Maaf, apa anda sedang menunggu seseorang?" tanya seorang lelaki menghampirinya
"Saya sedang menunggu bus atau angkot, tapi kok kayaknya gak ada yang lewat sini ya," sahut Luci
"Memang tidak ada Mbak, kalau kamu mau menunggu angkutan umum ya harus naik ojek dulu ke jalan arteri. Nah di sana baru kamu bisa mendapatkan angkutan umum,"
"Memangnya berapa jauh jarak dari sini ke jalan besar?" tanya Luci
"Lumayanlah sekitar 3 kilometer, kalau naik motor sih 10 menit sampailah,"
"Wah bisa telat nih kalau gue jalan kaki lagi," keluh gadis itu
"Memangnya kamu mau kemana?" tanya lelaki itu
"Mau ke kampus Jayabaya," sahut Luci lirih
"Kalau gitu bareng aja, kebetulan aku juga mau kearah yang sama," ujar lelaki itu
"Wah baik banget masnya, makasih ya,"
"Sama-sama Mbak,"
Wah Masnya baik banget, selain keren dia juga gak pelit kaya si Tejo,
Mendengar ada seseorang memanggilnya, Arya seketika menghentikan mobilnya.
*Cit!!!
"Kau terlalu berani gadis kecil!" serunya dengan bola matanya yang sudah memerah
Ia kemudian memutar mobilnya dan melesat dengan cepat menuju The Athena Palace Residence. Ia mengurungkan niatnya menemui Luci saat melihat gadis itu duduk berboncengan dengan seorang pria.
"Kali ini kau masih masih bisa selamat gadis kecil," umpatnya kemudian melesat pergi menyalip motor sport yang membonceng Luci
"Bukankah itu mobil Tuan Te...." Luci tak berani menyebut nama lelaki itu, ia begitu ketakutan saat melihat mobil Arya Tejo melintas di sampingnya. Tatapan mata lelaki itu membuat gadis itu seketika memeluk erat lelaki didepannya.
Ia begitu merinding mengingat ucapan Arya Tejo yang mengancamnya saat gadis itu berani memanggil nama aslinya.
Apa dia itu bukan manusia, bagaimana dia bisa tahu jika aku menyebut namanya. Oh Tuhan, beruntung ada Masnya jadi aku masih beruntung hari ini.
"Kenapa, sepertinya kau sangat ketakutan?" tanya Pria itu membuka obrolan dengannya
"I...iya, tadi aku melihat ada sesuatu yang menyeramkan," jawab Luci
*Ciiit!!
Lelaki itu kemudian menghentikan motornya.
"Kamu melihat apa dan dimana?" tanyanya
"Entah, tapi dia sudah pergi," jawab Luci
"Jangan takut, selama kau bersamaku aku pastikan kau aman," ucap lelaki itu mengusap lembut rambutnya
Duh perhatian banget sih, udah ganteng, baik, perhatian lagi, bener-bener cowok idaman banget. Bikin aku melting aja sih kamu babang. Sweat banget pokoknya.
Luci begitu bahagia pagi itu, betapa tidak??. Baru kali ini ada pria yang begitu baik dan peduli dengannya. Setelah sekian lama menjomblo akhirnya ada secercah harapan untuknya bisa memiliki pasangan.
Tiga puluh kemudian mereka tiba di kampus universitas Jayabaya.
"Yes, aku tidak terlambat hari ini," ucap Luci begitu riang
Ia segera turun dari motor dan berterimakasih kepada pemuda itu.
"Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya," ucap gadis itu menundukkan kepalanya
"Sama-sama," jawab pria itu kemudian memutar motornya dan berlalu pergi.
"Wah, ada gacoan baru nih!" seru Vie menepuk pundaknya
"Bukan gacoan sis, lebih tepatnya sih malaikat penyelamat ku hari ini," jawab Luci kemudian merangkul sahabatnya dan memasuki lobby kampus.
"Maksudnya dia nolongin lo pas motor lo mogok lagi,"
"That's right baby," jawab Luci mengerlingkan matanya
"Emangnya semalam lo mimpi apa sampai dapat rejeki nomplok gitu," sahut Vie
"Gue mimpi terjebur ke kakus," bisik Luci
"Wah pantes lo dapat rejeki nomplok, wait kalau mimpi gini berarti gue harus pasang angka gede nih. 69 aja buntut dua angka moga hoki," ucap Vie segera mengirim nomor lotre ke apk Judi Online.
"Dih masih aja masang togel, gak kapok juga lo Vie?" tanya Luci
"Gaklah, tapi kali ini gue yakin. Biasanya mimpi lo itu selalu bener. Sebenarnya lo ini punya indra ke enam gak sih Ci, kok sering banget tiap apa yang kamu mimpikan jadi kenyataan," ujar Vie
"Gak punya, lagian kalau gue punya six sense pasti gue bisa lihat makhluk tak kasat mata atau sejenisnya. Tapi gue kan gak, dan juga keluarga gue bukan dari keluarga cenayang atau sejenisnya so gak mungkin kan kalau gue punya Indra Ke enam." sangkal Luci
"Ok tapi menurut nenek gue yang sudah sepuh katanya lo itu memiliki aura seorang satria piningit,"
"Masa sih, bukannya satria bergitar?" tanya Luci
"Rhoma Irama kali satria bergitar, wkwkwk!" sahut Vie berkelakar
**********
Di sebuah rumah tua, seorang pemuda menemui seorang lelaki sepuh dengan penampilan khas seorang pria Jawa.
"Bagaimana hasil pengamatan mu hari ini?"
"Aku sudah mengamati rumah itu, tapi aku belum melihat sesuatu yang mencurigakan di sana,"
"Tunggu sampai malam bulan purnama, aku yakin dia akan berubah menjadi sosok aslinya. Hanya ada satu sosok Asu Baung yang masih hidup sampai sekarang, dan aku harus mendapatkannya,"
"Bagaimana jika prediksi anda salah guru?"
"Aku tidak akan pernah salah. Kalung ini harus kembali kepada pemiliknya agar aku bisa menebus kesalahan leluhur ku di masa lalu," jawab lelaki itu
"Baiklah guru, aku akan membantumu sebisaku," jawab pemuda itu kemudian berpamitan pergi.
***********
Sepulang kuliah Luci segera menghubungi beberapa penyedia jasa katering seperti perintah majikannya.
"Hadeh, gimana nih...semuanya gak ada yang mau terima order kalau pesanan mendadak." ucapnya kemudian merebahkan kepalanya ke meja
"Kenapa sih Bestie, apa ada yang bisa di banting?" tanya Vie menghampirinya
"Aku lagi nyari katering buat acara tar malam, tapi gak ada yang bisa, kalau pemesanan dadakan begini," sahut Luci
"Ya iyalah, minimal harus satu hari sebelumnya memesan karena mereka juga kan memiliki banyak pelanggan sayang. Btw katering buat siapa emang?" jawab Vie balik bertanya
"Majikan gue,"
"Kenapa gak lo aja yang masak, bukannya kamu tuh jago memasak ya, so lumayan kan uang katering bisa masuk ke kantong,"
"Wah bener juga, kenapa gue gak kepikiran ya, kalau gitu bagaimana kalau lo bantuin gue masak nanti gue kasih komisi deh," ajak Luci
"Siap," jawab Vie kemudian memberikan hormat padanya.
Keduanya kemudian melesat menuju swalayan untuk membeli semua bahan-bahan masakan. Setelah selesai berbelanja, Luci mengajak Oktaviani Idrus ke rumah majikannya.
"Wah besar banget rumahnya, pasti nanti yang dateng ke pesta orang kaya semua. Jadi pengin lihat juga si pemilik rumah yang kata lo super nyebelin dan super pelit. Gak papa Pelit yang penting dia ganteng Sis," sahut Vie menatap lekat foto Arya Tejo yang terpajang begitu besar di ruang tamu.
"Wkwkwkwk, yaudah kamu disini aja kalau penasaran biar bisa lihat gimana nyebelinnya majikan gue,"
"Jadi boleh nih gue stay disini sampai malam ini, sekalian gue nyari cogan kali aja ada yang nyangkut. Kapan lagi kan bisa datang ke pesta cowok-cowok sultan,"
"Terserah lo aja," sahut Luci kemudian segera bergegas menuju ke dapur.
Selesai memasak keduanya segera mempersiapkan semuanya di ruang tamu dan menata ruangan itu menjadi mini bar dangan Buffet aneka masakan Western ala Chef profesional.
"Wah gak sia-sia lo dapat nilai terbaik di pelajaran tata ruang. hasilnya keren!" puji seorang Vie mengacungkan kedua jempolnya.
Kedua gadis itu kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa sembari melepaskan penat setelah seharian memasak dan menata ruang tamu. Faktor kelelahan membuat keduanya sejenak terlelap.
Luci seketika membuka matanya saat mendengar suara mobil Arya Tejo berhenti di depan gerbang rumah.
"Vie bangun, cepat pindah ke kamar gue, sepertinya bos sudah pulang," ucap Luci
Ia segera melompat dari sofa dan berlari keluar untuk membukakan gerbang agar Tejo dan kawan-kawannya bisa masuk.
Tejo memberikan tas kerjanya kepada Luci dan gadis itu segera menaruhnya di kamar sang Majikan.
"Wow keren banget, ini baru yang namanya party," ujar salah seorang teman Tejo segera menuju mini bar
Luci kemudian menghampiri majikannya dan memberikan kartu kreditnya.
"Pakai saja sisanya, anggap aja itu bonus dari gue karena lo berhasil membuat temen-temen gue suka dengan desaign ruangan ini,"
"Terimakasih Tuan," jawab gadis itu kemudian beranjak pergi.
Namun salah seorang teman Tejo menarik lengannya.
"Mau kemana cantik, kenapa gak ikut pesta bersama kami," ucapnya kemudian mencium punggung tangan gadis itu
"Tapi... aku....."
"Jangan ganggu dia Le, cari saja yang lain. Bukankah banyak wanita cantik bersama kita malam ini so jangan ganggu Luci," ujar Tejo menarik lengannya
"Aku sudah bosan dengan yang biasa aku mau yang luar biasa," jawab lelaki itu kembali menarik Luci dari Tejo.
Tentu saja hal itu membuat Arya Tejo meradang, ia segera mendorong tubuh lelaki itu Kedinding tembok dan mencekiknya.
"Sudah ku bilang jangan ganggu dia!" pekiknya dengan tatapan mata elangnya yang siap membunuh lawannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
HNF G
heleeehhh..... sok pelit ujung2nya cemburu😅😅😅
2023-08-27
0
Yuli Eka Puji R
klo cm segitu kan bs pesen di restoran kecuali ratusan porsi baru 1 atau 2 hr sebelumnya,
2023-01-23
0
Yuli Eka Puji R
30 apa thor menit hari bulan apa thn
2023-01-23
0