Andai saja

Luci terbangun saat ponselnya terus berdering.

"Siapa sih yang nelpon malam-malam gini," Ia kemudian meraih ponselnya dan segera mengangkatnya

"Halo," sapanya dengan suara serak

"Kamu bisa ke rumah sakit sekarang gak?" tanya Vie

"Memangnya ada apa?" tanya Luci

"Rizky, dia sekarat dan ingin sekali bertemu dengan lo,"

Mendengar nama Rizky netra Luci langsung mengerjap berkali-kali. Gadis itu benar-benar tak percaya jika lelaki yang selama ini begitu di kaguminya ingin bertemu dengannya.

"Memangnya dia sakit apa Vie, dan kenapa dia pengin ketemu gue," jawab gadis itu mencoba mencari tahu

"Dia sakit leukemia, dan ingin bertemu denganmu karena ingin mengatakan sesuatu padamu," jawab Vie

"Tapi bagaimana dengan kedua orang tuanya bukankah mereka tidak suka denganku?" tanya Luci

"Justru kali ini mereka yang meminta kamu menemui Rizky," sahut Vie

"Baik, tunggu sebentar ya. Aku harus ijin dulu sama Mas Arya." jawab Luci

Gadis itu segera berganti pakaian dan menemui Arya Tejo.

"Permisi," ucap gadis itu saat menemui Arya di ruang kerjanya

"Hmm,"

"Gue mau minta izin untuk menjenguk teman yang sakit, boleh kan?" tanya Luci begitu hati-hati

Arya segera menghentikan pekerjaannya dan beranjak dari duduknya. Lelaki itu kemudian melirik jam dinding yang menempel di dinding ruangan itu.

"Yang benar saja, jam segini kamu mau keluar rumah. Memangnya siapa yang sakit sampai kau rela keluar rumah tengah malam seperti ini, apa dia keluargamu, pacar atau selingkuhan kamu?" cecar Arya

"Dia temanku, lebih tepatnya teman dekat,"

"Pasti laki-laki bukan?" tebak Arya

"Iya,"

"Apa dia kekasihmu?"

"Bukan, hanya teman saja."

"Kalau begitu Lo tidak boleh pergi. Selain alasan keselamatan, sebagai perempuan lo tuh gak pantas keluar malam-malam hanya demi seorang lelaki yang bukan apa-apa lo." jawab Arya

"Tapi Mas, dia sekarat. Dia sangat ingin bertemu denganku dan ingin mengatakan sesuatu padaku," jawab Lici

"Modus, aku tahu dia pasti hanya ingin mengetahui bagaimana perasaan mu padanya. Anggap saja ini sebagai uji nyali untuk mengetahui apa seorang Luci mau menjenguknya tengah malam buta atau tidak," jawabnya sinis

"Dia bukan orang seperti itu, dia hanya ingin bertemu denganku untuk terakhir kalinya. Aku yakin dia hanya ingin menyampaikan pesan terakhirnya," jawab Luci

"Wah ... kau pandai sekali dalam mengarang cerita, kau pasti mengatakan semua itu agar aku mengijinkan mu untuk menjenguknya bukan?. Tapi sekali tidak tetap tidak." jawab Arya

"Dia sakit Leukemia dan sekarang sedang kritis. Kedua orang tuanya ingin aku menjenguknya, untuk memberikan support padanya," terang Luci dengan nada suara gusar

"Cih, kau memang terlalu bodoh sehingga mudah sekali dimanfaatkan. Tapi apa kau tahu, jika kedatangan mu tetap sia-sia, meskipun kau datang kau tetap saja tidak akan bisa menyembuhkan temanmu itu. Yang ada justru kau akan semakin membuatnya berat untuk meninggalkan dunia ini, jadi lebih baik jangan datang. Ikhlaskan saja dia pergi. Toh kedatangan mu tidak akan merubah semuanya, kamu tetap bukan siapa-siapa untuknya."

"Apa aku tidak boleh pergi??" tanya Luci

"Dasar bodoh, apa kau tidak dengar ucapan bku barusan. Sekali tidak tetap tidak!" jawab Arya dengan nada tinggi

"Sekarang pergi dari sini dan tutup pintunya!" seru lelaki itu.

"Kenapa sih susah sekali memberikan ijin doank, padahal kan aku tidak minta kau mengantarkan aku ke rumah sakit. Aku hanya ingin menjenguk seorang teman yang sakit kenapa tidak boleh, apa kau memang benar-benar tidak punya hati sehingga tak mengijinkan aku untuk menunjukkan empati ku pada orang lain?" tanya Luci begitu emosi

Seketika Arya langsung menggebrak meja dan menatap nyalang padanya.

"Kau bilang bisa melihat masa depan bukan??" tanyanya dengan nada menyindir

"Kenapa kau tidak lihat saja apa yang akan terjadi setalah kau menjenguknya, atau sebaliknya. Aku memang lelaki yang tak punya hati, aku juga seorang yang diktator untuk itulah aku tidak mengijinkan mu pergi," sahutnya sinis

"Kau benar-benar menyebalkan Tejo, Dasar pelit. Pantas saja kau selalu sendiri seumur hidupmu, itu karena kau tak punya hati. Aku sumpahin kau akan menjadi jomblo seumur hidup mu!" seru Luci kemudian membalikkan badannya dan pergi

*Grep!

Tejo segera menyusul gadis itu dan menarik lengannya.

"Aku memang tak punya hati, dan kau tidak perlu mengutukku untuk menjadi jomblo sejati, karena aku yang menginginkan hal itu terjadi padaku," ia kemudian melepaskan gadis itu dan menutup pintu ruang kerjanya.

************

*Dreet, dreet, dreet!

Mendengar suara ponselnya bergetar Luci segera bergegas mengambilnya.

"Halo Vie, ada berita apa?" tanyanya begitu antusias

Seketika gadis itu terdiam saat mendengar jawaban dari Oktavia. Tubuhnya seketika lemas membuatnya terduduk di lantai. Air matanya seketika membanjiri wajahnya yang mungil.

Mendengar suara tangisan di kamar Luci membuat Arya menyambangi kamar asisten rumah tangganya itu.

Pria itu hanya melihatnya dari depan pintu.

Menangislah sepuas hatimu , dan setelah itu kau akan menyesali semua tangisanmu.

Ia mengernyitkan alisnya saat Luci menatapnya penuh kebencian.

Gadis itu segera bangun dan mendekat kearahnya.

"Oo!" seru Arya saat Luci menarik kerah bajunya

"Ini semua gara-gara lo, karena lo gak ngizinin gue jenguk Rizky, sekarang dia meninggal, hiks, hiks!" seru gadis itu terisak

"Memangnya kalau lo datang, dia akan hidup gitu?" tanya Arya dengan wajah tengilnya

"Memang kedatangan ku tak bisa mencegah kematiannya, tapi setidaknya aku bisa menemuinya untuk kali terakhir dalam hidupnya," sahut Luci

"Sekarang juga lo bisa ketemu dia untuk terakhir kalinya, siapa bilang gak bisa,"

"Maksudnya Rizky, setidaknya dia bisa bertemu denganku untuk terakhir kalinya," sangkal Luci

"Dih jangan kepedean, emangnya lo yakin dia mau ketemu sama lo?" ejek Arya

"Kenapa sih lo nyebelin banget, gue benci sama lo!" seru Luci mengguncang tubuh lelaki itu

"Jangan benci gue, karena nanti lo malah suka sama gue," sahut Arya

"Dih jangan kepedean, siapa juga yang suka sama cowok medit, dan menyebalkan kaya lo!"

"Ok fix, gue pegang omongan lo!" sahut Arya kemudian melepaskan tangan Luci yang mencengkram bajunya

Ia kemudian pergi menuju meja makan, dan senyumnya mengambang melihat menu sarapan paginya.

"I love it!" seru pemuda

Melihat Arya sedang menikmati sarapannya, buru-buru ia segera berganti pakaian. Ia berencana melayat ke rumah Rizky dan melihat wajah pemuda itu sebelum ia dimakamkan.

Ia berjalan mengendap-endap saat melewati ruang makan.

"Ehem, biasa aja jalannya, gue ijinin lo pergi dengan syarat jam satu siang harus sudah kembali lagi!" seru Arya

"Baik, terimakasih." jawab Luci

***********

Stibanya di rumah duka, Vie langsung menyambut kedatangan sahabatnya itu.

"Akhirnya kamu datang juga," sapa Vie kemudian memeluknya

"Iya, maaf ya semalem gak bisa datang karena Mas Arya gak ijinin gue pergi," jawab gadis itu melangkah masuk

Ia segera menuju peti jenazah untuk melihat Rizky untuk terakhir kalinya.

"Kenapa kau tidak datang semalam?" tanya seorang wanita menghampirinya

"Maafkan saya Tante, saya tidak mendapatkan ijin keluar dari Bos saya jadi gak bisa jenguk Rizky," ucapnya getir

"Andai saja kamu datang semalam, mungkin bisa sedikit mengurangi rasa sakitnya, tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur," sahut wanita itu menghela nafas

"Sekali lagi maaf Tante," ucap Luci menundukkan kepalanya.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan," ujar Vie mencoba menghibur Luci

"Semua ini karena dia, andai saja dia memberikan ijin semalam, pasti aku tidak akan menyesal seperti ini." ucap gadis itu

"Sudah jangan sedih, kalau kau seperti ini akan mempersulit Risky di alam sana," ucap Vie menghiburnya

Tidak lama seorang lelaki tua memasuki ruangan itu membuat semua orang langsung berdiri menyambutnya.

"Siapa dia??" tanya Luci

"Itu guru spiritual keluarga Risky, sebaiknya kita pamit pulang saja," bisik Vie

"Kenapa emangnya?" tanya Luci

"Sudah lo nurut aja!" Vie segera menarik lengan Luci dan membawa gadis itu pergi.

Entah kenapa langkah Luci tiba-tiba berhenti saat berpapasan dengan guru spiritual keluarga Risky.

"Ada apa lagi?" tanya Vie terkejut melihat Luci terus menatap lekat pria itu.

"Kenapa kamu baru datang cah ayu?" sapa lelaki itu membuat bulu kuduk Luci seketika berdiri.

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

jgn2 itu dukun yg kasi kalung ke tejo

2023-08-27

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

nglunjak

2023-01-23

0

¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

waduh siapa dia?

2022-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Asal Mula
2 Tersulut Emosi
3 Majikan Pelit
4 Jangan Ganggu Dia
5 Andaikan kau benar-benar datang
6 Terimakasih sudah menolong ku
7 Terusik
8 Andai saja
9 Purnama Tiba
10 Mendatangi pemakaman
11 Jangan menangis
12 Celah
13 Mencari Wangsit
14 Merindumu
15 Kejutan di Kampus
16 Kebaikan membawa petaka
17 Kebaikan membawa petaka 2
18 Sesuatu Bisa saja terjadi
19 Kamu dan Aku
20 Ketika Maut mengintai
21 Maling
22 Rasa Penasaran Guntur
23 Karma
24 Karma 2
25 Karma 3
26 Menghalau Karma
27 Menghalau Karma 2
28 Gak ada lo gak rame
29 Pesona sang Penakluk
30 Kamar Rahasia
31 Terimakasih sudah menyelamatkan sahabatku
32 Sisi Kelam Leo
33 Kamar Rahasia 2
34 Kamar Rahasia 3
35 Rasa Penasaran Leo
36 Rasa Penasaran Leo 2
37 menunggu sms mu
38 Menghadiri Pesta
39 Masa Lalu
40 Menyelamatkan leo
41 Masa Lalu 2
42 Jati Diri Guntur
43 Dunia begitu sempit
44 Siapa dia???
45 Keluar dari Lukisan
46 Menyelamatkan Luci
47 Kelahiran Balung wangi
48 Aku dan Kamu akan selalu terhubung
49 Hanya Kau Yang Bisa Menyelamatkan Guntur
50 Melacak keberadaan Leo
51 Khawatir
52 Aku melakukannya karena dia
53 Hancur sebelum berkembang
54 Hancur sebelum berkembang jilid 2
55 Keputusan Guntur
56 Semuanya terasa Gelap
57 Pengakuan
58 Pengakuan 2
59 Deal kita jadian
60 Terseret Ombak
61 Penunjuk jalan
62 Membangkitkan Jiwa Leo
63 Mencari Jalan Pulang
64 Ternyata Itu Alasannya
65 Hati yang tertaut
66 Penyesalan
67 Pergulatan dua Saudara
68 Pertemuan
69 Bara dalam sekam
70 Dendam membara
71 Tanda Tanya
72 Perangkap
73 TUMBAL
74 Tumbal 2
75 Dendam dan Sugesti
76 saatnya membalas
77 Mawar Hutan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Asal Mula
2
Tersulut Emosi
3
Majikan Pelit
4
Jangan Ganggu Dia
5
Andaikan kau benar-benar datang
6
Terimakasih sudah menolong ku
7
Terusik
8
Andai saja
9
Purnama Tiba
10
Mendatangi pemakaman
11
Jangan menangis
12
Celah
13
Mencari Wangsit
14
Merindumu
15
Kejutan di Kampus
16
Kebaikan membawa petaka
17
Kebaikan membawa petaka 2
18
Sesuatu Bisa saja terjadi
19
Kamu dan Aku
20
Ketika Maut mengintai
21
Maling
22
Rasa Penasaran Guntur
23
Karma
24
Karma 2
25
Karma 3
26
Menghalau Karma
27
Menghalau Karma 2
28
Gak ada lo gak rame
29
Pesona sang Penakluk
30
Kamar Rahasia
31
Terimakasih sudah menyelamatkan sahabatku
32
Sisi Kelam Leo
33
Kamar Rahasia 2
34
Kamar Rahasia 3
35
Rasa Penasaran Leo
36
Rasa Penasaran Leo 2
37
menunggu sms mu
38
Menghadiri Pesta
39
Masa Lalu
40
Menyelamatkan leo
41
Masa Lalu 2
42
Jati Diri Guntur
43
Dunia begitu sempit
44
Siapa dia???
45
Keluar dari Lukisan
46
Menyelamatkan Luci
47
Kelahiran Balung wangi
48
Aku dan Kamu akan selalu terhubung
49
Hanya Kau Yang Bisa Menyelamatkan Guntur
50
Melacak keberadaan Leo
51
Khawatir
52
Aku melakukannya karena dia
53
Hancur sebelum berkembang
54
Hancur sebelum berkembang jilid 2
55
Keputusan Guntur
56
Semuanya terasa Gelap
57
Pengakuan
58
Pengakuan 2
59
Deal kita jadian
60
Terseret Ombak
61
Penunjuk jalan
62
Membangkitkan Jiwa Leo
63
Mencari Jalan Pulang
64
Ternyata Itu Alasannya
65
Hati yang tertaut
66
Penyesalan
67
Pergulatan dua Saudara
68
Pertemuan
69
Bara dalam sekam
70
Dendam membara
71
Tanda Tanya
72
Perangkap
73
TUMBAL
74
Tumbal 2
75
Dendam dan Sugesti
76
saatnya membalas
77
Mawar Hutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!