Saat ini mereka terdiam tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun. Terlalu sulit untuk menerima semuanya, namun mereka sudah terlanjur menyetujuinya.
Wajah Kaisar terlihat gusar saat ini. Beliau tak bisa berpikir apapun untuk mencegahnya, karena memang ini sudah ditentukan sebelumnya. Ingin mengingkarinya? Itu tak mungkin! Sebagai seorang Kaisar, beliau tidak boleh merusak citranya sendiri.
"Kenapa kalian diam saja? Janji apa yang kakek ini katakan, sehingga Ayah dan Ibu terlihat tegang seperti itu?" tanya Zhaozu dengan bingung.
Raut kesedihan yang tergambar jelas di wajah sang ibu menyiratkan ketidakberdayaan. Sedangkan ayahnya tak bisa bertindak apapun, karena memang ini keputusan awal yang mereka ambil.
Setelah menghela nafas berat, Kaisar pun mengelus kepala putranya dengan lembut. "Zhaozu, mulai sekarang kau harus ikut dengan kakek ini! Hormati beliau seperti kau menghormati kami. Apapun yang kakek katakan, kau harus menurutinya!" ucapan ayahnya terdengar seperti perintah yang tak boleh dilanggar.
"Kenapa aku harus ikut dengan kakek ini? Apa Ayah dan Ibu sudah tak menginginkanku lagi? Apa aku begitu nakal, sampai kalian mengasingkan keluar Istana?" pertanyaan Zhaozu menyesakkan dada Permaisuri.
Bukan itu maksud kami. Namun, kata itu tak bisa diungkapkan oleh sang ibu pada putranya itu. "Apa Zhaozu tak percaya kepada Ayah dan Ibumu, nak?" tanya Permaisuri dengan lembut.
Sejenak Zhaozu terdiam untuk membaca situasi saat ini. Dia termasuk anak cerdas, sehingga tahu apa maksud perkataan ibunya. Mengingat, ia baru selamat dari maut. Kemungkinan, kakek ini yang menolongnya dan kedua orang tuanya menjanjikan sesuatu kepada kakek.
Kakek tua yang bernama Lon Thong itupun segera duduk dihadapan Zhaozu dengan tersenyum. "Aku tahu, kau anak yang cerdas. Dan aku akan memberitahu kalian semua, terutama dirimu!" ucap kakek. "Dengarkan ini, nak. Seseorang telah mengincar nyawamu sejak lama. Karena kau masih kecil, kau tak bisa melawan kekuatannya. Tapi, jika kau sudah dewasa dan memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari mereka, maka kau bisa mengalahkan semuanya dengan mudah. Jadi, kau harus ikut kakek untuk melatih kemampuanmu agar kau menjadi orang hebat di seluruh negri ini. Apa kau mau?"
Baik Kaisar ataupun Permaisuri, sangat terkejut mendengar perkataan kakek tentang orang yang mengincar nyawa putranya. Insiden kebakaran itu disengaja? Lalu, siapa dalangnya?
"Maaf, kakek! Mengapa Anda berbicara seperti itu? Siapa yang berani mencelakai seorang Pangeran Xili dan juga penerus tahta Kekaisaran?" tanya Kaisar dengan geram.
Kakek Lon Thong tersenyum sebelum berkata. "Justru karena dia generasi penerus selanjutnya, sehingga musuh ingin menyingkirkannya. Jadi, ku sarankan pada kalian untuk menyebarkan rumor di seluruh negeri ini. Biarkan semua orang tahu bahwa Pangeran tidak sembuh total dan juga cacat. Sembunyikan keberadaannya dari semua orang, serta tidak boleh ada yang mengetahui ini selain kita. Untuk yang lainnya, aku yang mengurus!" Jelas kakek Lon Thong.
Kaisar dan Permaisuri pun menyetujui rencana kakek, untuk menyembunyikan kebenaran tentang putranya. Mereka ingin mengetahui dalang dibalik insiden mengerikan yang mencelakai putranya lagi.
Kaisar Zhihu segera memeluk putranya sebelum dibawa oleh kakek. "Nak, belajarlah dengan sungguh-sungguh! Buat Ayah yakin jika dirimu pantas menjadi seorang Kaisar. Jangan pernah mengecewakan kami dengan kemampuanmu!" Pesan Kaisar pada putranya itu.
Permaisuri pun ikut memeluk serta mencium putranya dengan lembut. Walaupun membuatnya sedih, tapi jalan ini memang yang terbaik. "Jangan sia-siakan kesempatan hidup yang kau dapatkan, nak! Tunjukan pada dunia, jika putraku itu memang hebat!" cetus Permaisuri kemudian memberi semangat.
Dengan senyum yang dipaksakan, Zhaozu mengangguk sambil berkata. "Pesan Ayah dan Ibu akan selalu ku ingat! Aku berjanji, akan kembali setelah aku pantas mendapatkan kedudukan sebagai Penguasa." ucapnya lantang.
Walaupun rasanya berat, tapi ini waktunya Zhaozu pergi bersama kakek.
Sebelum benar-benar pergi, kakek kembali mengatakan sesuatu pada ketiganya. "Mulai sekarang, dia akan dikenal sebagai Zhaoling. Cucu dari Pendekar Tapak Naga, Lon Thong!"
Betapa terkejutnya Kaisar mendengar perkataan kakek tua dihadapannya tersebut. Kakek tua ini adalah Pendekar terkenal di seluruh daratan Benua Jhajanan. Bagaimana bisa Ia tak mengenalinya?
Pendekar Tapak Naga memiliki julukan lain, yaitu Dewa Mabuk, serta Pendekar Kematian. Beliau adalah salah satu Pendekar ternama di dunia. Perguruan Silatnya terdapat dimana-mana, namun ia tak pernah menapakkan wajah aslinya. Sehingga, semua orang hanya mengenal nama dan julukannya, tidak dengan wajahnya.
Kaisar segera menunduk malu dihadapan kakek Lon Thong dengan penuh hormat. "Ampuni ketidaktahuanku, Tuan Lon Thong! Aku bersikap kasar kepada Anda sebelumnya," sesal Kaisar dengan tulus.
Kakek Lon Thong tersenyum sambil membantu Kaisar berdiri. "Tidak sepatutnya seorang Kaisar sepertimu menunduk di hadapanku!" ujar kakek. "Setiap orang tua pasti akan marah jika putranya diminta oleh orang lain. Tapi, aku memang menyukai putramu ini, karena aku melihat bakat yang tersembunyi pada dirinya. Jadi, sekarang kau ikhlas bukan untuk melepasnya dibawah bimbinganku?" tanya kakek.
Kaisar mengangguk dengan yakin. "Bagaimana aku bisa menolak, jika Pendekar besar seperti Anda yang memilih putraku? Tapi, bukan itu yang membuatku langsung setuju. Dari awal, aku sudah berjanji untuk menyerahkan putraku padamu, jika nyawanya terselamatkan. Kami merasa beruntung, karena putra kami bisa mendapatkan bimbingan Anda." ucapnya lagi.
Walaupun kakek itu bukan seorang Pendekar terkenal sekalipun, Kaisar Zhihu akan tetap menepati janji untuk menyerahkan Zhaozu pada orang tersebut.
"Baiklah. Kami akan pergi sebelum ada orang yang datang! Ingat perkataanku sebelumnya, Kaisar!" kata kakek Lon Thong mengingatkan Kaisar Zhihu atas apa yang diucapkan sebelumnya, pasal menyembunyikan kondisi Zhaozu pada semua orang.
Kemudian, kakek memegang tangan Zhaozu dan bergerak sangat cepat, sampai Kaisar maupun Permaisuri tak melihat pergerakannya sama sekali. Hal yang biasa untuk Pendekar berilmu tinggi seperti kakek Lon Thong pergi secepat kilat dari tempatnya berdiri. Namun, itu membuat Kaisar dan Permaisuri tercengang karena tak sempat melihat kepergian putranya.
Semenjak kejadian itu, kondisi sesungguhnya Zhaozu disembunyikan rapat oleh kedua orang tuanya. Baik itu pada keluarga terdekat atau seluruh rakyat negeri ini. Bahkan, ibunya Kaisar sendiri tak mengetahuinya. Sehingga, Ibu Suri tetap menganggap bahwa cucunya adalah pemuda cacat sampai saat ini. Beliau sekarang menyayangi Putra dari Selir pertama Kaisar, yaitu Pangeran Zhaohan. Karena kasih sayang Ibu Suri juga lah, yang membuat Zhaohan selalu bertindak semena-mena terhadap siapa saja.
Zhaohan dianggap sebagai Pangeran Pertama setelah kematian putra pertama Permaisuri, yaitu Pangeran Zhaoliang. Sedangkan Zhaozu atau Zhaoling, adalah Pangeran Ketiga, karena usianya dibawah Pangeran Zhaoyan. Putra dari Selir Wang.
√
√
"Haaaaaa ... Haaaaaa!" terdengar suara keras para murid sedang berlatih di halaman depan Perguruan Naga Bayang, milik Pendekar Tapak Naga.
Diantara para murid tersebut, terlihat anak tampan dengan memakai pengikat kepala sedang berlatih dengan khusuk. Walaupun ia adalah murid satu-satunya yang paling kecil, tapi semangatnya tak kalah tinggi dari para murid lainnya yang lebih besar darinya. Anak tampan itu adalah Zhaoling. Pangeran Ketiga Kerajaan Xili. Putra dari Permaisuri Jian Xia.
Satu persatu para murid di tes ilmu bela diri yang mereka pelajari selama disini. Kemudian, mereka diuji untuk saling menyerang satu lawan satu. Siapa yang menang, akan diberikan hadiah, yaitu Pil Dewa.
Pil Dewa adalah obat yang sangat bagus untuk meningkatkan kekuatan, karena bahannya terbuat dari tumbuhan langka yang hanya tumbuh selama seratus tahun sekali di Gunung Nanjing. Gunung tertinggi di sebelah Utara itu, disebut sebagai Gunung Para Dewa. Selain karena ketinggiannya, Gunung tersebut juga dijaga banyak Siluman kuat.
Hanya para murid berbakat dan terkuat, yang bisa mendapatkan Pil Dewa sebagai hadiah pencapaian keberhasilannya dari Guru Tertinggi. Yaitu, Pendekar Tapak Naga, Kakek Lon Thong.
Selama bertahun-tahun, tak ada satupun murid berbakat yang bisa menguasai Jurus Tapak Naga seperti Guru tertinggi. Namun, hanya dalam waktu lima tahun, Zhaoling mampu menguasai Jurus andalan kakek Lon Thong dengan sangat baik. Dia pun mampu menguasai Jurus Naga Terbang, serta Jurus Seribu Bayangan dari Kitab Kuno, yang dipelajarinya setiap malam sebelum tidur.
Banyak murid senior dari Perguruan itu yang iri padanya. Mereka mengira jika Zhaoling diperlakukan khusus oleh Guru tertinggi, karena dibawa langsung oleh beliau. Padahal, Zhaoling sama seperti mereka yang berlatih setiap harinya.
Beberapa murid mencoba mempersulitnya. Mereka menjebak Zhaoling dengan cara memecahkan seluruh kendi air saat kebetulan dia sedang berada di dapur. Kendi air tersebut berisikan penuh air yang diambil oleh seluruh murid dari sungai dibawah Perguruan tersebut. Sungai yang bisa dilewati hanya dengan menuruni anak tangga sebanyak seratus lima puluh lima anak tangga.
Seluruh murid perguruan menjadi marah karena hal tersebut, dan tidak mau mendengar pembelaan diri dari Zhaoling. Alhasil, Zhaoling harus mengisi kembali kendi air sebanyak dua puluh tiga kendi itu.
Walaupun dia tak bersalah, tapi Zhaoling tetap melakukannya dengan suka rela. Dia mengisi penuh seluruh kendi air dengan melewati anak tangga berjumlah seratus lima puluh lima itu sebanyak dua puluh tiga kali.
Saat mengambil air di sungai, dia bertemu dengan para senior yang sedang mandi di sana. Mereka mengejek dan mencemooh Zhaoling dengan kata-kata pedasnya.
"Ck, anak baru sudah sok-sokan mengambil hati semua guru. Bahkan, Guru Tertinggi sangat sayang padanya." cebik salah satu dengan sebal.
"Kau benar. Tapi Guru Besar tetap menghukumnya, walaupun dia murid kesayangan Guru Tertinggi. Lagipula, yang salah memang harus dihukum, kan!" ledeknya dengan tertawa keras.
Zhaoling hanya melewati mereka tanpa memperdulikannya. Dia tetap fokus membawa dua ember ditangan kiri dan kanannya, dan berjalan dengan santai.
Karena tak diperdulikan, mereka menjadi kesal sampai menjegal kaki Zhaoling hingga dia terjatuh ketanah.
Brukkk
"Kau ...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Mami Mara
kan???? q bru mikir, pasti ada yg komen gini? 🤣🤣🤣
2023-09-23
2
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
hadehhh pembullyan merajalela di man mana ya ☹️☹️☹️
2023-03-07
1
princesskay
yaolo.. yaolo.. lontong pulak skrg.. sblmnya gehu ama cibay.. fixed ini novel ttg makanan 😁😁
2022-11-24
1