Nyi Traju dan Puguh kembali dijemput oleh Ki Poyo dengan kereta yang dipakai semalam.
Setelah masuk ke area Kademangan, mereka berdua segera melewati jalan seperti biasanya, menyusuri jalan setapak di samping halaman samping tempat berlatih kanuragan.
Sesampai di 'seketheng' gerbang kecil yang membatasi halaman luar dan halaman dalam, Nyi Traju ditemui oleh salah seorang abdi yang bertugas di bagian dapur.
"Yu Traju, di'dawuhi' untuk menunggu di sini," kata abdi itu.
"Nggih Yu Sih," jawab Nyi Traju.
Kemudian sambil menunggu, Nyi Traju duduk di samping seketheng, sedangkan Yu Sih membali masuk ke dalam untuk melaporkan kedatangan Nyi Traju pada Ndoro Ageng.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara batuk batuk yang sepertinya dibuat buat.
Mendengar suara batuk itu, Nyi Traju segera bangkit dari duduknya dan berdiri dengan membungkuk.
"Nyi Traju, mulai saat ini, tugas tambahanmu adalah merawat Den Roro sampai dengan sembuh. Tanpa mengganggu tugas utamamu !" kata Ndoro Ageng.
"Nggih Ndoro," jawab Nyi Traju.
Setelah itu suasana menjadi hening dalam beberapa saat. Nyi Traju pun masih dalam sikap berdirinya, ketika kemudian terdengar suara yang memanggilnya.
"Yu .... Yu Traju ! Ayo aku antar ke 'gandhok' tempat Yu Traju tidur," kata Yu Sih.
"I ...iya Yu Sih, terimakasih," jawab Nyi Traju sambil tergesa gesa masuk dengan tangan kiri menggandeng Puguh anaknya.
Ketiganya menyusuri jalan setapak ditepi halaman samping hingga akhirnya sampai di gandhok yang paling pojok yang dekat dengan dapur.
"Ini kamar Yu Traju. Yu Traju bisa menyimpan pakaian dan barang lain yang Yu Traju bawa di dalam. Silahkan. Saya tinggal dulu," kata Yu Sih yang kemudian pergi ke dapur dan bergabung lagi dengan 'rewang' yang lain mengerjakan pekerjaan dapur.
Sementara Yu Traju langsung mengajak Puguh masuk ke kamarnya. Dia melihat lihat kondisi ruang yang menjadi kamarnya.
Nyi Traju melihat, kamarnya itu, walau paling dekat dengan dapur, sehingga sering memasukan asap tungku dapur, tetapi jauh lebih baik dari rumahnya yang bekas kandang kuda.
Setelah menata barang barang yang dia bawa, Nyi Traju segera beranjak hendak ke kaputren ke kamar Den Roro yang sedang sakit.
"Le Puguh anake simbok, simbok merawat Den Roro dulu ya. Kamu baik baik di kamar ya. Jangan keluar keluar kamar dan jangan melakukan hal hal yang membuat Ndoro Ageng 'duka' marah sama simbok," kata Nyi Traju sambil mengelus kepala Puguh anaknya.
"Kenapa Puguh tidak boleh ikut mbok ?" tanya Puguh.
"Kamu tidak boleh ikut karena kamu laki laki. Kaputren tidak boleh dimasuki laki laki. Dan kamu nanti akan membuat Den Roro bertambah sakit !" jawab Nyi Traju.
"Kenapa aku bisa membuat Den Roro bertambah sakit mbok ?" tanya Puguh lagi.
"Hussshhh ! Sudahlah jangan banyak membantah ! Sekarang simbok berangkat ya," kata Nyi Traju sambil sekali lagi mengelus elus kepala Puguh.
Puguh hanya mengangguk kecil dan kemudian diam saja. Nyi Traju pun segera keluar kamar dan berjalan menuju kamar Den Roro.
Sementara Puguh yang ditinggal di kamar sendirian hanya bisa termenung. Satu jam, dua jam, tiga jam, simboknya tidak kembali juga.
Akhirnya, karena kelelahan menunggu, Puguh pun tertidur di tempat tidur kamarnya.
Setelah beberapa lama tertidur, Puguh terbangun karena perutnya merasakan lapar.
Dalam bangunnya, Puguh mendengar suara keramaian di dapur. Hidungnya pun mencium aroma masakan yang sangat sedap yang semakin menambah rasa lapar di perutnya.
Demi menahan laparnya, Puguh sampai berbaring dan berguling bolak balik. Bahkan karena tidak kuat menahan lapar, Puguh terduduk.
Dalam duduknya, Puguh teringat apa yang dilakukannya semalam. Untuk melupakan rasa laparnya, Puguh kembali melakukan cara bernafasnya tadi malam.
Akhirnya Puguh tenggelam dalam cara bernafasnya dengan duduk bersila di tempat tidurnya.
Sementara itu, Nyi Traju pada tengah malam menyempatkan diri untuk kembali ke kamarnya menengok keadaan Puguh anaknya. Sejak siang hari Nyi Traju selalu kepikiran Puguh, sudah makan atau belum, karena dia lupa untuk menitipkan Puguh pada Yu Sih, sehingga Yu Sih bisa memberinya makanan.
Sesampai di kamarnya, didapatinya Puguh sudah tertidur pulas dalam posisi duduk bersila punggungnya bersandar pada dinding kamar.
Kemudian dibangunkannya anaknya dan segera disuruhnya makan, makanan yang dia bawa dari kamar Den Roro.
Puguh yang memang telah kelaparan sejak siang tadi segera saja menyantap makanan yang disodorkan simboknya tanpa bertanya tanya.
Setelah selesai makan, Puguh meneruskan tidurnya, hingga akhirnya pagi tiba.
---------- o ----------
Pada pagi berikutnya, seperti biasa, Nyi Traju sesudah memandikan, mengganti baju dan memberikan sarapan untuk Puguh, segera berkemas untuk merawat Den Roro.
"Mbok, bolehkah aku bermain di luar ?" tanya Puguh.
"Boleh le, tetapi di halaman depan itu saja. Jangan jauh jauh dan jangan mengganggu orang bekerja !" jawab Nyi Traju.
Karena senangnya, Puguh pun memeluk simboknya.
"Terimakasih mbok " kata Puguh.
Nyi Traju tersenyum dan mengelus elus kepala anaknya.
"Simbok berangkat ya," pamit Nyi Traju.
Puguh menyertai simboknya berjalan sampai di luar kamar.
Pintu kamar ditutup Nyi Traju tanpa dikancing, kemudian beranjak menuju ke rumah besar di seberang halaman samping. Puguh mengantarkan simboknya dengan pandangan sampai simboknya masuk ke rumah besar.
Kemudian, Puguh melihat lihat bangunan yang ada di gandhok hingga dapur. Puguh melihat juga, selain perempuan yang dipanggil Yu Sih oleh simboknya, masih ada beberapa orang perempuan yang bekerja di bagian dapur.
Belum selesai melihat lihat semua bangunan yang ada, tiba tiba terdengar suara yang sudah sering Puguh dengar.
"Le, kamu anaknya Nyi Traju kan ? Ayo bantu pakdhe saja," kata orang itu yang ternyata Ki Poyo sambil tangan kanannya melambai ke arah Puguh.
Puguh segera berlari mendekat dan menjawab, "Nggih pakdhe."
Ki Poyo dengan diikuti Puguh berjalan menuju dapur. Sesampai di teras dapur, segera saja disambut oleh Yu Sih.
"Sebentar Ki Poyo, baru disiapkan. Tunggu sebentar," kata Yu Sih.
Ki Poyo, selain bertugas membawa kereta dengan satu kuda, juga mengambil dan mengantar perbekalan untuk para prajurit dan penjaga, para petugas pengurus kendaraan lainnya.
Selama menunggu, Ki Poyo memperhatikan Puguh.
"Nanti kita akan memandikan kuda dan kereta. Kamu bisa bantu pakdhe. Kemudian kita bisa melihat para prajurit berlatih kanuragan," kata Ki Poyo sambil mengacak acak rambut Puguh yang duduk di samping bawah Ki Poyo.
Mendengar hal itu, Puguh tersenyum dan mengangguk. Dalam hati, dia merasa sangat senang bisa melihat hal hal baru yang belum pernah dia lihat.
Setelah menunggu selama beberapa waktu, perbekalan yang ditunggu pun telah siap.
"Ayo Le, bantu pakdhe membawa ini semua ke dalam kereta," ajak Ki Poyo sambil mengambil tempat nasi yang terbuat dari bambu yang cukup besar dan berat karena terisi penuh.
"Kamu membawa yang kamu kuat saja," kata Ki Poyo lagi.
Akhirnya mereka berdua bolak balik beberapa kali dari dapur ke tempat berhentinya kereta.
__________ ◇ __________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
Nani Andriani
masuk juga harus di beli ya thoor,,
2023-07-28
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Joosss...! 👍👍
2023-04-09
1
Budi Efendi
lanjutkan
2023-02-28
1