5. New Day

Hanna sudah bangun sejak tadi, suasana rumah terasa sangat sepi. Berbeda dengan rumahnya sendiri, pasti jam segini sudah ada kehebohan di dapur dan tempat cucian. Hanna melihat ke arah jendela, lalu tangannya meraih gorden dan melihat keluar dari balik kaca tersebut. Masih terlihat gelap. Hanna menghirup nafas panjang. Masih terasa mimpi berada di rumah Rayyan. Tapi kemana Rayyan berada? Dia tidak melihatnya setelah kemarin

pagi. Apakah dia sedang tidak ada di rumah.

Hanna beranjak meninggalkan jendela, tenggorokannya terasa kering, dia segera keluar kamar dan menuju dapur. Hanna membuka kulkas dan mencari air dingin, sesaat setelah menutup pintu kulkas, dia terkejut saat di sampingnya ada sosok yang tiba-tiba muncul.

“Ahhhh” Hanna terpekik, dia hanya melihat kaki karena posisi dia sedang berjongkok. Hanna meneguk ludahnya,

lalu menenangkan pikirannya.

“Bukaaan hantu” bisiknya sambil menutup matanya.

“Minggir” ucap Rayyan membuyarkan bayangan halu Hanna.

“Oh…iya” Hanna segera beringsut setelah tangannya sukses mengeluarkan botol air minum dingin dari kulkas.

Rayyan membuka kulkas dan melakukan hal yang sama.

Hanna duduk di sebuah kursi kayu di ruang makan yang tidak jauh dari kulkas, Rayyan ikut duduk di sana. Hanna

melihat Rayyan, nampak laki-laki idolanya itu tak ubahnya sebagai manusia biasa yang jika di rumah menggunakan kaos dan celana pendek layaknya Nayo saat di rumah, sandal jepit dan rambut juga berantakan.

“Kenapa? Nggak pernah lihat orang ganteng baru bangun tidur?” tanya Rayyan tiba-tiba, membuat Hanna terhenyak.

“Ternyata dia narsis” bisiknya dalam hati.

“Oh…oh…enggak, Cuma…Cuma heran saja”

“Kenapa?” tanya Rayyan.

“Heran…rumah sebesar ini sepi, nggak ada yang bantu kamu gitu…ehm…maksudku siapin sarapan kamu, kan kamu artis besar” jawab Hanna sekenanya, rasanya dia harus meninggalkan kesan canggung. Rayyan terdiam mendengar ucapan Hanna.

Rayyan meletakkan gelas yang baru saja dia teguk airnya hingga tandas di atas meja. Dia menatap Hanna.

“Apa kamu mengenalku?” tanya Rayyan sambil menatap Hanna tajam.

Hanna yang ditatap tajam oleh Rayyan, seolah terasa mau pingsan, mata yang indah itu nyata di depannya, bukan lagi poster yang ada di dinding kamarnya. Tapi dia harus tetap terlihat baik-baik saja.

“Pleaseee…..jantungku berdetaklah dengan normal…” bisik Hanna dalam hati.

“Oh…iya Rayyan Sebastian…ehm…hanya sekedar tahu” ucap Hanna berbohong, dia melipat kedua tangannya di dada. Bagaimanapun dia juga harus menjaga gengsi, meskipun dalam hatinya berontak.

Rayyan tersenyum tipis.

“Bagaimana bisa kamu hanya mengenalku tanpa mengagumiku?” gumamnya.

“Apa?” tanya Hanna. Rayyan yang dia idolakan ternyata kok menyebalkan?

Rayyan beranjak dari kursinya.

“Oh ya..terserah kalau kamu mau masak dan lain-lain di rumah ini, kapan-kapan kita bahas apa yang perlu dibahas” ujar Rayya kemudian pergi meninggalkan Hanna.

“Hiiis…..kenapa dia begitu? Mengapa tidak seindah di poster?” gumam Hanna sambil mengangkat kedua tangannya. Lalu tangan kanannya meraih gelas yang masih ada sisa air, diteguknya hingga tandas.

Dari balik jendela dapur, matahari sudah mulai meninggi. Hanna sudah tidak masuk kuliah kemarin, dan hari ini dia tidak boleh terlambat.

            Hanna sedikit tergopoh, hampir saja dia terlambat masuk kelasnya Pak Ibra, dosen yang terkenal killer di jurusannya. Terlambat semenit saja bisa membuatnya stress dan tidak bisa masuk kelas.

“Hampir saja” Hanna mengatur nafasnya begitu dia tiba di depan pintu kelas. Seisi kelas hampir penuh oleh mahasiswa, Hanna melirik ke arah kursi kosong yang sudah disediakan untuknya.

“Terima kasih, Panji” ujarnya lalu duduk di samping laki-laki yang dia panggil Panji tersebut. “Untung saja Pak Ibra belum datang” imbuhnya, dia meletakkan tasnya di lantai, tergeletak begitu saja.

“Kemarin kemana?” tanya Panji.

“Oh…iya kemarin ya?” Hanna baru ingat jika kemarin dia tidak membalas pesan dari Panji.

“Oh kemarin aku sibuuuuuuk banget, nggak sempat balas pesan kamu” urai Hanna berbohong.

Suasana kelas yang tadinya ramai mendadak hening saat dosen yang dimaksud tiba, dosen dengan perawakan tinggi besar dan memakai kacamata tebal itu masuk kelas tanpa bersuara. Kesan angker langsung menyeruak. Jika macam-macam maka nilai D siap-siap diterima. Hampir dua jam lamanya berada di kelas, menahan rasa kantuk, rasa bosan dan rasa tegang. Akhirnya kelas pun usai, Hanna merapikan bolpoin dan bukunya kembali ke dalam tas

ranselnya.

“Kamu sudah makan?” tanya Panji yang juga melakukan aktivitas yang sama. Hanna menggeleng, karena memang tidak ada bahan makanan di kulkas Rayyan.

“Sarapan yuk” ajak Panji. Hanna tidak menolak, ini adalah salah satu kebiasaan yang dia lakukan sama Panji saat

dia tidak sempat sarapan di rumah. Mereka berjalan menuju kantin jurusan.

Mereka duduk bersebelahan, sambil menunggu makanan, Hanna memperhatikan sekitar. Kantin belum begitu ramai oleh mahasiswa yang lain.

“Duh…”bisik Hanna.

“Kenapa?” tanya Panji sambil melihat Hanna yang duduk di sebelahnya.

Hanna mengusap dadanya dan menenangkan hatinya. Panji melihat ke sekitar, begitu melihat seseorang yang tak jauh dari tempatnya duduk, Panji mengerti.

“Kenapa? Mau duduk di sana?” tanyanya menggoda. Hanna menggeleng. “Masih suka?” tanya Panji lagi. Yap, di

dekat dia duduk terlihat seseorang yang Hanna suka sejak lama, dia adalah salah satu kakak tingkat Hanna.

Hanna tidak menjawab, tapi dia memang masih suka sama laki-laki itu, Bian namanya. Panji tersenyum datar melihat Hanna.

Buru-buru Hanna menyadarkan diri, masihkah dia patut mencintai orang lain? Sekarang dia sudah menjadi istri sah dari Rayyan. Hanna menghembuskan nafas sebal. Pesanan mereka tiba, Hanna menyantap hidangannya dengan lahap. Bahkan lupa jika Bian berada di tempat yang tak jauh darinya.

            Perkuliahan hari ini usai, Hanna mampir ke rumah ayahnya terlebih dahulu. Baru sehari berpisah rasanya dia sudah rindu berat dengan Ayah dan adiknya.

“Ayaaaah…” teriak Hanna dari luar, Ayahnya nampak terkejut melihat kedatangan Hanna.

“Hai putri ayah yang cantik, kamu sudah makan?” tanya Pak Handi.

“Belum yah, hanya sarapan tadi” jawab Hanna lalu masuk ke dalam rumah. “Nayo mana?”

“Dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya”

“Oh”

“Tadi ayah masak sayur bayam, sambal, sama ikan nila goring, makanlah, kamu pasti lapar”

“Nanti saja yah” Hanna duduk di kursi busa depan TV.

“Apa kamu senang tinggal di sana?” tanya Pak Handi.

Hanna tidak menjawab, dia hanya menatap Ayahnya. Dari tatapan mata Hanna pun, Pak Handi tahu jawabannya.

“Ah sudahlah, makanlah dulu”

            Hanna tiba di rumah Rayyan sudah hampir jam 9 malam, rasanya kakinya berat melangkah masuk ke rumah tersebut. Hanna memarkir motornya di garasi, nampak sebuah mobil berwarna putih juga sedang parkir di

sana. Hanna lantas masuk ke dalam rumah.

Terdengar suara dari sebuah ruangan, suara sedang mengobrol. Yang dia tahu itu suara Rayyan dengan seorang

perempuan, tapi bukan Kamila. Hanna melangkah dengan pelan, tidak ingin menganggu pembicaraan kedua orang tersebut, sekilas dia melihat jika Rayyan sedang berbicara dengan perempuan yang gagal dia nikahi.

Hanna acuh, kemudian dia bergegaas menuju dapur meletakkan barang belanjaan yang akan dia masak esok hari,

setelahnya dia masuk ke dalam kamar untuk istirahat.

Terpopuler

Comments

Tarisa Icha

Tarisa Icha

bacanya agak kurang nyaman Thor gara2 kepisah pisah,tapi tetep ok kok ceritanya

2023-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!