Dalam emosi yang meluap, Wirayoga segera bangkit tanpa menghiraukan rasa sakit di pipinya.
"Wuuaaahhhh .... aku hajar kau budak !!!" teriak Wirayoga sambil tubuhnya kembali melenting ke arah Puguh.
Mendengar teriakan Wirayoga, Puguh hanya diam sambil menangkis semua serangannya. Pukulan ditangkis dengan pukulan, tendangan dihadapi dengan tendangan.
Plaaakkk ! Plaaakk !
Buuukkk ! Buuukkk !
Setelah beberapa pukulan dan tendangannya berbenturan dengan pukulan dan tendangan Puguh, Wirayoga menghentikan gerakannya. Tubuhnya bergetar karena menahan amarah. Walaupun sebenarnya dia merasakan sakit dan ngilu di tangan dan kaki yang berbenturan dengan tangan dan kaki Puguh.
Dengan sedikit memaksakan diri, Wirayoga berlari dengan sedikit meloncat ke arah Puguh. Tangan kanannya terkepal dan tangan kirinya terbuka dengan jari jari rapat.
Tangan kanan Wirayoga menghantam dengan cepat ke arah kepala Puguh. Puguh menarik kepalanya sedikit ke belakang. Kepalan tangan kanan Wirayoga lewat di depan hidungnya. Kemudian dengan cepat, telapak tangan Puguh meluncur dan menghantam dada Wirayoga dengan keras.
Buuuggghhh !!!
Terkena hantaman telapak tangan Puguh, tubuh Wirayoga terangkat sedikit dan langsung terlempar ke belakang, kemudian jatuh di pojok lantai panggung dan tidak bergerak lagi.
Bruuukkk !
Sesaat suasana di pinggir panggung senyap. Bahkan suara nafas pun tidak terdengar. Semua orang terkejut. Wirayoga yang terlihat gagah di usianya yang sepuluh tahun, kalah dan pingsan melawan bocah kurus yang baru menginjak usia tujuh tahun.
Tetapi kemudian suara tepuk tangan bergemuruh. Semua penonton merasa takjub, disuguhi tontonan pertandingan yang menarik dari dua murid tingkat dasar.
Akhirnya pertandingan di kelompok tingkat dasar telah selesai dan menghasilkan lima murid yang berhak naik ke tingkat menengah.
----- * -----
Walau pertandingan ujian untuk naik tingkat sudah selesai dan sudah mendapatkan nama nama yang berhak naik tingkat, namun kekalahan Wirayoga dari Puguh berbuntut panjang.
Salah seorang anggota keluarga Wirayoga melaporkan kekalahan Wirayoga pada Ki Demang Waringin Putih serta menceritakan kecurigaannya ada sebuah kecurangan.
Mendengar laporan itu, Ki Demang Waringin Putih meminta guru guru Padepokan Macan Kumbang untuk memeriksa Puguh.
Karena, orang kepercayaan Ki Demang Waringin Putih yang ikut menyaksikan peetandingan itu, sempat melihat dan merasakan adanya getaran tenaga dalam saat Puguh memukul jatuh Wirayoga.
Maka sehari kemudian, Puguh dipanggil oleh Ki Aryatama, guru yang bertanggung jawab selama pelaksanaan pertandingan ujian.
Ketika Puguh masuk ke rumah tempat Ki Aryatama, di situ sudah ada empat orang lainnya. Dua orang dari anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih serta dua orang murid utama yang membantu pelaksanaan pertandingan ujian.
"Namamu siapa le ?" tanya Ki Aryatama.
"Saya Puguh, guru," jawab Puguh.
Kedua orang, anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih menatap tajam setiap gerakan Puguh.
"Kesini, mendekatlah kemari," kata Ki Aryatama lagi, "Kamu yang lolos ikut naik tingkat kemaren ya ?"
Puguh mengangguk dan kemudian mendekat ke arah Ki Aryatama. Tangan kiri Ki Aryatama memegang tangan kanan Puguh, sedangkan tangan kanannya mengelus kepala Puguh dari dahi ke arah ubun ubun. Setelah itu, Ki Aryatama membetulkan kain yang melilit di pinggang Puguh sambil kemudian menepuk nepuk punggungnya.
"Ya, ... sudah le, kamu boleh kembali ke tempatmu. Latihan lebih keras lagi ya," kata Ki Aryatama.
"Iya guru, terimakasih," jawab Puguh sambil segera beringsut keluar dari ruangan Ki Aryatama.
Setelah Puguh melangkah jauh, kedua orang anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih mendekat ke arah Ki Aryatama.
"Bagaimana, Ki ?" tanya salah satu dari mereka.
"Tidak ada yang aneh dari anak itu. Tubuh dan semua dari anak itu, biasa biasa saja," jawab Ki Aryatama, "Kalau otot tangan dan kakinya lebih kencang, itu biasa. Dia cuma anak seorang emban, pastinya sering kerja keras."
"Tapi Ki, anak itu bisa memukul Raden Wirayoga sampai terlempar dan pingsan ! Harusnya ada yang aneh dari anak itu !" bantah anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih.
"Tapi aku tidak merasakan ada sesuatu pada anak itu. Tidak ada getaran tenaga dalam, getaran energi siluman tidak ada, getaran energi benda mustika juga tidak ada !" jawab Ki Aryatama sambil berdiri, "Dan ingat, anak itu tetaplah murid di Padepokan Macan Kumbang. Aku tidak ingin terjadi apa apa pada anak itu. Jadi jangan berbuat yang membahayakan anak itu !"
Melihat Ki Aryatama berdiri membelakanginya, seolah sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan, dua orang anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih pun berpamitan.
----- * -----
Tanpa Puguh sadari dan ketahui, kakek tua yang menolong saat Puguh jatuh dari pohon dulu, telah melindungi Puguh dengan cara yang unik.
Saat tubuh Puguh ditotok di beberapa tempat di tubuhnya dan kepalanya diketuk ketuk menggunakan ujung tongkat, sebenarnya kakek tua itu membuka beberapa simpul syaraf di tubuhnya. Dan cara kakek tua itu membuka sangat unik.
Beberapa simpul syaraf yang dibuka itu membuat tubuh Puguh mempunyai perlindungan otomatis, perlindungan yang hanya bekerja saat tubuh Puguh membutuhkan karena dalam bahaya.
Seperti halnya kemaren saat Puguh bertanding melawan Wirayoga. Saat Wirayoga menyerang dengan sekuat tenaga, otak Puguh mengeluarkan sinyal bahaya, yang segera direspon tubuhnya dengan menyerap energi alam sekitarnya yang kemudian dirubah oleh tubuhnya menjadi energi tenaga dalam.
Uniknya, beberapa simpul syaraf yang terbuka itu, akan 'tertidur' kembali saat tubuh tidak dalam bahaya. Sehingga jika dicek oleh pendekar yang sudah ahli ataupun mahir, tidak akan bisa terlacak. Kecuali oleh pendekar yang sudah sangat tinggi ilmunya, baru bisa terbaca.
Makanya saat Ki Aryatama memeriksa tubuh Puguh, dia tidak berbohong, karena memang Ki Aryatama tidak bisa merasakan adanya simpul syaraf Puguh yang sudah terbuka.
Tetapi, anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih juga tidak berbohong. Karena memang saat Puguh menangkis atau balas menyerang, tubuh Puguh secara otomatis membentuk tenaga dalam. Dan getaran tenaga dalam itulah yang terlihat dan terbaca oleh anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih.
----- \* -----
Dua orang anggota keluarga Ki Demang Waringin Putih segera melapor ke Ki Demang. Oleh Ki Demang, mereka disuruh untuk memeriksa dan bertindak sendiri tanpa sepengetahuan Padepokan Macan Kumbang.
Akhirnya dua orang itu mengawasi terus semua kegiatan Puguh dan menunggu saat yang tepat untuk bisa menangkap Puguh.
Pada suatu malam, kebetulan malam itu semua murid merasakan kelelahan dan mengantuk, dua orang anggota keluarga Demang Waringin Putih membuntuti dan menyelinap masuk ke kamar Puguh.
Puguh yang sedari awal sudah kelelahan pun tertidur. Hal itu memudahkan dua anggota keluarga Demang Waringin Putih leluasa untuk menculik Puguh untuk ditanya dan diperiksa tubuhnya.
Saat tertidur, Puguh bisa ditotok dan kemudian tubuh Puguh dipanggul dibawa lari keluar dari Padepokan.
Sesampai di tepi sungai, dua orang anggota meluarga Ki Demang Waringin Putih berhenti dan melemparkan tubuh Puguh ke tepi sungai.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_ ◇ \_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss tenan..👍👍
2023-04-29
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Semangat Thor 💪💪💪
2023-04-29
0
Pakdepo
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍👍👍
2022-11-16
2