Insiden Kebakaran

Dua puluh tahun yang lalu ...

Kebakaran hebat terjadi di gudang persenjataan Kerajaan. Saat itu, banyak prajurit yang sedang berlatih bela diri dan pedang di halaman depan kamp. Melihat kepulan asap tersebut, para prajurit berlari untuk melihat apa yang terjadi.

Mereka sangat terkejut, saat melihat si jago merah sedang beraksi menampilkan kepandaiannya. Api itu semakin membesar, karena didalam gudang persenjataan banyak barang yang terbuat dari kayu, serta bahan lainnya yang mudah terbakar.

Dengan segera, mereka berlarian membawa air untuk menaklukan si jago merah tersebut. Namun, apa yang terjadi? Bukannya padam, api itu semakin membesar melahap seluruh bangunan sampai ke atap, serta meluluh lantahkan bangunan disekitarnya.

"Putraku!" Teriak seorang wanita cantik berlari kearah kobaran api.

Orang-orang terkejut dengan kejadian tersebut. Mereka berusaha menghalangi wanita itu agar tidak mendekati bangunan yang saat ini terbakar hebat. "Jangan gegabah, Yang Mulia! Ini sangat berbahaya," cegah mereka sambil terus menghalanginya.

Wanita paruh baya segera memeluk Permaisuri dengan erat. "Permaisuri, tenangkan dirimu! Para pengawal akan menyelamatkan Pangeran Zhaozu. Jadi, Anda harus bersabar untuk itu. Kita berdo'a kepada Dewa, agar melindungi Pangeran dari marabahaya." ucap bibi Shaoshin menenangkan.

Disela tangisan Permaisuri, datanglah pria tampan yang langsung memeluknya. "Tenangkan dirimu, istriku!" ucapnya lembut seraya memeluk dengan erat. "Bagaimana? Apa kalian sudah menemukan putraku, Zhaozu?" tanya Kaisar Zhihu kepada prajurit yang sedang memadamkan api.

Seorang prajurit menjawab pertanyaan Kaisar dengan ragu. "Belum, yang mulia. Kemungkinan, Pangeran sudah ...."

Ucapannya harus disela oleh teriakan Permaisuri Jian. "Tidak! Jangan katakan itu. Putraku pasti selamat!" sambil menangis, beliau terus meronta agar terlepas dari pelukan suaminya. "Lepaskan aku, Tuanku! Aku akan menyelamatkan putraku. Aku tidak mau kehilangan putraku untuk kedua kalinya. Aku tidak mau," lirihnya sambil terus memohon.

Kaisar semakin memeluk istrinya dengan erat. Kesedihan akan kehilangan putranya itu kembali membuatnya merasa bersalah. Dulu, hal yang sama terjadi kepada putra pertamanya. Zhaoliang, kakak dari Zhaozu. Kebakaran di tempat yang sama, gudang persenjataan kemiliteran. Seperti hari ini, kebakaran yang belum diketahui penyebabnya itu, harus membuat Zhaoliang kehilangan nyawanya.

Saat itu, Zhaoliang sedang mengambil pedang di gudang senjata atas perintah Jendral Qin karena ia menjadi salah satu murid dari Jendral tersebut. Namun, suatu ledakan besar terjadi di sana, dengan dibarengi kobaran api yang cukup besar. Api tersebut dengan cepat melahap seluruh ruangan yang terbuat dari kayu, serta barang lain yang mudah terbakar.

Zhaoliang yang berada di dalam ruangan tersebut, tak bisa melarikan diri karena terjebak oleh reruntuhan bangunan yang sudah terbakar api. Semua prajurit berusaha menolongnya, namun tetap saja nyawa Pangeran Zhaoliang tak bisa diselamatkan.

Walaupun ia bisa dikeluarkan dari ruangan yang terbakar itu, namun tabib menyatakan ia tak bisa menyelamatkan nyawa Pangeran, karena Pangeran terlalu banyak menghirup zat beracun dari asap kebakaran tersebut.

Bahan material yang terkandung dalam persenjataan dan juga barang lainnya yang berada di sana, menjadi beracun saat terkena api. Bahan tersebut juga sangat berbahaya jika kobaran api tak bisa dipadamkan dalam waktu cepat, dan membakarnya sampai habis.

Itupun yang terjadi sekarang pada Zhaozu. Dia terjebak di dalam gudang persenjataan militer, dengan keadaan yang sama seperti yang kakaknya alami sebelumnya. Saat ini, usia Zhaozu menginjak usia delapan tahun. Maka dari itu, ia tak bisa melarikan diri dengan cepat karena kekuatannya masih terlalu lemah.

"Temukan putraku dengan cepat! Aku ingin kalian menyelamatkannya dalam keadaan hidup!" titah Yang Mulia Kaisar kepada para prajuritnya yang langsung dituruti mereka.

Para prajurit dan pengawal pribadi Kaisar pun turun tangan untuk mencari Pangeran Zhaozu didalam bangunan yang sudah hancur tersebut. Setelah cukup lama mencari, akhirnya seorang pengawal pribadi Kaisar menemukannya dalam keadaan mengenaskan.

"Saya menemukannya, Yang Mulia." Seorang pengawal bernama Fan Go itu menggendong Zhaozu kehadapan Kaisar, dan meletakkannya perlahan setelah ia menerobos kobaran api.

Segera, semua orang mengerumuni Pangeran kecil itu dan merasa sedih melihat keadaannya saat ini. Hampir delapan puluh persen tubuhnya terkena luka bakar, dan ia pun dalam keadaan sekarat.

"Putraku," teriak sang Permaisuri diiringi derai air mata. "Zhaozu, bangun nak!" pinta ibunya lirih.

Kaisar Zhihu langsung menggendong putranya dan membawa ke kamarnya. Seluruh tabib terbaik di kota sekitar Kerajaan Xili segera dipanggil ke Istana. Satu persatu menyatakan ketidaksanggupan mereka untuk menyembuhkan Pangeran kecil tersebut.

Kaisar dan Permaisuri hampir putus asa saat itu, karena tak ada yang bisa menyembuhkan putra mereka. Ditengah keputusasaan, datang seorang kakek dengan jubah hitam serta penutup wajah, masuk ke kamar Kaisar secara diam-diam pada saat tidak ada siapapun. Entah datang darimana kakek tersebut, sampai mereka dibuat terkejut.

"Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba berada di sini?" tanya Kaisar dengan nada meninggi. "Pengawal. Cepat kemari!" teriaknya lagi untuk memanggil para pengawalnya. Namun, tak ada seorang yang datang ke kamar Kaisar.

Kakek tua dengan jubah hitam itu tersenyum menyeringai. Kemudian, beliau melangkahkan kaki menuju ranjang tempat Zhaozu terbaring tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Hei, siapa yang mengizinkanmu mendekati putraku!" hardik Kaisar murka. "Pergi! Jauhi putraku!" bentaknya lagi dengan geram.

Kakek tua berhenti sejenak, lalu menatap kearah Permaisuri yang sedang mendekap putranya dengan ketakutan. "Apa kalian ingin nyawanya diselamatkan?" tanya kakek itu dengan nada bicara yang dingin dan datar.

Kaisar yang bersiap melayangkan pukulan pun seketika terdiam, mendengar perkataan si kakek tua. Beliau menatap tajam kearah kakek tua, sebelum berkata. "Apa maksudmu, kakek? Apa kau bisa menyelamatkan nyawa putraku?" tanya Kaisar serius.

Tanpa menoleh kearah Kaisar, kakek segera mengangguk membuat Kaisar dan Permaisuri senang. Namun, seketika Kaisar marah setelah mendengar perkataan kakek selanjutnya. "Aku bisa menyelamatkannya. Asalkan kau berikan dia kepadaku!" pinta kakek langsung.

"Apa? Beraninya kau meminta putraku? Lancang sekali kau, kakek tua!" bentak Kaisar dengan keras. "Aku tidak perduli kau bisa menyelamatkan putraku atau tidak. Yang pasti, aku tidak akan menyerahkan putraku kepada orang asing sepertimu!" lanjutnya kemudian dengan marah.

Kakek tua tersenyum sambil berkata. "Jadi, kau memilih putramu mati?" pertanyaan kakek tua membuat Kaisar bungkam. "Tak ada yang bisa menyelamatkan nyawa putramu di seluruh negri ini, kecuali aku. Jika kau setuju, maka berikan putramu padaku. Aku akan menyembuhkan luka di seluruh tubuhnya, serta akan membuatnya seperti semula. Bagaimana? Kau setuju?" tanya kakek tua selanjutnya.

Tawaran kakek tua itu sangat menggoda. Orang tua mana yang tak mau anaknya selamat? Namun, permintaan kakek tua itu begitu berat di hati Kaisar maupun Permaisuri. Jika mereka menolak, maka nyawa putranya berada diujung kematian. Tapi, jika mereka menyetujuinya, maka mereka harus merelakan kehilangan putra mereka selamanya. Bukankah itu sama saja? Tapi dengan begitu, mereka bisa membuat putranya tetap hidup walaupun harus berpisah.

"Aku setuju!" ucap Permaisuri tanpa ragu.

Kaisar menoleh kearah istrinya. "Apa kamu yakin, istriku?"

"Aku yakin, Tuanku. Setidaknya, Zhaozu tetap hidup. Aku rela menyerahkan apapun untuk menukar dengan keselamatan putraku, walaupun itu dengan nyawaku sendiri." ucap Permaisuri lagi. "Jika perpisahan adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan nyawa putraku, aku ikhlas." lanjutnya kemudian dengan mata berkaca-kaca.

Kaisar terdiam seribu bahasa. Beliau tidak bisa berpikir saat ini. Haruskah dia mengikhlaskan Zhaozu seperti istrinya? Bagaimana dengan tahta yang dimilikinya? Siapa yang akan meneruskan tahta kerajaan, jika Putra Mahkota pergi dari sini?

"Kau tenang saja, Kaisar! Aku meminta putramu selama sepuluh tahun saja. Setelah sepuluh tahun kemudian, putramu akan kembali dengan sendirinya. Aku berjanji!"

Ucapan kakek tua membuat keduanya lega. Kini, mereka bisa melepas kepergian Pangeran Zhaozu dengan tenang tanpa mencemaskan apapun lagi. Tapi, bagaimana cara kakek tua menyembuhkan luka di seluruh tubuh putranya?

Kakek tua meminta Permaisuri Jian menjauh dari ranjang tempat Zhaozu terbaring. Kini beliau duduk di samping ranjang, kemudian mengeluarkan sebuah botol dari kantongnya. Setetes demi setetes, cairan dari botol tersebut dituangkan ke seluruh tubuh Zhaozu tanpa disentuh oleh tangannya. Setelah merata, seperdetik kemudian, tubuh Zhaozu berguncang hebat diiringi teriakan keras dari anak itu.

"Aaaarrgghhhh, sakit sekali!" teriak Zhaozu sambil menggeliat kesakitan.

Kejadian itu tentu membuat Kaisar marah. "Kau apakan dia, hah? Apa kau yakin akan menyembuhkan putraku?" hardiknya seraya mencengkram leher kakek tua.

Kaisar menggertakan giginya sambil mengangkat tangan, bersiap memukul. Namun, teriakan Permaisuri menghentikan tindakannya. "Tuanku, Zhaozu!" seru Permaisuri, membuat Kaisar menoleh. "Kau sudah bangun, anakku. Syukurlah!" dipeluknya dengan erat, serta bibirnya terus mengecup seluruh wajah putranya.

Kaisar yang menyaksikan itu, langsung menghampiri dan melepas cengkraman. "Zhaozu, kau baik-baik saja nak?" tanya Kaisar dengan cemas. Nada kekhawatiran jelas terdengar.

Zhaozu berdiri memperlihatkan kondisinya yang lebih baik. Tubuhnya yang mengelupas serta gosong tadi, kini kembali putih dan bersih tanpa cacat sedikitpun. "Aku baik-baik saja, Ayah, ibu. Lihat, aku tidak apa-apa!" serunya dengan senyum kegirangan. "Tadi, aku sempat takut saat melihat kobaran api di gudang itu. Ada tiang penyangga besar jatuh menimpa tubuhku. Rasanya, itu sangat berat dan aku merasa kepanasan. Asapnya sangat banyak, membuat dadaku sesak dan tenggorokanku seperti tercekik tangan kuat. Setelah itu, aku tak tahu apa-apa lagi. Tapi sekarang, aku seperti terlahir kembali." celoteh Zhaozu menceritakan kejadian naas yang menimpanya.

Kaisar pun memeluk putranya dengan erat, sambil mengusap ujung mata yang sedikit berair. "Syukurlah, nak. Ayah sangat khawatir!" ucapnya lembut.

Permaisuri melakukan hal yang sama, dan mereka bertiga pun berpelukan untuk menumpahkan rasa bahagia atas kembali hidupnya sang Pangeran. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Karena, ucapan kakek tua menyadarkan mereka akan suatu hal. "Jangan ingkari janjimu, Yang Mulia!"

"Janji?" kedua pasutri tersebut seketika terdiam menatap kakek tua, kemudian beralih menatap putranya. "Ya Dewa!"

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

nah loh gimana tuh???🤔🤔🤔🤔

2023-03-06

1

yuristian

yuristian

menurut ku ceritanya bagus tapi sayangnya banyak flashback nya

2022-11-28

1

y@y@

y@y@

👍🔥👍🏻🔥👍

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Di kurung
3 Kematian Nyonya Yun
4 Mulai Pembalasan
5 Kedatangan Pangeran Zhaohan
6 Rencana Muning
7 Pria Bertopeng
8 Wanita Itu ...
9 Pangeran Ketiga
10 Salah sasaran
11 Rencana
12 Jadilah Istriku!
13 Undangan Ke Istana
14 Menghadiri Undangan
15 Hukuman
16 Pemilihan Selir
17 Pangeran Buruk Rupa
18 Insiden Kebakaran
19 Perguruan Naga Bayang
20 Mengejek Dengan Benar
21 Jebakan
22 Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23 Serangan dadakan
24 Pulang Bersama
25 Penyerangan Bandit
26 Menemukan!
27 Hukuman Penolakan
28 Janji Suci Pernikahan
29 Malam Pertama
30 Malam Pertama(Part 2)
31 Menjadi Teman
32 Hadiah
33 Bertahan Hidup
34 Ketulusan
35 Pertempuran Melawan Pemberontak
36 Terusir dari Istana
37 Menyerahkan diri
38 Alasan Kepergian
39 Mati ditangan musuh
40 Bertemu dengannya
41 Pingsan
42 Merawat pria lain
43 Tak seharusnya
44 Ancaman kemenangan
45 Selalu mengancam
46 Permohonan
47 Bertemu lagi
48 Tantangan Zhaoling
49 Jodoh masa kecil
50 Kebencian Hijin
51 Cemburu
52 Serangan Para Selir
53 Tantangan dari Ibu Suri
54 Menggantikan Posisi
55 Ajakan Pergi
56 Serangan Penyusup
57 Terluka
58 Amarah Pangeran Ketiga
59 Teka-teki Ibu Suri
60 Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61 Terkepung Serigala Hutan
62 Penemuan Mayat
63 Terungkapnya Kebenaran
64 Darah Keturunan
65 Fakta Mengejutkan
66 Fakta Mengejutkan(Part 2)
67 Perampok Bertopeng
68 Mereka datang lagi!
69 Kembalinya Yoona
70 Iblis Kematian
71 Tewasnya Ketiga Jendral
72 Kabar dari Mengshu
73 Jebakan
74 Keyakinan Zhaoling
75 Penyerangan
76 Musuh Kerajaan
77 Tawanan Ibu Suri
78 Tekanan besar
79 Kematian Jendral Hui
80 Fitnah terhadap Zhaoling
81 Besarnya rasa benci
82 Penghentian Keberangkatan
83 Kabur dari pengawasan
84 Pengejaran
85 Perampok Setan Darah
86 Kesedihan Yoona
87 Kematian Tong Sheng
88 Tak Percaya!
89 Makhluk mengerikan
90 Menyelamatkan Yoona
91 Metode Kultivasi
92 Kalah strategi
93 Pertemuan tak terduga
94 Kematian Ming He
95 Kecupan sekilas
96 Penolakan
97 Keadilan Kaisar Zhihu
98 Kultivasi Junior
99 Izin dari seorang Ayah
100 Saling membantu
101 Kesedihan Xin'er
102 Menarik perhatian
103 Penyebab sakitnya Zhaoling
104 Ibu Suri sakit
105 Pulang ke Istana
106 Menemui Ibu Suri
107 Tahanan Ibu Kota
108 Siapa pria itu?
109 Pengkhianatan orang dalam
110 Jurus tingkat tujuh
111 Datangnya pertolongan
112 Awal datangnya bantuan
113 Penolakan Xin'er
114 Kematian Guru Jin
115 Dendam Guru Luo
116 Kematian Jihu
117 Kematian Xin'er (End)
118 Kedatangan Kakek Lon Thong
119 Teka-teki kebenaran
120 Keresahan hati
121 Aku telah kembali
122 Dia adalah dia
123 Menemukanmu
124 Kabar mengejutkan
125 Cerita Nenek Huo
126 Serangan Jantung
127 Pembalasan Yoona
128 Telah berakhir
129 Awal pertemuan
130 Akhir dari segalanya(End)
131 Rilis novel baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Di kurung
3
Kematian Nyonya Yun
4
Mulai Pembalasan
5
Kedatangan Pangeran Zhaohan
6
Rencana Muning
7
Pria Bertopeng
8
Wanita Itu ...
9
Pangeran Ketiga
10
Salah sasaran
11
Rencana
12
Jadilah Istriku!
13
Undangan Ke Istana
14
Menghadiri Undangan
15
Hukuman
16
Pemilihan Selir
17
Pangeran Buruk Rupa
18
Insiden Kebakaran
19
Perguruan Naga Bayang
20
Mengejek Dengan Benar
21
Jebakan
22
Jatuh Ke Lubang Yang Sama
23
Serangan dadakan
24
Pulang Bersama
25
Penyerangan Bandit
26
Menemukan!
27
Hukuman Penolakan
28
Janji Suci Pernikahan
29
Malam Pertama
30
Malam Pertama(Part 2)
31
Menjadi Teman
32
Hadiah
33
Bertahan Hidup
34
Ketulusan
35
Pertempuran Melawan Pemberontak
36
Terusir dari Istana
37
Menyerahkan diri
38
Alasan Kepergian
39
Mati ditangan musuh
40
Bertemu dengannya
41
Pingsan
42
Merawat pria lain
43
Tak seharusnya
44
Ancaman kemenangan
45
Selalu mengancam
46
Permohonan
47
Bertemu lagi
48
Tantangan Zhaoling
49
Jodoh masa kecil
50
Kebencian Hijin
51
Cemburu
52
Serangan Para Selir
53
Tantangan dari Ibu Suri
54
Menggantikan Posisi
55
Ajakan Pergi
56
Serangan Penyusup
57
Terluka
58
Amarah Pangeran Ketiga
59
Teka-teki Ibu Suri
60
Perjalanan ke Kuil Dewa Angin
61
Terkepung Serigala Hutan
62
Penemuan Mayat
63
Terungkapnya Kebenaran
64
Darah Keturunan
65
Fakta Mengejutkan
66
Fakta Mengejutkan(Part 2)
67
Perampok Bertopeng
68
Mereka datang lagi!
69
Kembalinya Yoona
70
Iblis Kematian
71
Tewasnya Ketiga Jendral
72
Kabar dari Mengshu
73
Jebakan
74
Keyakinan Zhaoling
75
Penyerangan
76
Musuh Kerajaan
77
Tawanan Ibu Suri
78
Tekanan besar
79
Kematian Jendral Hui
80
Fitnah terhadap Zhaoling
81
Besarnya rasa benci
82
Penghentian Keberangkatan
83
Kabur dari pengawasan
84
Pengejaran
85
Perampok Setan Darah
86
Kesedihan Yoona
87
Kematian Tong Sheng
88
Tak Percaya!
89
Makhluk mengerikan
90
Menyelamatkan Yoona
91
Metode Kultivasi
92
Kalah strategi
93
Pertemuan tak terduga
94
Kematian Ming He
95
Kecupan sekilas
96
Penolakan
97
Keadilan Kaisar Zhihu
98
Kultivasi Junior
99
Izin dari seorang Ayah
100
Saling membantu
101
Kesedihan Xin'er
102
Menarik perhatian
103
Penyebab sakitnya Zhaoling
104
Ibu Suri sakit
105
Pulang ke Istana
106
Menemui Ibu Suri
107
Tahanan Ibu Kota
108
Siapa pria itu?
109
Pengkhianatan orang dalam
110
Jurus tingkat tujuh
111
Datangnya pertolongan
112
Awal datangnya bantuan
113
Penolakan Xin'er
114
Kematian Guru Jin
115
Dendam Guru Luo
116
Kematian Jihu
117
Kematian Xin'er (End)
118
Kedatangan Kakek Lon Thong
119
Teka-teki kebenaran
120
Keresahan hati
121
Aku telah kembali
122
Dia adalah dia
123
Menemukanmu
124
Kabar mengejutkan
125
Cerita Nenek Huo
126
Serangan Jantung
127
Pembalasan Yoona
128
Telah berakhir
129
Awal pertemuan
130
Akhir dari segalanya(End)
131
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!