"Masih lama gak Pak, kalau lama saya lebih baik pesen ojol lain lagi aja," ucap Luci memastikan
"Bentar lagi kok, mbak sabar ya," jawab pengemudi ojol
Luci merasakan ada yang tidak beres dengan driver Ojol itu. Gadis itu mencoba mencari tahu apa yang akan terjadi dengannya, tapi tidak bisa. Memang dia memiliki kekuatan bisa melihat sesuatu yang akan terjadi di masa depan, tapi Luci tidak pernah bisa melihat masa depannya sendiri, ataupun mencegah apa yang sudah dilihatnya agar tak terjadi.
Sial, tetap saja aku tak bisa melihat sesuatu yang akan terjadi padaku,
Luci seketika melotot saat melihat dua bayangan lelaki berjalan kearahnya. Ia segera menoleh kebelakang untuk memastikan siapa yang datang.
Benar saja, dua orang bertubuh kekar menyambangi keduanya.
Sial, ternyata aku kena begal.
"Cepat serahkan tas dan barang-barang berharga mu, jika kau masih sayang dengan nyawamu," ucap salah seorang dari mereka menodongkan pisau kearah Luci
"Berikan saja Mbak, daripada kita celaka," ujar driver Ojol dengan entengnya
Ternyata dia sengaja menahan ku di sini. Aku yakin mereka bersekongkol?.
"Sial, rupanya kalian bersekongkol untuk merampokku" ujar Luci menarik ujung bibirnya
"Baru sadar kamu Neng," ucap driver Ojol menyunggingkan senyumnya
Sial, bagaimana aku bisa melarikan diri dari para berandalan ini.
"Jangan pernah memanggil nama itu lagi, jika kau ingin selamat!"
Entah kenapa kata-kata Arya Tejo seketika terlintas dalam benak Luci.
Andai saja si Tejo bisa benar-benar muncul saat aku panggil namanya, ah Tejo, Tejo, Tejo, datanglah.
Angin semilir menerpa wajah Arya Tejo. Pria itu begitu terusik saat mendengar seseorang memanggil namanya.
"Gadis itu lagi, kenapa ia senang sekali memanggil nama itu. Kali ini aku harus memberinya pelajaran, Entah kenapa aku begitu muak saat mendengarnya memanggil nama itu," ucap Arya sembari mengepalkan tangannya.
"Serahkan semuanya dengan sukarela atau kami akan merebutnya dengan paksa," ujar sang Begal membuyarkan lamunan Luci
Gadis itu terus mundur saat ketiga lelaki itu terus mendekat kearahnya.
"Cepat Serahkan atau aku akan membunuh mu!" hardik begal lainnya
Kini ia benar-benar terpojok dan tak bisa berbuat banyak saat ketiga begal itu sudah mengepungnya dengan belati di tangannya masing-masing.
Arya Tejo yang sudah tiba di tempat itu menatap sinis kearah Luci.
Ternyata kau bukan gadis bodoh, kau begitu cerdik hingga pandai memanfaatkan diriku untuk menolong mu yang sedang terancam bahaya.
Tejo segera melesat dan menahan belati yang mengarah ke Luci.
"Arrgghhh!!" seru Luci saat salah seorang dari mereka mengarahkan pisau padanya.
"Jangan ikut campur, atau kau akan menyesal!" celetuk begal lain kemudian menyerang Arya Tejo
Seketika ketiga lelaki itu terhempas ke tanah, setelah terkena bogem mentah Tejo.
Ketiganya terhempas ke atas aspal dan tak berkutik lagi.
"Tejo!!!" pekik Luci melihat lelaki itu berdiri di depannya untuk melindunginya.
Kau benar-benar datang, sebenarnya siapa dirimu??,
Tejo segera menoleh kearah Luci dan berjalan mendekatinya.
Tatapan mata elang Tejo, seketika membuat gadis itu begitu takut saat menatapnya.
Ia tahu jika lelaki itu begitu geram padanya.
"Maafkan aku Arya, aku hanya iseng memanggil mu untuk menyelamatkan diriku," ucap Luci saat gadis itu benar-benar terpojok
Seketika kemarahan Arya langsung sirna setelah melihat ketulusan di wajah gadis itu.
"Aku sudah bilang padamu jangan pernah memanggil nama itu lagi, kau tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau memanggil nama itu." ucap Arya mencoba menghalau kemarahannya
"Memangnya apa yang akan terjadi jika aku memanggil nama itu??"
"Kau terlalu banyak tanya, sebaiknya jangan terlalu kepo dengan diriku jika kau ingin hidup dengan nyaman." ucap Arya kemudian melangkah pergi
"Terimakasih banyak Mas Arya sudah menolong ku hari ini, semoga kebaikan di balas sama Allah SWT," ucap Luci dengan polosnya
Arya menghentikan langkahnya manakala mendengar ucapan gadis itu.
Dasar gadis bodoh kau pikir aku menolong mu dengan gratis apa?
Ia membalikkan badannya dan berjalan mendekati gadis itu lagi.
"Kenapa balik lagi, kan jadi horor gue!" celetuk Luci mencoba menjauh saat Arya mulai mendekat kearahnya.
"Tidak ada yang gratis di dunia ini nona, asal kamu tahu...kau harus membayar semua yang ku lakukan hari ini. Nyawamu sangat berharga bukan jadi kau juga harus membayar ku sepadan dengan harga nyawamu," ucap Arya menempelkan telunjuknya ke kening Lucu
"Sudah kuduga, orang pelit seperti mu tidak akan membantu orang lain dengan ikhlas. Katakan saja berapa yang harus aku bayar padamu," sahut Luci begitu lantang
"Cih, kau masih saja sombong meskipun tidak memiliki apapun. Baiklah karena kau yang meminta, aku juga tidak keberatan menyebutkan tarif yang harus kau bayar. Satu bulan gaji jika kau kembali memanggil nama ku, dan untuk pertolongan ku hari ini kau harus membayarnya dengan nyawamu," ucap Arya sengaja mendekatkan bibirnya ke telinga Luci
"Gila, yang bener saja!" seru Luci mendorong tubuh lelaki itu.
"Bukankah nyawa harus dibayar nyawa, so ... kita impas kan. Apa kau ingin dirimu dihargai dengan uang?. Atau kau berpikiran untuk membayar ku dengan tubuhmu??"
*Plakkkk!!
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Tejo, membuat lelaki itu kembali meradang.
"Kau benar-benar gadis sialan!" pekiknya sembari mengangkat tangannya
Namun melihat wajah Luci membuat lelaki itu kembali menurunkan tangannya.
"Aku memang bukan orang berada seperti dirimu, tapi aku juga bukan wanita murahan yang akan memberikan tubuhku secara cuma-cuma kepada lelaki seperti dirimu. Aku memiliki keahlian bisa melihat masa depan seseorang, jika kau tak keberatan aku bisa menjadi perisai mu untuk mengetahui jika ada bahaya yang akan menimpamu. Aku bisa menjadi radar mu yang akan selalu mengingatkan mu akan bahaya yang mengancam mu. Hanya itu yang bisa aku berikan untuk membayar kebaikan mu hari ini." ucap Luci
"Tidak perlu, aku bukan orang lemah, dan aku cukup kuat untuk melindungi diriku sendiri. Asal kau tahu tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa mengalahkan diriku, camkan itu!" jawab Arya dengan sombongnya
"Baiklah, jika kau ingin uang untuk membayar jasamu hari ini, kau tidak perlu membayar gaji ku. Anggap saja itu cicilan untuk membayar kebaikan mu padaku, meskipun aku harus bekerja seumur hidup tanpa dibayar aku ikhlas karena hanya itu yang bisa aku lakukan untuk membalas jasamu. Sekali lagi terimakasih Tuan Arya Tejo," ucap Luci kemudian berjalan pergi meninggalkan Tejo
Lelaki itu hanya menghela nafas melihat kepergian Luci.
"Ah, dasar gadis sombong!" umpatnya kemudian berjalan menuju ke mobilnya.
Namun pikirannya kembali kepada Luci, yang mengingatkan dirinya kepada Arya Tejo yang dulu. Arya Tejo yang miskin dengan seribu impian dalam benaknya.
Ia kemudian melesatkan mobilnya menyusul surti, namun sayangnya, gadis itu sudah berlalu pergi menaiki angkot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜
hati2 Luci,kepo bisa memperpendek umur mu.
2022-06-06
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
memangnya kenapa🙄
2022-05-19
0
Chuil Lan seng
tejo Arya sombong bat y
2022-05-19
2