Kedua murid senior itu tengah tertawa terbahak karena berhasil membuat Zhaoling tersungkur di tanah dengan air yang berceceran. "Hahaha. Rasakan kau murid kesayangan! Kau itu hanya sedikit beruntung karena Guru Tertinggi menyayangimu. Tapi sekarang, Guru Besar menghukum dirimu walaupun kau dilindungi Guru Tertinggi." ejek keduanya.
Zhaoling mengepalkan tangannya menahan amarah yang bergemuruh di dada sampai akan meledak. "Kalian kan yang melakukannya?" tanya Zhaoling dengan nada dingin, tanpa menoleh sedikitpun.
Salah satu murid senior mendekat dan segera menendang tubuh Zhaoling saat itu juga. "Hei, anak kesayangan Guru! Jika iya kami yang melakukannya, memangnya kenapa? Kau mau membalas?" ejeknya lagi dengan tertawa sinis.
Marah bukanlah keputusan yang baik saat ini. Sabar dan sabar, itu yang harus dilakukan sekarang. Maka dari itu, kau harus tenang Zhaoling. Batinnya terus menatap dalam.
Bergegas berdiri tanpa perduli. Zhaoling segera memungut kembali dua ember yang berserakan ditanah akibat air yang sudah tumpah. Perlahan ia melangkahkan kaki, walau rasa sakit terasa dihati. Bukannya tidak bisa melawan, namun ia memilih diam. Diam untuk menang. Itulah yang diinginkan Zhaoling.
Melihat Zhaoling yang diam tanpa melawan, keduanya makin gencar untuk mengejek dan menyudutkan pemuda kecil itu. "Kau itu tak pantas berada di Perguruan Tapak Naga. Aku tahu, ilmu yang kau pelajari itu hasil dari kitab yang dicuri. Jadi, selain kau itu perusak, kau juga pencuri."
"Betul. Dia memang tak pantas belajar seni bela diri di Perguruan kita. Seharusnya, Guru Tertinggi bisa melihat wajah bodoh dan tol*lnya ini. Aku yakin, Beliau pasti menyesal mengangkat murid bodoh menjadi murid berbakat tahun ini. Pil Dewa yang berharga, menjadi barang yang sia-sia saat dicerna dalam tubuhnya."
Setiap ejekan dari mereka hanya ditanggapi senyuman dingin oleh Zhaoling. Bagaimana bisa mereka berbicara semua itu tanpa tahu yang sesungguhnya? Terlebih, kesalahan ini dilakukan oleh keduanya untuk menjebak Zhaoling supaya mendapat hukuman. Aih, benar-benar kesal dengan kelakuan mereka itu.
Tapi, Zhaoling tetap sabar dan tak memperdulikan cibiran serta ejekan keduanya. Toh, mereka hanya iri pada kemampuan pesat yang ditunjukan olehnya. Bukankah, orang syirik tanda tak mampu? Mungkin, kedua orang ini contohnya. Mereka tak mampu menyaingi kemampuan Zhaoling dari segi kekuatan, padahal keduanya telah lebih lama di Perguruan ini.
Dengan kaki terayun, Zhaoling kembali melangkah membawa kedua ember ditangannya. Dia tak mau membuat keributan yang akan berakibat pergulatan diantara mereka. Bukannya sombong! Tapi, bila adu kekuatan, keduanya pasti kalah melawan Zhaoling walaupun mereka maju secara bersamaan.
Murid senior maju menghadang lagi. Tangannya terulur mendorong tubuh yang lebih kecil dari dirinya. "Kau tuli ya? Dasar, murid sialan!" umpat keduanya seraya melayangkan pukulan.
Walaupun sejujurnya Zhaoling tak mau melawan. Tapi, tubuhnya bergerak sendiri untuk menghindari serangan yang mendadak itu. Bergerak ke kanan dan ke kiri, ia bergerak lincah walaupun kedua ember ditangan dengan terisi penuh air.
Melihat itu, kedua murid senior tak tinggal diam. Mereka merasa di rendahkan oleh anak kecil dihadapannya itu. Dengan kekuatan penuh, keduanya mengarahkan tinju bertubi-tubi tanpa jeda sedikitpun. Alhasil, Zhaoling tersungkur ditanah karena pukulan itu mendarat diperut dan wajahnya.
Mereka berdua, sedangkan Zhaoling sendiri serta dalam keadaan tak siap. Ya, dia tak siap karena membawa kedua ember ditangannya. Dia pun tak berniat untuk meladeni para murid senior yang iri hati tersebut.
"Ugh," ringisan kecil dari mulutnya tanpa bisa ia cegah. Ujung bibirnya terlihat mengeluarkan darah segar dengan luka sobek cukup dalam.
Memang, pukulan mereka tak berakibat fatal. Tapi, keduanya meninju dengan sekuat tenaga. Sehingga, rasa sakit itu bisa terasa di area yang terkena pukulan.
Keduanya tertawa terbahak melihat Zhaoling kesakitan. Pantas bila kekuatan mereka jauh lebih besar dari pada Zhaoling. Toh, dari segi usia saja, dua kali lipat jauhnya. Zhaoling hanya anak berusia lima belas tahun, tapi mereka berusia tiga puluh tahun. Wajar bila ia kalah. Tapi, bagaimana jika kebalikannya?
Netra elang menatap dingin dengan aura pembunuh yang begitu kuat. Zhaoling bangkit dengan melemparkan kedua ember yang sedari tadi dipegangnya. Amarah yang sudah ditahannya, kini meledak bagaikan kembang api di malam tahun baru.
Secepat kilat, ia bergerak dan mencekik leher keduanya dengan kuat sampai keduanya tak melihat pergerakan sama sekali. "Aku memberikan kesempatan kepada kalian untuk mengakui dan meminta maaf. Tapi rasanya, begitu saja sangat sulit kalian lakukan. Kalian malah terus menggangguku dan menyerang berkali-kali walaupun tahu aku tak membalas. Apa kalian pikir aku takut dengan kalian sebagai murid senior?"
Kedua senior itu kesulitan bernapas. Mereka mencoba melepas cengkraman tangan Zhaoling dari leher. Walaupun Zhaoling masih muda, tapi tenaganya cukup kuat. Bahkan, mereka tak bisa melawan padahal anak itu tak memakai tenaga dalamnya. Hanya saja, pengaruh amarah yang membuat Zhaoling menjadi kuat.
"Le-le-pppaassskan kkka-mi, boddooh!" itu bukan sebuah ancaman, melainkan terdengar seperti permohonan. Walau bagaimanapun, mereka akan sangat malu jika kalah melawan anak kecil seperti Zhaoling.
Diusia yang sekarang saja, tenaga dalam Zhaoling sangat kuat. Apalagi jika usianya sudah matang menurut tingkat Pendekar? Bisa-bisa, keduanya mati saat itu juga.
"Bukankah kalian senang mengejek dan menjadikan orang lain sebagai bahan lelucon? Ayo, akan aku tunjukan bagaimana cara mengejek dengan benar!" cetus Zhaoling dengan nada dingin.
Dilemparkannya ketanah kedua senior itu dengan kuat. Dia menyuruh keduanya berdiri dan melawannya dengan kekuatan yang mereka punya. Ini caranya Zhaoling mengejek orang, yaitu mengajaknya duel satu lawan dua sekaligus.
Rasa takut dan gentar tak ada dalam kamus Zhaoling. Baginya, menunjukan kekuatan agar bisa memberikan efek jera bagi lawannya sudah cukup. Jika diperlukan, ia akan langsung membunuh para lawannya dengan jurus mematikan.
Saat itu juga, mereka bertiga terlibat adu kekuatan. Pukulan serta tendangan mereka ditujukan kearah lawan. Melompat, menerjang, menghindar, serta melayang bak atlit lompat indah kejuaraan Internasional. Tidak hanya itu, serangan demi serangan yang gencar dihadiahkan terus menghujam lawan seakan tak rela melepas sebelum kematian dari pihak lawan.
Bagh ... Bugh ...
Pukulan demi pukulan terus terdengar dari ketiga murid beda usia tersebut. Tak selang beberapa lama, kedua murid senior ambruk dengan wajah menyentuh tanah di bawah kaki Zhaoling. Dalam posisi seperti itu, mereka terlihat memohon ampun dan bersimpuh dibawah kakinya. Inilah yang Zhaoling sebut mengejek dengan benar.
Zhaoling menatap keduanya dengan tatapan mengejek. "Kalian tahu sekarang? Ini cara yang benar mengejek orang lain. Bukan dengan ucapan atau hinaan yang terlontar dari mulut. Karena seorang lelaki, tak pantas bermulut dua!" sarkasnya dengan bertolak pinggang."
"Kau ... beraninya berbuat ini pada kami? Awas saja, akan kami adukan kepada Guru Besar bahwa kau melukai kami dengan jurus rahasia yang kau curi!" ancam mereka.
Namun, Zhaoling hanya memicingkan senyumnya, kemudian bergegas memungut ember yang tadi dilemparkannya. Ia pun kembali mengambir air, dan berjalan menaiki tangga tanah dengan kedua ember ditangannya. "Ternyata, pelajaran ini masih belum kalian pahami. Baiklah, kita lanjutkan dihadapan semua orang jika kalian tidak terima. Dengan senang hati, aku akan meladeni. Tapi untuk sekarang, biarkan aku menyelesaikan kekacauan yang disebabkan oleh kalian berdua." ucapnya sambil melenggang pergi menjauh.
Murid senior itu menatap penuh kebencian pada Zhaoling. Bisa-bisanya mereka dipermalukan seperti ini oleh anak itu. Sungguh memalukan!
"Brengs*k. Akan kupastikan dia ke neraka besok! Jika perlu, mayatnya dibuang ke jurang biar tak ditemukan siapapun." umpat keduanya menatap punggung Zhaoling yang semakin jauh dan kian mengecil.
**∆∆∆∆
Beli pepaya sama kedondong.
Sudah baca, dan harus like dong!
Buah Semangka warnanya merah.
Jika kau suka, ayo beri hadiah!
Terima kasih.
^^^**Salam manis ~Lien Machan~^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
🤣🤣🤣mantap pantun nya
beli pepaya beli kedondong aku like donnggg gak lupa juga aku kasih Hadiah donkkkk 😄😄😄👍
2023-03-07
1
y@y@
👍🏿👍🔥👍👍🏿
2022-10-30
1
y@y@
👍🏾👍🏿👍🏾👍🏿👍🏾
2022-07-29
2