Puguh mengamati dan meneliti semua bagian ruangan itu sampai sepertinya tidak ada yang terlewatkan oleh Puguh. Selain untuk menghilangkan kejenuhan, Puguh juga mempunyai keyakinan, setiap apapun yang dia lihat dan dia pelajari akan bermanfaat pada waktu waktu kedepan. Sehingga Puguh merusaha mengingat semua hal yang dia lihat dan dia pegang.
Dengan menyibukkan diri, jari demi hari berlalu hingga akhirnya bulan purnama datang lagi.
Walaupun sudah membuat rencana dan mempersiapkan semua yang akan dilakukannya selama bulan purnama, tetap saja Puguh merasa sedikit gelisah menunggu purnama datang.
Pada malam purnama hari pertama, Puguh memusatkan pada apapun yang terjadi pada batu datar, pada tiang batu dan pada seluruh permukaan dinding.
Begitu sinar bulan purnama menerobos masuk ke lubang yang berada di atas sana, mencoba menyibak kegelapan yang terjadi di ruangan tempat Puguh berada sekarang dan mengubahnya menjadi temaram, dengan segera Puguh naik ke tiang batu yang ke dua. Dari puncak tiang batu itu, Puguh melemparkan pandangannya ke semua arah, ke semua sudut agar jangan sampai ada yang terlewat.
Kemudian, dalam sinar yang remang remang, dari puncak tiang batu yang dia injak Puguh melihat gambar manusia dalam berbagai gerakan pada permukaan batu datar.
Puguh mengamati dengan cermat gambar gambar itu dan mencoba menghafal semua gerakan yang terdapat pada gambar.
Setelah sekitar tiga jam, akhirnya gambat itu lenyap lagi karena arah jatuhnya sinar yang sudah berubah.
Kemudian, tanpa membuang waktu, Puguh segera memcoba melatih dan mempraktekkan semua gambar yang sudah dia lihat.
Setelah berkali kali mencoba dan mempraktekkan, akhirnya Puguh paham, kalau gerakan gerakan itu merupakan terusan dari gerakan ilmu meringankan tubuh dan disambung dengan gerakan mengolah pernafasan meningkatkan tenaga dalam.
Selama tiga hari berturut turut, Puguh mengamati dan memeriksa keadaan ruangan tempat dia berada, saat terkena sinar bulan purnama. Dan saat waktu sinar bulan purnama sudah tidak menyorot lagi ke dalam ruangan, Puguh gunakan untuk melatih gerakan gerakan yang tergambar pada batu datar. Karena Puguh bertekad, setelah berlatih yang sekarang ini, dia ingin bisa keluar dari ruangan itu.
----- o -----
Pagi hari pada hari setelah purnama selesai, Puguh sudah bersiap untuk naik ke atas dan berusaha mencapai lubang tempat cahaya matahari dan bulan masuk ke ruangan tempatnya berada.
Segala persiapan sudah dia lakukan. Walaupun masih ada banyak yang belum dia pahami pada hal hal dia temukan di ruangan gelap tempat dia terdampar, namun dia harus segera bisa keluar dari tempat itu.
Saat ruangan mulai agak temaram, Puguh mulai naik ke batu datar.
Dengan satu tarikan nafas yang panjang, tubuh Puguh melesat ke atas dengan gerakan yang memutar. Titik demi titik pijakan yang sudah dia hafalkan tempatnya, dia lewati dengan mantap dan penuh perhitungan.
Taaappp ! Taaappp ! Taaappp !
Akhirnya Puguh berhasil mencapai lubang tempat sinar matahari dan rembulan masuk. Lubang itu sedikit lebih besar dari tubuh Puguh.
Kedua tangannya meraih pinggiran lubang. Dengan sisa sisa tenaganya, Puguh menarik tubuhnya keluar dari lubang.
Setelah sampai di luar, Puguh masih terdiam saja. Karena, selain tenaga dalamnya yang menipis, juga karena matanya yang lama tidak terbiasa dengan sinar terang.
Beruntungnya bagi Puguh, dirinya keluar saat hari masih pagi sehingga Puguh bisa menghadap ke barat sambil menunggu matanya terbiasa lagi dengan sinar terang.
Setelah cukup lama terdiam dan mata Puguh cukup bisa beradaptasi dengan sinar terang, Puguh mulai melihat ke sekelilingnya, walaupun dengan mata disipitkan.
Seketika Puguh terkejut. Ternyata dia berada di puncak pohon yang sangat tinggi. Dalam beberapa saat Puguh melihat ke sekitarnya. Akhirnya Puguh menyadarinya, kalau selama ini dia berada di dalam batang pohon hitam raksasa yang tumbuh ditengah tengah dataran bertanah hitam yang dikelilingi oleh tanah berlumpur hitam.
Baru saja berpikir untuk sementara waktu beristirahat sambil menunggu tenaganya pulih, paling tidak seperempat atau separoh tenaga dalamnya pulih, Puguh kembali dikejutkan, kali ini oleh suara geraman di bawahnya.
Grrrggghhh !!!
Dalam terkejutnya, Puguh mencoba melihat ke bawah. Dilihatnya kera siluman raksasa berada tepat di bawahnya.
Belum sempat Puguh berpikir apa yang akan dilakukannya, tiba tiba tangan kanan kera siluman raksasan itu sudah mencengkeram tengkuknya dan menariknya ke bawah.
Puguh yang tenaga hampir habis dsn belum sempat memulihkan diri, hanya bisa diam tanpa bisa melakukan perlawanan.
"Grrrggghhh !!! .... Dasar manusia ! Berani beraninya berada di puncak pohon ini ! Pergilah yang jauh !" teriak kera siluman raksasa itu sambil melemparkan tubuh Puguh.
Kera siluman raksasa itu dengan sekali ayun, membuat tubuh Puguh terlempar sangat jauh, bahkan sampai melompati satu bukit.
Puguh yang masih dalam keadaan lemah dengan hanya sedikit tenaga yang tersisa, hanya bisa pasrah saat tubuhnya melesat cepat, menjauh dari dataran hitam tempat kera siluman raksasa itu tinggal.
Setelah beberapa saat tubuhnya melayang, tubuh Puguh meluncur turun dan untungnya, akhirnya terjatuh di badan sungai.
Begitu masuk ke dalam sungai, tubuh Puguh yang kecil, langsung terhanyut oleh derasnya arus sungai.
Walau masih lemas, Puguh berusaha sekuatnya menjaga kesadaran agar tidak pingsan.
Hampir setengah hari tubuh Puguh terhanyut oleh arus sungai yang deras. Hingga sampailah di suatu kelokan sungai yang arus airnya melambat, yang membuat tubuh Puguh menepi dan akhirnya terdampar di tepi sungai.
Dengan sekuatnya, Puguh mencoba mempertahankan kesadarannya. Namun pandang matanya semakin lama semakin buram dan kemudian menjadi gelap semuanya. Karena sangat kelelahan dan kehabisan tenaga, akhirnya Puguh pun pingsan.
Tepat saat Puguh kehilangan kesadaran, ada tangan kurus keriput yang mengangkatnya dari tepi sungai dan membawanya melesat cepat hingga bagai terbang, jauh menuju ke pedalaman.
Sesampai di bawah sebuah pohon besar, tangan kurus keriput itu menurunkan tubuh Puguh dan membaringkannya di rerumputan.
Kemudian, dengan menggunakan potongan ranting seketemunya, tangan kurus keriput itu, memukul, menusuk dan mengetuk ngetuk hampir semua bagian tubuh Puguh mulai dari ubun ubun hingga sampai ujung kaki.
Selesai melakukan itu semua, tangan kurus keriput itu mengetuk bagian pelipis dan dada kirinya.
Sesaat kemudian, Puguh siuman dan mulai kembali kesadarannya.
Hal pertama yang dirasakan Puguh adalah, semua tulang tulang dan sendinya sakit semua. Rasa sakit itu berlangsung selama beberapa saat.
Kemudian, perlahan lahan rasa sakit itu berkurang, dan kemudian rasa sakit itu lenyap.
Setelah tidak merasakan sakit lagi, Puguh melihat ke sekelilingnya, dan mendapati seorang kakek tua yang muka dan seluruh kulitnya sudah keriput semua.
Kakek tua itu memakai jubah berwarna putih yang sudah kusam. Jubah itu melapisi baju kakek itu yang juga berwarna putih.
"Ka ...kek ...." sapa Puguh lemah.
"He he he he ..... selamat berjumpa kembali ngger," ucap kakek itu.
Kakek tua berjubah putih lusuh itu adalah orang yang dulu menolongnya.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_ ◇ \_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss 👍👍
2024-02-26
0
Pakdepo
👍👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2022-11-17
2
lukman
👍💪💪
2022-08-11
2