11. Si Super Menyebalkan

tin...tin...tin....

Kembali suara klakson terdengar nyaring, Hanna melirik ke arah mobil tersebut kembali. Namun tidak kelihatan karena mobilnya memakai kaca gelap. Sudah, pada akhirnya dia tak akan menghiraukannya lagi. Mungkin hanya orang iseng.

Hanna kembali mendorong motornya, sesekali dia menyeka peluh yang bercucuran di dahinya.

"Mogok ya?" ucap seseorang dari dalam mobil, mobil itu berhenti tepat di samping Hanna mendorong motornya, mendengar ucapan tersebut, secara reflek Hanna berhenti mendorong, dia melihat ke arah sumber suara yang ada di balik kemudi, kaca mobil turun, dan meskipun gelap, Hanna dapat melihat dengan jelas siapa orang yang ada di dalam mobil itu.

"Kamu?" Hanna menggeram. Ada rasa senang melihat Rayyan, setidaknya dia akan tertolong, karena dia sudah benar-benar lelah mendorong motornya.

"Iya, kenapa? kenapa mogok?" tanya Rayyan. Hanna menggeleng. Dia benar-benar tidak tahu penyebab motornya mogok.

"Makanya jangan keluyuran malam-malam, anak cewek kok jam segini masih di luar rumah, nanti kamu dicari loh sama suamimu" goda Rayyan, senyumnya mengembang, mainan baru ini sungguh menyenangkan hatinya.

"Kamu...ehm...kamu jalan sana" ujar Hanna, antisipasi agar emosinya tidak segera naik ke ubun-ubun. Lebih baik dia mendorong motornya dengan damai daripada ditolong orang yang membuat darahnya naik nanti.

"Eh...dikasih tahu malah marah" Rayyan masih tertawa, kini kaca mobil semakin terbuka lebar. Rayyan dapat melihat Hanna dan motornya dengan jelas.

"Sudah...jalan sana" Hanna mendengus, kembali menahan emosinya, dan dia mulai kembali menuntun motornya.

"Eh seriusan? nggak mau dibantu nih?" tanya Rayyan, kali ini mimik wajahnya serius.

"Enggaaak" Hanna berjalan tanpa menoleh, Rayyan memajukan mobilnya dengan posisi kaca mobil masih terbuka.

"Aku nggak terbiasa loh menawari orang dua kali, naik..." ujarnya.

Hanna tak menggubris, dia berjalan dengan sekuat tenaga. Rayyan menggelengkan kepalany lalu berlalu meninggalkan Hanna.

"Huuuuuh dasaaaaaaar.......turun kek, rayu kek, angkut kek motorku, atau gimana...baru gitu doang udah kabur" makinya. Selang beberapa detik dia menepuk dahinya sambil tertawa kecil, "Iya juga, ngapain aku berharap seperti itu? dia bukan siapa-siapa"

        Kurang lebih setengah jam dia tiba di rumah Rayyan dengan selamat meskipun kedua kakinya berasa seperti habis lari marathon, sungguh capek dia rasakan. Hanna meletakkan motornya di garasi, lalu dia terduduk di lantai sambil menselonjorkan kedua kakinya. Tangannya mengipas ke muka, dengan harapan ada angin dan keringat di wajah menghilang.

"Ha...ha...lelah ya Nona?" ujar sebuah suara, yang jelas itu adalah suara Rayyan yang menyebalkan. Kalau saja wajahnya tidak setampan itu, Hanna akan dengan mudah menimpuknya dengan sepatunya kini. Hanna melihat  ke arah Rayyan, lalu kembali membuang pandangannya ke arah kakinya. Kedua tangannya memijat kedua kakinya.

Rayyan berdiri tak jauh dari Hanna, dia memperhatikan Hanna yang nampak sangat kelelahan.

"Harusnya itu motor harus dibuang, lagian motor butut begitu dipelihara" Rayyan menunjuk motor dengan kode dari dagunya.

Buang gimana...itu motorku satu-satunya yang ngebantu aku kemana-mana? batin Hanna.

"Ingat, cewek mah jangan suka keluyuran malam-malam, kalau ada penjahat gimana, begal gitu contohnya, kalau kamu dibegal gimana? eh...tapi apa yang mau dibegal dari kamu ya?" kembali Rayyan berulah, Hanna meneguk salivanya, tenggorokannya terasa kering.

"Nih" Rayyan menyodorkan sebotol air mineral dingin, tanpa gengsi, tanpa menunggu persetujuan dari hati kecilnya, Hanna mengambil air minum tersebut dan meneguknya tanpa jeda.

"Terima kasih" balas Hanna dengan nada datar. Kakinya sudah terasa agak mendingan, tidak secapek tadi ketika dia baru datang. Hanna berdiri dan bersiap masuk ke dalam.

"Jangan lupa, besok masak yang pagi, aku sudah mulai aktivitas, masaklah yang enak buat suamimu ini!" teriak Rayyan, Hanna seolah sedang tidak mendengar apa-apa.

"Ha..ha...lucu juga"

        Hanna melepaskan tas dan jaket yang melekat di tubuhnya, kemudian dia bergegas membersihkan diri ke kamar mandi. Mencuci muka dan juga menggosok giginya, kemudian berganti baju. Basuhan air terasa menyegarkan, peluhnya juga sudah hilang.

Hanna membanting tubuhnya di ranjang, meikmati empuk dan nyamannya ranjang. Jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 11 malam, sudah selarut ini.

"Ah...capek juga ternyata...." tak berapa lama Hanna tertidur dengan lelapnya, ditambah dengan hawa AC yang memenuhi ruangan, membuatnya terasa amat nyaman.

   ***

Pagi-pagi sekali Hanna sudah bangun, meskipun matanya sungguh berat karena badannya terasa masih sangat capek, dan dia tidur terlalu larut. Tapi Hanna harus sudah bangun menyiapkan sarapan, terlebih hari ini dia ada kuliah jam pagi, jamnya Pak Ibra. Dia tidak boleh telat. Motor mogok, otomatis dia harus naik angkot atau ojek online ke kampus.

Hanna tengah sibuk berada di dapur menyiapkan sarapan dengan menu seadanya, hanya telur dadar, sudah itu saja. Bodo amat dengan Rayyan, dia tidak mau terlalu menanggapi Rayyan, ujaran Rayyan yang ingin dimasakkan setiap hari baginya hanya sebuah lelucon.

"Cuma masak ini doang?" Rayyan tiba-tiba berada di dapur, Hanna terperanjat, sebelumnya dia tidak mendengar langkah Rayyan mendekat. Tangan Rayyan mencuil sedikit telur yang masih panas.

"Aw...panas" tapi sejurus kemudian cuilan telur dadar masuk ke dalam mulutnya. Hanna masih sibuk menggeoreng telur yang lain.

"Kamu masak bisanya cuma gini doang?" Rayyan menyeret kursi dan menunggui Hanna masak, persis seperti suami yang sedang menunggu istri masak di dapur pada umumnya.

Sudah selesai, Hanna masih sibuk dengan aktivitasnya, belum sama sekali dia menyahut pembicaraan Rayyan.

"Aku tuh harus berangkat pagi, harus sudah sarapan, kenapa cuma begini?"

Hanna menarik kursi, tangannya sudah membawa piring dengan nasinya, lalu dia mengambil telur dan sarapan, Rayyan benar-benar dianggap tidak ada. Hanna tidak peduli.

"Mana buat aku?" teriak Rayyan, Hanna yang daritadi tidak menganggapnya pun menoleh, Rayyan tersenyum. Hanna berdiri dan mengambilkan sarapan untuk Rayyan. Rayyan kembali tertawa melihat tingkah Hanna.

"Nih..." Hanna menyodorkan piring berisi nasi hangat.

"Nah gitu donk, istri yang baik" ujarnya, lalu disambut bibir manyun Hanna.

Hanna belum selesai makan, tapi Rayyan sudah selesai. Hanna melongo saat Rayyan tanpa bicara sudah meninggalkan meja makannya.

"Katanya nggak doyan.....tapi habis..." Hanna mencibir, dilihatnya piring Rayyan yang sudah kosong. Lalu dia menghabiskan sarapannya.

        Kamila datang setelah absen beberapa hari.

"Hai...bagaimana kabar kamu?" sapa Kamila pada Hanna yang tengah bersiap ke kampus.

"Eh Mil...iya baik-baik saja" jawab Hanna sambil merapikan tali sepatunya.

"Aman kan?" tanya Kamila.

"Aman" jawab Hanna sekenanya, dia sendiri tidak tahu maksud aman yang dimaksud.

"Mau ke kampus?" tanya Mila lagi, melihat Hanna nampak tergesa. Hanna mengangguk.

"Berangkat dulu ya Mil...takut telat nih" jika telat, maka dia tidak akan tertolong di kelasnya Pak Ibra.

"Ok, hati-hati" belum sempat Kamila melambaikan tangannya, Hanna sudah berlari keluar gerbang, sudah tidak terlihat.

Rumah nampak lengang, seperti biasa, dia akan duduk di ruang tamu menunggu Rayyan siap. Dia memainkan ponselnya, nampak berita di luaran sana terlihat tenang, tak lagi menggunjing tentang hubungan Rayyan dan Talitha.

"Thanks God" ujarnya. Terdengar langkah kaki mendekat, Kamila mendongak.

"Eh sudah siap?" Kamila menyimpan ponselnya ke dalam tas. Hari ini mereka ada pekerjaan pemotretan untuk iklan. "Ayo berangkat sekarang, aku sudah siapkan makanan di dalam mobil" ujar Kamila sambil bangkit.

"Aku sudah sarapan"

Kamila menghentikan langkahnya, sejak kapan Rayyan akan sarapan di rumah.

"Sejak kapan sarapan di rumah?" tanya Kamila.

"Kan ada istri" jawab Rayyan cengengesan.

"Oh berhasil memainkan peran? bagus" ceplos Kamila, dia kembali berjalan menuju mobil, Rayyan membuntutinya.

Bantu dukungannya yak....^^

Terpopuler

Comments

Me Akikaze

Me Akikaze

Author sudah up bab lanjutannya, tapi gak direview review... maaf kalo telat up 😞

2022-06-10

0

Nurularswar

Nurularswar

Gilaaaa... Pasti capek banget Hanna....

2022-06-09

0

Chotijah Eka

Chotijah Eka

dasar suami tidak ada perhatian"nya sama sekali sama istri , harusnya istri kesusahan itu dibantu rayyan emang aneh, lanjut up-nya thor 🙏❤️

2022-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Green Clean Laundry
2 2. Rayyan Sebastian
3 3. Dream Come True?
4 4. Kandang Macan
5 5. New Day
6 6. Gadis Laundry
7 7. Rahasia
8 8. Cinta Mati
9 9. Mainan Baru
10 10. Poor Talitha
11 11. Si Super Menyebalkan
12 12. Hanna si Transparan
13 13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14 Bersama Mas Bian
15 Pesan Setelah "Patah Hati"
16 Kamu Lucu
17 Rayyan yang tak terlihat
18 Hanna di antara mereka
19 Yes or No?
20 Penasaran
21 Masih Penasaran
22 Hanna yang unik
23 Rindu Keluarga
24 Rumit
25 Talitha vs Kamila
26 Sebel Sama Kamu
27 Aku Tak Cemburu
28 Tempat Curhat
29 Tugas Baru
30 Speak From Heart
31 Makanan tanda Terima Kasih
32 Hey...Terima Kasih
33 Diam-Diam Perhatian
34 Ratunya Bian?
35 What the plan?
36 Time To Holiday
37 Tamu Tak Diundang
38 Bermain Peran
39 Empat Mata
40 Kopi Senja
41 Will You Marry Me?
42 Lebur
43 Manja
44 Patah Hati
45 Bertandang Ke Mertua
46 Fans Berat
47 Bukan Sekedar Fans
48 Kesal
49 Tentang Talitha
50 Rencana
51 Gosip Gemoy
52 Menikmati Gosip
53 Berpisahkah Kita?
54 Malam Terakhir
55 Hari Pertama Tanpanya
56 Kemarahan Nayo
57 Teka-Teki Rayyan
58 With Panji
59 Tiba-Tiba Dosen
60 Uring-Uringan
61 Obat Hati
62 Melunakkan Hati Hanna
63 Lelaki
64 I Say.....
65 Yes
66 Merayu Ayah
67 Kesalahan Satu Malam
68 We're Friend
69 Aku akan tetap menjadi temanmu
70 Si Obos
71 Asisten Baru
72 Mendadak Asisten
73 Healing
74 Tetap Di Sini Temani Aku
75 Genggam Tanganku
76 Merindu
77 Maaf
78 Peristiwa Dini Hari
79 Kau Mimpi Bagiku
80 Menepis Perasaan
81 Bad Party
82 Tempat Berteduh
83 Makanlah, Biar Tidak Punah
84 Akhir Cerita Cinta
85 Like A Baby
86 Benteng Di Antara Kita
87 Surprise
88 Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89 Laki-Laki Masa Lalu
90 Di Ruang Rindu
91 Kuterima Suratmu
92 Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93 Berharap Sejumput Maaf
94 Gosip Panas
95 Sesulit Inikah?
96 I Love Ayah
97 Tak Pedulikah?
98 Runtuh Duniaku
99 Patah Hati Terhebat
100 Mantan Siaga
101 Makan Bersama
102 Mulai Mencair
103 Hanya Kamu
104 Arti Kehilangan
105 Kita Selanjutnya
106 Arti Sahabat
107 Hampa
108 Belum Usai
109 Kebaya Cinta
110 Versus Trio Julid
111 Hari Wisuda
112 Tamu Kejutan
113 Ini Untukmu
114 Kiss You
115 My Lil Brother
116 Interview Kerja
117 Koki Dadakan
118 Kasmaran
119 Acara Pertama
120 Asing Di Keramaian
121 Rayyan Milik Semua
122 Pertama Kerja
123 Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124 Jangan Pergi
125 Yakinkan Hatimu
126 Adaptasi
127 Ayang, Jangan Rindu
128 Rindu Ini
129 Gosip Lagi
130 Kedatangan Mendadak
131 Numpang Di Acara Orang
132 Tunanganku
133 Cuap-Cuap
134 Pengakuan
135 Ujian
136 Cercaan
137 Kacau
138 Bimbang
139 Bertemu
140 Malam Manis
141 Keputusan Terbaik?
142 Mulai Keruh
143 Maafkan Diriku
144 Ku Kira Ini Prank
145 Next Level
146 New Life
147 Kehidupan Kita Masing-Masing
148 Ruang dan Hati Yang Sama
149 Akhirnya Dunia "Menyempit"
150 Membeku
151 Pertemuan Ini
152 Sama-Sama Sendiri
153 Berjuang Hingga Akhir
154 Persiapan
155 Apakah Ini Mimpi?
156 Menuju Akad
157 SAH sampai Sesurga
158 PROMO NOVEL BARUU....
159 PROMOOOO
Episodes

Updated 159 Episodes

1
1. Green Clean Laundry
2
2. Rayyan Sebastian
3
3. Dream Come True?
4
4. Kandang Macan
5
5. New Day
6
6. Gadis Laundry
7
7. Rahasia
8
8. Cinta Mati
9
9. Mainan Baru
10
10. Poor Talitha
11
11. Si Super Menyebalkan
12
12. Hanna si Transparan
13
13. Pangeran Di Dunia "Nyata"
14
Bersama Mas Bian
15
Pesan Setelah "Patah Hati"
16
Kamu Lucu
17
Rayyan yang tak terlihat
18
Hanna di antara mereka
19
Yes or No?
20
Penasaran
21
Masih Penasaran
22
Hanna yang unik
23
Rindu Keluarga
24
Rumit
25
Talitha vs Kamila
26
Sebel Sama Kamu
27
Aku Tak Cemburu
28
Tempat Curhat
29
Tugas Baru
30
Speak From Heart
31
Makanan tanda Terima Kasih
32
Hey...Terima Kasih
33
Diam-Diam Perhatian
34
Ratunya Bian?
35
What the plan?
36
Time To Holiday
37
Tamu Tak Diundang
38
Bermain Peran
39
Empat Mata
40
Kopi Senja
41
Will You Marry Me?
42
Lebur
43
Manja
44
Patah Hati
45
Bertandang Ke Mertua
46
Fans Berat
47
Bukan Sekedar Fans
48
Kesal
49
Tentang Talitha
50
Rencana
51
Gosip Gemoy
52
Menikmati Gosip
53
Berpisahkah Kita?
54
Malam Terakhir
55
Hari Pertama Tanpanya
56
Kemarahan Nayo
57
Teka-Teki Rayyan
58
With Panji
59
Tiba-Tiba Dosen
60
Uring-Uringan
61
Obat Hati
62
Melunakkan Hati Hanna
63
Lelaki
64
I Say.....
65
Yes
66
Merayu Ayah
67
Kesalahan Satu Malam
68
We're Friend
69
Aku akan tetap menjadi temanmu
70
Si Obos
71
Asisten Baru
72
Mendadak Asisten
73
Healing
74
Tetap Di Sini Temani Aku
75
Genggam Tanganku
76
Merindu
77
Maaf
78
Peristiwa Dini Hari
79
Kau Mimpi Bagiku
80
Menepis Perasaan
81
Bad Party
82
Tempat Berteduh
83
Makanlah, Biar Tidak Punah
84
Akhir Cerita Cinta
85
Like A Baby
86
Benteng Di Antara Kita
87
Surprise
88
Siapalah Diriku, Hanya Insan Biasa....
89
Laki-Laki Masa Lalu
90
Di Ruang Rindu
91
Kuterima Suratmu
92
Tak Ada Yang Perlu Disesalkan
93
Berharap Sejumput Maaf
94
Gosip Panas
95
Sesulit Inikah?
96
I Love Ayah
97
Tak Pedulikah?
98
Runtuh Duniaku
99
Patah Hati Terhebat
100
Mantan Siaga
101
Makan Bersama
102
Mulai Mencair
103
Hanya Kamu
104
Arti Kehilangan
105
Kita Selanjutnya
106
Arti Sahabat
107
Hampa
108
Belum Usai
109
Kebaya Cinta
110
Versus Trio Julid
111
Hari Wisuda
112
Tamu Kejutan
113
Ini Untukmu
114
Kiss You
115
My Lil Brother
116
Interview Kerja
117
Koki Dadakan
118
Kasmaran
119
Acara Pertama
120
Asing Di Keramaian
121
Rayyan Milik Semua
122
Pertama Kerja
123
Baik-Baikkah Kamu Di sana?
124
Jangan Pergi
125
Yakinkan Hatimu
126
Adaptasi
127
Ayang, Jangan Rindu
128
Rindu Ini
129
Gosip Lagi
130
Kedatangan Mendadak
131
Numpang Di Acara Orang
132
Tunanganku
133
Cuap-Cuap
134
Pengakuan
135
Ujian
136
Cercaan
137
Kacau
138
Bimbang
139
Bertemu
140
Malam Manis
141
Keputusan Terbaik?
142
Mulai Keruh
143
Maafkan Diriku
144
Ku Kira Ini Prank
145
Next Level
146
New Life
147
Kehidupan Kita Masing-Masing
148
Ruang dan Hati Yang Sama
149
Akhirnya Dunia "Menyempit"
150
Membeku
151
Pertemuan Ini
152
Sama-Sama Sendiri
153
Berjuang Hingga Akhir
154
Persiapan
155
Apakah Ini Mimpi?
156
Menuju Akad
157
SAH sampai Sesurga
158
PROMO NOVEL BARUU....
159
PROMOOOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!