tin...tin...tin....
Kembali suara klakson terdengar nyaring, Hanna melirik ke arah mobil tersebut kembali. Namun tidak kelihatan karena mobilnya memakai kaca gelap. Sudah, pada akhirnya dia tak akan menghiraukannya lagi. Mungkin hanya orang iseng.
Hanna kembali mendorong motornya, sesekali dia menyeka peluh yang bercucuran di dahinya.
"Mogok ya?" ucap seseorang dari dalam mobil, mobil itu berhenti tepat di samping Hanna mendorong motornya, mendengar ucapan tersebut, secara reflek Hanna berhenti mendorong, dia melihat ke arah sumber suara yang ada di balik kemudi, kaca mobil turun, dan meskipun gelap, Hanna dapat melihat dengan jelas siapa orang yang ada di dalam mobil itu.
"Kamu?" Hanna menggeram. Ada rasa senang melihat Rayyan, setidaknya dia akan tertolong, karena dia sudah benar-benar lelah mendorong motornya.
"Iya, kenapa? kenapa mogok?" tanya Rayyan. Hanna menggeleng. Dia benar-benar tidak tahu penyebab motornya mogok.
"Makanya jangan keluyuran malam-malam, anak cewek kok jam segini masih di luar rumah, nanti kamu dicari loh sama suamimu" goda Rayyan, senyumnya mengembang, mainan baru ini sungguh menyenangkan hatinya.
"Kamu...ehm...kamu jalan sana" ujar Hanna, antisipasi agar emosinya tidak segera naik ke ubun-ubun. Lebih baik dia mendorong motornya dengan damai daripada ditolong orang yang membuat darahnya naik nanti.
"Eh...dikasih tahu malah marah" Rayyan masih tertawa, kini kaca mobil semakin terbuka lebar. Rayyan dapat melihat Hanna dan motornya dengan jelas.
"Sudah...jalan sana" Hanna mendengus, kembali menahan emosinya, dan dia mulai kembali menuntun motornya.
"Eh seriusan? nggak mau dibantu nih?" tanya Rayyan, kali ini mimik wajahnya serius.
"Enggaaak" Hanna berjalan tanpa menoleh, Rayyan memajukan mobilnya dengan posisi kaca mobil masih terbuka.
"Aku nggak terbiasa loh menawari orang dua kali, naik..." ujarnya.
Hanna tak menggubris, dia berjalan dengan sekuat tenaga. Rayyan menggelengkan kepalany lalu berlalu meninggalkan Hanna.
"Huuuuuh dasaaaaaaar.......turun kek, rayu kek, angkut kek motorku, atau gimana...baru gitu doang udah kabur" makinya. Selang beberapa detik dia menepuk dahinya sambil tertawa kecil, "Iya juga, ngapain aku berharap seperti itu? dia bukan siapa-siapa"
Kurang lebih setengah jam dia tiba di rumah Rayyan dengan selamat meskipun kedua kakinya berasa seperti habis lari marathon, sungguh capek dia rasakan. Hanna meletakkan motornya di garasi, lalu dia terduduk di lantai sambil menselonjorkan kedua kakinya. Tangannya mengipas ke muka, dengan harapan ada angin dan keringat di wajah menghilang.
"Ha...ha...lelah ya Nona?" ujar sebuah suara, yang jelas itu adalah suara Rayyan yang menyebalkan. Kalau saja wajahnya tidak setampan itu, Hanna akan dengan mudah menimpuknya dengan sepatunya kini. Hanna melihat ke arah Rayyan, lalu kembali membuang pandangannya ke arah kakinya. Kedua tangannya memijat kedua kakinya.
Rayyan berdiri tak jauh dari Hanna, dia memperhatikan Hanna yang nampak sangat kelelahan.
"Harusnya itu motor harus dibuang, lagian motor butut begitu dipelihara" Rayyan menunjuk motor dengan kode dari dagunya.
Buang gimana...itu motorku satu-satunya yang ngebantu aku kemana-mana? batin Hanna.
"Ingat, cewek mah jangan suka keluyuran malam-malam, kalau ada penjahat gimana, begal gitu contohnya, kalau kamu dibegal gimana? eh...tapi apa yang mau dibegal dari kamu ya?" kembali Rayyan berulah, Hanna meneguk salivanya, tenggorokannya terasa kering.
"Nih" Rayyan menyodorkan sebotol air mineral dingin, tanpa gengsi, tanpa menunggu persetujuan dari hati kecilnya, Hanna mengambil air minum tersebut dan meneguknya tanpa jeda.
"Terima kasih" balas Hanna dengan nada datar. Kakinya sudah terasa agak mendingan, tidak secapek tadi ketika dia baru datang. Hanna berdiri dan bersiap masuk ke dalam.
"Jangan lupa, besok masak yang pagi, aku sudah mulai aktivitas, masaklah yang enak buat suamimu ini!" teriak Rayyan, Hanna seolah sedang tidak mendengar apa-apa.
"Ha..ha...lucu juga"
Hanna melepaskan tas dan jaket yang melekat di tubuhnya, kemudian dia bergegas membersihkan diri ke kamar mandi. Mencuci muka dan juga menggosok giginya, kemudian berganti baju. Basuhan air terasa menyegarkan, peluhnya juga sudah hilang.
Hanna membanting tubuhnya di ranjang, meikmati empuk dan nyamannya ranjang. Jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 11 malam, sudah selarut ini.
"Ah...capek juga ternyata...." tak berapa lama Hanna tertidur dengan lelapnya, ditambah dengan hawa AC yang memenuhi ruangan, membuatnya terasa amat nyaman.
***
Pagi-pagi sekali Hanna sudah bangun, meskipun matanya sungguh berat karena badannya terasa masih sangat capek, dan dia tidur terlalu larut. Tapi Hanna harus sudah bangun menyiapkan sarapan, terlebih hari ini dia ada kuliah jam pagi, jamnya Pak Ibra. Dia tidak boleh telat. Motor mogok, otomatis dia harus naik angkot atau ojek online ke kampus.
Hanna tengah sibuk berada di dapur menyiapkan sarapan dengan menu seadanya, hanya telur dadar, sudah itu saja. Bodo amat dengan Rayyan, dia tidak mau terlalu menanggapi Rayyan, ujaran Rayyan yang ingin dimasakkan setiap hari baginya hanya sebuah lelucon.
"Cuma masak ini doang?" Rayyan tiba-tiba berada di dapur, Hanna terperanjat, sebelumnya dia tidak mendengar langkah Rayyan mendekat. Tangan Rayyan mencuil sedikit telur yang masih panas.
"Aw...panas" tapi sejurus kemudian cuilan telur dadar masuk ke dalam mulutnya. Hanna masih sibuk menggeoreng telur yang lain.
"Kamu masak bisanya cuma gini doang?" Rayyan menyeret kursi dan menunggui Hanna masak, persis seperti suami yang sedang menunggu istri masak di dapur pada umumnya.
Sudah selesai, Hanna masih sibuk dengan aktivitasnya, belum sama sekali dia menyahut pembicaraan Rayyan.
"Aku tuh harus berangkat pagi, harus sudah sarapan, kenapa cuma begini?"
Hanna menarik kursi, tangannya sudah membawa piring dengan nasinya, lalu dia mengambil telur dan sarapan, Rayyan benar-benar dianggap tidak ada. Hanna tidak peduli.
"Mana buat aku?" teriak Rayyan, Hanna yang daritadi tidak menganggapnya pun menoleh, Rayyan tersenyum. Hanna berdiri dan mengambilkan sarapan untuk Rayyan. Rayyan kembali tertawa melihat tingkah Hanna.
"Nih..." Hanna menyodorkan piring berisi nasi hangat.
"Nah gitu donk, istri yang baik" ujarnya, lalu disambut bibir manyun Hanna.
Hanna belum selesai makan, tapi Rayyan sudah selesai. Hanna melongo saat Rayyan tanpa bicara sudah meninggalkan meja makannya.
"Katanya nggak doyan.....tapi habis..." Hanna mencibir, dilihatnya piring Rayyan yang sudah kosong. Lalu dia menghabiskan sarapannya.
Kamila datang setelah absen beberapa hari.
"Hai...bagaimana kabar kamu?" sapa Kamila pada Hanna yang tengah bersiap ke kampus.
"Eh Mil...iya baik-baik saja" jawab Hanna sambil merapikan tali sepatunya.
"Aman kan?" tanya Kamila.
"Aman" jawab Hanna sekenanya, dia sendiri tidak tahu maksud aman yang dimaksud.
"Mau ke kampus?" tanya Mila lagi, melihat Hanna nampak tergesa. Hanna mengangguk.
"Berangkat dulu ya Mil...takut telat nih" jika telat, maka dia tidak akan tertolong di kelasnya Pak Ibra.
"Ok, hati-hati" belum sempat Kamila melambaikan tangannya, Hanna sudah berlari keluar gerbang, sudah tidak terlihat.
Rumah nampak lengang, seperti biasa, dia akan duduk di ruang tamu menunggu Rayyan siap. Dia memainkan ponselnya, nampak berita di luaran sana terlihat tenang, tak lagi menggunjing tentang hubungan Rayyan dan Talitha.
"Thanks God" ujarnya. Terdengar langkah kaki mendekat, Kamila mendongak.
"Eh sudah siap?" Kamila menyimpan ponselnya ke dalam tas. Hari ini mereka ada pekerjaan pemotretan untuk iklan. "Ayo berangkat sekarang, aku sudah siapkan makanan di dalam mobil" ujar Kamila sambil bangkit.
"Aku sudah sarapan"
Kamila menghentikan langkahnya, sejak kapan Rayyan akan sarapan di rumah.
"Sejak kapan sarapan di rumah?" tanya Kamila.
"Kan ada istri" jawab Rayyan cengengesan.
"Oh berhasil memainkan peran? bagus" ceplos Kamila, dia kembali berjalan menuju mobil, Rayyan membuntutinya.
Bantu dukungannya yak....^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Me Akikaze
Author sudah up bab lanjutannya, tapi gak direview review... maaf kalo telat up 😞
2022-06-10
0
Nurularswar
Gilaaaa... Pasti capek banget Hanna....
2022-06-09
0
Chotijah Eka
dasar suami tidak ada perhatian"nya sama sekali sama istri , harusnya istri kesusahan itu dibantu rayyan emang aneh, lanjut up-nya thor 🙏❤️
2022-06-09
0