Kebaikan membawa petaka

"Sebaiknya saya pulang sendiri saja, lagian motor saya nanti siapa yang bawa kalau saya pulang bareng Mas Arya," ucap Luci melepaskan tangannya

"Jangan bilang lo melakukan ini karena takut Guntur melihat kita berdua," jawab Arya membuat Luci ternganga

"Bukan begitu Mas,"

"Lalu kenapa, kenapa kau tidak mau pulang denganku?" tanya Arya lagi

"Itu...anu...itu karena aku...."

"Jangan pernah menolak ku apapun alasannya, karena aku paling tidak suka penolakan. Sekarang masuklah," ujar Arya membukakan pintu untuknya

Ia kemudian melesatkan mobilnya setelah Luci memasang save beltnya.

Sepanjang perjalanan keduanya tak saling bertegur sapa, hanya keheningan menemani perjalanan mereka.

Setibanya di rumah, Guntur yang saat itu sedang berpatroli harus sedikit kecewa saat melihat Luci dan Arya pulang bersama.

Ada guratan kesedihan di wajah Luci namun sebaliknya kebahagiaan begitu terpancar di wajah Arya saat melihat kegusaran Guntur.

"Ayo cepat masuk, bikinin aku makanan. Aku sudah laper banget nih!" celetuk Arya saat melihat Luci terus menatap lekat Guntur

"Iya, bentar aku ada urusan dulu,"

"Hmmm, jangan lama-lama. Inget harus profesional, harus lebih utamakan majikan daripada gebetan," sahut Arya menoleh sinis padanya

Luci yang hendak menghampiri Guntur seketika mengurungkan niatnya manakala mendengar ucapan Arya.

Yes,

Arya kembali bersenandung bahagia dalam batinnya saat melihat Luci segera menyusulnya meskipun dengan perasaan dongkol.

Ia kembali tersenyum simpul saat melihat Guntur berbalik meninggalkan tempat dia berdiri.

Syukurlah kalau lo tahu diri.

Arya Tejo segera duduk manis di ruang makan sembari memukul-mukulkan sendok ke piringnya.

"Lapar, lapar, lapar!!" serunya membuat Luci semakin kesal dibuatnya.

"Jadi Mas Arya menjemput gue ke kampus cuma buat masak doang!" cibir Luci

"Yoi," jawab Arya singkat

"Kenapa tidak makan di restoran saja, atau beli delivery. So, lo gak usah repot-repot datang ke kampus gue segala, dijamin makanannya juga lebih enak daripada masakan gue," celetuk Luci

"Untuk apa mengeluarkan uang lebih jika aku mempunyai koki yang jago masak. Bahkan masakannya lebih enak daripada masakan restoran. Lagipula aku lebih suka makanan rumahan daripada makanan restoran. So, harusnya lo bangga karena gue lebih menghargai masakan lo bukan?" sahut Arya menoleh kearah Luci

"Bilang aja pelit, gak usah deh pakai muji-muji gue segala," sahut Luci

"Hahahaha, merasa juga dia," ucap Arya menertawakannya

Dasar nyebelin, andai saja kamu bukan bosku mungkin sudah aku hajar habis-habisan.

Luci terus menggerutu dalam hati, rasanya gadis itu begitu marah terhadap Arya karena ia gagal menjelaskan kebersamaan mereka kepada Guntur.

Semoga Mas Guntur tidak salah paham,

Luci yang terlalu sibuk mempersiapkan makan hingga tak sempat menoleh ataupun mengajak Arya berbicara. Sementara itu Arya yang setia menunggu masakan Luci justru tertidur pulas di atas meja makan saat gadis itu selesai memasak semua makanan kesukaannya.

"Makanan sudah siap!" seru Luci meletakkan beberapa lauk pauk beserta sayuran keatas meja makan

"Wah dia tertidur pulas padahal belum makan, kasian banget. Maaf ya Mas karena kelamaan lo jadi tidur tanpa makan siang dulu," Luci kemudian bergegas ke kamar Arya dan mengambil selimut.

Namun kamarnya terkunci hingga ia terpaksa mengambil selimut di kamarnya untuk menyelimuti lelaki itu.

"Met bocan ya Mas," ucap Luci kemudian meninggalkannya.

Luci segera bergegas keluar untuk menemui Guntur. Ia berencana menjelaskan semuanya kepada Guntur agar pemuda itu tidak salah sangka padanya.

Setibanya di pos Satpam Luci terdiam saat melihat seorang gadis bersama Guntur.

"Kia???, ada apa dia datang kesini?"

Ia segera berjalan menghampiri Kia.

"Kak Luci!" seru Kia saat melihatnya

Gadis itu segera memeluknya erat membuat ia bertanya-tanya ada apa sebenarnya.

"Kenapa kau seperti ini, pasti ada sesuatu?" tanya Luci melepaskan pelukannya

"Maafkan Kia kak, seharusnya aku tidak datang ke sini. Aku tidak mau merepotkan kakak, apalagi meminta bantuan mu," jawab gadis itu berkaca-kaca

"Bantuan apa??, katakan saja. Selama aku bisa aku pasti akan membantumu semampuku," jawab Luci

"Tidak kak, kakak begitu baik, bahkan setelah apa yang sudah kami lakukan padamu kau tetap tak berubah." jawab Kia segera bergegas meninggalkan tempat itu

Luci segera mengejarnya, "Kamu kenapa, kalau kamu lagi ada masalah kamu bisa kok cerita sama Kaka, minimal aku bisa jadi pendengar setia mu." bujuk Luci

Tangis Kia semakin pecah membuat Luci, semakin iba padanya dan mengajak gadis itu ke rumah Arya.

"Siapa dia?" tanya Arya menatapnya sinis

"Dia temanku, bolehkan dia main disini sebentar," sahut Luci

"Jangan lama-lama, ingat rumah ini bukan panti sosial. Aku tidak suka ada orang asing di rumahku," sahut Arya

"Baik," jawab Luci kemudian membawa Kia ke kamarnya.

"Sekarang ceritakan sama aku ada apa sebenarnya?" tanya Luci

Namun seberapa keras Luci membujuknya untuk bercerita, Kia tetap saja bungkam tak mau bicara. Gadis itu terus menangis tanpa berkata-kata apa-apa. Melihat Kia yang terus menangis membuat Luci semakin kebingungan hingga meninggalkanya sendirian di kamar sendirian.

"Mungkin kamu butuh waktu sendirian, sekarang sebaiknya kamu istirahat aja dulu. Tenangin pikiran kamu dulu," ucapnya kemudian menutup pintu kamarnya.

Sejenak gadis itu menghela nafas dalam-dalam kemudian melanjutkan pekerjaannya bersih-bersih rumah.

Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah ia kemudian menengok Kia di kamarnya. Dilihatnya gadis itu tertidur pulas di ranjangnya.

"Syukurlah akhirnya kamu bisa tenang juga, semoga kamu bisa beristirahat sejenak dan melupakan semua masalahmu."

Ia kemudian keluar dari kamarnya dan duduk di beranda rumah.

"Sebaiknya cepat suruh pergi gadis itu sebelum membaca bencana di rumah ini," ucap Tejo membuat Luci tersentak kaget

"Astagfirullah ngagetin aja, memangnya kenapa kalau Kia disini, apa kau keberatan?" tanya Luci

"Bukan aku yang keberatan, tapi harusnya lo!" seru Arya

"Gue gak keberatan kok dia kesini, jadi gak masalah kan?" sahut Luci

"Dasar gak peka, katanya bisa lihat masa depan, tapi bahaya di depan mata saja kau tidak tahu," gerutu Arya

"Memangnya ada bahaya apa?" cecar Luci penasaran

"Entahlah, cari tahu sendiri saja. Aku tidak mau ikut campur urusan kalian. Sebaiknya aku pergi saja. Ingat jangan panggil namaku jika sesuatu terjadi padamu, camkan itu!" jawab Arya kemudian bergegas meninggalkanya

"Dih gak jelas banget, kenapa dia aneh banget hari ini," ucap Luci

Ia kembali membaca novelnya sembari menunggu Kia bangun dari tidurnya.

Saat Arya pergi meninggalkan rumah itu, tiba-tiba suasana rumah menjadi begitu dingin.

Luci yang duduk sendirian sembari membaca novel tiba-tiba merasakan sesuatu yang tak kasat mata memasuki rumah itu.

"Kenapa bulu kudukku berdiri???" ucapnya sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.

Semilir angin menerpa lembut wajahnya, bak sebuah hipnotis berhasil membuat gadis itu seketika terlelap di kursinya.

*Srak, srak, srak!!!

Kia tiba-tiba terbangun saat mendengar sesuatu mendekat kearahnya. Gadis itu berteriak histeris saat melihat sosok mahluk tinggi besar sudah berdiri dihadapannya.

"Aaarrrggghhhh!!"

Terpopuler

Comments

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

makin kesini luci makin ga tau diri ya, sopan santunnya ga ada sama ssekali padahal anak kulihan pendidikan tinggi tp etikanya ga ada sama sekali

2023-01-23

0

Nona Angel™©🍼🍼

Nona Angel™©🍼🍼

Waduh....makhluk apa ya yang menghampiri Kia???


Apa maksud Arya kalo akan ada bahaya??

2022-07-12

0

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

KIA liat apa ya,ih seremmm

2022-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Asal Mula
2 Tersulut Emosi
3 Majikan Pelit
4 Jangan Ganggu Dia
5 Andaikan kau benar-benar datang
6 Terimakasih sudah menolong ku
7 Terusik
8 Andai saja
9 Purnama Tiba
10 Mendatangi pemakaman
11 Jangan menangis
12 Celah
13 Mencari Wangsit
14 Merindumu
15 Kejutan di Kampus
16 Kebaikan membawa petaka
17 Kebaikan membawa petaka 2
18 Sesuatu Bisa saja terjadi
19 Kamu dan Aku
20 Ketika Maut mengintai
21 Maling
22 Rasa Penasaran Guntur
23 Karma
24 Karma 2
25 Karma 3
26 Menghalau Karma
27 Menghalau Karma 2
28 Gak ada lo gak rame
29 Pesona sang Penakluk
30 Kamar Rahasia
31 Terimakasih sudah menyelamatkan sahabatku
32 Sisi Kelam Leo
33 Kamar Rahasia 2
34 Kamar Rahasia 3
35 Rasa Penasaran Leo
36 Rasa Penasaran Leo 2
37 menunggu sms mu
38 Menghadiri Pesta
39 Masa Lalu
40 Menyelamatkan leo
41 Masa Lalu 2
42 Jati Diri Guntur
43 Dunia begitu sempit
44 Siapa dia???
45 Keluar dari Lukisan
46 Menyelamatkan Luci
47 Kelahiran Balung wangi
48 Aku dan Kamu akan selalu terhubung
49 Hanya Kau Yang Bisa Menyelamatkan Guntur
50 Melacak keberadaan Leo
51 Khawatir
52 Aku melakukannya karena dia
53 Hancur sebelum berkembang
54 Hancur sebelum berkembang jilid 2
55 Keputusan Guntur
56 Semuanya terasa Gelap
57 Pengakuan
58 Pengakuan 2
59 Deal kita jadian
60 Terseret Ombak
61 Penunjuk jalan
62 Membangkitkan Jiwa Leo
63 Mencari Jalan Pulang
64 Ternyata Itu Alasannya
65 Hati yang tertaut
66 Penyesalan
67 Pergulatan dua Saudara
68 Pertemuan
69 Bara dalam sekam
70 Dendam membara
71 Tanda Tanya
72 Perangkap
73 TUMBAL
74 Tumbal 2
75 Dendam dan Sugesti
76 saatnya membalas
77 Mawar Hutan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Asal Mula
2
Tersulut Emosi
3
Majikan Pelit
4
Jangan Ganggu Dia
5
Andaikan kau benar-benar datang
6
Terimakasih sudah menolong ku
7
Terusik
8
Andai saja
9
Purnama Tiba
10
Mendatangi pemakaman
11
Jangan menangis
12
Celah
13
Mencari Wangsit
14
Merindumu
15
Kejutan di Kampus
16
Kebaikan membawa petaka
17
Kebaikan membawa petaka 2
18
Sesuatu Bisa saja terjadi
19
Kamu dan Aku
20
Ketika Maut mengintai
21
Maling
22
Rasa Penasaran Guntur
23
Karma
24
Karma 2
25
Karma 3
26
Menghalau Karma
27
Menghalau Karma 2
28
Gak ada lo gak rame
29
Pesona sang Penakluk
30
Kamar Rahasia
31
Terimakasih sudah menyelamatkan sahabatku
32
Sisi Kelam Leo
33
Kamar Rahasia 2
34
Kamar Rahasia 3
35
Rasa Penasaran Leo
36
Rasa Penasaran Leo 2
37
menunggu sms mu
38
Menghadiri Pesta
39
Masa Lalu
40
Menyelamatkan leo
41
Masa Lalu 2
42
Jati Diri Guntur
43
Dunia begitu sempit
44
Siapa dia???
45
Keluar dari Lukisan
46
Menyelamatkan Luci
47
Kelahiran Balung wangi
48
Aku dan Kamu akan selalu terhubung
49
Hanya Kau Yang Bisa Menyelamatkan Guntur
50
Melacak keberadaan Leo
51
Khawatir
52
Aku melakukannya karena dia
53
Hancur sebelum berkembang
54
Hancur sebelum berkembang jilid 2
55
Keputusan Guntur
56
Semuanya terasa Gelap
57
Pengakuan
58
Pengakuan 2
59
Deal kita jadian
60
Terseret Ombak
61
Penunjuk jalan
62
Membangkitkan Jiwa Leo
63
Mencari Jalan Pulang
64
Ternyata Itu Alasannya
65
Hati yang tertaut
66
Penyesalan
67
Pergulatan dua Saudara
68
Pertemuan
69
Bara dalam sekam
70
Dendam membara
71
Tanda Tanya
72
Perangkap
73
TUMBAL
74
Tumbal 2
75
Dendam dan Sugesti
76
saatnya membalas
77
Mawar Hutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!