau kamu tidak menikah dengananya hari ini, karir kamu akan hancur, bukan lagi karir, tapi mental kamu akan hancur” ujar Kamila tak kalah sengit.
Apa yang diucapkan Kamila tidak salah, dia berada di pihak yang salah. Dia terlalu percaya dengan Talitha yang mengatakan dia sudah bercerai dengan suaminya. Jika saja pernikahannya dengan Talitha terlaksana, bukan tidak mungkin Rayyan akan mendapatkan sanksi sosial yang tentunya berat buat dia.
“Aku akan mengatur semuanya”
Rayyan keluar dari kamar tersebut, mau tidak mau dia harus ikut dengan apa yang diucapkan Kamila.
“Aku tidak sempat menjelaskan panjang lebar padamu, tapi tolonglah, menikahlah dengannya” pinta Kamila setengah memohon, tapi wajahnya tetap kelihatan tegas. “Kita buat perjanjian, dan aku akan memberikan kompensasi yang layak” imbuh Kamila.
Pikiran Hanna berkelana, ini tidak ada dalam rencananya, namun jika ini adalah sebuah jalan yang bisa dia lakukan untuk membantu Nayo, maka dia akan melakukannya.
“Aku ingin ayahku datang” ucap Hanna kemudian sesaat setelah Rayyan keluar dari kamar.
“Ya silahkan, dan tenang saja, ini tidak gratis, kamu menikah dengan Rayyan sekitar 6 bulan, setelahnya kamu bebas. Aku akan menyiapkan segalanya nanti” Kamila berbicara enteng. “Dan kamu harus merahasiakan pernikahan ini dari siapapun, termasuk keluargamu juga harus merahasiakannya”
Hanna memejamkan mata, keputusan yang dia ambil hanya beberapa detik itu entah akan membawa hasil yang baik atau akan menjadi boomerang untuknya. Segera dia mengambil ponsel yang ada di saku jaketnya. Dia sudah bersiap dengan kebaya pengantin yang dia antarkan tadi.
Tidak ada 30 menit, Pak Handi dan juga Nayo sudah berada di rumah mewah tersebut. Hanna bergegas menghampiri ayahnya dan Nayo sesaat mereka tiba di depan kamar yang digunakan untuk meriasnya tadi.
“Apa yang terjadi?” tanya Pak Handi pada Hanna yang terlihat sangat cantik, dia tidak menyangka jika yang di hadapannya adalah putrinya.
Belum sempat Hanna menjelaskan, Kamila mengajak Pak Handi berbicara di ruang yang berbeda agar pelaksanaan pernikahan segera dilakukan. Karena pihak dari Brian Wicaksono, yang tak lain suami dari Talitha sudah tidak sabar.
Pak Handi kembali pada Hanna yang masih menunggu di depan pintu kamar.
“Nak…maafkan ketidakmampuan ayah…”Pak Handi meminta maaf pada putrinya, dia mengelus pipi Hanna lembut.
“Tidak apa-apa yah…Hanna sudah yakin melakukannya” ucap Hanna mantap, mungkin tidaklah buruk menjadi “istri” dari Rayyan.
Tapi kenapa kamu menangis? Kamu sedih? Jika itu yang kamu rasakan, maka batalkanlah” Pak Handi melihat air mata di sudut mata Hanna. “Mari kita batalkan dan kita pulang” ucap Pak Handi lagi, Hanna masih terdiam. Dia mencoba mengusap air matanya.
“Tidak yah…hanya saja, ayah menginjak kakiku” ucap Hanna kemudian, Pak Handi reflek menarik kaki kanannya
yang menginjak kaki telanjang Hanna.
“Oh maaf nak…sakit ya?” Pak Handi memastikan jika kaki putrinya tidak cedera. Hanna menggeleng sambil tersenyum.
Pernikahan yang serba mendadak itu akhirnya terlaksana, pihak Brian tertawa puas melihat kejadian ini. Tapi tidak
bagi Rayyan dan Talitha, ada luka di hati mereka. Begitu juga yang dirasa oleh Hanna, ini seperti mimpi. Mimpi indah seharusnya, tapi terasa sangat mencekam.
Mohon dukungannya ya readers....^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
loeya
bisa" nya ngelawak dong😭🤣
2022-12-25
1