Salah seorang sahabat Arya terus mengamati Luci. Ia segera mengikutinya saat gadis itu meninggalkan Arya.
*Grep!!
Lelaki itu segera menarik lengan Luci membuat gadis itu seketika menghentikan langkahnya.
"Mau kemana cantik, kenapa gak ikut pesta bersama kami," ucapnya kemudian mencium punggung tangan gadis itu
"Tapi... aku....aku kan hanya seorang asisten rumah tangga disini," jawab Luci terbata-bata
"Memangnya kenapa, aku gak masalah kok meskipun kami hanya seorang ART,"
"Tapi...."
"Jangan takut, aku yakin Arya pasti akan memberikan izin padamu, jika aku yang memintanya," sahut lelaki itu
Arya yang melihat wajah Luci yang ketakutan, tak bisa membiarkan gadis itu jatuh kedalam pelukan Leo sang Casanova.
"Jangan ganggu dia Le, cari saja yang lain. Bukankah banyak wanita cantik bersama kita malam ini so jangan ganggu Luci," ujar Tejo menarik lengan gadis itu.
"Aku sudah bosan dengan yang biasa, aku mau yang luar biasa, so biarkan malam ini ART mu menjadi pasanganku malam inj ," jawab lelaki itu kembali menarik Luci dari Tejo.
Tentu saja mendengar hal itu membuat Arya Tejo meradang, ia segera mendorong tubuh lelaki itu Ke dinding tembok dan mencekiknya.
"Sudah ku bilang jangan ganggu dia!" pekiknya dengan tatapan mata elangnya yang siap menerkamnya
"Wah, baru kali ini aku melihat mu semarah ini hanya karena seorang wanita. Apakah kau menyukainya, atau dia adalah kekasih mu?" tanya Leo
"Mau dia kekasihku atau bukan itu bukan urusan mu. Yang jelas aku tidak suka kau menganggu pekerja ku, apa kau mengerti?" sahut Arya balik mengancamnya
"Of course," jawab Leo
Arya kemudian melepaskan pemuda itu dan menghampiri Luci.
"Kembalilah ke kamarmu dan jangan pernah keluar lagi jika tidak ingin sesuatu yang mengerikan terjadi padamu," ucap Arya
"Baik Tuan," jawab Luci kemudian pergi
Gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya dan memejamkan matanya.
Gadis itu seketika merancau seperti orang kesurupan, membuat gadis itu menjadi bahan tontonan bagi teman-teman Arya yang terus menertawakan tingkah konyolnya.
Oktavia yang sudah biasa melihat sahabatnya seperti itu segera menghampirinya.
"Siapa yang datang kali ini?" tanya Vie sembari mencoba menggendongnya
"Seorang lelaki tua dengan jimat ditangannya," rancau Luci sembari meronta ketika Vie hendak membawanya pergi dari sana.
"Pergi...aku harus memperingatkannya, dia dalam bahaya!" seru Luci mendorong Vie hingga jatuh tersungkur ke lantai
"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Leo mengulurkan tangannya
"Dia seperti itu karena ada sesuatu yang akan terjadi di sini," jawab Vie
"Maksudnya dia bisa meramal masa depan?" tanya Leo penasaran
"Benar, dan apa yang ia lihat selalu jadi kenyataan,"
"Sudah ku duga dia wanita luar biasa, aku bisa merasakan dari aura wajahnya,"
Leo berusaha mendekati Luci yang masih merancau dalam bahasa Jawa.
"Ojo cedak-cedak nek gak pengin keno bolo cah bagus, ( Jangan dekat-dekat kalau tidak ingin kena masalah, ganteng)." ucap Luci tersenyum sinis padanya
"Tapi gue suka tuh berhadapan dengan bahaya, so aku ingin lebih dekat dengannya!" sahut Leo menantangnya
Luci seketika terdiam, mendengar ucapan Leo.
"Bilang saja kamu cari perhatian, dasar gadis miskin selalu saja begitu jika melihat pria kaya," umpat Arya kemudian meneguk minumannya
Luci seketika mencekik Leo dan melempar tubuhnya hingga lelaki itu menghantam mini bar.
"Aww, gila tuh cewek!" seru Leo segera bangun
Melihat Leo terhempas dihadapannya membuat Arya segera beranjak dari duduknya.
Lelaki itu segera menghampirinya Luci dan menatapnya tajam.
"Siapa kau beraninya menyambangi kediaman ku," ucap Arya
Luci segera melangkah mendekatkan dirinya.
"Berhati-hatilah, karena bahaya tengah mengintai mu," ucap Luci mengusap wajah Arya dan kemudian pingsan di pelukan pria itu.
Tiga puluh menit kemudian, Luci membuka matanya.
"Apa yang terjadi denganku," ucapnya kemudian memegangi kepalanya yang terasa berat
"Seperti biasa, sepertinya kau ketempelan mahluk halus lagi," jawab Vie kemudian memberikan segelas teh hangat padanya
"Lalu bagaimana aku bisa berada di sini?" tanyanya lagi
"Mas Arya yang menolong mu, entah kenapa kau langsung pingsan ketika menyentuhnya. Dan ia yang membawamu kemari,"
"Huft kenapa aku selalu saja begini, padahal ayah sudah meruwat ku, tapi kenapa hal-hal aneh masih terjadi padaku," keluh Luci
"Memangnya apa yang kau lihat kali ini hingga membuat mu meminta mereka menjauhi mu?" tanya Vie
"Aku melihat sosok lelaki tua membawa kalung dengan bandul taring Serigala. Pria itu begitu menakutkan dan membunuh siapapun yang mendekatiku, termasuk Arya Tejo." ucapnya menerawang
"Itu tidak akan pernah terjadi, tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang bisa melukaiku," sahut Arya dengan sombongnya
"Terserah apa katamu, yang jelas aku sudah memperingatkan dirimu. Jadi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu denganmu," sahut Luci begitu kesal saat Arya tak mempercayainya.
"Asal anda tahu Tuan, teman saya ini bisa melihat masa depan, jadi jangan abaikan ucapannya," imbuh Vie
"Siapa kau, beraninya menyelinap kedalam rumah ku tanpa izin?" ucap Arya begitu arogan
"Aku yang membantu Luci menyiapkan pesta untuk mu," jawab Vie dengan ketus
"Kau sudah selesai bukan, kalau begitu enyahlah dari rumahku. Aku paling tidak suka jika ada orang asing masuk ke istana ku," sahutnya membuat Oktavia semakin kesal.
"Dasar orang kaya pelit, ternyata benar yang diucapkan Luci, kalau selain menyebalkan kau juga begitu pelit!" ucap Vie kemudian meninggalkan kamar Luci
"Dasar orang miskin selalu saja memiliki seribu alasan saat mendekati orang kaya," hardik Arya
"Stop mencaci sahabat ku, karena dia bukan orang seperti itu. Kay boleh mencibir atau memakiku, tapi tidak dengan sahabatku. Aku paling tidak suka jika ada yang mencemoohnya," ucap Luci kemudian mendorong tubuh lelaki itu keluar dari kamarnya dan segera menutup rapat-rapat pintu kamarnya.
"Sial, bagaimana dia berani mengusirku di rumahku sendiri!" gerutu Arya
Sementara itu tak jauh dari rumah Arya seorang lelaki tua tengah berdiri mengawasi rumah itu dengan seksama.
"Aku bisa mencium aroma tubuhnya," ucapnya lirih
*********
Pagi harinya sengaja Luci sengaja lebih pagi menyiapkan sarapan untuk Sang Majikan. Setelah semuanya selesai ia segera bergegas pergi meninggalkan rumah itu menuju ke kampus.
Dia pasti sudah sadar jika aku tidak akan pernah memberinya tumpangan makannya dia jalan lebih awal.
Arya segera duduk dan menikmati sarapannya.
"Apa kau butuh tumpangan?" sapa seorang lelaki muda menghentikan sepeda motornya di samping Luci.
"Eh, boleh kalau tidak merepotkan," jawab Luci malu-malu
"Tentu saja tidak, lagipula kita searah,"
Luci segera naik keatas motor itu.
"Btw masnya kerja di komplek ini juga?" tanya Lucu mencoba memecah keheningan diantara mereka
"Saya satpam komplek itu, dan kebetulan baru pulang piket,"
"Oh gitu, saya kira Mas warga komplek situ,"
"Panggil saja saya Guntur," ucap lelaki itu mengehentikan motornya tepat didepan gerbang kampus Jayabaya
"Saya Luci," jawabnya tersipu
"Selamat belajar Luci, sampai jumpa lagi besok," jawab Guntur kemudian melambaikan tangannya dan meninggalkan halaman kampus
"Wah kalian bareng lagi, jangan-jangan kamu jodoh lagi sama dia," ucap Vie menyambangi sahabatnya
"Aamiin," sahut Luci segera menuju ke Aula
Keduanya segera mencari tempat duduk yi mengikuti mata kuliah umum.
"Beruntung kita datang lebih awal jadi bisa duduk di bangku paling depan," ujar Vie
"Iya, aku juga penasaran dengan narasumber kali ini. Semoga dia bisa menginspirasi ku untuk menjadi pengusaha sukses," jawab Luci
"Yoi, kabarnya lagi dia itu masih muda dan lajang," sahut Vie
"Kalau itu gak penting, karena cowok sempurna seperti itu gak bakal melirik gue," sahut Luci mempersiapkan alat tulisnya.
Tidak lama aula itupun dipenuhi oleh mahasiswa jurusan ekonomi.
Seorang narasumber memasuki ruangan itu disambut tepuk tangan meriah oleh mahasiswa.
"Sepertinya gue kenal tuh pengusaha," ucap Vie menoleh kearah Luci
"Tidak ku sangka pria menyebalkan itu narasumbernya," ucap Luci tak percaya jika Arya adalah Narasumber yang akan mengisi kuliah umum hari itu.
Selesai mengikuti mata kuliah umum Luci segera bergegas pergi meninggalkan aula, tanpa menyapa Arya.
Dasar perempuan sombong, kau bahkan tak menyapa ku sama sekali,
"Sorry Vie, gue pulang duluan ya," ucap Luci berpamitan
Gadis itu segera memesan ojek online. Taj lama sebuah ojek online muncul membawa Luci meninggalkan kampusnya.
"Sesuai aplikasi ya mbak,"
"Iya Pak,"
Tiba-tiba motor yang ditumpangi Luci mogok di tengah jalan.
"Masih lama gak Pak, kalau lama saya lebih baik pesen ojol lain lagi aja," ucap Luci memastikan
"Bentar lagi kok mbak sabar ya," jawab pria itu
Tiba-tiba dua orang bertubuh kekar menyambangi keduanya.
"Cepat serahkan tas dan barang-barang berharga mu, jika kau masih sayang dengan nyawamu," ucap salah seorang dari mereka menodongkan pisau kearah Luci
"Berikan saja Mbak, daripada kita celaka," ujar driver Ojol dengan entengnya
"Sial, rupanya kalian bersekongkol untuk merampokku rupanya," ujar Luci baru sadar jika ia tengah di begal
Sial, bagaimana aku bisa melarikan diri dari para berandalan ini. Andai saja si Tejo bisa benar-benar muncul saat aku panggil namanya,
"Serahkan semuanya dengan sukarela atau kami akan merebutnya dengan paksa,"
Luci terus mundur saat ketiga lelaki itu terus mendekat kearahnya.
"Arrgghhh!!" serunya saat salah seorang dari mereka mengarahkan pisau padanya.
Seketika ketiga lelaki itu terhempas ke tanah saat seorang lelaki melepaskan pukulan kearahnya.
"Tejo!!!" pekik Luci melihat lelaki itu berdiri di depannya untuk melindunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ass Yfa
Luci... dgn ngmng si Tejo... dia langsung datang lawong dia benci dipanggil Tejo ngeyel bngt seh
2024-02-15
0
HNF G
hahahaha.... ada untungnya tejo bs denger kata hati lucy
2023-08-27
0
Elmaz
kali ini manggil tedjo ada untungnya jg 😁
2022-10-27
0